Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 2

RIBA DAN PINJAM MEMINJAM

N A M A A N G G O TA K E L O M P O K :
 A LV I N A D E S T I YA N A P 03
 D I A H T R I U TA M I 09
 D YA H A N D I N I P 12
 H A R RY D U TA J P 19
 N O V I TA E K A P 26
 SITI KHOTIMAH 31
 Y O G A J AT I W I J AYA 35
PENGERTIAN DAN HUKUM RIBA
Secara bahasa, riba berasal dari kata az-ziyadah yaitu tambahan atau kelebihan.
Menurut istilah syara’ adalah penambahan pada harta dalam akad tukar menukar tanpa adanya
imbalan atau pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Riba dalam
syariat islam hukumnya haram. Perihal keharaman riba ditegaskan dalam ayat alquran maupun
hadist.
Diantara ayat ayat dalam al quran dan hadis yang menegaskan pengharaman riba antara lain
surah al baqarah ayat 275 :
ِّ ‫ ل‬%‫ َو َح َّر َم‬%‫ ْي َع‬%%‫ َح َّل ُهَّللا ْلبَا‬%‫ۚ َوَأ‬
…. ‫ربَا‬%%‫ا‬
Pada dasarnya riba haram hukumnya. Semua orang yang terlibat dalam riba sekalipun hanya
sebagai saksi, terkena dosanya juga. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim wajib untuk
menghindarinya. Untuk itu, guna menghindari riba, apabila mengadakan jual-beli barang sejenis
seperti emas dengan emas atau perak dengan perak ditetapkan syarat :
1. sama timbangan ukurannya; atau
2. Dilakukan serah terima saat itu juga,
3. Dilakukan secara tunai.
Apabila tidak sama jenisnya, sperti emas dan perak boleh berbeda takarannya,namun tetap harus
secara tunai dan diserah terimakan sat itu juga. Kecuali barang yang berlainan jenis dengan
perbedaan seperti perak dan beras, dapat berlakuk ketentuan jual beli sebagaimana barang
barang yang lain.
Macam macam riba
Riba dibagi menjadi 4, yakni:
1. riba fadli adalah pertukaran barang sejenis tetapi tidak sama timbangannya. Misalnya, cincin
emas 10 karat seberat 10gr ditukar dengan emas 10 karat namun seberat 9gr. Kelebihan itulah
yang termasuk riba.
2. riba qardi adalah pinjam meminjam dengan syarat harus memberi kelebihan saat
mengembalikannya. Misal si A bersedia meminjami si B uang sebesar rp. 100.000 asal si B
bersedia mengembalikannya sebesar rp. 115.000. bunga pinjaman itulah yang disebut riba.
3. riba yadi adalah akad jual beli barang sejenis dan sama timbangannya, namun penjual dan
pembeli berpisah sebelum melakukan serah terima barang. Seperti penjualan kacang, ketela
yang masih didalam tanah.
4. riba nasi’ah adalah akad jual beli dengan penyerahan barang beberapa waktu kemudian.
misalnya, membeli buah buahan yang masih kecil kecil dipohonnya, kemudian diserahkan
setelah besar besar atau setelah layak dipetik. Atau membeli padi d musim kemarau, tetapi
diserahkan setetlah panen.
Pengertian pinjam meminjam
Dalam fikih, pinjam meminjam diistilahka dengan “ariyah” artinya pinjaman. Sedangkan
menurut istilah pinjam meminjam adalah akad berupa pemberian manfaat suatu benda halal
dari seseorang kepada orang lain tanpa ada imbalan dengan tidak mengurangi atau merusak
benda itu dan dikembalikan setelah diambil manfaatnya. Allah berfirman dalam surah al maidah
ayat 2 :
ِ ‫اونُوا َعلَى اإْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َو‬
‫ان‬ َ ‫اونُوا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َع‬
َ ‫ۚ َوتَ َع‬ 
HUKUM PINJAM MEMINJAM
Pada dasarnya hukum pinjam meminjam dalam islam dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Mubah, artinya boleh. Halini merupakan hukum asal pinjam meminjam.
2. Sunah, artinya pinjam meminjam yang dilakukan merupakan suatu kebutuhan akan hajatnya.
Misalnya meminjam motor untuk mengantarkan anak kesekolah dan sebagainya
3. Wajib, artinya pnjam meminjam yang merupakan kebutuhan yang sangat mendesak dan
kalau tidak meminjam akan menemukan suatu kerugian. Misalnya, ada seseorang yang sakit
tidak mempunyai uang untuk membeli makanan karena hilang atau kecurian semuannya,
maka apa bila tidak pinjam meminjam uang kepada orang lain akan semakin bertambah
sakit, hal ini wajib pinjam dan yang dipinjami juga wajib meminjami.
4. Haram, artinya pinjam memijam yang dipergunakan untuk kemaksiatan atau berbuat jahat.
Misalnya, seseorang meminjam motor untuk merampok.
RUKUN DAN SYARAT PINJAM
MEMINJAM
Rukun pinjam meminjam ada 4 macam dengan syarat masing-masing sebagai berikut :
1. Orang yang meminjami
Orang yang meminjami syaratnya adalah sebagai berikut :
A. Berhak berbuat kebaikan tanpa ada yang menghalangi. Orang yang dipaksa anak kecil . tidak sah
meminjamkan.
B. Barang yang dipinjamkan milik sendiri atau menjadi tanggung jawab orang yang
meminjamkan
2. Orang yang meminjam
Orang yang meminjam syaratnya adalah sebagai berikut :
a. Berhak menerima kebaikan. Oleh sebab itu, orang gila atau anak kecil tidak sah meminjam
b. Mampu menjaga barang yang dipinjamnya dengan baik
c. Hanya mengambil manfaat dari barang yang dipinjam
3. Barang yang dipnjam
Barang yang dipinjam syaratnya adalah sebagai berikut :

a. Barang yang dipinjam ada manfaatnya.


b. Barang itu kekal (tidak habis setelah diambil manfaatnya). Oleh karena itu, maka yang setelah
dimanfaatkan menjadi habis atau berkurang zatnya tidak sah dipinjamkan
4. Dengan perjanjian waktu untuk mengembalikan
Ada pendapat lain bahwa waktu tidak menjadi syarat perjanjian dalam pinjam meminjam.
Sebab pada hakikatnya pinjam meminjam adalah tanggung jawab bersama dan saling percaya,
sehingga apabila terjadi suatu kerusakan atau keadaan yang harus mengeluarkan biaya menjadi
tanggung jawab peminjam.
5. Adanya lafaz dan qobul, yaitu ucapan rela dan suka atas barang yang dipinjam
HAK DAN KEWAJIBAN PEMBERI
PINJAMAN DAN PEMINJAM
Dalam hal pinjam meminjam, antara pemberi pinjaman dan peminjam, antara pemberi
pinjaman dan peminjam harus selalu menjaga hak dan kewajiban antara lain :
1. Hak dan kewajiban pemberi pinjaman
a. Menyerahkan benda yang dipinjam dengan ikhlas sukarela
b. Barang yang dipinjam bersifat tetap dan memberikan manfaat yang halal
c. Tidak didasarkan atas riba
2. Hak dan kewajiban peminjam
a. Peminjam wajib menjaga barang pinjaman dengan baik
b. Peminjam wajib mengembalikan barng pinjaman tepat waktu
c. Peminjam wajib mengganti jika barang pinjaman rusak dengan biaya ditanggung
peminjam
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM PINJAM
MEMINJAM
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pinjam meminjam adalah sebagai berikut :
1. Pinjam meminjam harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik dan halal. Sebab
pinjam meminjam barang untuk perbuatan maksiat hukumnya haram.
2. Orang yang meminjam barang hanya boleh mengguanakan barang itu sebatas yang
diizikan oleh pemilik barang. Misalnya, seseorang meminjamkan tanah dengan akad
hanya diperkenankan untuk ditanami padi, maka tidak boleh ditanami tebu.
3. Merawat barang pinjaman dengan baik.
4. Jika barang dipinjamkan itu rusak atau hilang, maka peminjam tidak wajib mengganti
1. Jika dalam proses mengembaliakan barang itu memerlukan ongkos maka yang menanggung
adalah pihak peminjam
2. Akad pinjam meminjam boleh diputus dengan catatan tidak merugikan salah satu pihak.
3. Akad pinjam meminjam putus jika salah seorang dari kedua belah pihak meninggal dunia,
atau gila. Maka jika terjadi hal seperti itu maka ahli waris wajib mengembalikannya, dan
tidak halal menggunakannya.
4. Jika terjadi perseisihan antara pemberi pinjaman dengan peminjam, misalnya pemberi
pinjaman mengatakan bahwa barangnya belum dikembalikan, maka pengakuan yang
diterima adalah pengakuannya pemberi pinjaman dengan catatan disertai sumpah.
5. Setelah si peminjam mengetahui bahwa yang meminjamkan sudah
memutuskan/membatalkan akad, maka dia tidak boleh memakai barang yang dipinjam.

Anda mungkin juga menyukai