Anda di halaman 1dari 20

SUMBER AJARAN ISLAM

Disusun oleh :
Reguler B 2019
Kelompok 2
1. Elsi Junita (A1C419011)
2. Novline Prasetyo (A1C419013)
3. Nindi Herliyani (A1C419016)
4. Dinda Hikmalia (A1C419017)
5. Ardiansyah (A1C419087)
Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan pada
ayat al-qur’an surat An-Nisa (5) : 59

ۖ ‫سول َ َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم‬ َّ ‫َيا أَ ُّي َها الَّ ِذينَ آ َم ُنوا أَطِ ي ُعوا هَّللا َ َوأَطِ ي ُعوا‬
ُ ‫الر‬
‫ول إِنْ ُك ْن ُت ْم ُت ْؤ ِم ُنونَ ِبا‬
ِ ‫س‬ َّ ‫ش ْي ٍء َف ُردُّوهُ إِ َلى هَّللا ِ َو‬
ُ ‫الر‬ َ ‫َفإِنْ َت َن‬
َ ‫از ْع ُت ْم فِي‬
‫سنُ َتأْ ِوياًل‬ ‫ح‬ َ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫خ‬َ َ
‫ك‬ ِ ‫ل‬ َ
‫ذ‬ ٰ ۚ ‫هَّلل وا ْليوم اآْل خِر‬
َ ْ َ ٌ ْ ِ ِ َْ َ ِ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulmu.Da
n ulil amri diantara kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuat
u, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan rasul (sunah). Ji
ka kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.Yang dem
iki-an lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya.” (Qs,an-Nisa,4:59).
SUMBER
AJARAN ISLAM

AL-Qur’an Ijtihad
As-Sunnah/Hadits
Al-Qur’an
 Secara etimologis : kata Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab
al-qur’an yang berarti bacaan.
 Menurut istilah: Al Qur’an adalah kalam Allah yang diturun
kan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril
dengan menggunakan bahasa arab sebagai hijjah(bukti) atas
kerasulan Nabi Muhammad SAW dan sebagai pedoman
hidup bagi manusia serta sebagai media dalam mendekatka
n diri kepada Allah SWT dengan membacanya.
     Pengertian Al-Qur’an Menurut Para Ulama
a. Menurut Al-Lihyany (w. 215 H) dan segolongan ulama lain
Kata Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il), َ‫ َرأ‬//‫ق‬ artinya membaca, َ dengan p
erubahan bentuk kata/tasrif (‫نًا‬/‫ ْر َءا‬//‫ق‬- ُ ُ‫ ْق َرأ‬//‫ي‬-
َ َ‫ َرأ‬//‫)ق‬. َ Dari tasrif tersebut, kata ‫نًا‬/‫ ْر َءا‬//‫ق‬ artinya bacaa ُ
n yang bermakna isim maf’ul (‫)م ْق ُر ْو ٌء‬ artinya yang َ dibaca. Karena Al-Qur’an itu dibaca m
aka dinamailah Al-Qur’an. Kata tersebut selanjutnya digunakan untuk kitab suci yang di
turunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw.  
b. Syeikh Muhammad Khuiari Beik
Dalam kitab Tarikh at-Tasyri’ al-Islwm,Syeikh Muhammad Khuiari Beik mengemukakan
definisi Al-Qur’an sebagai berikut:
‫س‬ُ ِ‫سلَّ َم لِلتَّ َد ُّب ِر َوالتَّ َذ ُّك ِر ا ْل َم ْنقُ ْو ُل ُمت ََواتِ ًرا َوه َُو َما َدفَّـتَ ْي ِن ا ْل َم ْبد ُْو ُء ب‬ َ ‫اَ ْلقُ ْر َءانُ ه َُو اللَّ ْفظُ ا ْل َع َربِ ُّي ا ْل ُمنَ َّز ُل َعلَى ُم َح َّم ٍد‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
ِ ‫س ْو َر ِة النَّـا‬
‫س‬ ُ ِ‫ْو َر ِة ا ْلفَـاتِ َح ِة َوا ْل َم ْختُ ْو ُم ب‬
Artinya:
Al-Qur’an ialah lafaz (firman Allah) yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Muham
mad SAW., untuk dipahami isinya dan selalu diingat, yang disampaikan dengan cara mutaw
atir, yang ditulis dalam mushaf, yang dimulai dengan surat al-Fwtihah dan diakhiri dengan
surat an-Nas.
c. Subkhi aalih
Subkhi aalih mengemukakan definisi Al-Qur’an sebagai berikut :
‫ف ا ْل َم ْنقُ ْو ُل َعلَ ْي ِه بِالت َّ َواتُ ِر ا ْل ُمتَ َعبَّ ُد بِتِالَ َوتِ ِه‬
ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬َ ‫ب فِى ا ْل َم‬
ُ ‫سلَّ َم ا ْل َم ْكت ُْو‬ َ ‫َاب ا ْل ُم ْع ِج ُز ا ْل ُمنَ َّز ُل َعلَى النَّبِ ِّي‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫اَ ْلقُ ْر َءانُ ُه َو ا ْل ِكت‬
Artinya:
Al-Qur’an adalah kitab (Allah) yang mengandung mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muham
mad Saw., yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang disampaikan secara mutawatir, dan bernilai iba
dah membacanya.

