Anda di halaman 1dari 25

INFEKSI JAMUR PADA SELA

JARI-JARI KAKI
(TINEA PEDIS)
Dosen Pembimbing : dr. Elly Ingkiriwang, Sp.KJ

Kelompok F4 :
• Tari Erasti 102013279
• Cornelia Tabita S 102014004
• Rendy Cendranata 102014017
• Fanny Mariska S 102014045
• Minati Puspawardani 102014149
• Julio Ludji P 102014183
• Nur Ayuni Syahira Bt Rosli 102014238
Skenario

Seorang perempuan 21 tahun, pekerjaan tukang


cuci baju, datang ke puskesmas dengan
keluhan gatal pada sela-sela jari kaki kanan dan
Rumusan Masalah
kiri, sejak 2 bulan lalu.

Seorang perempuan 21th, tukang cuci baju,


datang dengan keluhan gatal pada sela-sela jari
Hipotesis kaki kanan dan kiri sejak 2 bulan lalu.

Pasien didiagnosa menderita penyakit Tinea


pedis.
MindMap
Anamnesis
Pemeriksaan Prognosis

WD/DD
Pencegahan

Etiologi
RM
Penatalaksana
an

Epidemiologi

Komplikasi
Patofisiologis
M. Klinik
Anamnesis
• Identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan)
• Keluhan utama ( meliputi lokasi, onset, durasi, dan faktor
pemberat )
• Keluhan penyerta
• Riwayat penyakit sekarang, dahulu
• Riwayat sosial

Hasilnya : pasien seorang perempuan berusia 21 tahun, pekerjaan


tukang cuci baju, dengan keluhan utama gatal pada sela-sela jari
kaki kanan dan kirinya sejak 2 bulan yang lalu.
Pemeriksaan
Fisik/ Dermatologis Penunjang

 Kerak yang kering / bersisik


putih
 Maserasi
 Pengelupasan kulit
Ditemukan
 Hiperhidrosis yang biasanya  Preparat KOH
Fissura pada sela
terjadi pada sela jari kaki ke  Kultur
jari-jari kaki Belum ada hasil
4 dan ke 5  Periodic Acid Schiff Stain/
 Eritema Dan nampak
dengan papul PAS Reaction Test
maserasi
 Hiperkeratosis
 Vesikel atau bula yang diisi
dengan cairan bening
 Celah pada toe webs
Working Diagnosis

Pasien m
enderita T
inea
Pedis tipe
interdigita
lis
Differential Diagnosis
• Candidiasis intertriginosa
• Dermatitis intertriginosa
• eritrasma
Candidiasis Intertriginosa
 Etologi : Candida albicans
 Secara umum tidak menular
 Predileksi : lipatan kulit ketiak, lipatan
paha, lipatan payudara, interdigitalis
 Memiliki ciri-ciri :
 lesi maserasi berwarna putih yang
berbentuk oval di sela-sela jari dan
melebar sampai ke pinggir jari.
 Biasanya ditengah dari lesi akan
terdapat satu atau dua fisura yang
kemerahan seiring dengan kondisi
progesifitas dari pengelupasan kulit
yang maserasi meninggalkan bekas
yang sakit dan kemerahan
Dermatitis Intertriginosa

 Etologi : Iritasi
 Secara umum tidak menular
 Predileksi : Permukaan kulit yang
terkena kontak alergen
 Yang menjadi pembeda adalah tidak
ditemukannya jamur pada
pemeriksaan kultur, tetapi hanya tanda-
tanda peradangan.
Eritrasma

 Etologi : Corynebacterium minutissimum


 Predileksi : jari-jari kaki, sekitar paha dan
kemaluan, ketiak, dan lainnya,
 Memiliki gejalanya mirip dengan infeksi
dematopita epidermal.
 Bagian tubuh yang terkena bisa
terdapat maserasi, erosi, atau
fisura. Sering simetris dan
terkena pada banyak sela-sela
jari.
Etiologi
• Dermatomikosis/ dermatofita

 jamur yang menyerang kulit

• Dermatofitosis

Penyakit pada kulit yang disebabkan jamur dermatofita

 sering disebut dengan tinea, ringworm, kurap, dll

Punya enzim Kreatinase  kreatin pada rambut, stratum korneum

kulit, dan kuku = lisis


Etiologi
• Setiap spesies dermatofita mempunyai afinitas terhadap hospes tertentu, yaitu:

• Zoofilik : Terutama menyerang binatang


• Geofilik : yang hidup di tanah
• Antrofilik : Menyerang manusia

• Golongan dermatofitosis diklasifikasi berdasarkan lokasinya.

• Tinea kapitis : kulit kepala, rambut, alis, dan bulu mata.


• Tinea korporis :badan dan anggota badan,
• Tinea kruris : lipat paha, daerah bawah perut, dan sekitar anus.
• Tinea barbae : dagu, jenggot dan jambang.
• Tinea manum : tangan dan telapak tangan
• Tinea pedis : sela-sela kaki dan telapak kaki, dan
• Tinea unguinum : kuku
Disebabkan :
Tinea Pedis • Trichophyton rubrum (umumnya),
• T. mentagrophytes,
• Epidermophyton floccosum,

Lembab

Gizi

Kebersihan

Jamur hidup
Epidemiologi
• Usia produktif : 20 – 50 th

• Pria > wanita

• Faktor hormonal : Progesteron


Luka Kecil
Patofisiologi
Saluran pernapasan Maserasi, plak, bulla, dll
Kontak langsung

Masuknya Kreatinase Kreatin Efloresensi


jamur dan toksin lisis kulit

Timbul peradangan pada kulit, merah dan


gatal, menyerang stratum korneum kulit,
rambut, dan kuku

Faktor patogenitas lainnya : Mannan


 komponen dinding sel yang bersifat immunoinhibitory
 kemampuan untuk menghambat eleminasi jamur oleh
hospes dengan menekan kerja cell mediated immunity
Manifestasi Klinis
• Manifestasi klinis dari T. pedis, ada beberapa macam,

antara lain :
Bentuk interdigitalis

Bentuk hiperkeratosis menahun / Moccasin foot

Bentuk vesikular/bulla subakut

Bentuk ulcerative  perpanjangan dari tipe interdigitalis yang

sudah menyerang dermis karena maserasi dan infeksi sekunder


oleh bakteri
interdigitalis

• Efloresensi : Maserasi, skuamasi,


erosi
• Predileksi : sela jari ke 4 dan ke 5
• Kulit terlihat putih,
• dapat berbentuk fisura
• sering tercium bau yang tidak enak.
• Lesi dapat meluas ke bawah jari dan
telapak kaki.
• Ada 2 bentuk,
• kering dapat ditemukan kerak putih
pada sela-sela jari kaki,
• lembab dapat ditemukan maserasi.
Moccasin foot

• Efloresensi :Penebalan kulit, adanya


sisik, skuama putih sedikit mengkilat,
melekat, dan tidak meradang.
• Predileksi : tumit, telapak kaki, tepi kaki,
punggung kaki
• Lesi umumnya setempat, akan tetapi
dapat bergabung sehingga mengenai
seluruh telapak kaki, sering simetris dan
disebut moccasin foot.
Vesikular/bulla subakut

• Kelainan timbul pada daerah sekitar jari


kemudian meluas ke punggung kaki atau
telapak kaki,
• Disertai rasa gatal yang hebat.
• Bila vesikel/bulla pecah akan
meninggalkan skuama melingkar yang
disebut koloret.
Penatalaksanaan
Medika mentosa Non-medika mentosa

• Kaus kaki yang menyerap keringat


• Pemberian bedak anti gatal/anti
jamur
• Memakai sendal di tempat-tempat
umum
• Mengeringkan kaki dengan baik

• Grisefulvin, dengan dosis dewasa 500-


1000mg/hari, untuk anak-anak 10-20mg/kgBB/hari
• Terbinafine, dengan dosis 250mg/hari selama 1-2
minggu.
• Itraconazole, dengan dosis 200mg, dua kali sehari
dalam 1 minggu.
• Fluconazole, 150mg/minggu selama 4 minggu
Komplikasi
• Tinea unguinum  kerusakan pada kuku seperti tampak

menebal, dan pecah-pecah.


• Selulitis

• Akibat dari infeksi sekunder bakteri beta-hemolytic streptoccoci

(group A, B, C, F, dan G), S. aureus, S. pneumonae, dan lainnya.


Pencegahan
• Gizi yang seimbang

• Jaga kesehatan

• Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan

• Memakai sendal saat ke fasilitas umum

• Memakai sepatu boot/karet jika bekerja pada pekerjaan

yang berhubungan dengan air


• Mengunakan kaus kaki yang menyerap keringat
prognosis
• Ad Bonam
Kesimpulan
• Penyakit T. pedis biasanya menyerang orang-orang yang bekerja

berhubungan dengan air seperti pemancing, tukang cuci baju, atau


yang selalu menggunakan sepatu tertutup seperti tentara.
• Dalam kasus yang ringan penyakit ini dapat disembuhkan dengan

menggunakan obat-obatan topikal dan memiliki angka kesembuhan


yang tinggi walau dapat kembali lagi jika kebersihannya tidak terjaga,
tapi dalam kasus berat, pengobatan secara oral atau sistemik
mungkin akan dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai