4. Keterangan Tambahan:
terjadi kebakaran lahan gambut disekitar tempat tinggal pasien, dengan durasi
Puskesmas
● KARAKTERISTIK KIMIA
● KARAKTERISTIK BIOLOGI
Sifat Fisik Tanah Gambut
Sifat fisik gambut yang penting adalah :
a. Tingkat dekomposisinya
b. Bobot isi (bulk density)
c. Kering tak balik (irreversible drying)
d. Terjadinya penyusutan (subsidence)
Sifat Kimia Tanah Gambut
● Kesuburan alamiah gambut sangat beragam, tergantung
pada beberapa faktor :
a. Ketebalan lapisan tanah gambut,
b. Komposisi tanaman penyusun gambut
c. Tingkat pelapukan gambut
d. Tanah mineral di bawah lapisan gambut
e. Lingkungan pembentukannya
Kesuburan Tanah Gambut
Tanah gambut umumnya mempunyai tingkat kesuburan tanah
yang rendah. Hal ini dicirikan oleh reaksi tanah yang masam
hingga sangat masam, miskin unsur hara, KTK sangat tinggi dan
kejenuhan basa yang rendah. Kesuburan yang rendah juga
disebabkan oleh rendahnya bobot isi dan umumnya hara Berada
dlm bentuk senyawa organik, misal: N-asam amino, N-protein, P-
fosfolipid, P-inositol dll
Kesuburan Gambut ditentukan oleh :
1. Tingkat dekomposisi, makin lanjut/matang makin baik.
Kesuburan G. Saprik>Hemik>Fibrik
2. Ketebalan (kedalaman), makin tebal makin miskin.
3. Letak topografi gambut, makin dekat sungai atau pantai kualitas makin baik, makin ke
pedalaman makin jelek.
4. Kualitas air yg dominan mempengaruhi: makin baik kualitas air yg berpengaruh makin baik
kualitas gambut.
Gambut topogen (air tanah) lebih baik dari
gambut ombrogen (air hujan).
Gambut pasang surut/pantai (air sungai/laut)
lebih baik dari gambut pedalaman (air hujan).
5. Kualitas lapisan tanah mineral di bawahnya, contoh endapan liat>pasir kuarsa.
6. Kualitas (Komposisi Penyusun) bahan induk organik,
g. endapan > g. Berserat > g. berkayu.
• Tanah gambut di Indonesia sebagian besar bereaksi masam
hingga sangat masam dengan pH < 4,0.
Kisaran pH H2O (1 : 5) tanah gambut Kalimantan Tengah
adalah sebesar 3,90 hingga 4,33. Kemasaman tanah
gambut berhubungan erat dengan kandungan asam-
asam organiknya, yaitu asam humat dan asam fulvat.
Karakteristik Biologi
Gambut
1. Aktivitas Mikroorganisme heterotrof Rendah
2. Kendala Agronomi
3. Jelaskan bahan apa saja
yang terkandung di dalam
asap!
Komposisi Asap
• Terdiri dari campuran C-org, elemen C, S dan K dengan konsentrasi
tinggi
• PM 10 dan PM 2.5
• Amonia yang bereaksi dengan oksida N dan S membentuk partikel
halus
• Gas CO, CO2, NOx, SOx, aldehida, Polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH)
dan senyawa organik volatil (VOC)
Komposisi Asap
• PM (particulate matter)
Dapat berbentuk padat maupun droplet. Partikel PM10 dan PM2.5 dari asap
dapat terhirup masuk ke paru-paru dan menyebabkan iritasi paru,
kerusakan jaringan paru dan menyebabkan permasalahan pernafasan
dan kardiovaskular.
• Karbon Monoksida
CO berhubungan dengan peningkatan kematian akibat permasalahan
pernafasan dan kardiovaskuler. Inhalasi CO dapat sampai ke paru-paru
dan ikut ke dalam peredaran darah dan akan menghalangi ikatan oksigen
dengan Hb.
• Sulfur dioksida
Penyakit pernafasan khususnya asam berkaitan dengan peningkatan
konsentasi Sox . Pajanan sulfur dioksida selama 5 menit dapat menginduksi
bronkokonstriksi secara cepat (VEP menurun) dan terjadi tahanan jalan
nafas.
• Nitrogen Oksida
Senyawa NO bersifat iritan. Zat ini dapat sampai ke alveoli dalam bentuk
HNO2 atau HNO3
dan akibatnya terjadi gangguan mekanisme pembersihan mukosiliar dan
makrofag alveoli serta efeknya bersifat kronik.
4. Jelaskan dampak
kebakaran lahan gambut
terhadap kesehatan!
1. Kebakaran hutan/lahan gambut secara nyata berpengaruh terhadap terdegradasinya kondisi
lingkungan, kesehatan manusia dan aspek sosial ekonomi bagi masyarakat.
2. Terdegradasinya kondisi lingkungan
1. Perubahan kualitas fisik gambut (penurunan porositas total, penurunan kadar air tersedia, penurunan
permeabilitas dan meningkatnya kerapatan lindak).
2. Perubahan kualitas kimia gambut (peningkatan pH, kandungan N-total, kandungan fosfor dan
kandungan basa total, yaitu: kalsium, magnesium, kalium, dan natrium, tetapi terjadi penurunan
kandungan C-organik).
3. Terganggunya proses dekomposisi tanah gambut karena mikroorganisme yang mati akibat
kebakaran.
4. Suksesi atau perkembangan populasi dan komposisi vegetasi hutan juga akan terganggu (benih-
benih vegetasi di dalam tanah gambut rusak/terbakar), sehingga akan menurunkan keanekaragaman
hayati.
5. Rusaknya siklus hidrologi (menurunkan kemampuan intersepsi air hujan ke dalam tanah, mengurangi
transpirasi vegetasi, menurunkan kelembaban tanah, dan meningkatkan jumlah air yang mengalir di
permukaan (surface run off).
3. Kesehatan manusia
Ribuan penduduk dilaporkan menderita penyakit infeksi saluran pernafasan, sakit mata, dan batuk
sebagai akibat dari asap kebakaran. Kebakaran gambut juga menyebabkan rusaknya kualitas air,
sehingga air menjadi kurang layak untuk diminum.
5. Bagaimana
Penanggulangan Dampak
Asap Hasil Kebakaran
terhadap Kesehatan
Upaya Penanggulangan disamping melakukan pencegahan, pemerintah juga melakukan
pembinaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama siaga I dan II;
2. Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan dan dana) di semua tingkat, baik di
dan di tingkat daerah melalui Pusdalkarhutda Daerah Tingkat I dan Satlak kebakaran hutan
dan lahan.
4. Hal-hal khusus :
- Penggunaan Masker
- Respirator
- Penggunaan air purifier / air cleaner
- Evakuasi
- Penggunaan Oksigen
6. Bagaimana upaya
pencegahan dampak
asap hasil kebakaran
terhadap kesehatan
Pencegahan Dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat
Asap Kebakaran
A. Upaya Primer Hutan
Upaya primer bertujuan untuk mencegah orang-orang tersensitisasi menjadi sakit sebagai akibat
pajanan asap kebakaran hutan.
1. Menghilangkan sumber masalah kesehatan yaitu asap kebakaran dengan pemadaman kebakaran.
2. Meminimalkan pajanan asap kebakaran
Mengurangi aktivitas di luar ruangan (disarankan untuk berada di dalam rumah). Perhatian khusus
pada anak-anak untuk tidak bermain di luar rumah karena anak-anak termasuk yang sangat
rentan/berisiko.
Hindari menambah polusi di dalam rumah misalnya merokok di dalam rumah, menyalakan lilin,
perapian ataupun sumber api lainnya dalam rumah.
Tutup jendela dan pintu rumah rapat-rapat untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam rumah.
Tindakan ini mengurangi jumlah partikel yang dapat masuk ke dalam rumah/ruangan. Umumnya
partikel yang halus masih dapat masuk dalam ke rumah/ruangan.
Bila tersedia, gunakan air conditioner (AC) di dalam rumah dengan syarat ubah ke mode recirculate.
Penggunaan air purifier / air cleaner bermanfaat menurunkan kadar partikel dalam rumah.
Penyediaan shelter atau rumah singgah yang mempunyai kualitas udara baik dengan
penggunaan AC mode recirculate dan air purifier/ air cleaner yang dapat digunakan
oleh masyarakat terutama kelompok sensitif.
Apabila berada di luar ruangan, hindari aktivitas fisik berat termasuk olah raga.
Apabila berkendaraan mobil, tutup semua jendela mobil dan nyalakan AC dengan
mode recirculate .
Gunakan masker atau respirator untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam
saluran napas dan paru (terutama bila beraktivitas di luar ruangan). Perhatikan cara
penggunaan masker atau respirator yang benar dan tepat. Penggunaan masker atau
respirator yang tidak benar mengurangi efektivitas proteksi memfiltrasi/menyaring
partikel.
Apabila berpergian, hindari kawasan atau area dengan kualitas udara yang tidak
sehat dan berbahaya.
3. Memantau kualitas udara untuk bisa mengambil keputusan beraktivitas di luar rumah.
Pemantauan dapat dilakukan dengan melihat laporan-laporan kualitas udara dari media
(Indeks standard pencemaran udara/ISPU). Nilai ISPU 200-300 kategori tidak sehat dan ISPU
> 300 berbahaya. Apabila tidak dapat akses informasi kualitas udara, dapat melakukan
penilaian kualitas udara berdasarkan jarak pandang yang disebut visibility reducing
particle (Tabel 4).
4. Lakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti makan bergizi, istirahat cukup, cuci
tangan dan lainnya. Sering mencuci tangan terutama setelah menggunakan fasilitas umum
(mencuci tangan dapat menggunakan air atau handsrub berbasis alkohol).
B. Upaya Sekunder
Upaya skunder bertujuan untuk deteksi dini dan pengobatan dini masalah kesehatan yang
muncul sebagai dampak asap kebakaran hutan.
1. Mengenali gejala-gejala atau keluhan yang timbul sebagai dampak kesehatan akibat asap
kebakaran hutan. Pada orang dengan penyakit sebelumnya (penyakit jantung, asma, PPOK
dan penyakit paru lainnya), mengenali tanda-tanda terjadinya perburukan atau serangan. Hal
ini sebagai upaya deteksi dini sehingga pengobatan awal dapat segera dilakukan.
2. Mempersiapkan obat-obatan untuk pertolongan awal. Diutamakan bagi yang mempunyai
penyakit sebelumnya agar memastikan bahwa obat-obatan yang dikonsumsi rutin cukup
banyak tersedia di dalam rumah.
3. Segera ke dokter/pelayanan kesehatan terdekat apabila terjadi masalah kesehatan yang
mengganggu atau terjadi perburukan/serangan pada orang yang mempunyai penyakit
jantung atau paru sebelumnya.
4. Evaluasi dampak kesehatan asap kebakaran bagi masyarakat dapat dilakukan oleh
pemerintah setempat berupa skrining berkala (kuesioner, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
fungsi paru dan pemeriksaan foto toraks bila memungkinkan).
Tabel 5 berikut menjelaskan rekomendasi yang dilakukan untuk mencegah dan menangani
dampak kesehatan akibat asap kebakaran berdasarkan kualitas udara.
C. Upaya Tersier
Upaya tersier bertujuan untuk mencegah komplikasi dan kematian pada populasi yang
sudah menderita penyakit sebagai dampak asap kebakaran hutan.
1. Apabila sudah terkena penyakit sebagai dampak asap kebakaran hutan, stop /
menghentikan kebiasaan yang memperburuk penyakit seperti berhenti merokok.
2. Melakukan pengobatan maksimal dan teratur dengan berobat ke dokter atau fasilitas
pelayanan kesehatan. Mengkonsumsi obat yang diberikan secara teratur.
1. Jika diperlukan perawatan atau rawat inap. Tatalaksana pasien harus dilakukan secara
maksimal oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Rujukan ke tingkat pelayanan lebih tinggi
perlu dilakukan apabila sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang tersedia
belum mencukupi.
Sumber: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan.
Jakarta: FKUI Press. 2019
7. Bagaimana
mekanisme terjadinya
sesak nafas akibat
kebakaran lahan gambut
?
8. Upaya Yang Dapat Dilakukan
Oleh Kepala Puskesmas Untuk
Menanggulangi Kebakaran
Lahan Gambut
Tiga hal dalam
penanggulangan kabut asap
1. Mencegah adalah melakukan upaya untuk mencegah terjadinya
pembakaran kembali.
2. Menghindari dengan dengan membangun ruangan aman asap.
3. Melindungi masyarakat dari paparan asap.
Peran Dinas Kesehatan
Melalui Puskesmas
1. Menyiapkan Ranap inap & poli umum dibuka 24 jam
2. Menyiapkan rumah oksigen
3. Melakukan penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung dengan iklan dll
4. Pembagian masker seperti masker n95
Tindakan dalam penanggulangan
akibat kabut asap
1. Menghindari kegiatan di luar rumah
2. Berprilaku hidup sehat : makan makanan bergizi , tidak merokok dan istirahat yang
cukup
3. Minum vitamin
4. Kurangi penggunaan kendaraan seperti motor, bus, mobil dan semacamnya yang
meningkatkan polusi udara.
Masker
N95
TERIMA
KASIH