Anda di halaman 1dari 22

DIABETES

DIABETES
MELLITUS
MELLITUS TIPE
TIPE II
OLEH KELOMPOK 1
Definisi
Definisi
Diabetes yaitu peningkatan jumlah glukosa (gula) dalam darah. Diabetes
tipe 1 ini  biasanya muncul pada usia muda dibawah 40 tahun

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit ketika kadar glukosa (gula) di


dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan
insulin secara cukup. Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada usia muda.
ETIOLOGI
ETIOLOGI
DM Tipe I

Faktor Imunologi
Faktor Genetik (autoimun)
Faktor Lingkungan
MANIFESTASI
MANIFESTASIKLINIS
KLINIS
◦ Manifestasi klinis DM tipe 1 sama dengan manifestasi pada DM tahap awal,
yang  sering ditemukan :

Poliuri (banyak kencing)

Polidipsi (banyak minum)

Polifagia (banyak makan)

Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.

Mata Kabur

Ketoasidosis.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAANDM
DMII
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis
antara lain:
1. Pemeriksaan elektrolit
Elektrolit yang didapatkan pada penderita diabetes mellitus bisa
kurang maupun lebih dari kadar normal. Normalnya elektrolit pada
tubuh adalah sebagai berikut :
Kalium : 3,6-5,6mEg/l
Natrium : 137-145mEq/l
Klorida : 98-107mEg/l
2. Pemeriksaan hematologi

Laju endap darah (LED)


Normalnya LED pada pria antara 0 – 15 mm/jam dan pada wanita antara
0 – 20 mm/jam. Namun pada penderita diabetes melitus nilainya akan meningkat.
Hemoglobin
Normalnya Hb pada pria antara 13,0 – 16,0 dan pada wanita antara 12,0 – 14,0. Namun pada penderita
diabetes melitus nilainya akan menurun.
Leukosit
Normalnya leukosit pada yang dihasilkan tubuh bernilai antara 5.000 – 10.000/ul. Namun pada penderita
diabetes melitus nilainya akan meningkat.
Trombosit
Normalnya trombosit pada pria yang dihasilkan tubuh bernilai antara
150.000 – 400.000/ul. Namun pada penderita diabetes melitus nilainya akan meningkat.
3. Pemeriksaan Gula Darah
Orang dengan diabetes melitus kadar gula darahnya meningkat lebih dari 200 mg/dl.
Pemeriksaan gula darah antara lain :
Gula Darah Puasa ( GDP )
Pemeriksaan gula darah dimana pasien sebelum melakukan pengambilan darah dipuasakan selama 8 –
12 jam. Semua pemberian obat dihentikan terlebih dahulu.
Gula Darah 2 jam Post Prandial (GD 2PP)
Pemeriksaan gula darah yang tidak dapat distandarkankan karena makanan yang dimakan baik jenis
maupun jumlahnya sulit diawasi dalam jangka waktu 2 jam, sebelum pengambilan darah pasien perlu
duduk beristirahat tenang tidak melakukan kegiatan apapun dan tidak merokok. Obat-obat hipoglikemi
yang dianjurkan dokter harus tetap dikonsumsi.
Gula Darah Sewaktu ( GDS)
Pemeriksaan gula darah yang dilakukan tanpa memerhatikan kapan terakhir pasien makan.

PARAMETER BAIK SEDANG BURUK

GDP 80 – 100 mg/dl 110 – 125 mg/dl ≥126 mg/dl

GD 2PP 80 – 144 mg/dl 145 – 179 mg/dl ≥180 mg/dl

GDS < 110 mg/dl 110 – 199 mg/dl ≥ 200 mg/dl


Pemeriksaan leukosit Pemeriksaan Urine
Normalnya kadar leukosit dalam tubuh Pemeriksaan urine
berdasarkan jenisnya : dikombinasikan dengan
Basofil :0–1% pemeriksaan glukosa darah untuk
Eusinofil : 1 – 3% memantau kadar glukosa darah
pada periode waktu diantara
N. Segmen : 50 – 75 %
pemeriksaan darah.
N. Batang : 2 – 3 %
Limfosit : 25 – 40 %
Monosit :3–7%
Pemeriksaan HbA1c
Kadar HbA1c merupakan kontrol glukosa jangka panjang, menggambarkan kondisi 8-12 minggu sebelumnya,
karena paruh waktu eritrosit 120 hari( Kee JL, 2003 ), karena mencerminkan keadaan glikemik selama 2-3
bulan maka pemeriksaan HbA1c dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan (Darwis Y, 2005, Soegondo S, 2004).

PARAMETER BAIK SEDANG BURUK

HbA1c 2,5 – 6,0 % 6,1 – 8,00 % > 8,00 %

Dosis total insulin adalah 0,5 - 1 UI/kg BB/hari.


Selama pemberian perlu dilakukan pemantauan glukosa darah atau reduksi air kemih. Gejala hipoglikemia
dapat timbul karena kebutuhan insulin menurun selama fase ”honeymoon”. Pada keadaan ini, dosis insulin
harus diturunkan bahkan sampai kurang dari 0,5 UI/kg BB/hari, tetapi sebaiknya tidak dihentikan sama sekali.
Jenis insulin Awitan Puncak kerja Lama kerja
Meal Time Insulin      
Insulin Lispro (Rapid acting) 5-15 menit 1 jam 4 jam
Regular (Short acting)      
30-60 menit 2-4 jam 5-8 jam

Background Insulin      
NPH dan Lente (Intermediate 1-2 jam 4-12 jam 8-24 jam
acting)      
Ultra Lente (Long acting) 2 jam 6-20 jam 18-36 jam

Insulin Glargine (Peakless Long


acting) 2-4 jam 4 jam 24-30 jam
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
Komplikasi jangka pendek (akut) yang sering terjadi : hipoglikemia dan ketoasidosis. Komplikasi
jangka panjang biasanya terjadi setelah tahun ke-5, berupa : nefropati, neuropati, dan retinopati.
Nefropati diabetik dijumpai pada 1 diantara 3 penderita DM tipe 1.
Diagnosis dini dan pengobatan dini penting sekali untuk :
1. mengurangi terjadinya gagal ginjal berat, yang memerlukan dialisis.
2. menunda ”end stage renal disease” dan dengan ini memperpanjang umur penderita.
Pada anak dengan DM tipe-1 selama > 5 tahun, dianjurkan skrining mikroalbuminuria 1x/tahun. Bila
tes positif, maka dianjurkan lebih sering dilakukan pemeriksaan. Bila didapatkan hipertensi pada
penderita DM tipe-1, biasanya disertai terjadinya nefropati diabetik.
Tindakan : pengobatan hiperglikemia dan hipertensi (bila ada).
ASKEP DM TIPE I
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus
dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, keadaan umum
pasien, tanda-tanda vital, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan,
riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
a. Identitas
Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian
dan diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu
dengan yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan lingkungan kotor dapat
mempercepat atau memperberat keadaan penyakit infeksi.
b. Keluhan utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk
RS.
c. Keadaan Umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan,
tingkat kesadaran kualitatif atau GCS dan respon verbal
klien.
d. Keadaan Umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan,
tingkat kesadaran kualitatif atau GCS dan respon verbal
klien.
e. Tanda-tanda Vital f. Pemeriksaan Fisik

Meliputi pemeriksaan: Pemeriksaan fisik pada penyakit ini biasanya


didapatkan :
Tekanan darah: sebaiknya •Inspeksi : kulit dan membrane mukosa tampak kering,
diperiksa dalam posisi yang berbeda, tampak adanya atropi otot, adanya luka ganggren,
kaji tekanan nadi, dan kondisi tampak pernapasan cepat dan dalam, tampak adanya
patologis. Biasanya pada DM type 1, retinopati, kekaburan pandangan.
klien cenderung memiliki TD yang •Palpasi : kulit teraba kering, tonus otot menurun.
meningkat/ tinggi/ hipertensi.
•Auskultasi : adanya peningkatan tekanan darah.
Pulse rate
Respiratory rate
Suhu
Pemeriksaan penunjang
1. Glukosa darah 7. Gas Darah Arteri
2. Aseton plasma (keton) 8. Trombosit darah
3. Asam lemak bebas 9. Insulin darah
4. Osmolalitas serum 10. Pemeriksaan fungsi tiroid
5. Elektrolit 11. Urine
6. Hemoglobin glikosilat 12. Kultur dan sensitivitas
h. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
i. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan DM type 1 meliputi:
1. PK: Ketoasidosis
2. Resiko Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan penyakit diabetes melitus
3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolik ditandai dengan sering lelah,
lemah, pucat, klien tampak letargi/tidak bergairah.
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam
mengabsorbsi makanan karena faktor biologi (defisiensi insulin) ditandai dengan lemas, berat badan
pasien menurun walaupun intake makanan adekuat, mual dan muntah, konjungtiva tampak pucat,
pasien tampak lemah, GDS >200 mg/dl
5. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
ketunadayaan fisik ditandai dengan gangguan pertumbuhan fisik ,
keterlambatan dalam melakukan keterampilan umum kelompok usia.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat
(penurunan fungsi limfosit).
7. Resiko cedera berhubungan dengan disfungsi sensori.
INTERVENSI
TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Mandiri
1. Observasi TTV tiap 8 jam 1. Untuk mengetahui perkembangan pasien.
2. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan 2. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat toleransi
aktivitas aktivitas
3. Catat laporan terhadap peningkatan 3. Untuk menentukan batasan intervensi
kelemahan selama dan setelah aktivitas. 4. Untuk mendorong kemandirian pasien
4. Bantu ADL pasien. 5. Untuk mencegah kekakuan otot
5. Anjurkan mobilisasi secara bertahap.
TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL

Mandiri Mandiri
1.Kaji tingkat ansietas 1.Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien.
2.Pantau respon fisik, 2.Untuk meningkatkan pengeluaran penyekat dan
3.Jelaskan tindakan/ prosedur yang akan dilakukan adenergik pada daerah reseptor
4.Tinggal bersama pasien, mempertahankan sikap 3.Memberikan informasi akurat yang dapat menurunkan
tenang kesalahan interpretasi yang dapat berperan pada reaksi
5.Berikan kesempatan psien untuk bertanya ansietas dan ketakutan
4.Menegaskan pada pasien atau orang terdekat bahwa
walaupun perasaan pasien diluar kontroltapi lingkungan
tetap aman
5.Menambah kepercayaan pasien dan menurunkan
kesalahan persepsi/ inetrpretasi informasi
ANY QUESTION ???

Anda mungkin juga menyukai