Anda di halaman 1dari 15

PEMBERIAN AIR

CARA PEMBERIAN AIR


Pemberian air untuk tanaman pertanian tergantung pada:
•Jenis Tanaman
•Keadaan Medan
•Keadaan Tanah
•Ada tidaknya persediaan air

Cara pemberian air yang dapat dipakai yaitu:


I. Pemberian air pada muka tanah
(Surface irrigation method)
Cara ini dapat dibedakan:
a. Cara Penggenangan (Flooding Method)
Penggenangan : ada lapisan air yang cukup tebal pada permukaan
tanah
Dalam genangan 5 – 15 cm

Cara penggenangan seperti ini dilakukan untuk tanaman padi.

b. Cara Meniris
Pemberian air dengan aliran tipis pada permukaan tanah
•Cara ini baik dipakai untuk rumput dan tanaman sejenis jagung, gandum
yang tidak banyak memerlukan air
•Karena memerlukan aliran tipis medan harus mempunyai kemiringan yaitu :
2,5% - 10%
Meniris dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Mengalir kesatu arah (Hang bau)
2. Mengalir pada kedua arah (Ruchen Bau)
Mengalir kesatu arah
•Air dialirkan melalui alur-alur (disebut alur pembawa) dan
dilimpahkan ketanah irigasi melalui sisi saluran

Mengalir kedua arah


•Kalau miring medan kecil maka harus dirubah kemiringannya
•Disini dapat dibentuk petak-2 dengan miring 2 (dua) arah
•Kemiringan muka tanah dibuat 2% - 5% , lebar alur 10 – 20 cm,
kedalaman 10 cm.
II. Sprinkle Method
Pemberian air dengan meniru jatuhnya air hujan
•Cara paling sederhana menyiran dengan gembor
•Cara yang lebih sempurna yaitu dengan memakai pipa untuk
melewatkan air dengan tekanan 4 – 8 atmosfer .

Keuntungan cara ini:


•Tak terpengaruh oleh keadaan medan
•Pemberian air hemat dan terkontrol
•Pemberian air segera dapat dihentikan dan dimulai dengan
pemberian air sesuai kebutuhan .
•Tanaman selalu bersih dan segar
III. Infiltration Method
Caranya dengan mengalirkan air melalui saluran dan air meresap
melalui dinding saluran dan selanjutnya diserap oleh akar tanaman.
Cara ini dapat dilakukan untuk perkebunan Tebu – Jagung - Gandum.

IV. Sub-Surface Irrigation Method


Caranya dengan menggunakan pipa-2 yang dilubangi untuk jalannya air.
•Ditanam didalam tanah.
•Lubang pada pipa distribusi dibuat dibagian atas pipa (1/2.D)
c

Kekurangan cara ini:


•Bila pipa buntu tidak segera diketahui, karena tidak terlihat langsung
•Cara ini cocok untuk tanaman yang daunnya mudah rusak

Pada pemberian air pada sistem irigasi maka selain air digunakan
untuk tanaman padi ada beberapa tanaman lain yang biasanya
ditanam pada musim kemarau yaitu Palawija (polowijo) dan Tebu
Gula.
Dari jenis tanaman diatas kebutuhan air masing-masing tanaman
berbeda, sehingga pemberian air pada masing-masing tanaman
diatas juga berbeda.
Tanaman lain dimusim kemarau:
•Tembakau: Pada daerah bekas sawah tanaman padi musim penghujan
(padi rendeng)
•Kopi, Coklat (tanaman perkebunan), didaerah pertanian diperbukitan
•Kolam ikan (budidaya ikan air tawar)

Perbandingan pemberian air


Hasil penelitian pada Daerah Irigasi (DI) Pemali – Comal pada thn 1927
oleh Djawatan Pertanian dan Pengairan

Padi : Tebu Gula : Polowijo


4 : 1,5 : 1

Contoh:
Takaran air (debit air) 0,3 l/dt untuk Polowijo
Maka:, Debit air untuk:
Tebu = 1,5/1 x 0,3 l/dt = 0,45 l/dt
Padi = 4/1 x 0,3 l/dt = 1,20 l/dt
Di beberapa DI di Jawa memakai Pemberian air:
Padi : Tebu Gula : Polowijo
4 : 2 : 1

Contoh:
DI. Pemali – Comal, Luas DI. = 8000 Ha terdiri dari
Padi ; 2500 Ha
Tebu Gula ; 2000 Ha
Polowijo ; 3000 Ha
Bero ; 500 Ha (Bero = tidak ada tanaman)
Perbandiingan : Padi : Tebu : Polowijo = 4 : 1,5 : 1
Bila kebutuhan air untuk tanaman Polowijo = 0,3 l/dt/Ha
Dibutuhkan untuk tanaman :
Padi : 2500 x 4 x 0,3 = 3000 l/dt
Tebu Gula : 2000 x 1,5 x 0,3 = 900 l/dt
Polowijo : 3000 x 1 x 0,3 = 900 l/dt
Bero : --- ----
: Jumlah = 4800 l/dt
Akibat kebocoran dan Penguapan : 20%
Maka dibutuhkan air sesungguhnya di Bangunan Pengambilan :
= 100/80 x 4800 l/dt = 6000 l/dt = 6 m3/dt

Polowijo Relatif : Luas Daerah Padi & Tebu dijadikan Luas


(PR) Polowijo.
CONTOH :
Dilakukan perhitungan :
2500 Ha Padi : 2500 x 4 = 10.000 Ha PR
2000 Ha Tebu : 2000 x 1,5 = 3.000 Ha PR
3000 Ha Polowijo : 3000 x 1 = 3.000 Ha PR
Jumlah = 16.000 Ha PR
Bila adanya air di sungai = 2000 l/dt
Kehilangan dilapangan = 20%, maka suplai air menjadi sbb:
Debit = 2000 l/dt
20% Hilang = 400 l/dt
Yang dapat dipakai = 1600 l/dt
Maka “PASTEN” Polowijo :
1600
P  0,1 l / dt / Ha
16.000
Pengaturan air sbb:
Pasten Polowijo = 1 x 0,1 = 0,1 l/dt/Ha
Pasten Padi = 4 x 0,1 = 0,4 L/dt/Ha
Pasten Tebu Gula= 1,5 x 0,1 = 0,15 l/dt/Ha

Sehingga pemberian air menjadi:

Untuk Tebu = 2000 x 0,15 = 300 l/dt


Untuk Polowijo = 3000 x 0,10 = 300 l/dt
Untuk Padi = 2500 x 0,40 = 1000 l/dt
Jumlah = 1600 l/dt

Karena tebu menerima air hanya 9 Jam, maka untuk Tebu harus diberikan:
24/9 x 300 l/dt = 800 l/dt
Ini berarti bahwa pada siang hari ada pengurangan Debit untuk Padi
dan Polowijo, yaitu:
Yang ditetapkan:
Padi : 1000 l/dt
Polowijo : 300 l/dt
Padi + Polowijo : 1300 l/dt
Menjadi :
Padi + Tebu + Polowijo = 1600 l/dt
Tebu = 800 l/dt
Padi + Polowijo = 800 l/dt

Jadi ada kekurangan : 1300 - 800 = 500 l/dt

Ini hanya berjalan 9 jam sehingga kekurangan dapat diganti selama 15


jam pada malam hari sebanyak tambahan debit 300 l/dt dari jatah
Tebu Gula yang tidak diairi:
CONTOH
DI. Seluas 300 Ha, dengan tanaman:
•Padi : 30 Ha
•Polowijo : 150 Ha
•Tebu : 100 Ha
•Bero : 20 Ha
Bila kebutuhan air untuk tanaman Polowijo = 0,3 l/dt/Ha

Kebutuhan air:
•Padi : 30 x 4 x 0,3 = 36 l/dt
•Tebu : 100 x 1,5 x 0,3 = 45 l/dt
•Polowijo : 150 x 1 x 0,3 = 45 l/dt
Jumlah = 126 l/dt
Dengan pengairan Tebu 9 Jam, siang diperlukan pada Tebu:
24/9 x 45 = 120 l/dt
Pada siang hari untuk padi + polowijo menjadi:
• - 120 = 6 l/dt.
Ini jelas tak mencukupi untuk padi (30 Ha) dan Polowijo (150 Ha)
Hal ini disebabkan luas Tebu Gula pada daerah Irigasi relatif terlalu
besar
Ada beberapa daerah yang membatasi tanaman Tebu hanya 1/8 luas DI.
Sehingga pengaturan tidak mengalami kesulitan
Dinas pengairan dan Pabrik Gula yang mengelola perkebunan Tebu
mengambil jalan sbb:
Angka perbandingan dari : 4 : 1,5 : 1
Menjadi : 4 : (24/9 x 1,5) : 1
: 4 : 4 : 1
Jadi pada jam 6 sampai jam 15.00 sore dipakai perbandingan :
Padi : Tebu : Polowijo
4 : 4 : 1
Setelah jam 15.00 sore semua air untuk padi dan Polowijo saja
Perhitungan menjadi :
• 20 Ha Bero --
• 30 Ha Padi : 30 x 4 = 120 Ha P.R
•100 Ha Tebu : 100 x 4 = 400 Ha P.R
•150 Ha Polowijo : 150 x 1 = 150 Ha P.R
Jumlah = 670 Ha P.R
Adanya air hanya 126 l/dt maka didapat:
Pasten Polowijo : (126/670) = 0,19 l/dt/Ha
Pasten Padi : 4 x 0,19 = 0,76 l/dt/Ha
Pasten Tebu : 4 x 0,19 = 0,76 l/dt/Ha

Dalam hal ini Pasten padi sangat kecil tapi tidak dirugikan sebab
setelah Jam 15.00 sore akan diganti dengan yang dipakai oleh Tebu>

Pembagian air menjadi :


30 Ha Padi = 30 x 0,76 = 22,8 l/dt
100 Ha Tebu = 100 x 0,76 = 76 l/dt
150 Ha Polowijo = 150 x 0,19 = 28,5 l/dt
Bero. = -- .
Jumlah = 127,3 l/dt ≈ 126 l/dt
Jadi pemberian air dapat dilakukan tanpa giliran siang dan malam

Anda mungkin juga menyukai