41 Kulitdermatoterapi-2
41 Kulitdermatoterapi-2
Oleh :
dr. Seniwaty Ismail, Sp. KK, FINSDV
Pengaruh fisik :
Mengeringkan
Membasahi (hidrasi)
Melembutkan
Lubrikasi
Mendinginkan
Memanaskan
dan melindungi (proteksi) dari pengaruh buruk
dari luar.
Semua hal itu bermaksud untuk
mengadakan homeostasis :
Kompres terbuka
Kompres tertutup = kompres
impermeabel
Kompres terbuka
Dasar :
Penguapan cairan kompres disusul oleh absorbsi eksudat atau pus.
Indikasi :
Dermatosis madidans
Infeksi kulit dengan eritema yang mencolok, misalnya erysipelas
Ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta
Dasar
Vasodilatasi, bukan untuk penguapan
Indikasi
Kelaian yang dalam, misalnya limfogranuloma
venerium
Cara
Digunakan pembalut tebal dan ditutup dengan
bahan impermeabel, misalnya selofan atau
plastik.
Bedak
Bedak yang dioleskan di atas kulit membuat lapisan
tipis dikulit yang tidak melekat erat sehingga
penetrasinya sedikit sekali.
Kontraindikasi
Dermatitis yang basah, dengan infeksi
sekunder.
Salap
Next
Indikasi bedak kocok ialah :
Dermatosis yang kering, superfisial dan
agak luas, yang diinginkan ialah sedikit
penetrasi
Pada keadaan subakut.
Kontraindikasi :
Dermatitis madidans
Daerah bahan yang berambut
Krim ialah campuran W (water,air), O(oil,
minyak) dan emulgator.
KRIM
KRIM
Krim ialah campuran W (water,air), O(oil, minyak) dan
emulgator.
NEXT..
Dalam resep harus ada bahan aktif dan vehikulum.
Bahan aktif dapat berinteraksi satu sama lain. Yang
penting ialah, apakah bahan yang kita campurkan itu
dapat tercampurkan atau tidak, sebab ada obat/zat
yang sifatnya O.T.T ( obat tidak tercampurkan)
1. Aluminium asetat
Contohnya ialah larutan burowi yang
mengandung aluminium astetat 5%. Efeknya
aialah astigen dan anti septik ringan, digunakan
sebagai kompres di encerkan 1:10
2. Asam asetat
Efek
•Memperbaiki keratinisasi menjadi normal, jika
terjadi gangguan
•Meningkatkan sintesis D.N.A dalam epithelium
germinatif
•Meningkatkan laju mitosis
•Menebalkan stratum granulosum
Menormalkan parakeratosis
Indikasi
•Penyakit dengan sumbatan folikular
•Penyakit dengan hiperkeratosis
•Pada proses menua kulit akibat sinar
matahari
8. Benzokain
Bersifat anesthesia. Konsentrasinya ½ - 5 %
tidak larut dalam air, lebih larut dalam minyak
(1:35) lebih larut lagi dalam alkohol. Sering
menyebabkan sensitisasi
9. Benzil benzoat
Cairan berkhasiat sebagai skabisid dan pedikulosid.
Sebagai emulsi dengan konsentrasi 20% atau 25%.
10. Comphora
Penggolongan
Kortikosteroid topikal dibagi menjadi 7 golongan besar,
diantaranya berdasarkan anti-inflamasi dan antimitotik.
Golongan 1 yang paling kuat daya anti-inflamasi dan anti-
mitotiknya (seuperpoten); sebaliknya golongan VII yang
terlemah (potensi lemah).
KLASIFIKASI NAMA DAGANG NAMA GENERIK
Golongan 1 : (super poten) Diprolence ointment 0,05% betamethasone dipropionate
Diprolene AF CREAM
Psorcon ointment 0,05% diflorasone diacetat
Temovate ointment 0,05% clobetasol proprionat
Temovate cream
Ultravate ointment 0,05% halobetasol proprionate
Ultravate cream
13. Podofilin
B. Golongan fenol
Fenol : pada konsetrasi tinggi misalnya fenol likuifaktum
yang berkonsetrasi jenuh mempunyai efek kaustik,
sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat bakterostatik
dan antipruritik (1/2-1%)
Timol: bersifat desinfektan pada konsetrasi 0,5 % dalam
bentuk tingtur.
Resorsinol: efeknya ialah antibakterial, antimikotik
,keratolitik , antiseboroik , konsetrasi 2-3%.
Heksaklorofen : senyawa ini mengandung klor. Bersifat
bakteriostatik. Larutan heksaklorofen 3% berkhasiat
terhadap kuman positif-Gram.
C. Golongan Halogen
Yodium. Bersifat bakteriostatik,
misalnya pada tingtur yodium dan lugol.
Tingtur yodium berwarna coklat, dapat
menyebabkan iritasi, vesikulasi kulit, dan
deskuamasi. Khasiat antibakterial dan
antimikotik dengan konsetrasi 1%.
D.Zat pengoksidasi
Zat pegoksidasi dipakai sebagai desinfektan
pada dermato-terapi topikal.
1. Pemanganas kalikus
Efek antiseptik lemah dalam larutan
encer dalam air. Pada konsentrasi tinggi
bersifat astringen dan kaustik. Dipakai sebagai
kompres terbuka (1:10.000) untuk dermatosis
yang akut dan eksudatif. Untuk ulkus yang
eksudatif dapat dipakai konsetrasi 1:5000.
2. Benzoil-peroksid
Zat pengoksidasi kuat pada konsentrasi
2,5-10%. Bersifat antiseptik, merangsang
jaringan granulasi dan bersifat
keratoplastik. Efek samping: kadang-
kadang terjadi alergi dan memutihkan
pakaian.
E. Senyawa logam berat
1. Merkuri
Sekarang tidak dipakai lagi karena sensitisasi garam- garam
merkuri.
2. Perak
A. Larutan perak nitrat
Perak nitrat berbentuk kristal putih, mudah larut dalam
air, warna perak nitral berubah menjadi hitam bila terkena
sinar matahari, karena itu harus disimpan dalam botol
berwarna gelap.
Larutan perak nitrat dipakai untuk ulkus yang
disertai pus yang disebabkan oleh kuman negatif-
Gram. Konsentrasinya 0,5 % atau 0,25% bersifat
antiseptik dan astringen. Kompres ini mewarnai
kulit, tetapi akan hilang sendiri perlahan-lahan.
Konsentrasi 1/1000 % untuk dermatitis eksudatif.
Konsentrasi 20% bersifat kaustik dipakai pada
ulkus dengan hipergranulasi. Caranya ditutul
dengan lidi dan kapas sehari sekali. Kulit
disekitarnya tidak boleh terkena karena akan
rusak.
B. Sulfadiazin perak
Sulfadiazin perak dipakai untuk pengobatan
luka bakar, nekrolisis epidermal toksik.
Kerjanya sebagai antiseptik berdasarkan
gugus sulfa dan gugus peraknya. Sulfa
berkhasiat untuk kuman positif kuman positif-
Gram, sedangkan perak bersifat astringen
dan untuk kuman negatif-Gram. Konsentrasi
1% dalam krim.
Zat warna
Penetrasi
Penetrasi Obat Topikal