PABRIK PENGERTIAN Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
BOP merupakan biaya yang tidak dapat
dibebankan secara langsung pada suatu unit pekerjaan atau pada suatu hasil produksi tertentu KELOMPOK BIAYA OVERHEAD Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap bagian produksi Biaya penyusutan aktiva tetap bagian produksi Biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain Biaya asuransi Biaya-biaya yang terjadi didepartemen pembantu BIAYA BAHAN PENOLONG Merupakan nilai bahan-bahan selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang secara langsung melekat pada produk.
Contoh: harga plitur dan perekat untk
membuat lemari, lem perekat dan benang untuk sepatu BIAYA TENAGA KERJA TIDAK LANGSUNG Yaitu gaji dan upah karyawan bagian produksi yang secara fisik tidak berhubungan langsung dengan proses pembuatan produk
Contoh: gaji mandor produksi, gaji manajer
produksi, gaji pegawai administrasi bagian produksi, gaji pemeriksa kualitas (QC) BIAYA REPARASI DAN PEMELIHARAAN AKTIVA TETAP BAGIAN PRODUKSI Meliputi biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi, gedung pabrik dan peralatan produksi lainnya Contohnya: perbaikan mesin yang rusak, pengecatan gedung dan mesin pabrik dll BIAYA PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BAGIAN PRODUKSI Terdiri atas biaya penyusutan gedung pabrik, mesin pabrik, kendaraan bagian produksi dan peralatan lainnya bagian produksi BIAYA YANG TIMBUL KARENA PENGGUNAAN JASA PIHAK LAIN Termasuk ke dalam kelompok ini antara lain biaya listrik PLN untuk keperluan produksi, biaya sewa gedung pabrik (jikalau gedung disewa dari pihak lain) dsb BIAYA ASURANSI Meliputi biaya asuransi gedung pabrik, biaya asuransi mesin-mesin, biaya asuransi kendaraan bagian produksi, biaya asuransi kecelakaan karyawan bagian produksi, dll BIAYA-BIAYA YANG TERJADI DI DEPARTEMEN PEMBANTU perusahaan- yang memiliki depatemen pembantu seperti departemen bengkel, semua biaya yang terjadi di departemen pembantu seperti biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap dll diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik PENENTUAN ANGGARAN BOP Kapasitas teoritis atau kapasitas ideal Kapasitas praktis atau kapasitas realistis Kapasitas normal atau kapasitas jangka panjang Kapasitas sesungguhnya yang diharpkan atau kapasitas jangka pendek KAPASITAS TEORITIS ATAU KAPASITAS IDEAL Kemampuan perusahaan memproduksi hasil maksimum yang dapat dicapai oleh suatu departemen, tanpa memperhitungkan terjadinya kerusakan mesin, absensi karyawan, keterlambatan bahan baku atau hambatan lainnya yang tidak dapat dihindarkan KAPASITAS PRAKTIS hasil yang dapat dicapai perusahaan pada kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan intern yang tidak dapat dihindarkan. Misalnya kemacetan mesin, keterlambatan bahan baku, waktu istirahat dan hari libur KAPASITAS NORMAL Kemampuan perusahaan untuk berproduksi dengan memperhitungkan kemungkinan adanya hambatan-hambatan intern yang tidak dapat dihindarkan dan permintaan terhadap produk dalam jangka panjang KAPASITAS SESUNGGUHNYA YANG DIHARAPKAN Kemampuan perusahaan untuk berproduksi yang diperkirakan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang. Kapasitas sesungguhnya ditentukan berdasarkan taksiran kemungkinan penjualan produk pada tahun yang akan datang PENENTUAN DASAR PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Berdasarkan taksiran satuan produk yang diharapkan Taksiran biaya bahan baku Taksiran biaya tenaga kerja Atas dasar jam tenaga kerja langsung Atas dasar jam mesin TAKSIRAN SATUAN PRODUK YANG DIHASILKAN Tarif pembebanan BOP =
Tarif BOP per unit =
Taksiran Biaya Overhead Pabrik
Taksiran satuan produk yang dihasilkan TAKSIRAN SATUAN PRODUK YANG DIHASILKAN Contoh: Biaya overhead pabrik suatu periode ditaksir Rp. 100.000.000, produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan 50.000 unit Dari data tersebut, tarif BOP untuk tiap unit adalah: Rp. 100.000.000 = Rp. 2.000/unit 50.000 TAKSIRAN BIAYA BAHAN BAKU Tarif pembebanan BOP dihitung sebagai berikut:
Tarif BOP = Taksiran BOP
Taksiran Biaya Bahan Baku TAKSIRAN BIAYA BAHAN BAKU Contoh: Biaya overhead pabrik suatu periode ditaksir Rp. 60.000.000, biaya bahan baku pada periode yang bersangkutan ditaksir Rp. 150.000.000 Tarif BOP = Rp. 60.000.000 x 100% Rp. 150.000.000 = 40% dari Biaya bahan baku Jika suatu produk menghabiskan biaya bahan baku sebesar Rp. 30.000.000, maka Bop yang dibebankan sebesar 40% x Rp. 30.000.000 = Rp. 12.000.000,- TAKSIRAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Tarif pembebanan BOP dihitung sebagai berikut:
Tarif BOP = Taksiran BOP
Taksiran BTKL
(BTKL = biaya tenaga kerja langsung)
TAKSIRAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Contoh: Biaya overhead pabrik suatu periode ditaksir Rp. 90.000.000, biaya tenaga kerja langsung pada periode yang bersangkutan ditaksir Rp. 150.000.000 Tarif BOP = Rp. 90.000.000 x 100% Rp. 150.000.000 = 60% dari Biaya tenaga kerja langsung Jika suatu produk menghabiskan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 40.000.000, maka BOP yang dibebankan sebesar 60% x Rp. 40.000.000 = Rp. 24.000.000,- TAKSIRAN JAM KERJA LANGSUNG Tarif pembebanan BOP dihitung sebagai berikut:
Tarif BOP = Taksiran BOP
Taksiran Jam kerja langsung TAKSIRAN JAM KERJA LANGSUNG Contoh: Biaya overhead pabrik suatu periode ditaksir Rp. 63.000.000 dengan taksiran jam kerja langsung yang dapat dicapai pada periode yang bersangkutan ditaksir 72.000 jam Tarif BOP = Rp. 63.000.000 72.000 = Rp. 875 per jam Jika suatu produk diselesaikan dalam 6.000 jam kerja langsung, maka BOP yang dibebankan sebesar Rp. 875 x 6.000 jam = Rp. 5.250.000,- TAKSIRAN JAM KERJA MESIN Tarif pembebanan BOP dihitung sebagai berikut:
Tarif BOP = Taksiran BOP
Taksiran Jam kerja mesin TAKSIRAN JAM KERJA MESIN Contoh: Biaya overhead pabrik suatu periode ditaksir Rp. 60.000.000 dengan taksiran jam kerja mesin yang dapat dicapai pada periode yang bersangkutan ditaksir 40.000 jam Tarif BOP = Rp. 60.000.000 40.000 = Rp. 1.500 per jam mesin Jika suatu produk diselesaikan dalam 3.000 jam mesin, maka BOP yang dibebankan sebesar Rp. 1.500 x 3.000 jam = Rp. 4.500.000,- ANALISIS SELISIH BOP
Selisih BOP adalah selisih antara BOP yang
sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan kepada produk. CONTOH Suatu perusahaan manufaktur menetapan tarif BOP berdasarkan pemakaian jam kerja mesin. BOP dianggarkan pada kapasitas 50.000 jam mesin dengan anggaran sbb:
BOP tetap Rp. 12.000.000,-
BOP variabel Rp. 18.000.000,- Jumlah Rp. 30.000.000,- PENYELESAIAN Tarif BOP tetap = Rp. 12.000.000 = Rp. 240 50.000
Tarif BOP variabel = Rp. 18.000.000 = Rp.
360 50.000 Tarif BOP per jam = Rp. 600 PENYELESAIAN Apabila jam mesin yang sesungguhnya dapat dicapai sebanyak 45.000 jam dan BOP sesungguhnya berjumlah Rp. 25.800.000, maka selisih BOP adalah: BOP sesungguhnya Rp. 25.800.000,- BOP yang dibebankan pada Produk (45.000 x 600) Rp. 27.000.000,- Selisih Bop (Laba) Rp. 1.200.000,- PENYELESAIAN Selisih Anggaran: BOP sesungguhnya Rp. 25.800.000,- BOP yang dianggarkan pada Kapasitas sesungguhnya: BOP tetap Rp. 12.000.000,- BOP Variabel (45.000 x 360) Rp. 16.200.000,- Jumlah Rp. 28.200.000,- Selisih anggaran (laba) Rp. 2.400.000,- PENYELESAIAN Selisih kapasitas: BOP tetap yang dianggarkan Rp. 12.000.000,- BOP tetap yang dibebankan (45.000 x Rp. 240) Rp. 10.800.000,- Selisih kapasitas (rugi) Rp. 1.200.000
Selisih anggaran (laba)Rp. 2.400.000,-
Selisih kapasitas (rugi)Rp. 1.200.000,- Selisih BOP (laba) Rp. 1.200.000,- SOAL Sebuah perusahaan manufaktur menyusun budget BOP pada kapasitas normal 40.000 jam tenaga kerja langsung. Budget BOP sebagai berikut: BOP tetap Rp. 36.000.000,- BOP variabel Rp. 56.000.000,- Jumlah Rp. 92.000.000,- Dalam periode anggaran, jam kerja langsung yang sesungguhnya dapat dicapai sebanyak 38.000 jam dengan jumlah BOP sesungguhnya Rp. 85.400.000. Hitunglah selisih BOP (selisih anggarn dan selisih kapasitas)