penanganan masalah penyakit menular yang merajalela dan banyak menelan korban pada waktu itu. Perkembangan sosioekonomi dan kultural bangsa dan dunia menuntut epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada penyakit tidak menular karena sudah mulai meningkat dan cenderung sesuai dengan perkembangan masyarakat. LANJUTAN...........
Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular
dilatar belakangi dengan kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular dalam masyarakat, termasuk kalangan masyarakat Indonesia. Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup dan sosial ekonomi, yang pada gilirannya dapat memicu peningkatan penyakit tidak menular. Perbandingan Gambaran Umum Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular 1. Banyak di negara 1. Ditemui di negara industri. berkembang. 2. Tidak ada rantai penularan. 2. Rantai penularan yang jelas. 3. Perlangsungan kronis. 3. Perlangsungan akut. 4. Etiologi tidak jelas. 4. Etiologi organisme jelas. 5. Biasanya kausa ganda. 5. Bersifat kausa tunggal. 6. Diagnosis sulit. 6. Diagnosis mudah. 7. Sulit mencari penyebabnya. 7. Mudah mencari penyebabnya. 8. Biaya mahal. 8. Biaya relatif murah. 9. Ada iceberg phenomen. 9. Jelas muncul dipermukaan. 10. Morbiditas dan 10.Morbiditas dan mortalitasnya mortalitasnya cenderung cenderung menurun. meningkat LANJUTAN......... Adapun peranan epidemiologi dalam masalah penyakit tidak menular adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana distribusi penyakit tidak menular dalam masyarakat sehingga dapat diidentifikasi besarnya masalah penyakit tidak menular dalam kesehatan masyarakat. 2. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab tingginya distribusi penyakit tidak menular dalam suatu masyarakat, dibandingkan dengan daerah/komuniti lainnya. 3. Untuk menentukan pilihan prioritas dalam menangani masalah penyakit tidak menular. TRANSISI EPIDEMIOLOGI
Bustan (2012) menggambarkan transisi epidemiologi
adalah terjadinya perubahan distribusi dan faktor-faktor penyebab terkait yang melahirkan masalah epidemiologi baru yang ditandai dengan perubahan pola frekuensi penyakit. Noor (2008) pada transisi epidemiologi akan terjadi pergeseran pola penyakit dan pola penyebab penyakit dalam masyarakat yang ditandai dengan menurunnya angka kematian penyakit menular tertentu dan meningkatnya angka penyakit tidak menular. LANJUTAN............ Selama transisi epidemiologi berlangsung, perubahan panjang terjadi pada angka kematian dan pola penyakit, dimana penyakit menular secara berangsur-angsur digantikan oleh penyakit degeneratif. Noor (2008) menyatakan transisi epidemiologi dipengaruhi oleh transisi demografi, transisi sosial dan ekonomi, serta transisi lingkungan. LANJUTAN............ Transisi epidemiologi akan mengakibatkan kondisi sebagai berikut: 1. Gangguan bersamaan pada penyakit menular 2. Masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi yang berkaitan dengan penyakit infeksi dan kemiskinan, serta masalah gizi lebih (over nutrition). 3. Gangguan kesehatan pada masyarakat jompo akibat meningkatnya umur harapan hidup. 4. Kecenderungan perubahan pola penyakit dari penyakit menular yang mudah disembuhkan ke penyakit tidak menular yang kronis dan sulit disembuhkan. LANJUTAN............
Perubahan pola penyakit bukan hanya disebabkan oleh
transisi epidemiologi saja, melainkan juga ada transisi yang terjadi pada kependudukan atau transisi demografi. Model lainnya menyebut bahwa tidak hanya transisi epidemiologi dan transisi demografi saja yang mengalami perubahan, tetapi juga pada status gizi yang merubah perilaku dan menghasilkan gaya hidup modern.