Anda di halaman 1dari 30

TREMATODA HATI

KELOMPOK 1
LIAN PANDU F : (18660004)
DEVI NUR F : (18660005)
NOVI LOVIANA : (18660012)
 
Prodi : Analis Kesehatan 3
Mata Kuliah : Parasitologi II
Dosen : Lisa Safitri, S.Si., M.Imun.
2019
TREMATODA HATI

 Family fasciolidae :
1. Fasociola hepatica

2. Fasciola gigantica

 Family opisthorchiidae:
1. Clonorchis sinensis
2. Opisthorchis felineus
3. Opisthorchis viverini
1. Fasociola hepatica

 Synonim

Dhishoma hipaticum : The Sleep liver fluke


 Penyakit : Fascioliasis hepatica
 Distribusi : Kosmopolitan, negara yang banyak
memelihara domba
 Morfologi

 Pipih seperti daun


 Ukuran 20-30 mm
 Cuticula bersisik
 Ujung arterior menonjol kerucut
 Sedangkan posteriornya tumpul
 Telur

 Bentuk oval, besar


 Ukuran panjang130-150
mikron dan lebar 63-90
mikron.
 Warna kuning kecoklatan
 Waktu keluar bersama feses
belum mengandung embrio
(Unembryonated)
SIKLUS HIDUP
 Definitif host: Binatang ternak (mamalia/herbivora),
biri-biri, kambing, rusa, kelinci, terkadang dtemukan
pada manusia.
 Habitat cacing dewasa Dewasa : Hati dan saluran
empedu

cacing dewasa hidup di saluran empedu menghasilkan


telur yang keluar bersama faeces host,bila facces jatuh
pada air tawar maka telur akan mengalami pemasakan dg
waktu 9-15 hari,suhu optimum 22-25Cº, lalu menetas
larva 1(miracidium) benang bebas dalam air mencari
keong sbg intermediate host 1→menembus tubuh
keongdan miracidium menggalami perkembangan
menjadi sporocystdan menghasilkan media 1
→menghasilkan dounger redia II →keluar menjadi
cercaria →cerceria menempel pd tumbuhan air melepaskan
ekor membentuk cysta menjadi metacercaria :bentuk
infektif dan menginfeksi hospes berikutnya.
 Patologi dan Symptomatologi
Pada larva menembus dinding tidak terjadi kerusakan
,tetapi saat masuk ke hepar timbul iritasi mekanis.

 Gejala:

 colic disertai muntah


 perut tegang dan sakit
 Demam
 Pd inf.berat kambing tampak kurus karna gangguan
pencernaan
 Diagnosa

 Ditemukan telur dlm feses / dari aspirasi cairan duodenum

 Pxpenunjang : C.F.T (Complement Fixation Test)


 Pengobatan

 Emetime HCL 30mg/hr selama 17-18hr atau 40mg – total 5mg/kg BB


 Bithimol 50 mg selama 20 hr
 Metromdazole 1,5 gram per hari selama 13-21hari
 Proziquantel dosis oral 20mg/kg/hari selama 3 hari
 Pencegahan

 Dengan melakukan pemberantasan penyakit pada hewan


 Membasmi keong air
 Memasak sayur dengan sempurna
 Memasak hati dengan sempurna
Fasciola gigantica

 Distribusi :
 Binatang ternak (herbifora)(Afrika, Asia, Hawai, Jepang)
 Pada Manusia (Indonesia, Afrika)
 Morfologi :
 Bentuk mirip Fasociola hepatica
 Ukuran panjang3,5-5cm x lebar0,7-1cm (perbandingan
panjang:lebar ± 5:1)
 Cephatic cone pendek,caeca lebih bercabang sampai
posterior
 Testis : bentuk dendrit, susunan tandem
 Telur
 Sukardibedakan
dengan telur
Fasociola hepatica
 Ukuran 160 - 190µ ×
70 - 90µ
 Sama dengan Fasociola hepatica
 Siklushidup
 Pathologi
 Diagnosa
 Pengobatan
 Pencegahan
 Family opisthorchiidae:
Clonorchis sinensis
Hospes defenitif : Manusia, kucing, anjing, babi
Hospes perantara :
 Siput ( Bulimus, Parafossarulus, Alocinna, Thiara,
Melanoides, Semisulcospira ).
 Ikan Air Tawar ( Family Cyprinidae ).
 Larva infektif : Metacercaria
 Nama Penyakit:Clonorsiasis
 Habitat : Hati
MORFOLOGI

 Cacing dewasa
 Bentuk pipih seperti daun.
 Warna agak keabu – abuan.
 Kulit licin tidak ditemukan
duri.
 Ukuran12 – 20 mm × 3 – 5
mm.
 Telur cacing
 Bentuk oval seperti
kendi
 Overculum besar,
bagian posterior
menebal.
 Ukuran 30 × 16 µ.
 Isi telur mirasidium
yang matang.
Siklus Hidup
Telur keluar bersama tinja penderita masuk ke dalam air,
menetas menjadi larva mirasidium.Di dalam tubuh siput air
( Bulinus, Semisulcospira ) yang memakannya larva mirasidium
lalu berkembang menjadi sporokista, yang kemudian berkembang
menjadi redia dan akhirnya terbentuk serkaria.serkaria
meninggalkan tubuh siput yang menjadi hospes perantara
pertama, kemudian mencari hospes perantara kedua, yaitu ikan air
tawar ( Cyprinidae ). Serkaria menembus bagian bawah sisik ikan
dan tumbuh menjadi metaserkaria, lalu berkembang menjadi
kista metaserkaria yang infektif bagi hospes defenitif.
 Gejala klinis
 Penurunan berat badan
 Anemia
 Edema
 Diare
 Badan menjadi lemah
 Diagnosis
 Pemeriksaan tinja atau cairan duodenum penderita
untuk menemukan telur cacing
 Pengobatan
 Prazikuantel 25 mg/kg 3kali sehari 1-2 hari
 Albendazol10 mg/kg selama 7hari
 Pencegahan
 Sebaiknya ikan yang akan dimakan harus dimasak dengan
baik
 Pencemaran perairan dengan tinja penderita harus dicegah
dengan cara membuat WC yang memenuhi prinsip kesehatan
lingkungan,bisa juga dengan pemberantasan keong
Opisthorchis felineus
 Hospes defenitif : Manusia
 Hospes reservoir : Kucing, anjing, babi, serigala.
 Habitat : Saluran empedu dan hati manusia
dan kucing.
 Nama penyakit : Opistorkiasis
MORFOLOGI
 Cacing dewasa
 Bentuk seperti lancet, pipih
dorsoventral.
 Cacing dewasa berukuran
panjang kira-kira 1 cm
 Mempunyai batil isap
mulut dan batil isap perut.
 Testis tidak bercabang.
 Telur
 Telur dari Opistorchis felinus
ini mirip dengan telur
Clonorchis sinensis,
hanyabentuknya lebih
langsing.
 Ukuran telur kira-kira 30
mikron.
 Sama dengan Opisthorchis felineus
 Siklus hidup
 Gejala
 Diagnosa
 Pengobatan
 Pencegahan
 Opisthorchis viverini
 Hospes defenitif : Manusia, kucing, anjing
 Hospes perantara : 1.Siput ( Bulimus )

2. Ikan air tawar ( Cyprinidae)


 Bentuk imfektif : Metacercaria
 Nama penyakit : Opistorkiasis
 Habitat : Saluran empedu dan saluran
pancreas
MORFOLOGI
 Cacing dewasa
 Berbentuk seperti pisau bedah
 ukuran7 – 12 mm x 2 – 3 mm.
 Berwarna kemerah – merahan.
 Kulit halus, bagian posterior
membulat.
 Mempunyai 2 alat isap yaitu alat isap
mulut ( oral sucker ) dan alat isap
perut ( ventral sucker ) yang sama
besarnya.
 Telur
 Telur mirip telur cacing Clonorchis
sinensis berbentuk oval seperti
kendi lebih kecil
 Ukuran 26 × 13µ
 Ujungnya lebih menyempit dari
pada Clonorchis sinensis.
 Overkulum besar.
 Bagian posterior menebal.
 Isi telur mirasidium yang matang.
SIKLUS HIDUP
Selain manusia, anjing, kucing dan mamalia pemakan ikan
lainnya merupakan hospes defenitif cacing ini. Hospes perantara
pertamanya adalah siput ( Bulimus ). Di dalam tubuh siput, telur
yang tertelan akan menetas menjadi larva mirasidium, yang
kemudian berkembang menjadi larva serkaria. Larva ini
kemudian meninggalkan tubuh siput, mencari hospes perantara
yang kedua, yakni ikan dan keluarga cyprinidae. Di dalam tubuh
ikan serkaria akan berkembang menjadi metaserkaria yang
infektif. Infeksi cacing terjadi karena makan ikan mentah yang
mengandung larva metaserkaria.
Gejala klinis
 Hilangnya nafsu makan
 Dispepsi
 Kembung
 Nyeri
 Demam
 Hepatomegali
 Ikterus
 Diare dan anemia.
 Diagnosa
 Pemeriksaan tinja atau cairan duodenum
 Sama dengan Opisthorchis felineus
 Pengobatan
 Pencegahan
SEKIAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai