Anda di halaman 1dari 26

DERMATITIS

ATOPIK

Oleh : Farafita (H3A019054)


Rona putu ()
Pembimbing: dr. Retno Indrastiti, Sp.KK
DEFINISI
• Dermatitis atopik (DA) ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai
gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan IgE dalam serum dan riwayat atopi keluarga
atau penderita (DA, rhinitis alergi, dan atau asma bronchial).

SINONIM
Ekzema atopik, ekzema konstitusional, ekzema fleksural, neurodermatitis deeminata,
prurigo Besnier
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi pada anak sebesar 10-20% dan pada dewasa sekitar 1-3%
• Sebesar 50% kasus DA muncul pada tahun pertama kehidupan.
• Prevalensi DA di Asia Tenggara bervariasi antar negara dari 1,1% pada usia 13-14 tahun di
Indonesia
• 17,9% pada usia 12 tahun di Singapura
• Pada penderita DA 30 % akan berkembang menjadi asma, dan 35% berkembang menjadi
rhinitis alergi
• Rasio laki-laki terhadap perempuan untuk DA adalah 1: 1.4
Seramid /-
Variasi pH  gangguan
lipid kulit

Kelainan fungsi sawar


kulit
SAWAR KULIT
• Mekanisme kompleks  TEWL
terkait kerusakan sawar
kulit
Kulit kering

Port d’entree alergen,


iritan, bakteri ,virus
ALERGEN MAKANAN PADA DA
ALERGEN SUSU
Susu sapi mengandung: Air, lemak, laktosa, protein
Protein : casein, lactoglobulin, protease pepton, protein darah  albumin serta Ig  merupakan alergen susu
Reaksi hipersensitivtas >> disebabkan protein
Kebanyakan anak alergi terhadap beberapa protein susu

ALERGEN TELUR
DA anak alergi makanan  2/3 alergi telur
Telur  albumin
Putih telur 61 %
Kuning telur 27-32%
Alergen utama : ovalbumin, ovomukoid, conalbumin
Alergi telur  usia 7 bulan s/d 9 tahun
(44% pasien alergi terhadap telur akan sembuh)
ALERGEN MAKANAN PADA DA
KACANG TANAH

Alergen kacang tanah terdapat pada ekstrak semua bagian tumbuhan


(kacang mentah yang mempunyai sifat tahan panas, maupun kacang yang dipanggang).
Protein kacang terdiri atas albumin (yang larut dalam air) & globulin (yang tidak larut dalam air) 
mengandung fraksi arachin & conarchin
Alergi terhadap kacang tanah  seumur hidup

MAKANAN LAIN
Kedelai dan gandum
Buah, sayur, dan cereal  berlangsung dalam waktu singkat
Kebanyakan pasien hanya mengalami intoleransi/ reaksi iritasi dari pada alergi sesungguhnya
MANIFESTASI KLINIS
Bentuk infantil ( 2 bulan - 2 tahun)

 Bersifat akut, sub akut, rekuren, simetris dikedua pipi


 Eritem berbatas tegas, dapat disertai papul-papul dan
vesikel-vesikel miliar, yang menjadi erosif, eksudatif,
dan berkrusta
 Tempat predileksi dikedua pipi, ekstremitas bagian
fleksor, dan ekstensor
Bentuk anak (2 - 10 tahun) Gambar 6. Likenifikasi dan ekskoriasi di
regio dorsalis manus pada anak dengan
Gambar 5. DA anak pada DA1
daerah lipatan2  Lesi lebih kering, tidak eksudatif, papul, likenifikasi, dan skuama
Lipat siku, lipat lutut, kelopak mata, wajah, dan leher

 Lipat siku, lipat lutut, kelopak mata, wajah, leher, dan pergelangan tangan bagian
fleksor , jarang di bagian muka
 Rasa gatal menyebabkan penderita menggaruk dapat terjadi erosi, likenfikasi
mungkin juga mengalami infeksi sekunder
 Penderita sensitif terhadap wol, bulu kucing dan anjing, juga bulu ayam , burung
dan sejenisnya
Bentuk Remaja dan Dewasa

 Bentuk lesi pada fase dewasa hampir serupa dengan lesi kulit fase akhir anak-anak.
 Lesi selalu kering dan dapat disertai likenifikasi dan hiperpigmentasi.
 Tempat predileksi tengkuk serta daerah fleksor kubital dan fleksor popliteal.
 Manifestasi lain berupa kulit kering dan sukar berkeringat, gatal-gatal terutama jika berkeringat.
 Pada orang dewasa sering mengeluh bahwa penyakitnya kambuh apabila mengalami stress, mungkin karena
stress menurunkan ambang rangsang gatal. Lesi sangat gatal terutama pada malam hari
 DA remaja cenderung berlangsung lama kemudian menurun dan membaik (sembuh) satelah usia 30 tahun,
jarang sampai usia pertengahan, hanya sebagian kecil berlangsung sampai tua.
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis dermatitis atopik dari Hanifin dan rajka, diperbaiki williams 1994

Mendiagnosis dermatitis atopik harus ada 3 kriteria mayor 3 kriteria minor.

Kriteria mayor ( > 3)

- Pruritus

- Dermatitis di fleksura pada dewasa

- Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak

- Dermatitis kronik dan residif

- Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya


Kriteria diagnosis dermatitis atopik dari Hanifin dan Lobitz, 1977

Kriteria minor ( > 3)


- Xerosis - Katarak subkapsular anterior

- Infeksi kulit (khususnya oleh S. aureus dan virus H. - Orbita menjadi gelap
simpleks) - Muka pucat dan eritema
- Dermatitis non spesifik pada tangan dan kaki - Gatal bila berkeringat
- Iktiosis/hiperlinearis palmaris/keratosis pilaris - Intolerans terhadap wol atau pelarut
- Pitiriasis alba - Hipersensitif terhadap makanan
- Dermatitis di papila mame - Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau
- White dermatografism dan delayed blanched emosi
response - Tes alergi kulit tipe dadakan positif
- Keilitis - Kadar IgE dalam serum meningkat
- Lipatan infra orbital Dennie – Morgan - awitan pada usia dini
- Konjungtivitis berulang
- Keratokonus
UNTUK BAYI KRITERIA DIAGNOSIS DIMODIFIKASI

Ditambah tiga kriteria minor:


Tiga kriteria mayor berupa:
 Xerosis/ iktiosis/ hiperliniaris palmaris
 Riwayat atopi pada keluarga
 Aksentuasi perifolikular
 Dermatitits di muka atau ekstensor
 Fisura belakang telinga
 Pruritus
 Skuama di skalp kronis
KRITERIA WILLIAM UNTUK DERMATITIS
ATOPIK

Harus ada:

Kulit yang gatal (atau tanda garukan pada anak kecil)


Ditambah 3 atau lebih tanda berikut

1. Riwayat perubahan kulit/ kering di fosa kubiti, fosa poplitea, bagian anterior dorsum pedis
atau seputar leher ( termasuk kedua pipi pada anak < 10 tahun )
2. Riwayat asma atau hay fever pada anak ( riwayat atopi pada anak < 4 tahun pada generasi-
1 dalam keluarga
3. Riwayat kulit kering sepanjang akhir tahun
4. Dermatitis di fleksural ( pipi, dahi, dan paha bagian lateral pada anak < 4 tahun )
5. Awitan dibawah umur 2 tahun ( tidak dinyatakan pada anak < 4 tahun )
DIAGNOSIS BANDING

Tipe infantil • Psoriasis


• Dermatitis seboroik
TIPE ANAK

• Dermatitis Numularis • Dermatitis intertriginosa


TIPE DEWASA

• Liken simpleks kronis


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Uji kulit intradermal  : Sejumlah 0,02 ml ekstrak alergen dalam 1 ml semprit
tuberkulin disuntikkan secara superfisial pada kulit sehingga timbul 3 mm gelembung
• Uji tusuk : dilakukan dalam waktu singkat dan lebih sesuai untuk anak. Tempat uji
kulit yang paling baik adalah pada daerah volar lengan bawah dengan jarak
sedikitnya 2 sentimeter dari lipat siku dan pergelangan tangan
• Patch Tes (Tes Tempel) : Tes ini untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan
kimia, pada penyakit dermatitis atau eksim. Tes ini dilakukan di kulit punggung
• RAST (Radio Allergo Sorbent Test) : Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap
alergen hirup dan makanan
• Skin Test (Tes kulit) : Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang
disuntikkan
• Tes Provokasi : Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang
diminum, makanan, dapat juga untuk alergen hirup, contohnya debu
• Peningkatan kadar IgE pada sel langerhans : pajanan terhadap allergen luar dan
peran IgE di kulit.
• Jumlah eosinofil : Peningkatan jumlah eosinofil di perifer maupun di jaringan
kulit umumnya seirama dengan beratnya penyakit
• Faktor imunogenik HLA : belum secara bermakna HLA-A9 diduga berperan
sebagai factor predisposisi intrinsic pasien atopik.
• Kultur dan resistensi : Mengingat adanya kolonisasi Stapylococcus aureus pada
kulit pasien atopik
PENATALAKSANAAN
Umum
Berbagai faktor dapat menjadi pencetus DA dan tidak sama untuk setiap individu, karena itu
perlu diidentifikasi dan dieliminasi berbagai faktor tersebut.
• Menghindarkan pemakaian bahan-bahan iritan (deterjen, alkohol, astringen, pemutih, dll)
• Menghindarkan suhu yang terlalu panas dan dingin, kelembaban tinggi.
• Menghindarkan aktifitas yang akan mengeluarkan banyak keringat.
• Menghindarkan makanan-makanan yang dicurigai dapat mencetuskan DA.
• Melakukan hal-hal yang dapat mengurangi jumlah agen infeksi, seperti menghindari
penggunaan kapuk/karpet/mainan berbulu.
• Menghindarkan stres emosi.
• Mengobati rasa gatal.
PENATALAKSANAAN
Khusus
1. Pengobatan topikal
• . Hidrasi kulit : melembabkan kulit, tidak menggaruk
Pelembab dapat dipakai antara lain krim hidrofilik urea 10%, pelembab
yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%.
Pemakaian pelembab beberapa kali sehari, setelah mandi.
• Kortikosteroid topical
Kortikosteroid potensi rendah diberi pada bayi, , misalnya hidrokortison
1%-2,5%
Kortikosteroid potensi menengah dapat diberi pada anak dan dewasa.
Misalnya triamsinolon
PENATALAKSANAAN
• Imunomodulator topical
Takrolimus : penghambat calcineurin,
sediaan dalam bentuk salap 0,03% untuk anak usia 2 – 15 tahun dan dewasa 0,03%
dan 0,1%
Pimekrolimus : imunomodulator golongan makrolaktam
Sediaan yang dipakai adalah konsentrasi 1%, aman pada anak dan dapat dipakai
pada kulit sensitif 2 kali sehari . Tidak di anjurkan anak usia (<2 tahun)
Preparat ter : anti pruritus dan anti inflamasi pada kulit (lesi kronik)
Sediaan dalam bentuk salap hidrofilik misalnya mengandung liquor carbonat
detergent 5% - 10%
Antihistamin : krim doxepin 5% dalam jangka pendek (1minggu) dapat mengurangi
gatal tanpa sensitisasi
2. Pengobatan Sistemik

• Kortikosteroid : mengendalikan DA eksaserbasi akut.


Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah, diberi selang-seling.
Dosis diturunkan secara tapering
• Antihistamin : mengurangi rasa gatal
kasus sulit dapat diberi doxepin hidroklorid 10-75 mg/oral/2 x sehari
• Anti infeksi : peningkatan koloni S.aureus pada kulit penderita DA
untuk yang belum resisten dapat diberi eritromisin, asitromisin atau
kaltromisin .
• Interferon : IFN γ bekerja menekan respons IgE dan menurunkan fungsi dan
proliferasi sel TH1
• Siklosporin : imunosupresif kuat terutama bekerja pada sel T akan terikat
dengan calcineurin. Dosis 5 mg/kg BB/oral, diberi dalam waktu singkat
• Terapi sinar (phototherapy) : Dipakai untuk DA yang berat. Terapi
menggunakan ultra violet B atau kombinasi ultra violet A dan ultra violet B.
KOMPLIKASI
• 75% akan disertai penyakit alergi lain di kemudian hari
• Mempunyai kecenderungan untuk mudah mendapat infeksi virus maupun
bakteri
• Infeksi virus umumnya disebabkan oleh Herpes simplex atau vaksinia dan
disebut eksema herpetikum atau eksema vaksinatum.
• Infeksi bakteri mempunyai kecenderungan meningkatnya jumlah koloni
Staphylococcus aureus
PROGNOSIS
• Prognosis lebih buruk bila kedua orangtua menderita DA.
• Perbaikan spontan pada masa anak, dan sering ada yang kambuh pada masa remaja
• Faktor yang berhubungan dengan prognosis kurang baik DA
• DA luas pada anak
• Menderita rhinitis alergik dan asma bronchial.
• Riwayat DA pada orangtua atau saudara kandung
• Awitan (onset) DA pada usia muda
• Anak tunggal
• Kadar IgE serum sangat tinggi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai