Anda di halaman 1dari 51

ILMU DASAR DERMATO-

VENEREOLOGI

DR. RIYADH IKHSAN, SP.KK

BAGIAN DERMATO-VENEREOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H.ADAM MALIK MEDAN
ILMU DASAR DERMATO-
VENEREOLOGI
Kulit:
Lapisan paling luar, berperan penting, struktur paling kompleks
15% berat badan; luas 1,5-1,75 m2
Ketebalan: 0,5mm-6mm
Ilmu dasar

1. Struktur kulit
2. Fungsi kulit
3. Struktur genitalia
4. Mikrobiologi kulit
5. Histopatologi kulit
6. Morfologi dan bagaimana menetapkan diagnosis
7. Ilmu dasar dermatoimmunologi
STRUKTUR KULIT
1. EPIDERMIS
1.1 Stratum Corneum
1.2 Stratum Lucidum
1.3 Stratum Granulosum
1.4 Stratum Spinosum
1.5 Stratum Basale
2. DERMIS
2.1. Pars Papillare
2.2. Pars Reticulare
3. HIPODERMIS (SUBCUTIS)
PENAMPANG MELINTANG
DIAGRAMATIS DARI KULIT
DAN PANNICULUS
EPIDERMIS
1. Stratum Basale
• Berbentuk columnar atau cuboidal
• Aktif secara mitotik dan aktif berdiferensiasi.

2. Stratum Spinosum
• Lapisan paling tebal: 6-8 lapisan; bentuk polihedral
• Terjadi sintesis Keratin secara aktif di sitoplasma
3. Stratum Granulosum
• 3-5 lapisan sel-sel polygonal
• Sitoplasma:
(+) Granul Keratohiyalin -> bersifat basofilik
(+) Granul Lamellar -> berfungsi eksositosis lemak
yang berguna untuk:
a. Menahan hilangnya air dari kulit
b. Melindungi dari penetrasi foreign bodies

4. Stratum Lucidum
Hanya terdapat pada kulit tebal: Telapak tangan dan
telapak kaki
Tidak mempunyai nukleus dan organela sel
5. Stratum Corneum
• 15-20 lapisan sel rata (flattened), (-) nukleus,
• Bersisik (+)

Sel Merkel
• Merupakan sel mekanoreseptor
• Terdapat pada:
- Area yang sensitif dengan rabaan (tactile)
- Dasar folikel rambut
DERMIS
- Jaringan ikat penyokong epidermis
- Komposisi: serat kolagen, serat elastis, protein
berserabut, elemen-elemen seluler, folikel rambut,
jaringan vaskuler
1. Pars Papillare
• Dekat dengan epidermis
• (+) Kolagen tipe VII, jaringan ikat longgar, fibroblast, sel
Mast, makrofag.
2. Pars Reticulare
• Dekat dengan subcutis
• (+) Kolagen tipe I, jaringan ikat padat tidak beraturan
(irregular), Serat Elastic
Fungsi: elastisitas kulit
HIPODERMIS (SUBCUTIS)
Lobula sel-sel lemak yang dipisahkan oleh septum
berserabut
Ketebalan bervariasi.
Berfungsi sebagai isolator panas, penghalang mekanis,
cadangan energi.

Vaskularisasi kulit:
1. Plexus subpapilla.
2. Plexus yang lebih dalam.
ADNEXA KULIT
1. Kelenjar keringat:
- Kelenjar eccrine.
- Kelenjar apocrine.
2. Kelenjar sebum.
3. Rambut.
4. Kuku.
Kelenjar eccrine Kelenjar apocrine
Ukuran, bentuk Kecil, spiral Lebih besar
Lokasi Di seluruh tubuh, Aksila dan perineal
telapak tangan, (paling banyak)
telapak kaki (paling areola, kelopak mata
banyak), aksila, (kelenjar Moll),
kening kelenjar ceruminosa
Sekresi Encer Berair
Muara ekskresi Permukaan kulit Folikel rambut
infundibular
Faktor yang Innervasi kolinergik, Inervasi adrenergik,
mempengaruhi rasa takut, emosional katekolamin
Fungsi Pengaturan panas Tidak diketahui;
mungkin bau badan
KELENJAR SEBUM

- Di seluruh tempat kulit kecuali telapak tangan


dan telapak kaki.
- Holocrine, melepaskan produk ke dalam
bagian atas kanal rambut.
- Komposisi sebum: trigliserida, asam lemak
bebas, squalene, wax ester, kolesterol.
- Dipengaruhi oleh androgen.
- Produksi sebum : bayi ↑, anak-anak↓, remaja ↑.
RAMBUT

Di seluruh kulit, kecuali telapak tangan dan telapak kaki,


phalange dorsal, phalange distal, labium minus, bibir.

Jenis-jenis rambut:
-Lanugo: rambut halus, tidak terdapat pigmen. Terdapat
pada bayi
-Rambut terminal: lebih kasar dan banyak pigmen,
mempunyai medula. Terdapat pada orang dewasa.

Komposisi rambut : karbon 50,60%, hidrogen 6,36%,


nitrogen 17,14%, sulfur 5.0%, oksigen 20,80%.
SIKLUS RAMBUT

1. Anagen (fase pertumbuhan)


-2-6 tahun : 0,3mm/hari.
-Jumlah pada kulit kepala: 85-90%

2. Catagen (fase degeneratif).


-2-3 minggu
-Jumlah pada kulit kepala: 1%
- Rambut berhenti tumbuh dan folikel rambut menyusut

3. Telogen (fase istirahat).


-3 bulan atau lebih
-Folikel rambut terlihat tidak aktif, rambut rontok merupakan
hal yang normal pada fase telogen
KUKU
Merupakan stratum corneum yang menebal.
Terdiri dari akar kuku (nail root) dan badan kuku
(nail plate)

Tumbuh 1mm/minggu; pertumbuhan kuku tangan


> pertumbuhan kuku kaki.
FUNGSI KULIT

1.Proteksi.
2.Absorbsi.
3.Ekskresi.
4.Persepsi.
5.Pengaturan panas.
6.Pigmentasi.
7.Pembentukan vit D.
8.Keratinisasi.
1. Fungsi Proteksi
1.1 Proteksi fisik:
- Stratum corneum.
- Keratinisasi
- Serat elastis dan kolagen
- Jaringan lemak

1.2 Proteksi kimia:


- impermeabilitas stratum corneum
- keasaman kulit.

1.3 Proteksi sinar:


- melanosit.
- ketebalan stratum corneum.
- asam urocanic.

1.4 Proteksi mikroorganisme


- keasaman kulit
- pengelupasan
2. Fungsi penyerapan
- Dipengaruhi oleh: tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan,
metabolisme, dan jenis vehikulum.
- Berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis
(lebih banyak) atau melalui muara saluran kelenjar.

3. Fungsi ekskresi
- Ekskresi NaCl, urea, asam urat, ammonia atau zat sisa dan tidak
berguna lainnya
- Sebum: meminyaki kulit dan menahan evaporasi air yang
berlebihan
- Produksi sebum + Produksi keringat => keasaaman kulit pH 5-6,5
4. FUNGSI PERSEPSI
Jenis persepsi Reseptor sensorik Lokasi

Perabaan Corpuscle Meissner Papilla dermal


Merkel Ranvier Epidermis

Tekanan Corpuscle Pacinian Dermis, hipodermis

Panas Ujung Ruffini Dermis, hipodermis

Dingin Krause Dermis


Nyeri Ujung syaraf bebas Dermis pars
papillare, basal
membrane
5. Fungsi pengaturan panas
Oleh: a. kelenjar eccrine
b. vaskularisasi kulit
c. penyempitan pembuluh darah

6. Fungsi pigmentasi
Warna kulit tergantung pada:
~ ketebalan kulit
~ caroten
~ melanin
~ oxyhemoglobin
~ hemoglobin yang mengalami deoxygenasi
7. Fungsi Pembentukan Vit. D
sinar matahari
7 dehydrocholesterol vitamin D

8. Keratinisasi
• Berlangsung normal selama 14 – 21 hari
• Merupakan perlindungan kulit terhadap infeksi
melalui mekanisme fisiologis
STRUKTUR GENITALIA
1. Alat Kelamin Laki-Laki
2. Alat Kelamin Perempuan
Sistem limfatik alat kelamin laki-laki/perempuan
terdiri dari:

1. Saluran horizontal kelenjar getah bening superficial


dan kelenjar getah bening dalam.
2. Kelenjar getah bening pelvis dan kelenjar getah
bening sepanjang aorta abdominal.
Organ Kelenjar getah bening

Penis
- Superficial Kelenjar getah bening inguinal medial superficial
- dalam Kelenjar getah bening inguinal medial superficial
Kelenjar getah bening inguinal medial dalam
Scrotum Kelenjar getah bening inguinal medial superficial
Uretra sepon Kelenjar getah bening inguinal medial superficial
Kelenjar getah bening inguinal dalam
Uretra membran & prostat Kelenjar getah bening lateral vesikel  kelenjar
getah bening iliac internal
Prostat vesikel seminal Kelenjar getah bening sacral, iliac eksternal, iliac
internal, anorectal
Testis, duktus epididymal Kelenjar getah bening iliac eksternal
Organ Kelenjar getah bening

Labium majus Kelenjar getah bening inguinal medial superficial,


kelenjar getah bening iliac eksternal
Labium minus Kelenjar getah bening inguinal medial superficial,
kelenjar getah bening inguinal dalam, kelenjar getah
bening iliac eksternal
Kelenjar Bartholin kelenjar getah bening vesikel anterior
Clitoris Kelenjar getah bening inguinal medial superficial,
kelenjar getah bening inguinal dalam, kelenjar getah
bening iliac eksternal
Urethra Kelenjar getah bening inguinal medial superficial,
kelenjar getah bening inguinal dalam, kelenjar getah
bening interiliac, kelenjar getah bening inferior
Ovarium Kelenjar getah bening sepanjang aorta abdominal
Fundus rahim Kelenjar getah bening sepanjang aorta abdominal
Badan rahim Kelenjar getah bening sepanjang aorta abdominal,
inguinal superficial
Mikrobiologi Kulit

Keratinisasi  lemak, nitrogen, mineral dll 


mikroorganisma mengkonsumsi  kolonisasi(+)
patogen
Mikroorganisma patogen oportunistik
non patogen
Carrier : mikroorganisma patogen (+),
tanda klinik (-)
Virulensi : tergantung pada strain mikroorganisma
Patogenesis infeksi bakteri ke arah kulit tergantung pada:

1. Karakteristik patogenik:
• potensi invasif
• sifat-sifat toksigen dari mikroorganisme
2. Portal masuk :
• Dinding vaskuler: perdarahan, thrombosis,
infarksi
• Reaksi seluler→ penyebaran sistemik → lesi jauh
3. Mekanisme pertahanan/ kekebalan host
Mekanisme pertahanan/kekebalan host:
1. Alami: - struktur kulit: - pengelupasan
- teori mantel asam
- desikasi
- perlindungan kimia:
- asam lemak tak jenuh
- gangguan bakteri pada kulit
- bakteri normal pada kulit

2. Immunoglobulin & tipe hipersensitivitas terlambat


- IgM dalam keringat (-)
- IgA, IgG, IgD, dalam serum <<<
- Penyakit kulit pada orang yang mengalami immunodefisiensi (+)
Flora Normal Kulit Flora Normal Membran Mukosa

Flora kulit Flora kulit


sementara tetap
Datang dari Luar kulit Kulit
Patogenisitas Patogen, non Non patogen
patogen
Berkembang (-) (+)
biak
Pembasmian mudah sulit
dari kulit
FLORA NORMAL MEMBRAN MUKOSA

mikroorganis Meatus Vestibula urethra vulva pusar


ma akustik nasal
eksternal
Micrococcus (+) (+) (+) (+)
Diphteroid (+) (+) (+) (+)
Staphylococcu (+)
s
Streptococcus (+)
Mycobacteriu (+)
m smegmatis
Enterococcus (+)
Coliform (+)
Staphylococcu (+)
s aureus
Streptococcus (+)
Pyogenus
Histopatologi Kulit

diagnosis definitif
Histopatologi
membantu dalam menetapkan diagnosis

Biopsi:  Fiksasi  Proses:


-punch
-scalpel pewarnaan

Pemeriksaan
histopatologi
Perubahan histopatologis :
• Epidermis :
• Hiperkeratosis, Hipergranulosis, akantosis,
hiperplasia, hipoplasia, atrophy, spongiosis,
degenerasi balon dll.
• Dermis :
• papillomatosis, sklerosis, fibrosis, dll.
• Sub kutis :
• inflamasi, proses degeneratif, nekrosis jaringan,
vasculitis.
KULIT NORMAL
HIPERKERATOSIS
Hiperkeratosis adalah penebalan stratum corneum
PARAKERATOSIS
Parakeratosis adalah hiperkeratosis dimana inti sel masih dapat terlihat.
HIPERGRANULOSIS
Hipergranulosis adalah penebalan stratum granulosum
AKANTOSIS
Akantosis adalah penebalan stratum spinosum.

Akantosis
Normal
CELAH SUPRABASAL
EKSOSITOSIS, SPONGIOSIS
Eksositosis adalah sel-sel radang yang masuk kedalam epidermis
Spongiosis adalah penimbunan cairan diantara sel-sel epidermis sehingga
celah diantara sel bertambah regang

Spongiosis
Eksositosis
DEGENERASI BALON
Degenerasi balon adalah edema didalam sel
epidermis sehingga sel menjadi besar dan bulat
PEMANJANGAN
RABUNG RETE
PAPILOMATOSIS
Papillomatosis adalah elevasi permukaan kulit yang disebabkan
oleh hiperplasia dan pembesaran pars papillaris dermis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai