A-5.Pemberian Air
A-5.Pemberian Air
b. Cara Meniris
Pemberian air dengan aliran tipis pada permukaan tanah
•Cara ini baik dipakai untuk rumput dan tanaman sejenis jagung, gandum
yang tidak banyak memerlukan air
•Karena memerlukan aliran tipis medan harus mempunyai kemiringan yaitu :
2,5% - 10%
Meniris dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Mengalir kesatu arah (Hang bau)
2. Mengalir pada kedua arah (Ruchen Bau)
Mengalir kesatu arah
•Air dialirkan melalui alur-alur (disebut alur pembawa) dan
dilimpahkan ketanah irigasi melalui sisi saluran
Pada pemberian air pada sistem irigasi maka selain air digunakan
untuk tanaman padi ada beberapa tanaman lain yang biasanya
ditanam pada musim kemarau yaitu Palawija (polowijo) dan Tebu
Gula.
Dari jenis tanaman diatas kebutuhan air masing-masing tanaman
berbeda, sehingga pemberian air pada masing-masing tanaman
diatas juga berbeda.
Tanaman lain dimusim kemarau:
•Tembakau: Pada daerah bekas sawah tanaman padi musim penghujan
(padi rendeng)
•Kopi, Coklat (tanaman perkebunan), didaerah pertanian diperbukitan
•Kolam ikan (budidaya ikan air tawar)
Contoh:
Takaran air (debit air) 0,3 l/dt untuk Polowijo
Maka:, Debit air untuk:
Tebu = 1,5/1 x 0,3 l/dt = 0,45 l/dt
Padi = 4/1 x 0,3 l/dt = 1,20 l/dt
Di beberapa DI di Jawa memakai Pemberian air:
Padi : Tebu Gula : Polowijo
4 : 2 : 1
Contoh:
DI. Pemali – Comal, Luas DI. = 8000 Ha terdiri dari
Padi ; 2500 Ha
Tebu Gula ; 2000 Ha
Polowijo ; 3000 Ha
Bero ; 500 Ha (Bero = tidak ada tanaman)
Perbandiingan : Padi : Tebu : Polowijo = 4 : 1,5 : 1
Bila kebutuhan air untuk tanaman Polowijo = 0,3 l/dt/Ha
Dibutuhkan untuk tanaman :
Padi : 2500 x 4 x 0,3 = 3000 l/dt
Tebu Gula : 2000 x 1,5 x 0,3 = 900 l/dt
Polowijo : 3000 x 1 x 0,3 = 900 l/dt
Bero : --- ----
: Jumlah = 4800 l/dt
Akibat kebocoran dan Penguapan : 20%
Maka dibutuhkan air sesungguhnya di Bangunan Pengambilan :
= 100/80 x 4800 l/dt = 6000 l/dt = 6 m3/dt
Karena tebu menerima air hanya 9 Jam, maka untuk Tebu harus diberikan:
24/9 x 300 l/dt = 800 l/dt
Ini berarti bahwa pada siang hari ada pengurangan Debit untuk Padi
dan Polowijo, yaitu:
Yang ditetapkan:
Padi : 1000 l/dt
Polowijo : 300 l/dt
Padi + Polowijo : 1300 l/dt
Menjadi :
Padi + Tebu + Polowijo = 1600 l/dt
Tebu = 800 l/dt
Padi + Polowijo = 800 l/dt
Kebutuhan air:
•Padi : 30 x 4 x 0,3 = 36 l/dt
•Tebu : 100 x 1,5 x 0,3 = 45 l/dt
•Polowijo : 150 x 1 x 0,3 = 45 l/dt
Jumlah = 126 l/dt
Dengan pengairan Tebu 9 Jam, siang diperlukan pada Tebu:
24/9 x 45 = 120 l/dt
Pada siang hari untuk padi + polowijo menjadi:
• - 120 = 6 l/dt.
Ini jelas tak mencukupi untuk padi (30 Ha) dan Polowijo (150 Ha)
Hal ini disebabkan luas Tebu Gula pada daerah Irigasi relatif terlalu
besar
Ada beberapa daerah yang membatasi tanaman Tebu hanya 1/8 luas DI.
Sehingga pengaturan tidak mengalami kesulitan
Dinas pengairan dan Pabrik Gula yang mengelola perkebunan Tebu
mengambil jalan sbb:
Angka perbandingan dari : 4 : 1,5 : 1
Menjadi : 4 : (24/9 x 1,5) : 1
: 4 : 4 : 1
Jadi pada jam 6 sampai jam 15.00 sore dipakai perbandingan :
Padi : Tebu : Polowijo
4 : 4 : 1
Setelah jam 15.00 sore semua air untuk padi dan Polowijo saja
Perhitungan menjadi :
• 20 Ha Bero --
• 30 Ha Padi : 30 x 4 = 120 Ha P.R
•100 Ha Tebu : 100 x 4 = 400 Ha P.R
•150 Ha Polowijo : 150 x 1 = 150 Ha P.R
Jumlah = 670 Ha P.R
Adanya air hanya 126 l/dt maka didapat:
Pasten Polowijo : (126/670) = 0,19 l/dt/Ha
Pasten Padi : 4 x 0,19 = 0,76 l/dt/Ha
Pasten Tebu : 4 x 0,19 = 0,76 l/dt/Ha
Dalam hal ini Pasten padi sangat kecil tapi tidak dirugikan sebab
setelah Jam 15.00 sore akan diganti dengan yang dipakai oleh Tebu>