Anda di halaman 1dari 11

ANALISA JURNAL ACUTE CORONARY

SYNDROME

KELOMPOK 1 :
1. Aji Utomo (A11701514)
2. Anis Chabibah (A11701521)
3. Ari Tri Wahyuni (A11701525)
4. Asnira Widiyaswuri (A11701530)
5. Asrifah Wahyuningrum (A11701531)
6. Dwi Hidayanti (A11701536)
7. Ema Tri Indah Sari (A11701537)
8. Endah Puji Rahayu (A11701538)
9. Familan Riyo P (A11701544)
10. Fatimah A (A11701545)
11. Fita Fatimatul L (A11701548)
12. Fitri Pebriyani (A11701549)
EFETIVITAS TERAPI OKSIGENASI NASAL KANUL
TERHADAP SATURASI OKSIGEN PADA PENYAKIT ACS DI
INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD ULIN BANJARMASIN

 ANALISA JURNAL
 A. Author
 Ilmi darmawan, Milasari

 B. Tahun
 2019

 C. Sampel
 Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 22 respoonden dengan kriteria inkusi paien
penyakit ACS dan memliki penyakit penyerta, pasien mengalami kekurangan oksigen kurang dari
atau sama dengan 94%.

 D. Metodhe
 Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan One-group Pra-Post Test
Desaign, teknik sampling Purpsive sampling menggunakan uji paired T-Test, jumlah responden
22 orang.
 E. Hasil
 Hasil penelitian menunjukan pengukuran saturasi oksigen sebelum dan sesudah diberikan terapi
oksigenasi nasal kanul didapatkan nilai p (0,000) <a (0,05). Ada efektifitas pemberian saturasi
oksigen nasal kanul terhadap saturasi oksigen pada pasien ACS.

 F. Kesimpulan
 1. didapatkan nilai rata rata saturasi oksigen pada responden sebelum diberikan terapi oksigenasi
nasal kanul sebesar 93.9 dan median 94.00 dan standar deviation 1.221.
 2. didaptkan nilai rata rata saturasi oksigen pada responden sesudah diberikan terapi oksigenasi
nasal kanul sebesar 93.4 dan median 94.00 dan standar deviation .000.
PERUBAHAN GAMBARAN EKG PASIEN SINDROMA
KORONER AKUT SETELAH PEMBERIAN OKSIGEN NASAL
KANUL.

 ANALISA JURNAL
 A. Author
 Endah Suprihatin, Masamah Al Mahmuda, Karno Efendi.

 B. Tahun
 2013

 C. Tujuan
 Mengkaji gambaran EKG pasien sindroma koroner akut setelah diberikan oksigen nasal kanul.

 D. Sampel
 Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien sindrom koroner akut yang diberi oksigen dengan
nasal kanul yang dirawat di RSUD Arjawinangun Cirebon pada bulan Mei 2012.

 E. Methode
 Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan menggunakan metode One
Group Pretest-Postest design.
 F. Hasil
 1. sebelum diberikan oksigen melalui nasal kanul, gambaran EKG pada pasien sindroma koroner
akut sebagian besar ST elevasi dan sebagian kecil ST depresi.
 2. setelah diberikan oksigen melalui nasal kanul gambaran EKG pada pasien sindroma koroner
akut sebagian kecil mengalami perubahan gambaran EKG isoelektrik dan sebagian besar tidak
mengalami perubahan EKG.
 3. Pemberian oksigen melalui nasal kanul tidak berpengaruh terhadap perubahan gambaran EKG
pada pasien sindroma koroner akut diruang ICU/ICCU RSUD Arjawinangun Cirebon.

 G. Kesimpulan
 1. sebelum diberikan oksigen melalui nasal kanul, gambaran EKG pada pasien sindroma koroner
akut sebagian besar ST elevasi dan sebagian kecil ST depresi.
 2. setelah diberikan oksigen melalui nasal kanul gambaran EKG pada pasien sindroma koroner
akut sebagian kecil mengalami perubahan gambaran EKG isoelektrik dan sebagian besar tidak
mengalami perubahan EKG.
 3. Pemberian oksigen melalui nasal kanul tidak berpengaruh terhadap perubahan gambaran EKG
pada pasien sindroma koroner akut diruang ICU/ICCU RSUD Arjawinangun Cirebon.
OXYGEN THERAPY IN ACUTE CORONARY SYNDROME:
ARE THE BENEFITS WORTH THE RISK
 ANALISA JURNAL
 A. Author
 Mony Shuvi, Dan Athar Philippe Gabriel Steg, Sigrun Halvorse, Sanjit Jolly, Salim yusuf, dan
Chaim lotan.

 B. Tahun
 2013

 C. Metode
 Mencari literatur, selanjutnya menelusuri referensi, menggunakan PubMed.

 D. Hasil
 Dua uji coba acak pada pasien MI yang dirawat dengan trombolisis memiliki memiliki efek
sebaliknya dari oksigen. Kadar oksigen yang tinggi mendorong pembentukan species oksigen
reaktif yang dapat meningkatkan resiko bahaya oksigen seperti aritmia dan cedera jaringan.

 E. Kesimpulan
 Terapi oksigen rutin dalam pengaturan MI akut merupakan praktik yang lazim. Pasien
hipoksemia mendapatkan manfaat dari oksigen insuflasi, pada pasien normoksemia kurang
mendapatkan manfaat dan keamanannya.
IMPACT OF OXYGEN THERAPY TO AMELIORATE
CONTRAST-INDUCED NEOPHHROPATHY IN PATIENTS
WITH ACUTE CORONARY SYNDROME UNDERGOING
EMERGENCY ANGIOGRAPHY : A DOUBLE-BLINDED
CLINIC TRIAL
 ANALISA JURNAL
 A. Author
 Giti noghabaei.

 B. Tahun
 2019

 C. Metode
 Uji klinis tersamar ganda dengan kelompok kontrol (desai pararel), acak, dan dengan ukuran
sampel 204 orang yang dilakukan pada psien pria atau wanita diatas 35 tahun dan dicurigai
menderita penyakit arteri koroner yang menjalani angiografi darurat dirujuk ke RS Rasoul Akram
tahun 2018. pasien dibagi menjadi 2 kelompok (suplementer axygen dan axygen-free) kelompok
pertama menerima 2-3 liter axygen/menit dan 10 menit sebelum prosedur dimulai hingga akhir
prosedur.

 D. Hasil
 Ada perbedaan yang signifikan antara kedue jenis kelamin sehubungan dengan perkembangan
CIN (P-0002), yang lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. Jenis kelamin perempuan
merupakan faktor resiko sirong dan kurang lebih meningkat 4x lipat resiko CIN (OR=4,11
P=0,001).
 E. Kesimpulan
 Berdasarkan hasil penelitian terapi oksigen tidak berpengaruh terhadap terjadinya CIN,
ditemukan pula bahwa jenis kelamin fenmale, riwayat CKD dan hipertensi merupakan faktor
resiko terjadinya CIN.
OXYGEN THERAPY IN PATIENS WITH ACUTE
MYOCARDIAL INFARCTION : A SYSTEM REVIEW AND
META_ANALYSIS

 ANALISA JURNAL
 A. Author
 Ahmed Abuzaid, MD, a Carly Fabrizio, DO, a Kevin Felpel, MD, a HaitamS.AlAshry, MD,b
PragyaRanjan, MD, a AymanElbadawi, MD, c AhmedH. Mohamed, MD c, Kirolos Barsoum,
MD, cIslamY. Elgendy, MD.

 B. Tahun
 2018

 C. Sampel
 Total sample sebanyak 7.702 pasien yang menjadi 2 yaitu : 3.842 pasien yang menerima terapi
oksigen dan 3.860 pasien tanpa terapi oksigen.

 D. Metode
 Menggunakan pencarian sistematis dari database elektronik MEDLINE, Web of Science, dan
Cochrane Collaboration of Clinical Trials yang dilakukan dengan acak.
 E. Hasil
 Terapi oksigen tidak menurunkan risiko semua penyebab kematian. Efek hemodinamik
merugikan secara signifikan, termasuk pada penurunan aliran darah koroner. Kurangnya manfaat
dari oksigen tambahan yang diberikan secara rutin pada pasien dengan infark miokard akut tanpa
hipoksia. Fisiologi dibalik efek ini telah dikaitkan dengan pelepasan radikal oksigen bebas
dengan endotel berikutnya disfungsi dari atenuasi oksidanitrat.

 F. Kesimpulan
 Kurangnya manfaat terapi oksigen rutin pada pasien dengan infark miokard akut dengan tingkat
saturasi oksigen. Suplementasi oksigen rutin terbukti tidak hanya tsnpa manfaat tetapi juga
terkait dengan efek samping dan direkomendasikan untuk menghindari oksigen tambahan pada
pasien dengan saturasi oksigen perifer kurang lebih 90%.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai