A ir
Ratna Budh
i Pebriana
2018
1
complex organic Kelarutan rendah
medicinal compound Reaktivitas lemah di dalam air
3
Asam & Basa
HA → H+ + A-
Asam Proton Basa
4
Pelarut / Solvent
Jenis pelarut / solvent :
5
Pelarut / Solvent
Air dapat berlaku sebagai asam lemah dan basa lemah dalam
lingkungan berarir dan berkompetisi dengan asam lemah dan basa
lemah dalam memberi atau menerima proton.
Infleksi pada kurva titrasi asam lemah dan basa lemah dalam air
menjadi kecil sehingga deteksi titik akhir menjadi sulit dilakukan.
Pelarut organik yang lain dapat digunakan untuk menggantikan air
apabila kurang/tidak berkompetisi dengan analit dalam memberi
atau menerima proton. 6
Pelarut / Solvent
7
Pelarut / Solvent
8
Pelarut / Solvent
Oleh karena itu, beberapa asam di bawah ini memiliki kekuatan yang
hampir sama pada larutan berair, sedangkan pada pelarut non air,
keasamannya secara berurutan :
9
Asam perklorat 0.1 N dalam asam asetat glasial
Pembuatan
8.5 mL asam perklorat (70.0-72.0 %) dicampur dengan 500 mL asam
asetat glasial dan 21 mL anhidrida asetat, dinginkan, dan tambahkan
asam asetat glasial hingga 1000 mL. Diamkan selama 24 jam sebelum
digunakan.
Anhidrida asetat akan bereaksi dengan air (30%) dalam asam
perklorat dan traces dalam asam asetat anhidrat sehingga campuran
tidak mengandung air.
10
Asam perklorat 0.1 N dalam asam asetat glasial
Garam asam organik berlaku sebagai basa pada larutan asam asetat.
11
Asam perklorat 0.1 N dalam asam asetat glasial
Standardisasi
Timbang seksama lebih kurang 700 mg potasium biphthalat yang
sebelumnya telah digerus halus dan dikeringkan pada suhu 120°C
selama 2 jam, larutkan dalam 50 mL asam asetat glasial. Tambahkan 2
tetes kristal violet (100 mg of kristal violet dalam asam asetat glasial),
titrasi dengan asam perklorat hingga warna larutan berubah dari
ungu ke biru-hijau. Lakukan titrasi blanko.
12
Larutan metoksida 0.1 N dalam toluen-metanol
Pembuatan
Campuran 40 mL metanol dan 50 mL toluen dimasukkan ke dalam
wadah kering bertutup. Tambahkan 4 g logam potasium ke dalam
campuran di atas sedikit demi sedikit, gojog hingga larut. Tambahkan
metanol hingga terbentuk larutan yang jernih. Tambahkan 50 mL
toluen, gojog hingga campuran berkabut. Ulangi proses tersebut
dengan penambahan metanol dan toluen hingga volume larutan
menjadi 1 L. Lakukan penambahan metanol seminimal mungkin agar
didapatkan larutan yang jernih.
13
Larutan metoksida 0.1 N dalam toluen-metanol
Standardisasi
Masukkan 10 mL dimethylformamide (DMF) ke dalam wadah
tertutup, tambahkan 3-4 tetes indikator timol biru dan lakukan
netralisasi tapak asam dalam DMF dengan titrasi menggunakan
lithium metoksida 0.1 N dalam toluen-metanol. Tambahkan 0.06 g
asam benzoat dan titrasi segera dengan larutan yang akan
distandardisasi.
14
Larutan metoksida 0.1 N dalam toluen-metanol
15
Jenis analit
1. Senyawa basa
a. Amina primer, sekunder dan tersier
b. Halogen acid salts of bases
c. Komponen heterosiklik yang mengandung atom N
d. Oxazoline
e. Amonium kuartener
2. Senyawa asam
16
Amina
17
Amina
Analisis Methacholine chloride (amina tersier)
18
Amina
19
Halogen acid salts of bases
20
Halogen acid salts of bases
Analisis Amitriptyline Hydrochloride
Dipyridamole (1,
Ofloxacin (1, asam perklorat, asam asetat) asam perklorat,
asam asetat)
25