Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT TIDAK MENULAR

Hairil Akbar, S.KM., M.Epid


KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT TIDAK MENULAR

Sejarah epidemiologi memang bermula dengan


penanganan masalah penyakit menular yang
merajalela dan banyak menelan korban pada waktu
itu.
Perkembangan sosioekonomi dan kultural bangsa
dan dunia menuntut epidemiologi untuk memberikan
perhatian kepada penyakit tidak menular karena
sudah mulai meningkat dan cenderung sesuai dengan
perkembangan masyarakat.
LANJUTAN...........

Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular


dilatar belakangi dengan kecenderungan semakin
meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular dalam
masyarakat, termasuk kalangan masyarakat Indonesia.
Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke
masyarakat industri banyak memberi andil terhadap
perubahan pola fertilitas, gaya hidup dan sosial ekonomi,
yang pada gilirannya dapat memicu peningkatan penyakit
tidak menular.
Perbandingan Gambaran Umum Penyakit Menular dan
Penyakit Tidak Menular
Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular
1. Banyak di negara 1. Ditemui di negara industri.
berkembang. 2. Tidak ada rantai penularan.
2. Rantai penularan yang jelas. 3. Perlangsungan kronis.
3. Perlangsungan akut. 4. Etiologi tidak jelas.
4. Etiologi organisme jelas. 5. Biasanya kausa ganda.
5. Bersifat kausa tunggal. 6. Diagnosis sulit.
6. Diagnosis mudah. 7. Sulit mencari penyebabnya.
7. Mudah mencari penyebabnya. 8. Biaya mahal.
8. Biaya relatif murah. 9. Ada iceberg phenomen.
9. Jelas muncul dipermukaan. 10. Morbiditas dan
10.Morbiditas dan mortalitasnya mortalitasnya cenderung
cenderung menurun. meningkat
LANJUTAN.........
Adapun peranan epidemiologi dalam masalah penyakit tidak
menular adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana distribusi penyakit tidak
menular dalam masyarakat sehingga dapat diidentifikasi
besarnya masalah penyakit tidak menular dalam
kesehatan masyarakat.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab tingginya
distribusi penyakit tidak menular dalam suatu
masyarakat, dibandingkan dengan daerah/komuniti
lainnya.
3. Untuk menentukan pilihan prioritas dalam menangani
masalah penyakit tidak menular.
TRANSISI EPIDEMIOLOGI

Bustan (2012) menggambarkan transisi epidemiologi


adalah terjadinya perubahan distribusi dan faktor-faktor
penyebab terkait yang melahirkan masalah epidemiologi
baru yang ditandai dengan perubahan pola frekuensi
penyakit.
Noor (2008) pada transisi epidemiologi akan terjadi
pergeseran pola penyakit dan pola penyebab penyakit
dalam masyarakat yang ditandai dengan menurunnya
angka kematian penyakit menular tertentu dan
meningkatnya angka penyakit tidak menular.
LANJUTAN............
Selama transisi epidemiologi berlangsung, perubahan
panjang terjadi pada angka kematian dan pola penyakit,
dimana penyakit menular secara berangsur-angsur
digantikan oleh penyakit degeneratif.
Noor (2008) menyatakan transisi epidemiologi
dipengaruhi oleh transisi demografi, transisi sosial dan
ekonomi, serta transisi lingkungan.
LANJUTAN............
Transisi epidemiologi akan mengakibatkan kondisi
sebagai berikut:
1. Gangguan bersamaan pada penyakit menular
2. Masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi yang berkaitan
dengan penyakit infeksi dan kemiskinan, serta masalah
gizi lebih (over nutrition).
3. Gangguan kesehatan pada masyarakat jompo akibat
meningkatnya umur harapan hidup.
4. Kecenderungan perubahan pola penyakit dari penyakit
menular yang mudah disembuhkan ke penyakit tidak
menular yang kronis dan sulit disembuhkan.
LANJUTAN............

Perubahan pola penyakit bukan hanya disebabkan oleh


transisi epidemiologi saja, melainkan juga ada transisi
yang terjadi pada kependudukan atau transisi demografi.
Model lainnya menyebut bahwa tidak hanya transisi
epidemiologi dan transisi demografi saja yang
mengalami perubahan, tetapi juga pada status gizi yang
merubah perilaku dan menghasilkan gaya hidup modern.

Anda mungkin juga menyukai