Anda di halaman 1dari 25

INTELIGENSI

JUNAIDI, M. Psi, psikolog


Intelejensi pada manusia
Meskipun semua orang tahu apa yang kira-kira
dimaksudkan dengan intelejensi atau kecerdasan itu,
namun ternyata sekali untuk mendifisikan konsep ini
dengan tepat. Banyak definisi yang dianjurkan oleh para
pakar psikologi, namun satu sama lain berbeda sehingga
tidak memperjelas persoalan.
 Seorang pakar psikologi pendidikan prancis dan wiliam
stren ( 1871-1938 ) , seorang pakar psikologi jerman,
penemu konsep iQ misalnya, misalnya, mendifinisikan
bahwa intelejensi adalah penyesuaian diri secara mental
terhadap situasi atau kondisi baru (dalam piaget, 1959).
Inteligensi (kecerdasan) berasal dari kata latin
intelelligere yang berarti menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain.
Pengertian inteligensi memberikan beberapa macam
arti bagi para ahli. Istilah pedagogik yang dimaksud
dengan inteligensi ialah daya menyesuaikan diri
dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-
alat berpikir menurut tujuannnya (Stren, Kamus
Pedagogik 1953).
Devinisi intelejensi menurut para
ahli
Devinisi ini tak kalah serunya seperti yang disampaikan oleh Alfert binet
( 1857-1911), psikologi prancis, salah satu penemu alat ukur intelejensi.
Binet lebih menggambarkan, bukan mendivinisikan, intelejensi
sebagai”penilaian, atau disebut juga akal baik ( good sense), befikir praktis
(practial sense), inisiatif, kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri
kepada keadaan kritik kepada diri sendiri (auto-critigua).
Menurut David Wechsler (1896-1981) psikologi amerika yang kadang
sebgai pembuat alat pengukur IQ menyatakan bahwa intelejensi adalah
“sekumpulan atau keseluruhan kemampuan (capacity) individual untuk
bertindak dengan tujuan , berfikir secara rasional dan berurusan secara
efektif dengan lingkunganya.”
Menurut Sir Cyril Lodowic Burt ( 1883-1971), pakar psikologi pendidikan
inggris, hanya mengatakan intelejensi sebagai “kemampuan kognitif
umum bawaan
Menurut Lewis Hedison Terman memberikan
pendapatnya mengenai inteligensi sebagai “the ability
to carry on abstract thingking”. (Harriman, 1958).
Terman membedakan adanya ability yang
berhubungan dengan hal-hal yang konkret, dan ability
yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak.
Orang itu intelegen bila dapat berfikir secara abstrak
yang benar.
Menurut W. Stern, Inteligensi ialah kesanggupan jiwa untuk
dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam
suatu situasi yang baru.
Menurut Thornburg (1984 : 179), inteligensi adalah ukuran
bagaimana individu berperilaku. Inteligensi diukur dengan
perilaku individu, interaksi interpersonal dan prestasi.
Intelegensi dapat didefinisikan dengan beragam cara yaitu:
kemampuan berfikir abstrak, kemampuan
mempertimbangkan, memahami dan menalar, kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan, dan kemampuan total
individu untuk bertindak dengan sengaja dan secara rasional
dalam lingkungan.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang
mengakibatkan proses berfikir secara rasional.
Dengan inteligensi fungsi pikir dapat digunakan
dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi
atau untuk memecahkan suatu masalah.
Di samping kemampuan khusus, terdapat kemampuan
umum. Kemampuan umum ini mendasari kemampuan-
kemampuan khusus, tetapi, ia bukan merupakan kumpulan,
gabungan atau penjumlahan kemampuan-kemampuan
khusus belaka, melainkan merupakan kualitas tersendiri. Dua
orang yang sama cerdasnya, menjadi ahli dalam dua bidang
yang berbeda, misalnya seseorang yang menjadi ahli ilmu
pasti dan yang lain menjadi ahli bahasa.
Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh pengalaman, minat, dan
kesempatan pada tiap-tiap orang itu. Jadi, dua orang yang
kemampuan-kemampuan khusus yang berbeda.
Dulu( sampai dengan tahun 1970-an,bahkan sampai sekarang
juga masih) orang sangat percaya pada kemampuan umum,
yang biasanya dinyatakan dalam IQ (intellegence Quotiont).
Walaupun demikian, teori MI dari Howard Gardner
ini menuai kritik juga, terutama karena itu, berbeda
dari Thrustone yang tetap berahan pada tujuh faktor
saja.
Howard Gardner menabah jenis-jenis MI-nya
sehingga sekarang sudah sembilan, bahkan mungkin
11.
Selain itu, untuk setiap jenis MI belum dikembangkan
alat ukurnya secara khusus.
Menurut arah atau hasilnya, Inteligensi dibagi menjadi 2
macam ialah:
Inteligensi Praktis, ialah inteligensi untuk dapat
mengatasi suatu situasi yang sulit dalam sesuatu kerja,
yang berlangsung secara cepat dan tepat.
Inteligensi Teoritis, ialah inteligensi untuk dapat
mendapatkan suatu pikiran penyelesaian soal atau
masalah dengan cepat dan tepat.
Normalnya, seorang anak yang berusia kalender enam
taun, harus mampu melaksanakan yang dilakukan oleh
anak-anak lainya yang berumur enam tahun. Jika anak
umur enam tahun sudah bisa mengitung sampai 100, maka
ia pun harus mampu membaca, sehingga IQ nya adalah
(6:6) kali 100 = 100.
Sebaliknya, jika anak yang berusia kalender enam tahun itu
sudah bisa melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan
oleh anak umur tujuh tahun (misalnya sudah bisa
menambah dan mengurangi sampai angka 100), maka IQ-
nya adalah (7:6) dikali 100 = 116,7 atau jika ia baru mampu
melakukan pekerjaan anak umur lima tahun (misal baru
bisa menghitung sampai 10), padahal usia kalendernya
sudah 6 th, maka IQ nya adalah (5:6) dikali 100 = 83,3.
IQ 90-110 dianggap normal sedangkan diatas 110
tergolong di atas rata-rata, 120 ke atas adalah superior
dan diatas 140 tergolong jenius (einstein ber-iq 160).
Disisi lain, IQ kurang dari 90 digolongkan sebagai di
bawah rata-rata, di bawah 70 tergolong terbelakang
(dulu disebut imbesil atau debil), dan dibawah 55
sangat terbelakang (dulu disebut idiot).
Yang sekarang masih jadi perdebatan para pakar psikologi
adalah apakah IQ masing-masing individu benar-benar
diperoleh sejak lahir dan tidak bisa diubah-ubah lagi (faktor
nature ) atau justru lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan
sosial, pendidikan, dan kebudayaan (faktor nuture ).
Kaum nativis (pembela faktor nature ) membela pendirianya
dengan menyatakan bahwa sekali seorang sudah terindikasi
keterbelakangan mental, maka seumur hidupnya tidak
mungkin ia memahami hal-hal yang abstrak sejenis hitungan-
hitungan atau hafalan-hafalan yang sulit, seperti yang bisa
dilakukan oleh teman-temanya.
Oleh karena itu, sebaiknya anak yang kurang pandai seperti
itu dimasukan ke sekolah luar biasa, yaitu sekolah yang
memang khusus untuk mereka.
c. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. Faktor
2.Faktor
pembawaan
lingkungan dan
kebudayaan

3.Interaksi bawaan dan


lingkungan :
konvergensi
M. Ngalim Purwanto (2004 : 55-56) menegaskan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi intelegesi yang mengakibatkan
terjadinya perbedaan antara intelegensi seseorang dengan yang lain.
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi tngkat intelegensi
seseorang, diantaranya :

a. Pembawaan
Pembawaan adalah segala kesanggupan kita yang telah dibawa sejak
lahir, dan yang tidak sama pada tiap orang.

b. Kematangan
Kematangan merupakan tiap organ dalam tubuh ,manusia
mengalami pertumbuhan dan perkembangan, tiap organ (fisik dan
psikis) dapat di katakan telah matang jika ia telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
c. Pembentukan
Pembentukan merupakan segala keadaan diluar diri seseorang
yang mempengaruhi perkembangan intelegensi

d. Minat
Minat mengarahkan pembuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi pembawaan itu. Dorongan-dorongan
yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.

e. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa mabusia itu dapat memilih metode-
metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
Manusia memiliki kebebasan memilih metode juga bebas dalam
memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Macam-macam inteligensi
a. Inteligensi terikat dan bebas
Inteligensi terikat ialah inteligensi suatu yang bekerja dalam
situasi-situasi pada lapangan pengamatan yang berhubungan
langsung dengan kebutuhan kita yang harus segera dipuaskan.
Inteligensi bebas, terdapat pada manusia yang berbudaya dan
berbahasa dengan inteligensinya orang selalu ingin mengadakan
perubahan-perubahan untuk mencapai suatu tujuan bila tujuan
telah dapat tercapai, manusia ingin mencapai tujuan yang lebih
tinggi dan lebih maju.
Untuk hal-hal tersebut manusia menggunakan inteligensi bebas.
b. Inteligensi menciptakan (kreatif) dan Meniru
(eksekutif)
Inteligensi mencipta ialah kesanggupan
menciptakan tujuan-tujuan baru dan mencari alat-
alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu.
Inteligensi kreatif menghasilkan penemuan baru
seperti: kereta api, radio, listrik, atom, pesawat,
dan sebagainya.
Inteligensi meniru yaitu kemampuan
menggunakan dan mengikuti pikiran atau hasil
penemuan orang lain, baik yang dibuat, yang
diucapkan maupun yang ditulis.
Macam-Macam Tes Inteligensi
a. Tes Binet – Simon
Binet dan Simon keduanya bangsa Prancis,
menyelidiki inteligensi anak-anak berumur antara
3-15 tahun, untuk hubungan dengan pehetahuan
sekolah.
Isinya antara lain menirukan kalimat-kalimat,
menyebut deretan angka-angka, membuat kalimat
dengan tiga perkataan, dan sebagainya.
b. Tes Tentara (Army Mental Test) di Amerika
Pada tahun 1917 Amerika Serikat ikut dalam Perang Dunia I
melawan Jerman. Karena itu, Amerika terpaksa
membentuk tentara secara besar-besaran dalam waktu
singkat.
Maka diadakanlah tes tentara meliputi 1.700.000 orang
calon anggota tentara, dan dikerjakan oleh lebih 1000 orang
pemeriksa dalam 30 asrama.
Dalam tes tersebut digunakan psikoteknik, ialah ilmu jiwa
yang mempelajari kesanggupan seseorang untuk
memegang suatu jabatan yang sesuai dengan kecerdasan
masing-masing.
Karena itu, tes meliputi senegara, tes ini kemudian disebut
National Intelligence Test.
c. Mental tes
Jenis tes ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan
saja, tetapi untuk menyelidiki keadaan jiwa dan
kesanggupan jiwa.
Jadi, dengan mental – tes yang diselidiki meliputi
pengamatan, ingatan, fantasi, pikiran, kecerdasan,
perasaan, perhatian, serta kemauan.
d. Scholastik – tes
Tes ini tidak hanya untuk menyelidiki kecerdasan
anak, tetapi untuk menyelidiki sampai dimana
kemampuan dan kemajuan anak atau kelas dalam
mata pelajaran dalam sekolah.
Tes ini disuusun sebagai ujian mengenai mata
pelajaran, misalnya : bahasa, berhitung, sejarah,
ilmu buni, ilmu alam dan lain-lain.
Menurut kekuatannya, kecerdasan ada dua macam :
1. Kecerdasan Kreatif : ialah kecerdasan yang
berkekuatan untuk menciptakan sesuatu. Misalnya,
menciptakan kereta api, listrik, atom, dan
sebagainya.
2. Kecerdasan Eksekutif : ialah kecerdasan yang
berkekuatan untuk mengikuti pikiran orang lain.
Misalnya, mempelajari cara mencetak, membuat
rumah, dan sebagainya.
Menurut kegunaanya, kecerdasan dapat dibagi menjadi
dua macam pula:
1. Kecerdasan teoritis : ialah kecerdasan untuk
memecahkan soal-soal yang bersifat teori. Misalnya,
bekerja di laboratorium.
2. Kecerdasan praktis : ialah kecerdasan untuk
mengambil tindakan atau untuk berbuat. Misalnya,
mengemudikan mobil, sirkus, dan sebagainya.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai