Anda di halaman 1dari 33

Akuntansi sektor publik dan

akuntansi sektor swasta


Akuntansi organisasi
nirlaba
Materi
Organisasi Nirlaba

Akuntansi Organisasi Nirlaba


– PSAK 45

Diskusi dan Ilustrasi

3
Entitas Nirlaba

Entitas nirlaba merupakan entitas yang tidak berorientasi pada laba


namun tetap memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
pemanfaatan sumber daya yang dikelolanya kepada penyandang dana
dan society. Salah satu media pertanggunggjawabannya adalah Laporan
Keuangan

PSAK 45 SAK Standar


Standar +
Pelaporan UMUM untuk
Acuan atau
Keuangan entitas
Entitas
Entitas + SAK ETAP komersial
Nirlaba
Nirlaba

4 4
Standar Akuntansi Nirlaba

Sering diidentikkan dengan organisasi


pemerintah atau organisasi sektor publik.
Contoh: Rumah Sakit & Universitas
Organisasi
Nirlaba
Di Indonesia, standar akuntansinya mengacu
pada PSAK 45 + SAK ETAP atau PSAK 45 + PSAK

Relatif sedikit
IPSAS diterapkan untuk Banyak diadopsi
organisasi dalam PSAP
nirlaba

5
Praktik Akuntabilitas Organisasi Nirlaba di Indonesia

Ormas yang Tidak ada Tidak


Tidak membayar
membayar Menyajikan
keharusan pajak
pajak atas
atas surplus
surplus laporan keuangan
menerima dana
yang
Entitas
hibah wajib menyusun LK, yang diperoleh
diperoleh dengan dorongan
untuk Nirlaba
menyusun laporan kecuali menerima untuk yayasan
yayasan stakeholder
hibah 500jt dan pendidikan;
pendidikan; kepentingan Pemerintah
keuangan sesuai
SAK tot aset bukan pendapatan
pendapatan donatur
hibah 20milyar bukan
bukan obyek
obyek pajak
pajak

 BLU
BLU –– PPPP menyatakan
menyatakan SAK
SAK yang
yang
berlaku umum dalam
berlaku umum dalam praktik praktik
(PMK)
(PMK) menggunakan
menggunakan SAK SAK dan
dan
SAP
SAP pertanggung-jawaban
pertanggung-jawaban
anggaran
anggaran
 OJK
OJK –– khusus
khusus --
 BPJS
BPJS –– SAK
SAK Umum
Umum khusus
khusus
Entitas  LPS – khusus
LPS – khusus
Nirlaba  BPIH
BPIH &
& Parpol
Parpol –– tidak
tidak
Swasta menyebutkan
menyebutkan standar mana yang
standar mana yang
digunakan
digunakan namun
namun harus
harus
menyusun laporan keuangan
menyusun laporan keuangan

6 6
Standar Akuntansi Nirlaba PSAK 45
Hanya mengatur jenis-  PSAK 45 dan PSAK untuk
jenis laporan keuangan Organisasi nirlaba dengan
dan ilustrasi masing- akuntabilitas publik
masing laporan signifikan
 PSAK 45 dan SAK ETAP
untuk Organisasi Nirlaba
dengan akuntabilitas
publiknya tidak signifikan

Dikembangkan Harus diterapkan


dengan PSAK bersamaan dengan
mengadoposi pada PSAK atau SAK
SFAS 117 45 ETAP

Contoh penerapannya adalah


Dapat diterapkan pada unit
pada akuntansi Rumah Sakit
organisasi pemerintah jika
& Universitas yang berbentuk
regulasi membolehkan.
BLU
Nir Laba – PSAK 45
Perbedaan  cara organisasi memperoleh sumber daya

Organisasi nirlaba  memperoleh sumber daya dari sumbangan


anggota dan penyumbang yang tidak mengharapkan imbalan
Ada organisasi yang mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan
kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa.
Laporan keuangan memberikan gambara mengenai kinerja
keuangan  menyajikan terpisah aktiva terikat dan tidak terikat.
Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola
sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang
disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas.
Lingkup PSAK 45
 Laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi nirlaba yang memenuhi
karakteristik :
Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang
yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau
manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber
daya yang diberikan.
Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan
memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba
tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas
nirlaba.
 Dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-unit sejenis
Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas
lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
bisnis, kepemilikan yang
perundang-undangan dalam entitas nirlaba tidak dapat
berlaku.
dijual atau mencerminkan proporsi pembagian sumber
daya saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.
Lingkup PSAK 45
Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis,
dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak
dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi
atau pembubaran entitas nirlaba.

 Dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-


unit sejenis lainnya sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Penerapan PSAK 45

Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu


yang disajikan dalam laporan keuangan entitas
nirlaba.
Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini
mengacu pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
Definisi
 Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya
yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut
dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk
menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi
lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
 Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh
penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut
dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan
terpenuhinya keadaan tertentu.
 Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat
bersifat permanen atau temporer.
 Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.
Dana atau Aset Bersih Entitas Nirlaba
Tidak terikat
Dana dapat digunakan untuk keperluan entitas nirlaba tanpa dibatasi oleh
peraturan yang mengikat. Entitas lebih leluasa untuk melakukan pengeluaran bagi
jenis kontribusi ini.
Terikat sementara
Kontribusi yang masuk dalam terikat sementara disebabkan oleh tujuan yang
terbatas untuk periode tertentu. Beberapa lembaga menggunakan batasan waktu
hingga 5 tahun sebelum ditarik atau dialihkan ke jenis tidak terikat (Ruppel, 2007).
Terikat permanen
Karakteristik jenis ini mengharuskan entitas nirlaba untuk mengalokasikan ke
jenis aset tertentu, menjaga secara permanen dan membolehkan mengambil
manfaat darinya, contohnya adalah wakaf. Hasil dari investasinya dapat
diklasifikasikan sebagai tidak terikat atau terikat sementara.

13
Tujuan Laporan keuangan
Tujuan utama  menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota entitas
nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber
daya bagi entitas nirlaba.
Untuk menyajikan informasi mengenai:
 Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi.
 Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai
dan sifat aktiva bersih.
 Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu
periode dan hubungan antara keduanya.
 Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas,
memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang
berpengaruh pada likuiditasnya.
 Usaha jasa suatu organisasi.
Laporan Keuangan Entitas Nirlaba

Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir


periode laporan

Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan

Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan

Catatan atas laporan keuangan.


Laporan Posisi Keuangan

 Tujuan  untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas,


serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-
unsur tersebut pada waktu tertentu.
 Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama
pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-
pihak lain untuk menilai:
 kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara
berkelanjutan dan
 likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
 Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan
dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto.
Informasi Likuiditas

menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan


liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo;
mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar,
dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang;
mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau
saat jatuh temponya liabilitas, termasuk pembatasan
penggunaan aset, pada catatan atas laporan keuangan.

17
Klasifikasi Aset Neto

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-


masing kelompok aset neto berdasarkan ada atau tidaknya
pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara
permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan
permanen atau temporer diungkapkan dengan cara
menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan.

18
Tujuan Laporan Aktivitas
 Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai :
 pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva
bersih,
 hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,
 bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program
atau jasa,
 Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak
lainnya untuk:
 mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
 menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan
jasa,
 menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan


menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu
periode.
Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin
pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih
terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam
suatu periode.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban
secara bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK lain atau SAK
ETAP.
Klasifikasi
Laporan aktivitas menyajikan:
 pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat
 beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak


terikat, terikat permanen, atau terikat temporer,
bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Sumbangan
terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam
periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan
tidak terikat  disajikan secara konsisten dan diungkapkan
sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian
yang diakui dari investasi dan aset lain (atau liabilitas)
sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Informasi Pemberian Jasa

 Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus


menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi
fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan
aktivitas pendukung.
 Dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai
beban menurut sifatnya.
 Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk
menyediakan barang dan jasa kepada para penerima manfaat,
pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau
misi entitas nirlaba.
 Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang
dilaksanakan melalui berbagai program utama.

22
Laporan Arus Kas

 Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai


penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
 Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan
tambahan berikut ini:
 Aktivitas pendanaan:
 penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk

jangka panjang.
 penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang

penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan


pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).
 bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka

panjang.
 Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
PELAPORAN ORGANISASI NIRLABA
Bentuk-Bentuk Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba
 Yayasan
 Lembaga Swadaya Masyarakat
 Organisasi masa dan politik
Instansi Pemerintah atau bagian dari instansi pemerintah.
Lembaga independen non pemerintah: Otoritas Jasa
Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, Badan Penyelenggara
Ibadah Haji
Badan Layanan Umum dan BLU Daerah  rumah sakit,
universitas
25
Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba menggunakan PSAK atau SAK ETAP dengan


pelaporan menggunakan PSAK 45.
Organisasi nirlaba dengan akuntabilitas publik signifikan
menggunakan PSAK, jika akuntabilitas publik tidak signifikan
menggunakan SAK ETAP.
Walaupun menggunakan PSAK karena kompleksitas transaksi dan
akunnya relatif sederhana  tidak ada masalah
Karakteristik bentuk organisasi ini karena tidak ada kekayaan yang
dimiliki organisasi sehingga ekuitasnya berupa aset bersih.
Untuk pemisahan dana terikat dan tidak terikat bukan keharusan
tergantung dari karakteristik organisasinya.
Beberapa organisasi tertentu memiliki pengaturan baku dari
regulator misalnya: organisasi partai politik  memiliki ketentuan
untuk pelaporan dana kampanye.

26
Pelaporan Yayasan
 Menurut Undang-Undang (UU) No 16 tahun 2001 tentang Yayasan,
yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai
anggota.
 Walaupun memiliki pembina, pengurus, dan pengawas, namun
ketiganya tidak bertindak sebagai pemilik sehingga tidak boleh ada
pembagian hasil usaha kegiatan kepada ketiga pihak tersebut.
 Pengurus yayasan memiliki kewajiban untuk menyusun laporan secara
tertulis yang memuat sekurang-kurangnya laporan keadaan dan
kegiatan yayasan dan laporan keuangan.
 Laporan keuangan terdiri atas Laporan Posisi Keuangan pada akhir
periode, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Laporan
Keuangan.

27
Pelaporan Yayasan
 Yayasan yang wajib diaudit menurut UU No. 28 tahun 2004 tentang Perubahan
atas UU No. 16 tahun 2001 adalah yayasan yang menerima bantuan negara, luar
negeri, atau pihak lain sebesar lebih dari 500 juta atau memiliki aset di luar
harta wakaf lebih dari 20 milyar.
 Yayasan tersebut harus menyusun laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku dan ikhtisar laporan tersebut harus diumumkan dalam
surat kabar.
 Hasil audit disampaikan kepada pembina yayasan dan ditembuskan kepada
menteri dan instansi terkait.
 Undang-Undang Pajak Penghasilan menempatkan yayasan sebagai salah satu
bentuk badan yang merupakan subjek pajak.
 Atas surplus yayasan dikenakan pajak penghasilan.
 Namun, khusus untuk yayasan pendidikan, jika hasil usaha digunakan untuk
melakukan investasi, maka surplus tersebut tidak dikenakan pajak. Untuk
tujuan ini yayasan wajib menyampaikan surat pemberitahuan pajak, walaupun
dalam satu tahun pajak mungkin tidak ada pajak yang dibayarkan.

28
Akuntansi Yayasan
 Mengikuti ketentuan dalam PSAK 45 dalam pelaporan dan SAK ETAP
atau PSAK tergantung akuntabilitasnya.
 Pengurus dan anggota tidak berhak atas ekuitas yayasan sehinggaa
ekuitas yayasan disebut aset bersih.
 Aset bersih dikategorikan aset neto tidak terikat, terikat temporer dan
tidak terikat.
 Laporan keuangan: laporan aktivitas, laporan posisi keuangan
(neraca), laporan perubahan aset neto, laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan.
 Jika dalam yayasan tersebut tidak ada pemisahan aset neto karena
semua tidak terikat maka dapat disajikan hanya aset neto.
 Pencatatan mengikuti jenis usaha yayasan.

29
Organisasi Kemasyarakatan
(ORMAS)
 Organisasi kemasyarakatan (Ormas) merupakan entitas nirlaba.
 Menurut UU 17 tahun 2013, Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh
masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,
kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi
tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
 Ormas dapat berbentuk badan hukum atau berbasis keanggotaan.
 Jika berbadan hukum dapat berbentuk yayasan dan perkumpulan.
 Ormas dalam Anggaran Dasar (AD) dan/atau Anggaran Rumah Tangga (ART) wajib
mengatur pengelolaan keuangan organisasi. Keuangan ormas dapat bersumber dari
iuran anggota, sumbangan masyarakat, hasil usaha ormas, bantuan atau sumbangan
asing, kegiatan lain yang sah menurut hukum dan APBN/APBD.
 Keuangan Ormas harus dikelola secara transparan dan akuntabel. Untuk pelaksanaan
keuangan, ormas menggunakan rekening pada bank nasional.
 Ormas wajib membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan standar
akuntansi secara umum dan sesuai dengan AD dan/atau ART.
 Dalam hal ormas menghimpun dan mengelola bantuan atau sumbangan masyarakat
wajib mengumumkan laporan keuangan kepada publik secara berkala.

30
Akuntansi Ormas
 Mengikuti ketentuan dalam PSAK 45 dalam pelaporan dan SAK ETAP
atau PSAK tergantung akuntabilitasnya.
 Pengurus dan anggota tidak berhak atas ekuitas ORMAS sehinggaa
ekuitas ORMAS disebut aset bersih.
 Aset neto dikategorikan aset neto tidak terikat, terikat temporer dan
tidak terikat.
 Laporan keuangan: laporan aktivitas, laporan posisi keuangan
(neraca), laporan perubahan aset neto, laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan.
 Jika dalam yayasan tersebut tidak ada pemisahan aset neto karena
semua tidak terikat maka dapat disajikan hanya aset neto.
 Pencatatan mengikuti jenis usaha ORMAS.
 Terdapat penggunaan hasil usaha yang dimiliki

31
Regulasi Ak.Pemerintahan di Indonesia
 Produk hukum yang mendasari pengelolaan keuangan negara/daerah.

1. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara.


2. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharan Negara.
3. UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
4. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
5. UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
6. PP No. 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
7. PP No. 58/2005 tentang Pengelolan Keuangan Daerah.
8. PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah.
9. PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
REGULASI PERUNDANGAN
SEKTOR PUBLIK

Anda mungkin juga menyukai