Anda di halaman 1dari 39

GELOMBANG CAHAYA

2. Interferensi Cahaya
Syarat dua atau lebih cahaya yang berinterferensi
haruslah koheren ( frekuensi dan Amplitudo tetap), yaitu
cahaya yang memiliki beda fase yang konsisten (tetap)
sepanjang waktu.
Interferensi Cahaya Melalui Celah Ganda

(a) Percobaan Young dan (b) skema percobaan Young


Cahaya yang melalui celah S menjalar ke P dan Q,
kemudian kedua berkas cahaya koheren itu
bergabung (berinterferensi) pada layar.
Hasil interferensi dapat berupa garis terang atau
garis gelap.

1) Garis terang
d sin Ө = m 

Keterangan:
d = jarak antara kedua celah PQ
θ = sudut lenturan cahaya
p = jarak terang pusat ke terang ke-m
m = nomor garis (0,1,2, …)
λ = panjang gelombang cahaya
ℓ = jarak atau celah ke layar
2) Garis gelap

d sin Ө = (m – ½) 

Percobaan Young membuktikan bahwa cahaya


dapat melakukan interferensi, seperti halnya
gelombang. Hal itu memperkuat teori gelombang
cahaya dari Christian Huygens dan Robert
Hooks.
3. Difraksi Cahaya

Difraksi adalah Peristiwa lenturan gelombang


melewati celah.

Lenturan gelombang permukaan air pada tangki


riak melalui (a) celah lebar, (b) celah cukup
lebar, dan (c) celah sempit
a. Difraksi Celah Tunggal

1) Garis terang

d sin  = (2m + 1)½

Keterangan:
m = orde terang = 1, 2, 3, 4
d = lebar celah
Difraksi celah tunggal sin θ = p/l
2) Garis gelap

d sin  = m 

Keterangan:
m = orde terang = 1, 2, 3, 4
d = lebar celah
sin θ = p / l
b. Difraksi pada Kisi

Terang pada Kisi

d sin = m 

Keterangan:
d = 1/N = lebar celah
N = konstanta kisi
 = panjang gelombang cahaya yang
digunakan
Difraksi cahaya pada
m = orde
kisi
c. Difraksi pada Tepi Sebuah Benda

Jika cahaya mengenai suatu rintangan, akan terjadi


efek yang disebut efek difraksi, menjadikan
bayang-bayang benda tidak jelas dan tidak tajam,
seperti gambar berikut.

Benda tidak tembus cahaya


diletakkan antara sumber
cahaya dan layar
(a) Bayang-bayang silet diletakkan di antara lubang kecil
yang disinari
cahaya monokromatik dengan film dan (b) perluasan daerah
di sekitar bayang-bayang pinggir pisau silet
d. Difraksi pada Sistem Alat Optik

1) Pola difraksi dua benda yang berdekatan

Bayangan hasil
pemotretan pada film
(a) Pengamatan dua objek yang berdekatan
dengan alat optik tertentu, pola difraksi untuk
diafragma, (b) kecil, (c) sedang, dan (d) besar
2) Daya urai lensa
Pada malam hari, Anda mengamati dua lampu mobil yang
bergerak mendekati Anda. Awalnya, kedua lampu tampak
menyatu. Setelah semakin dekat, lampu tersebut semakin
jelas dan terpisah.

Pengamatan dua lampu mobil dengan mata, kedua


lampu (a) tampak menyatu, (b) tampak mulai terpisah,
dan (c) terpisah sempurna pada jarak lebih dekat
Jadi, daya urai suatu alat optik adalah kemampuan
alat optik untuk menghasilkan bayangan yang terpisah
dari dua benda yang berdekatan.

Daya urai atau daya pisah sudut (angular) dari dua buah
titik sumber dirumuskan:

Keterangan:
θ = jarak sudut satu dengan yang lain (rad)
 = panjang gelombang (m)
D = diameter apertur lingkaran (m)
Daya urai atau daya pisah linier dirumuskan:

d0 = L Ө

Keterangan:
d0 = daya urai linier (m)
L = jarak fokus lensa (m)
4. Polarisasi

Jika arah getar dan fase gelombang-gelombang


cahaya mengikuti pola yang teratur atau searah maka
cahaya semacam itu disebut cahaya terpolarisasi.

Polarisasi cahaya dapat terjadi dengan cara:


1) pemantulan,
2) bias kembar,
3) absorpsi selektif,
4) hamburan, dan
5) pemutaran bidang getar.
a. Mempelajari Sifat Transversal Cahaya Melalui
Sebuah Polarisator dan Analisator

Percobaan untuk menunjukkan


bahwa cahaya adalah gelombang
b. Filter Polarisasi

Cahaya yang menyimpang ke satu arah atau


sumbu saja disebut terpolarisasi linier. Bidang
yang dilalui cahaya itu disebut bidang polarisasi.
c. Polarisasi karena Pemantulan

Persamaan diatas dinyatakan oleh David


Brewster, selanjutnya disebut dengan hukum
Brewster.

tan ip = n

Keterangan:
ip= sudut polarisasi
n = indeks bias
d. Pemutaran Bidang Getar oleh Larutan

Sudut putaran bidang


getar cahaya yang
dilakukan oleh larutan
gula adalah

∆ϕ = ϕ1 – ϕ2

Polarimeter
Berdasarkan percobaan, besarnya sudut putar bidang
getar sebagai berikut:
1) berbanding lurus dengan panjang larutan;
2) berbanding lurus dengan konsentrasi larutan;
3) bergantung pada panjang gelombang cahaya yang
digunakan.

Dari kesimpulan di atas, dapat


dirumuskan:
ϕ1 – ϕ2 = c.l.
Keterangan:
ϕ1– ϕ2 = sudut putar bidang getar
l = panjang larutan
c = konsentrasi larutan
 = sudut putaran jenis larutan

Anda mungkin juga menyukai