d. Syeikh Muhammad Abduh


Sedangkan Syeikh Muhammad Abduh mendefinisikan Al-Qur’an dengan pengertian sebagai be
rikut :
‫س ِل ِم ْي َن‬ ُ ‫ا ْل َم ْحفُ ْوظُ فِ ْي‬ ‫ف‬
ْ ‫صد ُْو ِر َمنْ َعنَى بِ ِح ْف ِظ ِه ِم َن ا ْل ُم‬ َ ‫ب فِى ا ْل َم‬
ِ ‫صا ِح‬ ُ ‫َاب ُه َو ا ْلقُ ْر َءانُ ا ْل َم ْكت ُْو‬
ُ ‫اَ ْل ِكت‬
Artinya:
Kitab (Al-Qur’an) adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang terpelihara di dalam da
da orang yang menjaga(nya) dengan menghafalnya (yakni) orang-orang Islam.
Pembagian Ayat-ayat Al-Qur’an
1. Periode ketika Nabi masih berada di Makkah.
 Ayat Al-Qur’an yang turun disebut ayat Makiyyah.
 Ciri: surahnya pendek-pendek, didahului dengan kata ya ayyuhannas,
berisi masalah keimanan, ancaman dan pahala, kisah-kisah umat ter-
dahulu, dan budi pekerti.

2. Periode ketika Nabi sudah hijrah ke Madinnah.


 Ayat Al-Qur’an yang turun disebut ayat Madaniyah.
 Ciri: surahnya panjang-panjang, didahului dengan ya ayyuhalladzina
amanu, berisi tentang hukum-hukum syariat.
Isi Al-Qur’an
 Prinsip-prinsip keimanan kepada Allah swt., malaikat, rasul, hari
akhir, qadha dan qadar, dan sebagainya.
 Janji-janji dan ancaman Allah.
 Kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu.
 Hal-hal yang akan terjadi dimasa mendatang.
 Konsep ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang masalah ketuhan
an (agama), manusia, masyarakat maupun tentang alam semesta.
 Sunatullah atau hukum Allah yang mengikat pada keseluruhan
ciptaan-Nya.
Fungsi Al-Qur’an
 Hudan yaitu petunjuk bagi umat manusia.
 Rahmat artinya kasih sayang Allah kepada umat manusia.
 Bayyinah yaitu bukti penjelasan tentang suatu kebenaran.
 Furqan yaitu sebagai pembeda antara yang hak dan batil, benar dan salah, halal dan
haram, indah dan jelek, serta yang dilarang dan yang diperintahkan.
 Mau’izhah atau pelajaran bagi manusia.
 Syifa’ artinya obat untuk penyakit hati.
 Tibyan yaitu sebagai penjelasan terhadap segala sesuatu yang disampaikan Allah.
 Busyra yaitu sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat baik.
 Tafshil yaitu memberikan penjelasan secara rinci sehingga dapat dilaksanakan sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Allah.
 Hakim yaitu sumber kebijaksanaan.
 Mushaddiq yaitu membenarkan isi kitab-kitab yang datang sebelumnya.
 Muhaimin yaitu batu ujian (penguji) bagi kitab-kitab sebelumnya.
As-Sunnah / Hadits
Pengertian As-Sunnah / Hadits
Etimologis : kata sunnah berasal dari kata berbahasa arab “sunnah” yang
berarti cara, adat istiadat (kebiasaan), dan perjalanan hidup (sirah) yang
tidak dibeda-bedakan antara yang baik dan yang buruk.
Terminologis: Menurut ahli hadits, sunnah berarti sesuatu yang berasal
dari Nabi Muhammad saw yang berupa perkataan, perbuatan, penetapa
n, sifat, dan perjalanan hidup beliau baik pada waktu sebelum diutus me
njadi Nabi maupun sesudahnya.
Fungsi As-Sunnah / Hadits
 Menetapkan dan menguatkan hukum-hukum yang sudah ditetapkan oleh Al-Qur’an
 Merinci dan menafsirkan ayat Al-Qur’an yang masih global (bayan tafshil), memba
tasi ayat Al-Qur’an yang masihmuthlaq/umum (bayan taqyid), dan mengkhususkan
ayat Al-Qur’an yang masih umum (bayan takhshish).
 Menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh Al-Qur’an.

Bagian-bagian As-Sunnah / Hadits


 Rawi : orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang
pernah didengar dan diterimanya dari seseorang (gurunya).
 Matan : materi atau isi dari suatu hadits.
 Sanad : jalan yang dapat menghubungkan matan hadits kepada Nabi saw.
Klasifikasi As-Sunnah / Hadits
Berdasarkan aspek bentuk:
• Sunnah qauliyah : ucapan Nabi yang didengar oleh para sahabat dan disampaikan kepada orang l
ain.
• Sunnah fi’liyah : perbuatan Nabi yang dilihat para sahabat dan disampaikan kepada orang lain
dengan ucapan mereka.
• Sunnah taqririyah : perbuatan sahabat atau ucapannya yang dilakukan didepan Nabi yang dibiar
kan begitu saja oleh Nabi tanpa dilarang atau disuruh.
Berdasarkan jumlah sanad atau perawi yang terlibat dalam periwayatannya:
• Sunnah mutawatir : sunnah yang disampaikan secara berkesinambungan yang diriwayatkan oleh
sejumlah besar perawi yang menurut kebiasaan mustahil mereka bersepakat untuk berdusta.
• Sunnah masyhur : sunah yang diriwayatkan oleh sejumlah sahabat yang tidak mencapai batasan
mutawatir danmenjadi mutawatir pada generasi setelah sahabat.
• Sunnah ahad : sunnah yang diriwayatkan oleh seorang perawi, dua orang perawi atau lebih yang
tidak memenuhi persyaratan sunnah mutawatir.
Berdasarkan aspek kualitasnya
 Sunnah shahih
◦Sanad nya bersambung
◦Diriwayatkan oleh perawi yang adil
◦Perawinya kuat hafalannya
◦Hadits nya tidak janggal
◦Hadits nya terhindar dari cacat.
 Sunnah hasan
Yaitu sunnah yang memiliki semua persyaratan sunnah shahih kecuali par
a perawinya, seluruhnya atau sebagiannya kurang hafalannya.
 Sunnah dla’if
Yaitu sunnah yang tidak memiliki sifat-sifat untuk dapat diterima atau sunn
ah yang tidak memiliki sifat sunnah shahih dan hasan.
Ijtihad
Pengertian Ijtihad
Etimologis : kata ijthad itu berasal dari bahasa Arab yang artinya penumpahan segala
upaya dan kemampuan.
Terminologis : proses penetapan hukum syariat dengan mencurahkan seluruh pikiran
dan tenaga secara bersungguh-sungguh yang bersifat ‘amaliyah. Orang yang melakuk
an ijtihad disebut mujtahid.
Dasar Penggunaan Ijtihad
Dasar hukum dibolehkannya ijtihad adalah Al-Qur’an, sunnah, dan logika.
Dasarnya Q.S. an-Nisa‟ (5): 59 yang berisi perintah untuk taat kepada Allah (dengan
Al-Qur’an sebagai sumber hukum), taat kepada Rasul-Nya (dengan Sunnah sebagai
pedoman),dan taat kepada ulul amri,serta perintah untuk mengembalikan hal-hal yan
g dipertikaikan kepada Allah(Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Sunnah).
Persyaratan Melakukan Ijtihad
 Harus memahami tentang ayat dan sunnah terkait dengan hukum.
 Harus memahami berbagai masalah yang telah di-ijma’kan oleh para ahlinya.
 Harus mengerti bahasa Arab dan segala ilmunya dengan sempurna.
 Harus mengerti tentang nasikh dan mansukh.
 Harus mengetahui dan memahami tentang ushul fiqh.
 Harus memahami secara dalam tentang rahasia-rahasia tasyrie’ (Asrarusyayari’ah).
 Harus memahami secara mendalam tentang seluk-beluk qiyas.

Lapangan Ijtihad
1. Perkara yang sama sekali tidak ada nashnya di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. Perkara yang ada nashnya, tetapi tidak Qath’i ( mutlak ) wurud (sampai / muncul)
dan dhalala ( kesesatan ) nya.
3. Perkara hukum yang baru tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Metode-Metode Ijtihad
1. Ijma’
Pengertian Ijma’ adalah suatu kesepakatan para ulama dalam menetapkan hukum agama I
slam berdasarkan Al-quran dan hadits dalam suatu perkara. Hasil dari kesepakatan para ul
ama tersebut berupa fatwa yang dilaksanakan oleh umat Islam.
2. Qiyas
Pengertian Qiyas adalah suatu penetapan hukum terhadap masalah baru yang belum per-n
ah ada sebelumnya, namun mempunyai kesamaan (manfaat, sebab, bahaya)dengan mas-a
lah lain sehingga ditetapkan hukum yang sama.
3. Maslahah Mursalah
Pengertian Maslahah Mursalah adalah suatu cara penetapan hukum berdasarkan pada pert
imbangan manfaat dan kegunaannya.
4. Sududz Dzariah
Pengertian Sududz Dzariah adalah suatu pemutusan hukum atas hal yang mubah makruh
atau haram demi kepentingan umat.
5. Istishab
Pengertian Istishab adalah suatu penetapan suatu hukum atau aturan hingga ada
alasan tepat untuk mengubah ketetapan tersebut.
6. Urf
Pengertian Urf adalah penepatan bolehnya suatu adat istiadat dan kebebasan suatu
masyarakat selama tidak bertentangan dengan Al-quran dan hadits.
7. Istihsan
Pengertian Istihsan adalah suatu tindakan meninggalkan satu hukum kepada huku
m lainnya karena adanya dalil syara’ yang mengharuskannya.
Daftar pustaka
https://arfahpallaka.wordpress.com/agama/sumber-sumber-ajaran-islam/
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-ijtihad.html
http://alquranhadis123.blogspot.com/p/bab-1-al-quran-kitab-ku-1.html?m=1
Thank you

Anda mungkin juga menyukai