Anda di halaman 1dari 35

Kelainan Ginekologi

Dosen Pembimbing :
dr. Irawan, SpOG

Disusun oleh: Lela Nurlela Rezziamalia


Hidayati
Rifki Akbar
Septian Nikko P
Triana Dewi
Pembahasan
1. Kelainan Jinak Traktus Genitalis Interna dan
Eksterna
2. Endometriosis, Endometritis dan
Adenomiosis
3. Inkontinensia Urin dan Prolaps Genital
4. Mastitis
Kelainan Jinak Traktus Genitalis Interna dan
Eksterna

1. Tumor Jinak Vulva


2. Tumor Jinak Vagina
3. Tumor Serviks
4. Korpus Uteri
5. Ovarium
Tumor jinak vulva
1. Tumor kistik
 Kista inklusi (kista epidermis)
terjadi akibat perlukaan, terutama pada
persalinan karena robekan atau episiotomi.
a. Kista sisa jaringan embrio
• Kista gartner: berasal dari saluran
mesonefridikus Wolffi.
• Kista saluran nuck (hydrokele): berasal dari
prosesus vaginalis peritoneum yang terletak
dalam saluran inguinal sampai labia mayor.
b. Kista kelenjar
• kista bartholini:terjadi akibat radang .
• Kista sebasea: berasal dari kelenjar sebasea
kulit yang terdapat pada labium mayor,
labium minor dan mons veneris.
• Penyakit Fox-Forduce (apokrin miliaria),
terjadi akibat sumbatan saluran kelenjar
keringat.
• Kista paraurethra, terjadi karena saluran
kelenjar ini tertutupi oleh infeksi
• Kista endometriosis: jarang terjadi
2. Tumor Solid
a. Tumor epitel
• Kondiloma akuminatum, karena virus HPV
type 6 dan II
• Karunkula uretra ada 2 macam:
neoplasma dan granulomatosa
• Nevus pigmentosus: sering terjadi dan bisa
disebabkan karena iritasi
b. Tumor jaringan mesodermal
• Fibroma: berasal dari jaringan disekitar
labium mayor.
• Limpoma:berasal dari jaringan lemak
disekitar labium mayor.
Tumor jinak vagina
1. Tumor kistik
a. Kista inklusi: tumor jinak yang paling sering
ditemukan pada vagina
2. Tumor solid
a. Fibroma vagina: berasal dari proliferasi
fibroblas dijaringan ikat dan otot polos vagina.
b. Adenosis vagina: berasal dari saluran
paramesonefridikus muller.
c. Endometriosis vagina: lokasi paling sering di
forniks posterior.
Tumor Jinak serviks
Polip Endoserviks
• Lesi ini membentuk tumor
• Memiliki garis tengah hingga beberapa
sentimeter
• Lunak pada palpasi
• Dibungkus permukaan licin berkilap
• Sel silindris penghasil mucus
Korpus Uteri
1. Polip Endometrium
• Bergaris tengah 0,5 hingga 3 cm
• Polip yang lebih besar mungkin menonjol
dari mukosa endometrium ke dalam
rongga uterus
• Histologik; polip tampak dilapisi oleh sel
silindris
• Lebih sering terjadi saat menopause
Korpus Uteri
2. Leiomioma
• Berasal dari sel otot polos di miometrium
• Konsistensinya padat
• Ditemukan pada 30% sampai 50% perempuan usia subur
• Lebih sering ditemukan pada orang berkulit hitam
• Estrogen dan mungkin kontrasepsi oral merangsang
pertumbuhan tumor ini
• Sebaliknya, tumor menciut pascamenopause
• Massa besar mungkin dapat diraba oleh pasien di daerah
panggul
Ovarium
• Tumor Stroma Epitel Permukaan
1. Tumor Serosa
 Tersering pada usia antara 30-40 tahun
 Meskipun mungkin solid, tumor ini biasanya
kistik
 Sekitar 60% jinak, 15% dengan potensi
keganasan rendah, dan 25% ganas
 Lesi borderline membentuk sekitar 60%
kanker ovarium
• Morfologi Tumor Serosa
 Bergaris tengah kecil (5 hingga 10 cm)
 Bentuk bulat atau ovoid. Sekitar 25% bentuk
jinak bersifat bilateral
 Secara histologis, satu lapisan epitel silindris
tinggi yang melapisi kista
 Tumor dengan potensi kegansan rendah dapat
menyebar ke peritoneum, tetapi impal tumor
umumnya “noninvasif”
Lanjutan….
• Tumor Stroma Epitel Permukaan
2. Tumor Musinosa
 Rentang usia seperti pada tumor serosa
 tumor musinosa jauh lebih kecil kemungkinannya
bersifat ganas
 membentuk sekitar 10% kanker ovarium
 80% bersifat jinak, dan 10% memiliki potensi
keganasan yang rendah
 Hanya sekitar 5% tumor jinak dan 20% tumor
ganas bersifat bilateral
• Morfologi Tumor Musinosa
 Pada pemeriksaan makroskopik, tidak dapat
dibedakan dari tumor serosa kecuali oleh
sifat isi kista yang musinosa
 Jarang ditemukan pembentukan papila
 Pembentukan papila yang mencolok dan
pemadatan mengisyaratkan sifat ganas
Lanjutan….
• Tumor Stroma Epitel Permukaan
3. Tumor Endometrioid
 Tumor ini mungkin padat atau kistik
 Meskipun terdapat bentuk jinak dan
bentuk borderline, tumor endometrioid
biasanya ganas
 Bersifat bilateral pada sekitar 30%
kasus, dan 15% hingga 30% pasien
Lanjutan….
• Tumor Stroma Epitel Permukaan
4. Tumor Kistadenofibroma
 Kistadenofibroma pada dasarnya adalah varian
kistadenoma serosa dengan proliferasi
mencolok stroma fibrosa yang terletak di bawah
epitel silindris.
 Tumor jinak ini biasanya kecil dan multilokular,
dengan tonjolan papilaris biasa tidak bercabang.
 Jarang terjadi keganasan
Lanjutan….
• Tumor Stroma Epitel Permukaan
5. Tumor Brenner
 Tumor ovarium unilateral padat dan jarang
ditemukan
 Terdiri atas banyak stroma yang mengandung
sarang-sarang epitel transisional
 Kadang, sarang tersebut bersifat kistik dan dilapisi
oleh sel silindris
 biasanya berkapsul licin , tampak putih abu-abu
dengan garis tengah bervariasi hingga 20 cm
Endometriosis

tingkat prevalensi 20-50%


pada wanita subur.

Penyebab pasti dan


patogenesis endometriosis
tidak jelas.
Ada 3 Teori:
1. Teori regurgitasi
2. Teori metaplastik
3. Teori penyebaran
vascular atau limf
Endometriosis
Gejala Klinis:
nyeri perut bawah yang progresif,
( Dismenore),
dispareunia,
nyeri waktu defekasi khususnya
waktu haid, polimenorea dan Penatalaksanaan:
hipermenorea, infertilitas. 1. Terapi medis
Pengobatan simtomatik,
Kontrasepsi oral,Progestin,
danazol, gestrinon, GnRHa
2. Terapi pembedahan
Pembedahan konservatif,
radikal, simtomatis
Endometritis

Etiologi dan patogenesis:


kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi
tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim.

Manifestasi klinik:
Nyeri abdomen bagian bawah.
Mengeluarkan keputihan (leukorea).
Kadang terjadi pendarahan.
Dapat terjadi penyebaran
Endometritis
Klasifikasi:
1. Endometritis akut
2. Endometritis kronik

Penatalaksanaan:

Antibiotik
Tirah baring dan analgetik
Adenomiosis

Penyebab tidak diketahui pasti.


Diduga karena
1. Jaringan endometrium yang
menyusup ke dinding rahim
2. Teori Pertumbuhan
3. akibat proses persalinan

Patofisiologi

tumbuhnya endometrium di tempat


yang tidak semestinya jaringan
tempat tumbuhnya rusak, meradang 
rangsang nyeri.
Adenomiosis Manifestasi klinik
Asimtomatik
menorragia, dismenore, dan
pembesaran uterus, nyeri pelvis dan
menstruasi yang banyak dan abnormal

Terapi

Asimtomatik  tidak diperlukan obat-


obatan.
Inkontinensia Urin
• Adalah keluarnya air
kemih yang tidak dapat
ditahan.

• Etiologi
1. Trauma pada saat
persalinan
2. kausa serebral tanpa
adanya kelainan anatomi
3. kelainan bawaan
• Klasifikasi :
Tingkat I
Tingkat II
Tingkat III

• Pengobatan
tujuan: Pengobatan
diarahkan pada apa
yang ditemukan.
Prolaps Genital
• adalah penempatan yang salah pada organ
pelvis ke dalam vagina atau melampaui
introitus vagina.
• etiologi: persalinan pervaginam dengan bayi
aterm.
• Faktor lain : lemahnya kualitas jaringan ikat,
penyakit neurologic, keadaan penyakit
menahun, atau obesitas, asites, tumor pelvis.
• Gejala: Klasifikasi
1. perasaan mengganjal di • Desensus uteri, uterus
vagina turun, tetapi serviks masih
2. rasa sakit di panggul dalam vagina.
atau pinggang. Bila • Prolaps uteri tingkat I,
pasien berbaring keluhan • Prolaps uteri tingkat II,
ber-, bahkan menghilang • Prolaps uteri tingkat III

Penatalaksanaan
1. Pengobatan medis
2. Operatif
Mastitis
• suatu proses peradangan pada satu atau lebih
segmen payudara yang disertai infeksi atau
tanpa infeksi
• Organisme yang paling sering menginfeksi
adalah Staphylococcus aureus, Escherecia coli
dan Streptococcus.
Gejala :
Faktor Resiko :
-Demam dengan suhu lebih dari
-Terdapat riwayat mastitis pada anak
38,5oC
sebelumnya.
-Menggigil
-Puting lecet.
-Nyeri atau ngilu seluruh tubuh
-Pengosongan payudara yang tidak
-Payudara menjadi kemerahan, tegang,
sempurna
panas, bengkak, dan terasa sangat
-Pelekatan bayi pada payudara yang kurang
nyeri.
baik
-Peningkatan kadar natrium dalam ASI
-Ibu atau bayi sakit.
yang membuat bayi menolak menyusu
-Frenulum pendek.
karena ASI terasa asin
-Produksi ASI yang terlalu banyak.
-Timbul garis-garis merah ke arah
-Berhenti menyusu secara cepat/
ketiak.
mendadak,
-Penekanan payudara
-Sumbatan pada saluran atau muara
saluran oleh gumpalan ASI
Patofisiologi: -Penggunaan krim pada puting.
Stasis ASI, adanya respons inflamasi, -Ibu stres atau kelelahan.
dan kerusakan jaringan memudahkan -Ibu malnutrisi.
terjadinya infeksi
Penatalaksanaan :
-memperbaiki teknik menyusui
Pencegahan :
-Untuk mencegah terjadinya mastitis - ibu harus istirahat dan
dapat dilakukan dg memperhatikan mengkonsumsi cairan adekuat dan
faktor resikonya nutrisi berimbang
-Ibu harus istirahat cukup dan -Kompres hangat terutama saat
diajarkan cara memerah payudara dg menyusu.
- Setelah menyusui/merah kompres
baik.
-Pada kasus puting lecet, sebaiknya dingin dapat mengurangi nyeri dan
segera diobati dg lanolin yg meresap bengkak.
- pijatan jari-jari juga dapat
sebelum bayi menyusu.
melancarkan asi.
- menkonsumsi obat yang sesuai dg
indikasi
-Jika tidak terlihat perbaikan dalam 12
Komplikasi : – 24 jam / ibu tampak sakit berat,
- Abses karena pengobatan terlambat antibiotik harus diberikan. Jenis
- Mastitis berulang kronis karena telat antibiotiknya adalah dikloksasilin atau
berobat kembali dan kurang adekuat flukloksasilin 500 mg setiap 6 jam
secara oral.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai