Anda di halaman 1dari 36

KELAINAN PADA HIDUNG DAN SINUS

1. Deviasi septum (2)


2. Furunkel pada hidung (4A)
3. Rinitis akut (4A)
4. Rinitis kronis (3A) :
• Rinitis alergi (4A)
• Rinitis vasomotor (4A)
• Rinitis Medikamentosa (3A)
5. Sinusitis kronik (3A)
6. Epistaksis (4A)
7. Polip nasi (2)
8. Benda asing hidung (4A)
Rinitis akut

Radang akut disebabkan oleh virus/bakteri:


 Rinitis simpleks
(Common cold, Coryza)
 Influenza
Menyertai : morbili, varisela,
pertusis dan
infeksi spesifik
Rinitis simpleks (Common cold, Coryza)

Etiologi : rhinovirus, myxovirus, Coxsackie dan


virus ECHO.
(pada keadaan kekebalan (-), kelelahan,
kedinginan, penyakit menahun)

Gejala :  Bersin-bersin
 Sumbatan hidung
 Beringus
 Demam, nyeri kepala

3
Tanda klinis Rinitis Simpleks :

Mukosa hidung : hiperemi


Sekret : encer jernih kental berwarna
Sumbatan hidung : umumnya hebat

Bila tidak ada komplikasi :


gejala 5-10 hari sembuh
Komplikasi : sinusitis, otitis media akut,
faringitis, bronkitis, pneumonia

Terapi :
istirahat
obat-obat simptomatik :
analgetik/antipiretik, dekongestan
4
RINITIS KRONIS
Rinitis Alergi
Rinitis Alergi

Gejala Klinis
Rinitis Alergi

Klasifikasi
Intermitten Persisten
< 4 hari/minggu > 4 hari/minggu
Atau Atau
< 4 minggu > 4 minggu

Ringan Sedang/Berat
Tidak ada gangguan seperti Terdapat satu atau lebih
Tidur, aktifitas sehari-hari, gangguan berikut
berikut
bersantai, olahraga, belajar Tidur,
Tidur, aktifitas
aktifitas sehari-hari,
bersantai,
bersantai, olahraga,
olahraga, belajar
dan bekerja serta hal lain
dan
dan bekerja serta
serta hal lain
lain
yang mengganggu yang
yang mengganggu
Rinitis Alergi

Tahap sensitisasi
Fase cepat
(< 1 jam)
Reaksi alergi :
Fase lambat
(6-8 j  24- 48 j)
Rinitis Alergi

Anamnesis Gejala
Klinis

Pemeriksaan Rinoskopi
Fisik Anterior

Pemeriksaan Tes Alergi


Penunjang Serum igE
Eosinophil
Rinitis Alergi (4 A)

Hindari
Edukasi faktor
pencetus

Simptomatis Antihistamin,
obat simpatomi-
Medikamentosa metik dan
antikolinergik

Operatif Konkotomi

Desensitiasi &
Immunoterapi hiposensitisasi
Netralisasi
Rinitis Vasomotor (4 A)

vasomotor catarrh, vasomotor rhinorea, nasal vasomotor


Sinonim instability atau non specific allergic rhinitis

Terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang


Definisi disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatik

Gangguan kesimbangan sistem saraf otonom.


Etiologi Obat-obatan, faktor fisik, endokrin, Psikis

Hidung tersumbat bergantian, rinore yang mukoid atau serosa.


Gejala Klinis sering dicetuskan oleh berbagai rangsangan non-spesifik

Anamnesis  riw.alergi tidak ada, muncul pd usia dewasa, respon zat tertentu
Diagnosis Pemeriksan fisik  mukosa edema, konka hipertropi, warna merah tua, bisa pucat
Penunjang  Laboratorium, radiologik
Simptomatis, dekongestan oral, kauterisasi konka hipertropi
kortikosteroid oral dosis timggi (tappering off)  hasil setelah 2 minggu
Therapi Operasi  cara bedah beku, elektrokauter, konkotomi
Rinitis Medikamentosa (3 A)

Definisi Gejala & Tanda Patofisiologi Therapi

Obat vasokonstrik-tor
Hidung tersumbat dari gol. Simp- . Hentikan
Kelainan hidung terus menerus dan tomimetik  fase pemakaian obat
berupa berupa berair. rebound dilatation
gangguan respon . Kortikosteroid
normal Pemeriksaan Silia di hidung akan oral dosis tinggi.
vasomotor yang tampak edema/ rusak, sel goblet
hipertrofi konka akan berubah ukuran,
diakibatkan oleh Dapat juga diberi
membran basal akan
pemakaian kortiko-steroid
Secret hidung yang menebal
vasokonstriktor pembuluh darah topical selama
berlebihan.
topical dalam mulai melebar, minimal 2
waktu lama dan Apabila diberi hipersekresi kelenjar minggu
berlebihan tampon adrenalin, mukus
edema konka tidak lapisan submukosa . Obat
berkurang dan periostium akan dekongestan oral
menebal
Rinitis Hipertrofi
Istilah perubahan mukosa hidung pada konka inferior yang
mengalami hipertrofi

Etiologi Proses inflamasi kronis  oleh infeksi bakteri


Lanjutan dari rinitis alergi dan vasomotor

Gejala Klinis Gejala utama adalah sumbatan hidung


Gejala lainnya seperti mulut kering, nyeri kepala dan
gangguan tidur. Sekret biasanya banyak & mukopurulen

Diagnosis Ditemukan konka inferior hipertrofi, permukaan


berbenjol-benjol,rongga hidung sempit, sekret
mukopurulen di antara konka inferior dan septum

Terapi Simptomatik  kaustik konka atau elektrokauterisasi


atau dilakukan luksasi konka, frakturisasi konka multipel,
konkoplasti atau bila perlu dilakukan konkotomi parsial
Rinitis Atrofi
Definisi Etiologi
1. Infeksi oleh kuman
merupakan infeksi spesifik  Klebsiella
hidung kronik, yang ozaena
ditandai oleh adanya Stafilokokus, Streptokokus
atrofi progresif pada dan Pseudomonas
mukosa dan tulang aeruginosa.
konka 2. Defisiensi FE
3. Defisiensi vitamin A
4. Sinusitis kronik
5. Kelainan hormonal
6 Penyakit kolagen
Gejala Klinis
napas berbau
ada ingus kental yang berwarna hijau,
ada kerak (krusta) hijau,
ada gangguan penghidu,
sakit kepala
dan hidung merasa tersumbat
Rinitis Atrofi
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
 rongga hidung sangat lapang, konka
inferior dan media menjadi atrofi
sekret purulen
dan krusta berwarna hijau.

Terapi
1.Konservatif  Antibiotik spektrum luas dgn dosis adekuat
 Vitamin A 3 x50.000
 dan Prefarat Fe se;ama 2 minggu

2.Operatif  Jika konservatif tidak ada perbaikan


 penutupan /penyempitan lubang hidung
dengan implantasi atau jabir osteoperiosteal
 Bedah Sinus Endoskopik Fungsional
Polip Hidung (2 )

Merupakan massa lunak yang bertangkai,


berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih
keabu-abuan dengan permukaan licin dan agak
bening karena mengandung banyak cairan
Polip Hidung
Etilogi Gejala Klinis
Etiologi yang pasti belum
diketahui. - Sumbatan hidung
- Pilek yang lama
Ada 3 faktor penting
oadanya peradangan kronik - Suara sengau
yang berulang pada mukosa - Sakit kepala
hidung dan sinus - Hiposmia
oadanya gangguan - Anosmia
keseimbangan vasomotor - Rasa Lendir
oadanya peningkatan tekanan
ditenggorok
cairan interstitial dan edema
mukosa hidung
Polip Hidung
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior
•tampak adanya massa lunak, bertangkai, tidak nyeri
jika ditekan, tidak mudah berdarah dan pada
pemakaian vasokontriktor (kapas efedrin 1%) tidak
mengecil

Polip grade 1 Polip grade 2 Polip grade 3


20
PATOGENESIS

• Tahap awal ditemukan edem mukosa  meatus


medius.
• Kemudian stroma terisi cairan interseluler 
mukosa yg sembab menjadi polipoid.
• Bila proses terus berlanjut  mukosa yg sembab
 membesar & turun ke rongga hidung sambil
membentuk tangkai  polip.
Polip Hidung
Patofisologi
Edema mukosa
di meatus
medius
polip

terisi oleh cairan turun ke dalam


interseluler rongga hidung

makin membesar,
mukosa menjadi
membentuk
polipoid
tangkai
23
GAMBARAN KLINIS
Rhinologi/TH/2
005

• Sumbat hidung menetap, makin lama makin


berat.
• Sumbatan yg hebat dapat timbul hiposmia
atau anosmia.
• Bila polip menyumbat ostium SPN  sinusitis
dengan keluhan nyeri kepala & rinorhea.
• Bila etiologi alergi  gejala utama bersin &
iritasi hidung.
Polip Hidung

Therapi
Medikamentosa 
kortikosteroid sistemik dosis tinggi

Operasi 
Polipektomi,
Intranasal ethmoidectomi,
Extranasal ethmoidectomi,
Transantral ethmoidectomi,
Endoscopic sinus surgery
Kelainan Septum ( 2)

Kelainan septum yang sering ditemukan adala


deviasi septum,
hematoma septum
abses septum
Deviasi Septum

Suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi dari septum


nasi dari letaknya yang berada di garis medial tubuh

Umumnya disebabkan oleh trauma Gray (1972) menerangkannya dengan


langsung. Berhubungan dengan teori birth moulding.
fraktur os nasal
Deviasi Septum

“Mladina”  klasifikasi
berdasarkan letak deviasi,
yaitu:

Jin RH16 dkk  klasifikasi


berdasarkan keluhan, yaitu :
1.Ringan
2.Sedang
3.Berat
Deviasi Septum
Diagnosis
Anamnesis Dari pemeriksaan :

Keluhan yang paling  Rinoskopi anterior


sering ialah sumbatan Radiologi
hidung
Pengukuran sumbatan hidung:
- Unilateral
Spatula lidah
- Bilateral
Peak Nasal Inspiratory Flow
Meter (PNIF),
Nyeri dikepala dan
Aliran Puncak Ekspirasi
sekitar mata
Nasal,
Rhinomanometri,
Penciuman dapat
Rhinometri akustik.
terganggu
Deviasi Septum

Penatalaksanaan
Ada 2 jenis operatif
1.Reseksi submukosa 2. Septoplasti
Mukoperikondrium Tulang rawan
kedua sisi dilepaskan yang bengkok
dari tulang rawan dan direposisi. Bagian
tulang sektum. yang berlebihan
Komplikasi hidung dikeluarkan
pelana
Abses Septum

Abses septum adalah pus yang terkumpul di antara tulang


rawan dengan mukoperikondrium atau tulang septum
dengan mukoperiostium

Etiologi
Abses septum nasi  Mikroorganisme :
tersering adalah trauma - Staphylococcus aureus
- Streptococcus pneumoniae
Spontan  sindrom - Streptococcus milleri
imunodefisiensi - Streptococcus viridians
- Staphylococcus epidermis
Furunkel intranasal, - Haemophillus influenza
sinusitis dan komplikasi
operasi
Abses Septum

Gejala Klinis Pemeriksaan


-hidung tersumbat yang progresif Tampak pembengkakan septum
disertai rasa nyeri. berbentuk bulat dengan
-nyeri terutama dirasakan di daerah permukaan licin unilateral
dorsum nasi ataupun bilateral
-demam dan sakit kepala
Abses Septum

Diagnosis Penatalkasanaan
-Anamnesis 1. Drainase
 riwayat trauma 2. Antibiotik
 timbul dalam 24-48 jam
parenteral
-Pemeriksaan fisik 3. Rekonstruksi
 nyeri tekan defek septum
 aspirasi abses

-Penunjang
Laboratorium  Leukositosis
Radiologi etiologi lainnya
Hematom Septum

Pembuluh darah submukosa pecah dan darah akan


berkumpul diantara perikondrium dan tulang rawan
septum

Etiologi dan Patogenesis


Terjadi akibat trauma  merobek pembuluh darah tulang
rawan
Darah akan terkumpul pada ruang di antara tulang rawan
dan mukoperikondrium

Fraktur tulang rawan  hematom septum bilateral

Bagian anterior hidung  abses


Hematom Septum

Gejala Klinis
-Sumbatan hidung dan rasa nyeri.
-Pada pemeriksan ditemukan:
Pembengkakan unilateral atau bilateral pada septum bagian depan,
Berbentuk bulat, licin dan berwarna merah
Perubahan warna menjadi kemerahan atau kebiruan
Hematom Septum

Diagnosis
-Anamnesis  Gejala klinis
-Pemeriksaan fisik

Penatalaksaan
1.Drainase
Kecil  sedot
Besar  insisi dan drainase
2.Antibiotika
Antibiotik sistemik  mencegah abses septum
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai