ETER
PUSTAKA:
T.W. GRAHAM SOLOMONS, ORGANIC
CHEMISTRY, 5TH ED., 1992
Struktur Eter 2
O atau O 1100 O
R R
CH3
Rumus umum suatu eter Dimetil eter
H2C CH2
C O C
O O
Gugus fungsional Etilen oksida Tetrahidrofuran
suatu eter (THF)
ETER SIKLIK
Tatanama Eter 4
2-Metoksipentana 1-Etoksi-4-metilbenzena
O
CH3OCH2CH2OCH3
O
1,2-Dimetoksietana
Tetrahidrofuran O
(oksasiklopentana)
Dioksana
(1,4-dioksasikloheksana)
Sifat Fisik Alkohol & Eter 7
Dehidrasi alkohol
Alkohol mengalami dehidrasi membentuk
alkena (lihat Bab Alkena).
Alkoholprimer dapat juga terdehidrasi
membentuk eter.
Dehidrasi menghasilkan eter berlangsung
pada suhu yang lebih rendah dibanding reaksi
dehidrasi membentuk alkena.
Dehidrasi menghasilkan eter dibantu dengan
distilasi eter segera setelah terbentuk.
Dietil
eter dibuat secara komersial melalui 12
reaksi dehidrasi etanol.
Dietil
eter adalah produk utama pada suhu
140ºC, sedangkan etena adalah produk utama
pada suhu 180ºC.
Reaksiini kurang berguna pada alkohol
sekunder karena alkena mudah terbentuk.
Pada alkohol tersier sepenuhnya terbentuk
alkena.
Tidak berguna pada pembuatan eter non-
simetrik dari alkohol primer karena terbentuk
campuran produk.
H2SO4
CH2 CH2
180 0C
Etena 13
CH3 CH2 OH
H2SO4
CH3 CH2 OCH 2 CH3
140 0C
Dietil eter
CH3CH2OCH 2CH3 + H3 O
ROR
+
ROH + R'OH ROR' + H2O
H2SO4 +
alkohol 10 R'OR'
2. Sintesis Williamson
Suatu 14
jalur penting pada preparasi eter non-simetrik
adalah suatu reaksi substitusi nukleofilik yang disebut
reaksi Williamson.
Merupakan reaksi SN2 dari suatu natrium alkoksida
dengan alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat.
Hasil terbaik dicapai jika alkil halida, alkil sulfonat,
atau alkil sulfat yang dipakai adalah primer (atau
metil).
Jikasubstrat adalah tersier maka eliminasi
sepenuhnya merupakan produk reaksi.
Pada suhu rendah substitusi lebih unggul dibanding
dengan eliminasi.
R O Na + R' L R O R' + Na L 15
L = Br, I, OSO2R", atau OSO2OR"
CH3CH2I
CH 3 CH 3
Alkohol 10 Isobutilena tert-butil eter
Metode ini sering dipakai untuk “proteksi”
gugus hidroksil dari alkohol primer sewaktu18
reaksi-reaksi lainnya dilakukan terhadap
bagian lain dari molekul tersebut. Gugus
proteksi tert-butil dapat dihilangkan secara
mudah dengan penambahan larutan asam
encer.
H3O+ / H2O
R O Si(CH3)3 R OH + (CH3)3SiOH
Pengubahan suatu alkohol menjadi suatu
trimetilsilil eter membuat senyawa tersebut 20
lebih volatil (mudah menguap). (Mengapa?)
Kenaikan volatilitas (sifat mudah menguap) ini
menjadikan alkohol (sebagai bentuk
trimetilsilil-nya) lebih memungkinkan untuk
menjalani analisis dengan kromatografi gas-
cair.
Reaksi-reaksi Eter 21
CH 3 CH 2 O CH 2 CH 3 + HBr CH 3 CH 2 O CH 2 CH 3 B r
H
G aram oksonium
CH 3 CH 2 OCH 2 CH 3 + HBr CH 3 CH 2 O CH 2 CH 3 + Br
CH 3 CH 2 O + CH 3 CH 2 Br
H
Etanol Etil bromida
Pada tahap selanjutnya, etanol yang baru
terbentuk bereaksi dengan HBr membentuk 27
satu mol ekivalen etil bromida yang ke dua.
CH 3 CH 2 OH + HBr Br + CH 3 CH 2 O H
CH 3 CH 2 Br + O H
H
Epoksida
28
Epoksida adalah eter siklik dengan cincin tiga
anggota. Dalam tatanama IUPAC, epoksida
disebut oksirana. Epoksida paling sederhana
memiliki nama umum etilena oksida.
2 3
C C H2 C CH 2
1
O O
Suatu IUPAC: Oksirana
epoksida
Umum: Etilena oksida
Metode yang paling umum digunakan untuk
mensintesa epoksida adalah reaksi dari suatu 29
alkena dengan suatu asam peroksi organik,
yaitu suatu proses yang disebut epoksidasi.
O O
Epoksidasi
RCH CHR + R'C O OH RHC CHR + R'C OH
O H O
+ C 6 H 5 COOH O + C 6 H 5 COH
CH 2Cl2
H
Asam 1,2-Epoksi-
peroksibenzoat sikloheksana
(100%)
Reaksi antara alkena dengan asam-asam peroksi berlangsung
dengan suatu cara yang stereospesifik. Sebagai contoh, cis-2-
butena hanya menghasilkan cis-2,3-dimetiloksirana, 32
sedangkan trans-2-butena hanya menghasilkan trans-2,3-
dimetiloksirana.
H3C H CH3
O 3
C
+ RCOOH H3C H
C
H3 C
2 O 1
H
H
cis-2-Butena cis-2,3-Dimetiloksirana
(senyawa meso)
H3 C H CH3 CH3
O
C
+ RCOOH H H + H H
C
H CH3 O O
CH3 CH3
trans-2-Butena Enantiomer trans-2,3-Dimetiloksirana
Reaksi-reaksi Epoksida 33
+ H+ H O H
C C C C HO C C O H
_
H+
O O H
H _
H+
HO C C OH
Pembukaan cincin dengan katalis basa
35
ROH
RO + C C RO C C O HO C C OH
O Ion
N ukleofil
kuat alkoksida + RO
O O
Metiloksirana
CH 3 CH2 OCH 2 CHCH3 + CH 3 CH2 O
OH
1-Etoksil-2-propanol
O O CH 3
Alasan: Ikatan pada epoksida terprotonasi adalah
tidak simetris dengan atom karbon yang lebih
tersubstitusi mengemban suatu muatan yang
positif sekali. Oleh karena itu, nukleofil menyerang
atom karbon tersebut meskipun lebih tersubstitusi.
Atom karbon ini menyerupai
karbokation 3 0 38
CH3 CH3
+ H+
CH3 OH + H3 C C CH2 H3 C C CH2 OH
O + OCH3
H H
Epoksida
terprotonasi