Anda di halaman 1dari 22

Psikososial

Sebuah konsep
Definisi psikososial
Definisi psikososial Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi
pada individu yang mencakup aspek psikis dan sosial atau
sebaliknya.
Psikososial menunjuk pada hubungan yang dinamis antara faktor
psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu
sama lain. Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan sosial.
Kata psiko mengacu pada aspek psikologis dari individu (pikiran,
perasaan dan perilaku) sedangkan sosial mengacu pada hubungan
eksternal individu dengan orang-orang di sekitarnya (Pusat Krisis
Fakultas Psikologi UI). Istilah psikososial berarti menyinggung
relasi sosial yang mencakup faktor-faktor psikologis (Chaplin,
2011).
Jadi ?
Dibalik perilaku sosial seseorang yang terkadang mengganggu dan merusak
dalam lingkungan sosialnya ada kondisi psikis yang mempengaruhi seseorang

Masalah-masalah psikososial menurut (Nanda, 2012) yaitu :


a. Berduka
b. Keputusasaan
c. Ansietas
d. Ketidakberdayaan
e. Risiko penyimpangan perilaku sehat
f. Gangguan citra tubuh
g. Koping tidak efektif
h. Koping keluarga tidak efektif
i. Sindroma post trauma
j. Penampilan peran tidak efektif
k. HDR situasional
Why ?
Dan inilah pentingnya kita belajar psikososial
Kita belajar memahami klien atau pasien atau bahkan
diri kita sendiri, menggunakan kacamata mereka atau
memakai sepatu mereka...
Tugas
Tonton video yang linknya saya akan bagikan ke sipen,
lalu buatlah tulisan tentang isi dari video tersebut
sesuai dengan HIKMAH apa yang teman-teman dapat
setelah menontonnya
Minimal satu halaman ya 
Mau curhat juga boleh, cerita pengalaman pasien juga
boleh,
Dibikin fun aja ya 
Konsep kebudayaan secara umum
Konsep Kebudayaan masyarakat di
Rumah Sakit

Yani arikawati M.Psi Psikolog


Pengertian budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang
dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budayaterbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari.
Kebudayaan
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial,religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri
khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan Dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Wujud kebudayaan
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Wujud Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:GAGASAN,
AKTIVITAS, DAN ARTEFAK.
1) Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat
diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2) Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
3) Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang
satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya
(artefak) manusia.
Kebudayaan dan Rumah Sakit
1). Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan
kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan
oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya. Berikut ini ialah beberapa jenis-jenis rumah
sakit yang akan dijelaskan untuk memberikan
gambaran mengenai Kebudayaan rumah sakit
a) Rumah sakit umum
Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical
Center (pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh
pengobatan modern. Sebagian besar rumah sakit di
Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa
menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum
(klinik).
b) Rumah sakit terspesialisasi
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak,
rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani
kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric
hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain. Rumah
sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu
bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan
universitas atau pusat riset medis tertentu
c) Rumah sakit penelitian/pendidikan
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum
yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di
fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga
pendidikan tinggi.

d) Rumah sakit lembaga/perusahaan


Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan
untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota
lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan
pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan
lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan
udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi
karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan
yangterpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah
sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima
2) Kebudayaan Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan
kompleks karena iamerupakan institusi yang padat
karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri serta
fungsifungsi yang khusus dalam proses menghasilkan
jasa medik dan mempunyai berbagai kelompok profesi
dalam pelayanan penderita. Di samping melaksanakan
fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, rumah sakit
juga mempunyai fungsi pendidikan dan penelitian
(Boekitwetan1997).
Karakteristik Kebudayaan Rumah Sakit
(Organisasi)
Pertama, asumsi karyawan tentang keterkaitan lingkungan
organisasi yang menunjukkan bahwa organisasi mereka
didominasi dan sangat dipengaruhi oleh beberapa pihak
eksternal, yaitu pemilik saham.
Departemen Kesehatan sebagai pembina teknis, dan masyarakat
pengguna jasa kesehatan sebagai konsumen.
Karyawan menyadari betul fungsi yang harus dimainkan ketika
berhadapan dengan konsumen, yaitu mereka harus memberikan
pelayanan terbaik kepada pasien dan keluarganya, serta para
pengunjung lainnya.
Karyawan bekerja bukan untuk menolong pasien, namun
keberadaan pasienlah yang menolong karyawan karena pasien
tersebut telah memberikan peluang kepada karyawan untuk
memberikan pelayanan
Oleh karena itu jika terdapat perselisihan antara karyawan dan
pasien maka karyawan haruslah mengalah karena tidak ada yang
pernah menang dalam berselisih dengan konsumen
Kedua, tentang pandangan karyawan mengenai
bagaimana sesuatu itu dipandang sebagai fakta atau
tidak (kriteria realitas) dan bagaimana sesuatu itu
ditentukan sebagai benar atau tidak (kriteria
kebenaran).
Kriteria realitas yang dominant berlaku di RS X adalah
realitas sosial yang berarti bahwa sesuatu itu dapat
diterima sebagai fakta bila sesuai dengan kebiasaan
yang telah ada atau opini umum yang berkembang di
lingkungan RS
Dengan kata lain, sesuatu itu dapat dipandang sebagai
benar bergantung pada rasioanalitas kolektif di
lingkungan RS X dan bila telah ditentukan melalui
proses yang dapat diterima dalam saluran organisasi
Ketiga, tentang pandangan karyawan berkenaan
dengan hakikat sifat dasar manusia. Sebagian besar
karyawan rupanya berasumsi bahwa manusia atau
teman sekerja mereka itu memiliki sifat yang pada
dasarnya baik, yaitu rajin bekerja, sangat
memperhatikan waktu kerja (masuk dan pulang kerja
tepat waktu), siap membantu pekerjaan rekan-rekan
lainnya.
Namun demikian mereka juga berpandangan bahwa
sifat ini tidak selamanya berlaku konsisten
Keempat, mengenai asumsi karyawan tentang
hakikat aktivitas manusia yang menunjukkan
bahwa aktivitas manusia itu harmoni atau selaras
dengan aktivitas organisasi
Mereka memandang bahwa aktivitasnya yang
meliputi curahan waktu, tenaga, dan pikiran harus
selaras dengan aktivitas organisasi secara keseluruhan
yang berupa kinerja sumber daya manusia, keuangan,
aktiva tetap, infra dan supra struktur organisasi.
Kelima, berkenaan dengan asumsi hakikat hubungan manusia
yang hasilnya menunjukkan bahwa hubungan antar karyawan lebih
bersifat kekeluargaan.
Kekeluargaan tidak dipahami sebagai nepotisme atau usaha keluarga,
namun kekeluargaan dipahami sebagai hubungan antar individu
dalam suatu kelompok kerja sebagai suatu kerja sama kelompok yang
lebih berorientasi pada konsensus dan kesejahteraan kelompok.

Dalam suatu kelompok kerja seorang karyawan terkadang tidak


hanya menjalankan tugas hanya pada bidang tugas yang tertera secara
formal karena ia harus siap membantu bidang tugas yang lain yang
dapat ditanganinya

Hubungan antar karyawan tidak sebatas hubungan kerja, kerapkali


mereka jauh lebih terikat secara pribadi dan saling mengerti tentang
karakteristik pribadi lainnya. Suasana guyub terlihat dalam suasana
saling membantu tidak hanya dalam konteks kerja tetapi juga di luar
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai