Anda di halaman 1dari 6

Unimal, 2014 Peradilan Islam

1. Hakim bersifat menunggu;


• Inisiatif mengajukan tuntutan hak diserahkan sepenuhnya
kepada yg berkepentingan. Kalo tidak ada tuntutan hak
(penuntutan) maka tidak ada hakim (Wo kein Klager ist, ist kein
Righter; Nemo judex sine actore)
• Setiap perkara yg diajukan kepadanya, hakim tidak boleh
menolak untuk memeriksa, dan mengadilinya, sekalipun dengan
dalih bahwa hukum tidak atau kurang jelas. Oleh karena itu
hakim dianggap tahu akan hukumnya (ius curia novit)
1
2. Hakim Pasif;
 Hakim dalam memeriksa perkara perdata
bersikap pasif dalam artinya ruang lingkup atau
luas pokok sengketa yg diajukan kepada hakim
untuk diperiksa pada asasnya ditentukan oleh
para pihak yg berperkara dan bukan oleh
hakim.
 Hakim terikat pada peristiwa yang diajukan
oleh para pihak (secundum allegat iudicare).
 Hanya peristiwa yg dipersengketakan yg harus
dibuktikan oleh para pihak bukan hakim
(Verhandlungsmaxime).
@ FH Unimal, 2014
Peradilan Islam 2
3. Sifat Terbukanya Persidangan
 Sidang pemeriksaan pengadilan pada asasnya terbuka
untuk umum, artinya setiap org diperbolehkan hadir dan
mendengarkan pemeriksaan di persidangan
 Tujuannya untuk memberi perlindungan hak-hak asasi
manusia dlm bidang peradilan serta untuk lebih
menjamin objektifitas peradilan dg
mempertanggungjawabkan pemeriksaan yg fair, tdk
memihak serta putusan yg adil bg masyarakat.
 Kecuali adanya alasan-alasan penting dimuat dlm berita
acara yg diperintahkan oleh hakim, maka persidangan
dilakukan dg pintu tertutup.

3
4. Mendengar Kedua Belah Pihak
 Kedua belah pihak harus diperlakukan sama,

tidak memihak dan didengar bersama-sama,


bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dg
tidak membedakan org.
 Asas kedua belah pihak didengar “audi et

alteram partem, atau Eines Mannes Rede ist


keines Mannes Rede, atau man soll sie horen
alle beide”

4
5. Putusan Harus Disertai Alasan-alasan
 Semua putusan yg dikeluarkan harus disertai alasan,
dimaksudkan sebagai pertanggung jawab hakim dari
putusannya terhadap masyarakat, para pihak,
pengadilan yg lebih tinggi dan ilmu hukum.
 Hakim tidak boleh terikat pd putusan pengadilan
atasannya mengenai perkara sejenis
 Tdk menganut asas “the binding force of precedent”
 Putusan yg diikutinya mengenai perkara sejenis
menyakinkannya bahwa putusan tersebut adalah
tepat (the persuasive force of precedent)

5
6. Beracara dikenakan biaya
 Biaya kepaniteraan;
 Biaya untuk panggilan;
 Biaya pemberitahuan para pihak;
 Biaya materai
 Biaya pengacara dll

7. Tidak Ada Keharusan Mewakilkan


 Pemeriksaan di persidangan terjadi secara
langsung terhadap para pihakyg langsung
berkepentingan, para pihak dapat dibantu atau
diwakili oleh kuasanya kalau dikehendaki.

Anda mungkin juga menyukai