Anda di halaman 1dari 77

BAHAN PENDUKUNG

LCS
dr. AGRI FEBRIA SARI
Hasil Labor Meningitis
dr. Agri Febria Sari
Pemeriksaan Makroskopis
LCS
dr. AGRI FEBRIA SARI
Penilaian
• Volume
• Warna
• Kekeruhan
• Bekuan
Volume
• Biasanya diambil 12 mL cairan
• Dibagi dalam 4 tabung
Warna
• Merah
Trauma Punksi : Makin lama LCS makin
jernih
Perdarahan subarachnoid : warna tetap
homogen
• Coklat
• Akibat perdarahan (hemolisis)
• cairan berwarna kuning setelah disentrifus
• Kuning
• Akibat perdarahan, ikterus, atau protein
tinggi
• Abu-Abu
• Leukosit (radang purulent)
Kekeruhan
• Dibandingkan dengan air
• Pleositosis bisa tanpa kekeruhan

• < 200 sel/µL : tidak keruh


• 200 - 500 sel/µL : sedikit keruh
• > 500 sel/µL : keruh

• Interpretasi : Jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh


Bekuan
• Normal : Tidak ada fibrinogen (tidak beku)

• Meningitis TB : Bekuan seperti jaring laba-laba (halus)


• Meningitis purulenta : bekuan kasar
• Sindrome Froin / perdarahan besar : bekuan en masse (besar)
Pemeriksaan Mikroskopis
LCS
dr. AGRI FEBRIA SARI
Hitung Sel LCS
dr. Agri Febria Sari
Cara baca Cairan
Kamar hitung Improved Neubauer
• Warnai cairan dengan larutan
TURK dengan rasio C:T = 9:1
• Hitung sel di ke 9 kotak besar
• Laporkan jumlah sel
Kamar Hitung Fuch-Roshental

LARUTAN PENGENCER (TURK PEKAT)


• Methylviolet (atau gentianviolet)
200 mg
• Asam asetat glacial 4 ml
• Aqua dest ad 100 ml

SARING sebelum dipakai


Kamar Hitung Fuch-Roshental
CARA
• Kocok cairan LCS
• Isap terlebih dahulu larutan turk pekat sampai garis
bertanda 1 dalam pipet leukosit
• Isap cairan LCS sampai garis 11
• Kocok pipet baik-baik, buang 3 tetes dari pipet dan isi
kamar hitung. Biarkan kamar hitung mendatar selama
5 menit.
• Hitung semua sel yang dilihat dalam seluruh bidang
yang dibagi dengan memakai lensa objektif 10x.
• Jumlah sel per µL LCS menjadi :
(n/16) x 5 x (10/9) = kira-kira n/3
*n = semua sel yang dilihat dalam seluruh bidang
terbagi
S-Y DOUBLE GRIDS MICROSCOPIC SLIDE
SYSTEM
(Kamar Hitung SHIH-YUNG)
• Deskripsi Produk :
1. Double Grids Counting Slide 10 : terdiri
dari 10 kamar hitung yang masing-
masingnya memiliki 2 jenis grid (kamar
hitung) lain dengan kegunaan tertentu
2. Tabung Sentrifugal Kuantitatif (Tube
Centrifugal Quantitative)
3. Plastik penetes (dropper) 1 ml
• Kegunaan :
 Pemeriksaan sedimen urin yang
terstandardisasi
 Menghitung sel cairan tubuh (LCS, pleura,
ascites, sperma)
S-Y DOUBLE GRIDS MICROSCOPIC SLIDE
SYSTEM
(Kamar Hitung SHIH-YUNG)
81 kotak (persegi) keseluruhan

• Panjang : 3 mm
• Lebar : 3 mm
• Tinggi : 0,1 mm
S-Y DOUBLE GRIDS MICROSCOPIC SLIDE
SYSTEM
(Kamar Hitung SHIH-YUNG)
81 kotak (persegi) keseluruhan
• METODE KALKULASI
1. Untuk Sedimen urine (dari 12 ml urine menjadi 0,6 ml sedimen
urine) atau (dari 10 ml urine menjadi 0,5 ml sedimen urine),
jumlah rerata sel per kotak kecil dikali 4,5 = …. cell/µL (Faktor 4,5
dihitung dari x9x10÷20)
2. Untuk sedimen urine menggunakan 81 kotak persegi (dari 10 ml
urine menjadi 0,6 ml sedimen urine) jumlah rerata sel per kotak
kecil x 9 x 10 ÷ 16,6 = …. cell/µL (Faktor 5,4 dihitung dari
x9x10÷16,6)
3. Untuk sampel tanpa sentrifugasi atau murni (contoh: LCS, urine
berdarah, urine purulen) jumlah rerata sel per kotak kecil x 9 x
10 = …. cell/µL
4. Untuk sampel yang diencerkan (diluted) seperti ascites, efusi
pleura, dan sperma jumlah rerata sel per kotak kecil x 9 x 10 x
faktor dilusi = …. cell/µL
S-Y DOUBLE GRIDS MICROSCOPIC SLIDE
SYSTEM
(Kamar Hitung SHIH-YUNG)
24 kotak (persegi panjang)

• Tinggi : 0,05 mm
• Untuk masing-masing (6 kamar
hitung) : panjang 1 mm, lebar 1
mm
S-Y DOUBLE GRIDS MICROSCOPIC SLIDE
SYSTEM
(Kamar Hitung SHIH-YUNG)
24 kotak (persegi panjang)
• METODE KALKULASI
1. Untuk Sedimen urine (dari 12 ml urine menjadi 0,6 ml
sedimen urine) atau (dari 10 ml urine menjadi 0,5 ml sedimen
urine), jumlah total sel dalam satu kotak besar = …. cell/µL.
2. Untuk sedimen urine (dari 10 ml urine menjadi 0,6 ml
sedimen urine) jumlah total sel dalam satu kotak besar x 1,2 =
…. cell/µL (Faktor 1,2 dihitung dari 12÷10)
3. Untuk sampel tanpa sentrifugasi atau murni (contoh: LCS,
urine berdarah, urine purulen) jumlah total sel dalam satu
kotak besar x 20 = …. cell/µL (Faktor 20 dihitung dari 1÷0,050
---> 0,050 mm merupakan tinggi (kedalaman/depth) kamar
hitung.
4. Untuk sampel yang diencerkan (diluted) seperti ascites, efusi
pleura, dan sperma jumlah total sel dalam satu kotak besar x
20 x faktor dilusi = …. cell/µL.
• Cell counts are performed with undiluted fluid if the fluid is clear.
• If the fluid is hazy or bloody, appropriate dilutions should be made to
permit accurate counts of WBCs and RBCs.
• The smallest reasonable dilution should be made.
• The diluting fluid for RBCs is isotonic saline.
• Diluting fluids for WBCs include glacial acetic acid to lyse the RBCs, or
Türk solution, which contains glacial acetic acid and methylene blue to
stain the nuclei of the WBCs.
Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)
Rumus Koreksi WBC LCS dengan
kontaminasi RBC

Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)


Alur Pemeriksaan Hitung Sel LCS

Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)


Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)
Citospin
Differential Count LCS
 Neutrophils are not normal
in CSF but may be seen in small
numbers because of
concentration techniques.
 When the WBC count is elevated
and large numbers of neutrophils
are seen, a thorough and careful
search should be made for
bacteria because organisms
may be present in very small
numbers early in bacterial
meningitis

Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)


Differential Count LCS

Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)


Differential Count LCS

Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)


Differential Count LCS
Ependymal and choroid plexus
cells → lining cells of the central
nervous system, may be seen.
 These are large cells with abundant
cytoplasm that stains lavender with
Wright stain.
 They most often appear in clumps,
and although they are not
diagnostically significant, it is
important not to confuse them
with malignant cells

Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)


Differential Count LCS

Cartilage cells may be seen if


the vertebral body is accidentally
punctured.
These cells usually occur singly, are
medium to large, and have
cytoplasm that stains wine red with
a deep wine red nucleus with
Wright stain

Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)


Differential Count LCS
Siderophages are macrophages (i.e.,
monocytes or histiocytes) that have ingested
RBCs and, as a result of the breakdown of the
RBCs, contain hemosiderin.
 Hemosiderin appears as large,
rough-shaped, dark blue or black
granules in the cytoplasm of the
macrophage.
 These cells also may contain bilirubin or
hematoidin crystals, which are
golden yellow and are a result of further
breakdown of the ingested RBCs.
The presence of siderophages indicates a
pathologic hemorrhage. Siderophages appear
approximately 48 hours after hemorrhage and
may persist for 2 to 8 weeks after the
hemorrhage has occurred
Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)
Differential Count LCS

Rodaks Hematology Clinical Principles & Applications, 5E (2016)


ADVIA 2120i (CSF Method)

• Cytochemical Reactions
Mix CSF sample with CSF Reagent→ spheres and fixes the cells.
Incubate the mix sample minimum 4-minute to 4-hour incubation
→ aspirated directly into the ADVIA 22120/2120i/22120/2120ii
system.
ADVIA 2120i (CSF Method)

• Measurement
The cells are then detected and enumerated based on light scatter
and absorbance measurements using the ADVIA
22120/2120i/22120/2120ii laser optics.
A scatter versus scatter and scatter versus absorbance cytogram is
displayed with the thresholds and results automatically calculated
for each sample.
Reportable parameters are WBC and RBC counts along with
absolute and percentage counts for neutrophils, lymphocytes,
monocytes, polymorphonuclear (PMN), and mononuclear (MN)
cells. A research-use-only eosinophil count is also given.
ADVIA 2120i (CSF Method)

• CSF Scatter/Scatter Cytogram


It is a 100 x 100-channel, two-dimensional, pulse height distribution of
the scatter high and scatter low data for WBC, RBC, and noise, where
X-axis is high-angle scatter
Y-axis is low angle scatter.
A fixed mask is used to set thresholds for Neutrophil, Lymphocyte,
Monocyte and RBC regions.
Eosinophils fall within the Neutrophil region in this cytogram.
The number of eosinophils is determined from the Scatter/Absorption
cytogram and is subtracted from the number of cells in the Neutrophil
region prior to calculating WBC and Neutrophil parameters.
At this time, eosinophil data is for research purposes only and is non-
reportable
ADVIA 2120i (CSF Method)

• CSF Scatter/Absorption Cytogram


It is a 100 x 100-channel, two-dimensional, pulse height distribution of
the scatter high and absorption data for WBC, RBC, and noise, where:
X-axis is absorption
Y-axis is high angle scatter.
A fixed mask is used to set the threshold for eosinophil analysis.
Because of their higher absorption, eosinophils fall to the right of the
neutrophil population in this cytogram and are thus able to be
separated from the neutrophil population.
The number of eosinophils is subtracted from the number of cells
falling in the neutrophil region of the Scatter/Scatter cytogram before
calculating WBC and Neutrophil parameters.
NONNE PANDY TEST
dr. Agri Febria Sari
Tes Nonne-Apelt atau Ross-Jones
• Dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan globulin di LCS.

• Prinsip pemeriksaan : protein dalam suasana asam akan membentuk


endapan atau gumpalan berbentuk seperti cincin.
Tes Nonne-Apelt atau Ross-Jones

Bahan Langkah kerja


• 2 ml reagen Nonne • 2 ml larutan amonium sulfat
• Larutan amonium sulfat jenuh/ 85 jenuh ditambahkan dengan 1 ml
gr (NH4)2SO4 netral dilarutkan cairan serebrospinal (lewat
dalam 100 ml aquadest dinding tabung), kemudian amati
dipanaskan pada suhu 90oC, batas antara kedua cairan
disimpan beberpa hari) sebagai
reagent)
tersebut.
• 1 ml cairan serebrospinal.
Interpretasi
• Tes Nonne positif (+): terdapat cincin
putih/abu-abu pada perbatasan.
• Dalam keadaan normal hasil tes ini
negatif, artinya tidak terjadi kekeruhan
pada perbatasan.
• Semakin tinggi kadar globulin, maka
semakin tebal cincin keruh yang terjadi.
Apabila hasil positif maka terdapat
peningkatan globulin dalam LCS.
• Hasil positif terdapat pada keadaan
patologis, seperti multipel sklerosis,
ensefalitis, poliomielitis, neoplasia,
perdarahan, hidrosefalus, destruksi
jaringan, uremia, toksoplasmosis,
pneumonia, dan meningitis
Tes Pandy
• Dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan albumin dan globulin
di LCS.

• Prinsip : Protein dalam cairan serebrospinal akan bereaksi dengan


larutan phenol jenuh yang akan membentuk kekeruhan.
Tes Pandy

Bahan Langkah kerja


a. Reagen pandy (1 ml larutan fenol • 1 ml larutan fenol jenuh ditambah dengan
jenuh) 1 tetes cairan LCS → amati derajat
 Mampu mempresipitasi globulin, kekeruhan yang terjadi.
albumin, albumose, dan proteide.
 Untuk diferensiasi lebih lanjut, • Kekeruhan harus segera dinilai setelah
mungkin untuk melakukan tes pencampuran cairan LCS karena
tambahan dengan reagen Nonne proteinnya akan cepat didenaturasi.
Apelt yang mempresipitasi secara
selektif hanya globulin dan dan
globulin fibrin.
b. 1 tetes cairan LCS
Interpretasi
• Tes Pandy positif apabila terdapat cincin putih kebiruan.
• Dalam keadaan normal tidak akan terjadi kekeruhan.
• Namun, semakin tinggi kadar protein, semakin keruh hasil reaksi ini.
• Hasil positif menunjukkan terdapat sekitar 30 mg/dl protein dalam
LCS.

• Terdapat pada keadaan patologis seperti pada hasil tes nonne yakni
multipel sklerosis, ensefalitis, poliomielitis dan meningitis.
Derajat turbiditas
 Kekeruhan sangat minimal atau
hampir tidak ada (negatif)
 Turbiditas/kekeruhan minimal
(positif +)
 Kekeruhan kuat (positif kuat ++)
 Presipitasi (positif sangat kuat +
++)
INTERPRETASI TES NONNE & PANDY
Nonne Pandy Interpretasi
+ + ↑ Globulin, dan atau
↑ Albumin
+ - Tidak mungkin terjadi
- + ↑ Albumin
- - Globulin (-), Albumin↓
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemeriksaan spesimen cairan otak
1. Jangan menunda-nunda pemeriksaan cairan otak. Berbagai sel dan
tripanosoma cepat lisis pada sampel cairan otak. Glukosa juga cepat
rusak, kecuali kalau dengan fluorida-oksalat.
2. Bekerjalah dengan hati-hati dan hemat. Spesimen yang dapat
diambil untuk pemeriksaan cairan otak (LCS) sering kali hanya sedikit
karena pengambilannya sulit.
3. LCS mengandung organisme virulen. Pakailah pipet dengan sumbat
kapas yang tak menyerap cairan, atau pakailah penghisap karet
untuk menarik cairan dalam pipet
Sumber Kesalahan
1. Wadah sampel yang tidak steril menyebabkan sampel terkontaminasi oleh kuman-
kuman sehingga memberikan hasil positif palsu.
2. Penundaan pemeriksaan sampel tanpa ada perlakuan tertentu menyebakan berbagai
sel cepat lisis, glukosa cepat rusak sehingga memberikan hasil negatif palsu.
3. Penyimpanan sampel di dalam lemari es menyebabkan bakteri yang tidak tahan pada
suhu redah akan mati, sehingga memberikan hasil negatif palsu.
4. Cairan serebrospinal yang purulen, dalam waktu 24 jam setelah pemberian antibiotik
seringkali sudah tidak mengandung bakteri penyebab, misalkan Haemophilus
influenzae, sehingga memberikan hasil yang negatif palsu.
5. Cedera pembuluh darah yang diakibat karena tindakan lumbal fungsi menyebabkan
terdapatnya darah pada sampel sehingga memberikan hasil pemeriksaan yang positif
palsu.
PEMERIKSAAN TINTA
INDIA
(NEGATIVE STAINING)
Mikrobiologi

dr. Agri Febria Sari


Prinsip
• Menggunakan pewarna yang bersifat acidic (asam) seperti nigrosin
(tinta India).
• Pewarna asam memiliki kromogen muatan negatif. Permukaan
dinding sel bakteri juga memiliki muatan negatif. Oleh karena itu,
pewarna tidak akan masuk ke dalam dinding sel bakteri sehingga sel
yang tak terwarnai akan tampak jelas di background yang tewarnai.

Pearson - Microbiology A Laboratory Manual 11th Ed


Pearson - Microbiology A Laboratory Manual 11th Ed
Pearson - Microbiology A Laboratory Manual 11th Ed
GENEXPERT MTB/RIF
SPESIMEN NON DAHAK
Dr. Agri Febria Sari
Hal Penting Sebelum Melakukan Pengolahan
Spesimen Non-Dahak
a. Pengelolaan spesimen non-dahak harus dilakukan di dalam BSC untuk
menghindari terhirupnya aerosol saat proses pengolahan spesimen oleh
petugas laboratorium. Catatan: Cara pengambilan spesimen non dahak
mengacu kepada SPO masing-masing rumah sakit.
b. Spesimen non-dahak yang dapat diperiksa dengan Xpert MTB/RIF terdiri
atas cairan serebrospinal (CSF), jaringan biopsi, bilasan lambung (gastric
lavage), dan aspirasi cairan lambung (gastric aspirate).
c. Seluruh spesimen non-dahak harus diproses sesegera mungkin untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimal, terutama untuk spesimen
CSF. Selama transportasi, spesimen harus disimpan pada suhu 2-8 oC dan
sudah harus diproses maksimal dalam waktu 7 hari.
Cairan Serebrospinal (CSF)
• Catatan: Volume minimal cairan yang diambil sebanyak 1 ml dan
harus dipastikan tidak bercampur dengan darah.

• Kriteria Kualitas Spesimen CSF yang Baik


Cairan harus bening, tidak menggumpal, dan tidak mengandung
darah atau nanah.
Cairan Serebrospinal (CSF)
• Alat dan Bahan
Conical tube/screw-capped tube 15 ml steril
Mesin Sentrifus (bisa refrigerated, bisa tidak)
Pipet steril
Mikro tips steril berfilter
 Spidol marker permanen
Disinfektan
Sarung tangan
Cairan Serebrospinal (CSF)
Prosedur Pengolahan Spesimen
1) Jika volume cairan CSF yang didapat 0,1--1 ml, maka:
a) Tambahkan sample buffer ke dalam spesimen hingga volume akhir mencapai 2
ml.
b) Kocok seluruh campuran hingga homogen.
c) Diamkan selama 5 menit untuk menghindari aerosol
d) Buka penutup cartridge, kemudian buka tempat penampung spesimen.
Gunakan pipet yang disediakan untuk memindahkan spesimen CSF yang telah
diolah sebanyak 2 ml (sampai garis batas pada pipet) ke dalam cartridge secara
perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya gelembung yang bisa
menyebabkan error.
e) e) Tutup cartridge secara perlahan dan masukan cartridge ke dalam mesin
GeneXpert.
Cairan Serebrospinal (CSF)
Prosedur Pengolahan Spesimen
2) Jika volume cairan CSF yang didapat >1--5 ml, maka:
a) Tambahkan sample buffer sesuai volume spesimen (rasio 1:1).
b) Kocok seluruh campuran hingga homogen.
c) Diamkan selama 5 menit untuk menghindari aerosol.
d) Buka penutup cartridge, kemudian buka tempat penampung spesimen.
Gunakan pipet yang disediakan untuk memindahkan spesimen CSF yang
telah diolah sebanyak 2 ml (sampai garis batas pada pipet) ke dalam
cartridge secara perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya gelembung yang
bisa menyebabkan error.
e) Tutup cartridge secara perlahan dan masukan cartridge ke dalam mesin
GeneXpert.
Cairan Serebrospinal (CSF)
Prosedur Pengolahan Spesimen
3) Jika volume cairan CSF yang didapat > 5 ml, maka:
a)Seluruh spesimen dipindahkan ke dalam tabung konikal steril, kemudian
disentrifugasi pada kecepatan 3000 g selama 15 menit.
b)Supernatan kemudian dibuang ke dalam wadah yang berisi disinfektan (contoh:
fenol 5%).
c)Pelet diresuspensi dengan sample buffer hingga volume akhir mencapai 2 ml.
d)Kocok seluruh campuran hingga homogen.
e)Diamkan selama 5 menit untuk menghindari aerosol.
f) Buka penutup cartridge, kemudian buka tempat penampung spesimen. Gunakan
pipet yang disediakan untuk memindahkan spesimen CSF yang telah diolah
sebanyak 2 ml (sampai garis batas pada pipet) ke dalam cartridge secara
perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya gelembung yang bisa menyebabkan
error.
g)Tutup cartridge secara perlahan dan masukan cartridge ke dalam mesin
GeneXpert.
LACTATE (Beckman
AU2700)
dr. Agri Febria Sari
• Laktat merupakan produk akhir dari glikolisis anaerob
• Laktat biasanya ditemukan pada
white skeletal muscle
brain
skin
renal medulla
erythrocytes.
• Lactate dehydrogenase mengkatalisis reduksi dari piruvat menjadi
laktat
• Terdapat dua kemungkinan terjadinya asidosis laktat
1. Kondisi yang berhubungan dengan hipoksia
 shock
 congestive heart failure
 myocardial infarction
 blood loss
 pulmonary edema
2. Kelainan metabolik atau obat/toksin
 diabetes mellitus
 hepatic disease
 neoplasia.
Lactate in CSF
• Kadar laktat di LCS biasanya lebih sedikit dibandingkan laktat dalam
darah/plasma.
• Peningkatan kadar laktat LCS tanpa peningkatan kadar laktat
darah/plasma biasanya didapatkan pada :
bacterial meningitis
cerebral hypoxia
ischemia
certain inborn errors of metabolism e.g. pyruvate dehydrogenase deficiency,
mitochondrial myopathies and biotinidase deficiency.
Metode
• L-lactate is oxidized to pyruvate and hydrogen peroxide by lactate
oxidase (LOD).
• A colored product is produced by the reaction of peroxidase (POD),
hydrogen peroxide, 4 -aminoantipyrine and a hydrogen donor (TOOS).
• The colored product is measured photometrically.
• The color intensity is proportional to the concentration of lactate in
the sample under examination.
Specimen Collection and Preparation
• Plasma
• Cerebrospinal fluid.

• Do not use serum.


Plasma:
• Use plasma from blood collected into sodium fluoride-potassium
oxalate tubes.
• Glycolysis resulting from physical exercise gives rise to an increased
lactate concentration in the bloodstream. Therefore, the patient
should be at rest before taking the sample. In particular, movement of
the hand or arm should be avoided.
• Keep the sample on ice and separate plasma from cells within 15
minutes of collection.
• Analyze the sample immediately.
• Avoid hemolysis.
• Note whether the sample is venous or arterial.
CSF
• Samples should be collected in plain collection devices or sodium
fluoride-potassium oxalate tubes.
• Care should be taken to avoid blood contamination during collection.
Sample Storage and stability
• Plasma: Analyze fresh. Samples are stable stored at 15 - 25°C for up to
8 hours or at 2 - 8°C for up to 14 days.
• CSF: Analyze fresh. Samples are stable stored at 2 - 8°C for up to 24
hours.
Interfering Substances
• Bilirubin : No significant interference up to 16 mg/dL Bilirubin
• Hemolysis : No significant interference up to 500 mg/dL Hemolysate
• Lipemia : No significant interference up to 1000 mg/dL Intralipid*
• Ascorbate : No significant interference up to 10 mg/dL Ascorbic
Acid
Calibration
• Done in every 30 days

• Recalibration:
1. A reagent lot number has changed or there is an observed shift in control
values.
2. Major preventative maintenance was performed on the analyzer.
3. A critical part was replaced.
Quality Control
• At least two levels of an appropriate quality control material should
be tested a minimum of once a day.
• In addition, these controls should be tested after calibration with each
new lot of reagent and after specific maintenance or troubleshooting
steps described in the appropriate User’s Guide.
• Quality control testing should be performed in accordance with
regulatory requirements and each laboratory’s standard procedure.
Dynamic Range
• The Lactate procedure is linear from 2 to 90 mg/dL.
• Samples exceeding the upper limit of linearity should be diluted with
purified water and repeated.
• The sample may be diluted, repeated and multiplied by the dilution
factor automatically utilizing the AUTO REPEAT RUN.
Expected Values

• Expected values may vary with age, sex, diet and geographical
location.
• Each laboratory should determine its own expected values as
dictated by good laboratory practice.

Anda mungkin juga menyukai