Anda di halaman 1dari 54

PATOFISIOLOGI DAN

PENATALAKSANAN HIV/AIDS
OLEH
SANSRI DIAH KD
HIV / AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus)


adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia, sehingga menyebabkan orang
yang telah terinfeksi HIV menjadi sangat rentan
terhadap berbagai penyakit.
Virus ini menyerang sel darah putih dimana
sel darah putih berperan penting dalam
memerangi dan menolak infeksi dan penyakit
lain dengan terbentuknya zat antibody di
dalam tubuh.
A CQUIRED
Adalah kumpulan gejala penyakit
akibat lemahnya sistem kekebalan tubuh.

I
MMUNE
Saat sistem kekebalan tubuh kita rusak
sehingga banyak Infeksi Oportunitis

D
terjadi.

EFICIENCY
Umumnya penyakit yang paling sering

SYNDROME
menyerang penderita HIV AIDS seperti :
Toksoplasma, P.C.P ( Pneumocystis
Carinii Pneumonia ), Candidiasis,
Karposi Sarcoma
Sistem Kekebalan Tubuh
• Melindungi tubuh thdp serangan benda asing
• Bakteri, Virus, Parasit, Jamur

Bakteri Virus Parasit Jamur

• Antibodi dibentuk terhadap benda asing yg masuk


• Sel CD4 adalah tipe sel darah putih yang mengaktifkan
sistem kekebalan tubuh melawan penyakit
• HIV merusak sistem yg biasanya melindungi tubuh dari infeksi
BAGAIMANA HIV MENULAR ?
Prinsip penularan dikenal dengan
ESSE

Exit : Keluar dari tubuh manusia


Survive : HIV dalam kondisi hidup
Sufficient : Jumlahnya (konsentrasi) cukup
Enter : HIV masuk ke tubuh manusia
Siklus Hidup HIV
3. Dipadukan pada DNA
sel induk dengan
HIV integrase
4. Membuat
unsur
1. Ikat pada virus
sel CD4
induk

5. Virus baru
2. Reverse dirakit dengan
transcriptase protease
membuat DNA
dari RNA virus

6. Virus
baru
keluar
PATOFISIOLOGI

ORANG SEHAT KONTAK DGN PENGIDAP VIRUS HIV

VIRUS HIV MSK TUBUH SEL LYMFOSIT T + B

SISTEM KERJA SEL LYMFOSIT T DAN B RUSAK

VIRUS MEMPERBANYAK DIRI

SEL LYMFOSIT HANCUR

VIRUS MASUK KE SEL LYMFOSIT LAIN


Bentuk Virus HIV
• Virus HIV memiliki diameter 100-150 nm dan berbentuk sferis
(spherical) hingga oval karena bentuk selubung yang menyelimuti
partikel virus (virion). Selubung virus berasal dari membran sel inang
yang sebagian besar tersusun dari lipida.
Proses masuknya Virus HIV ke dalam tubuh
Awal Infeksi
viral load
meningkat
jumlah CD4
menurun

Antibodi baru
terdeteksi
setelah beberapa
minggu

AIDS terjadi
3-10 tahun
setelah
terinfeksi
KELAINAN IMUN PADA AIDS
HIV

SEL T4

SEL T4 SEL T8 MAKROFAG SEL B


↓ Fungsi kerusakan ↓ fagositosis ↑ serum antibodi
Limfopenia sitotoksisitas ↓ kemotaksis ↓ respon antibodi

Peningkatan kerentanan terhadap


Infeksi oportunistik dan neoplasma
Penularan HIV/AIDS??
1. Hubungan seksual
2. Jarum/alat suntik yg tercemar HIV
3. Transfusi darah
4. Bayi dari ibu hamil HIV
5. Air susu ibu HIV
Cairan tubuh penular HIV/AIDS?
1. Darah
2. ASI
3. Sperma
4. Cairan vagina
5. Cairan dubur
*keringat, air mata, air ludah TIDAK menularkan HIV
Gambaran Klinis HIV/AIDS
HIV/AIDS

Gejala Mayor ::
•BB
BB turun
turun >> 10
10 %% Dalam1
Dalam1 bulan
bulan
•Diare
Diare kronis
kronis >> 1 bulan
bulan
•Demam
Demam panjang
panjang > 11 bulan
bulan
•Penurunan
Penurunan Kesadaran/ggn
Kesadaran/ggn Neurologis
Neurologis
•Dimensia/HIV
Dimensia/HIV encefalopati

Gejala Minor ::
•Batuk
Batuk >> 11 bulan
bulan
•Herpes
Herpes Zoster
Zoster multi
multi sektor/berulang
sektor/berulang
•Dermatitis
Dermatitis Generalisata
•Kandidiasis
Kandidiasis oro
oro faringeal
faringeal
•Herpes
Herpes simplek
simplek kronis
kronis progresif
progresif
•Limfadenofati
Limfadenofati generalisata
•Infeksi
Infeksi Jamur
Jamur berulang
berulang pada
pada Alat
Alat Kelamin
Kelamin wanita
wanita
Stadium HIV AIDS
• Stadium klinis I
• Asimtomatik
• Limfadenopati Persisten Generalisata

• Stadium klinis II
• Penurunan bb < 10%
• Kelainan kulit/dermatitis
• Herpes zoster
• Infeksi saluran nafas berulang
Stadium Klinis III:
• Penurunan BB > 10%
• Diare kronnis > 1 bl
• Demam > 1 bl sebab tak Jelas
• Kandidiasis oral
• TB Paru
• Infeksi Bakteri berat
STADIUM KLINIS IV

 HIV Wasting syndroma


 Encefalitis toxoplasma
 PCP
 Diare kriptokokus > 1 bulan
 Infeksi sitomegalovirus
 Herpes simplek > 1 bulan
STADIUM KLINIS IV

 Infeksi Jamur berat


 Kandidiasis esofagus,trakea,bronkus
 Mikobaterialis atipikal
 TB extra paru
 Limfoma malignum
 Sarkoma kaposi”s
 Ensefalopati HIV
PENATA LAKSANAAN PASIEN HIV/AIDS
• LPRINSIP PELAYANAN KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNGAN
Gambar : Kerangka kerja
Layanan Komprehensif Berkesinambungan HIV - IMS

Fasyankes
Primer
(Puskesmas) LKB PBM
Ormas/LSM
Fasyankes
Relawan
Sekunder
Org. Agama
(RS Kab/Kota) LKB
ODHA +
Keluarga
Konseling
dan Tes HIV


Masyarakat

PBR
Fasyankes
Keluarga,
 Tersier
(RS di Provinsi) LKB ODHA,

 Team PBR

Kelompok
Pendukung
Keterangan:
Fasyankes: Fasilitas Layanan Kesehatan
PBM: Perawatan Berbasis Masyarakat
PBR: Perawatan Berbasis Rumah
Framework Layanan Komprehensif
Berkesinambungan
C O M M U N IT Y
KOMISI
O R G A N IZ E R AIDS
PENANGGULANGAN
(KPA)

Fa s y a n k e s Fa s y a n k e s
Se ku nd e r P r im e r
PU SKESM A S
R S K a b /K o ta
KA D ER

M a s y a ra k a t

PBM :
L S M , O rm a s,
K e lo m p o k O r s o s , R e la w a n
Fa s y a n k e s Dukungan
PBR:
T e r s ie r K e lu a r g a O D H A
R S P r o v in s i

C O M M U N IT Y
O R G A N IZ E R
PENGERTIAN PERAWATAN
KOMPREHENSIF PASIEN HIV/AIDS

Keperawatan komprehensif : asuhan medis,


Asuhan keperawatan, pelayanan pendukung,
Nutrisi adekuat, psikologi, sosial, dukungan
Aktifitas sehari-hari sehingga semua
Aspek yang dibutuhkan pasien
Dapat terpenuhi
29
TUJUAN
PERAWATAN KOMPREHENSIF
• Mengurangi morbiditas dan mortalitas
• Meningkatkan kemampuan ODHA dalam melakukan
perawatan diri sendiri
• Meningkatkan kualitas hidup orang yang terinfeksi dan yang
terkena dampak penyakit
• Menurunkan stigma dan meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam merawat ODHA
• Meningkatkan keterlibatan keluarga merawat ODHA di rumah
30
Penghargaan

Efisien dan Ketersediaan


efektif
PRINSIP
DASAR

31

Koordinasi dan Kesetaraan


integrasi
TEMPAT PELAYANAN HIV/AIDS

• Perawatan di rumah
• Masyarakat
• Puskesmas
• RS tk. Kabupaten Kota
• RS Nasional/provinsi 32
KOMPONEN PERAWATAN KOMPREHENSIF

Pengobatan dan perawatan Dukungan sosio-ekonomik

VCT, PMTCT, Dukungan material


profilaksis, pengobatan jaminan ekonomi dan
IO, ART, tatalaksana jaminan hidup layak
IMS, gizi ODHA
dan
Dukungan keluarga Dukungan HAM
psikologis dan Hukum

Menghapus stigma dan


Konseling, dukungan
diskriminiasi, perencanaan
keluarga,dukungan 33
dan partisipasi ODHA,
masyarakat, dukungan kesetaraan kesempatan
spiritual

pencegahan
Empat aspek keperawatan
KOMPREHENSIF

• Fisik Mental /
• Emosional

Spiritual

34


• Sosial
Dokter
Ahli gizi Konselor

Farmasi ODHA

Relawan
Perawat sosial 35
Perawatan
paliatif
PERAN PERAWAT DALAM TIM

• Berpartisipasi sebagai anggota aktif dalam tim


• Mengemukakan isu-isu yang berhubungan dengan
perawatan pasien untuk memperbaiki kualitas
pelayanan
• Berkonsultasi dengan anggota tim dalam
menangani pasien atau kasus-kasus sulit
• Mendukung kolega 36
PERAN PERAWAT DALAM PERAWATAN
KOMPREHENSIF
• Tatalaksana penyakit kronis, termasuk monitoring kesehatan
dan tatalaksana gejala
• Perawatan akut
• Pendidikan dan promosi kesehatan
• Pencegahan penyakit
• Perawatan paliatif
• Dukungan kesehatan mental
• Dukungan / advokasi terhadap kebutuhan dasar pasien37
• Manajemen rujukan
PERAN PERAWAT DALAM PERAWATAN AKUT

*Melakukan pengkajian tentang tanda dan gejala/


staging
• Memberikan intervensi Non-pharmacologic
• Bijaksana dalam merespon pengobatan komplementer
ODHA
• Monitoring program pengobatan 38
MANAJEMEN PENYAKIT KRONIS
• HIV adalah penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan
tetapi dapat di tata laksana
• Aspek penting dalam manajemen penyakit kronis meliputi:
• Konseling dan testing
• Monitoring kesehatan
• Monitoring kepatuhan terhadap pengobatan
• Promosi kesehatan/ pendidikan pasien
• Pemberdayaan dan dukungan terhadap pasien untuk membuat 39

pilihannya sendiri
Penatalaksanaan HIV
• Pengobatan suportif :
• Sebagian besar malnutrisi : perlu dukungan nutrisi
• Multivitamin : B-complex, C, E, selenium
• Pengobatan simptomatik
• Dukungan psikososial : depresi, ansietas
• Pengobatan Infeksi Oportunistik ( IO )
• Pencegahan IO : kotrimoksasol
• Pengobatan antiretroviral ( ARV )
PENANGANAN MAKANAN PADA PEND AIDS

• Makanan Tktp Tidak Ada Pantangan Yg Menyehatkan Dan


Menimbulkan Nafsu Makan
• Hindari Susu Yg Mentah A/ Tdk Dipasteurisasi
• Jangan Menyajikan Telur Yg Mentah
• Daging Hrs Dimasak Matang  Tdk Boleh Setengah Matang
Intervensi Untuk “Wasting Syndrome”
• Diet seimbang dengan cukup kalori, protein,
lemak, vitamin, dan mineral
• Ajarkan teknik higienis dan penanganan
keamanan makanan
• Pengelolaan gejala yang mengganggu intake
makanan
• Ajrkan pasien untuk mengatasi gejala gangguan
nutrisi di rumah
• Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
• Ajarkan kandungan gizi dari sumber-sumber
makanan yang tersedia (local food)
• Rujuk ke ahli gizi (jika ada)

42
PEMBERIAN DUKUNGAN PSIKOLOGIS PD AIDS

• Beri dorongan pd pasien u/ ikut terlibat dlm pwt-an dirinya . beri jadwalnya juga beri
kesempatan u/ membuat keputusan apabila memungkinkan  pasien merasa
mandiri dan mengontrol dirinya
• Jangan menghindar dari pend aids  libatkan pend dgn kegiatan-kegiatan (bila
memungkinkan)
• Jangan takut u/ mendiskusikan penyakit yg diderita nya
• Jangan takut untuk menyentuh pend aids  sentuhan /plukan dpt memberi spirit
pd pend
penatalaksanaan infeksi oportunistik
• Infeksi oportunistik ( IO ) tersering di Indonesia :
1. Infeksi saluran napas :
 Tuberkulosis paru & ekstraparu t.u. limfadenitis TB
 Pneumosistis pneumonia ( PCP )
 Pneumonia bakteri berat
2. Infeksi mulut & saluran cerna :
 Kandidiasis mulut ( tersering ) & esofagus
 Diare kronis : TB-intestinal, berbagai parasite

3. Susunan saraf pusat ( neuro-AIDS )


 Toksoplasma ensefalitis
 Kriptokokkus meningitis
46
Algoritme diagnosis & penatalaksanaan infeksi saluran
napas / TB pada pasien HIV sakit berat
Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan

• Mempromosikan perilaku hidup sehat untuk


memperpanjang masa asymtomatic,
menurunkan kondisi negatif yang disebabkan
oleh HIV, dan pencegahan perilaku yang dapat
menularkan HIV
• Melakukan assesmen, dan menggunakan
pengetahuan pasien maupun anggota keluarga
pasien yang sudah ada, sebagai dasar untuk
pengajaran
48
Peran Perawat dalam Pencegahan untuk
Pasien
• Melakukan asesmen
• Mengidentifikasi risiko infeksi HIV
• Melakukan intervensi
• Memberi konseling pada manfaat tes HIV
• Memberi pendidikan mengenai penularan HIV dan pengurangan
risiko penularan
• Merujuk pasien yang terdeteksi HIV postif untuk mendapatkan
perawatan dan dukungan
• Memberi pendidikan untuk pasien yang terdeteksi HIV negatif
mengenai upaya-upaya pencegahan
49
Peran Perawat dalam
Kesehatan Mental
• Membantu ODHA mengidentifikasi permasalahan psikologis yang
dialaminya
• Membantu mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki untuk
dioptimalkan
• Mempertahankan hubungan terapeutik dengan ODHA
• Membantu ODHA menemukan koping mekanisme yang efektif
• Mendorong keluarga dan lingkungan sekitar mensupport ODHA
• Dukungan sesama ODHA sangat diperlukan

50
Peran Perawat dalam pemberikan
dukungan / advokasi pada pasien
• Mengidentifikasikan kebutuhan (bersama ODHA dan
anggota keluarga)
• Merujuk ODHA ke layanan yang sesuai dengan
kebutuhan tersebut baik dalam setting klinik maupun
komunitas
• Mendukung pemenuhan kebutuhan ODHA, seperti
memberi informasi kepada pasien mengenai skema
cost-sharing
51
Peran Perawat dalam Pengelolaan
Rujukan
• Memberikan informasi sistem rujukan yang
terkait dengan berbagai layanan/fasilitas
berbasis RS/komunitas

• Memberikan umpan balik dalam memberi


perawatan yang komprehensif sesuai dengan
kebutuhan pasien
52
Empat Langkah menuju “Getting It
Right”
• Berikan waktu untuk pasien
• Gunakan pendekatan yang terbuka, mendukung
serta tidak menilai/ nonjudgmental
• Pertahankan pengetahuan yang sudah
diperoleh
• Yakin akan pentingnya peran Anda sebagai
perawat 53
SEKIAN
TERIMA KASIH
ADA PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai