Anda di halaman 1dari 26

Evaluation Etiology and

Treatment Methods for


Epistaxis :
A Review at A Tertiary
Care Hosppital in
Central Nepal

JOURNAL
READING
Pembimbing :
dr. Hj. Zuraidah Nasution, Sp.THT-KL

Disusun oleh :
Hafiz Anugrah Mursyid (1908320013)
Saubissabri Syarbaini (1908320050)
Listi Suryani Lubis (1908320028)
Kartika Handayani (1908320036)

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF THT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
RSUD DELI SERDANG
2020
Agenda Style
BAB BAB BAB BAB BAB
1 2 3 4 5

DEKSRIPSI TELAAH CHECKLIST


PENDAHULUAN KESIMPULAN
JURNAL JURNAL TELAAH KRITIS
ARTIKEL

D
D
D
BAB1
Pendahuluan
Metode Pencarian Literatur

Pencarian literatur
dalam telaah jurnal ini
melalui Pubmed (
https://pubmed.ncbi.nlm.
nih.gov/
).
Kata kunci yang digunakan
untuk penelusuran jurnal yang
akan ditelaah ini adalah
“Etiology and treatment for
epistaxis”.
Abstrak
Pendahuluan

Tujuan dari penelitian ini adalah


untuk Untuk menganalisis etiologi Subjek dan Metode
dan metode perawatan untuk
pasien dengan epistaksis.
Hasil

Kesimpulan
Abstrak
Pasien yang dirawat dengan
Pendahuluan
epistaksis yang dikelola di
Departemen Otorhinolaryngology
di Chitwan Medical College Subjek dan Metode
Teaching Hospital yang diterima
dari ruang gawat darurat (UGD),
dari departemen rawat jalan
(OPD), atau sebagai rujukan dari Hasil
departemen lain sebanyak 84
pasien dari mei 2014 sampai april
2015.
Kesimpulan
Abstrak
Sebanyak 84 pasien memiliki epistaksis;
Pendahuluan
52 adalah laki-laki dan 32 adalah
perempuan. Penyebab epistaksis yang
paling umum adalah idiopatik (38,09%)
diikuti oleh hipertensi (27,38%), trauma Subjek dan Metode
(15,47%), dan koagulopati (8,33%).
Mengenai metode pengobatan, sebagian
besar (52,38%) dari pasien kami
membutuhkan tampon hidung anterior.
Kauterisasi kimia sudah cukup untuk
Hasil
menghentikan perdarahan pada 14,28%
pasien, sementara elektrokauter dan
tampon nasal posterior dilakukan masing-
masing pada 2,38% dan 16,66% pasien. Kesimpulan
Dua (2,38%) pasien memerlukan ligasi
arteri sphenopalatine endoskopi.
Abstrak
Hipertensi, trauma dan koagulopati
Pendahuluan
adalah faktor etiologi yang paling
umum di antara pasien di mana
etiologi ditemukan meskipun pada Subjek dan Metode
sebagian besar pasien etiologi tidak
dapat ditemukan. Tampon hidung
anterior adalah metode perawatan
yang paling umum diterapkan pada Hasil
pasien ini.

Kesimpulan
BAB 2
Deksripsi
Jurnal
Deksripsi Umum
Judul
“Evaluation of Etiology and Treatment
Methods for Epistaxis: A Review Tertiary
Care Hospital in Central Nepal”

Penulis
Ramesh Parajuli Tanggal Telaah
1 11 Juli 2020
2
3 5
4
Publikasi Penelaah
Int J Otolaryngol. 2015; Hafiz Anugrah Mursyid (1908320013)
2015:283854. Saubissabri Syarbaini (1908320050)
Doi:10.115/201528385 Listi Suryani (1908320028)
4. Epub 2015 Aug 9. Kartika Handayani (1908320036)
Deksripsi Konten
Epistaksis didefinisikan sebagai perdarahan dari dalam
hidung atau rongga hidung. Permasalahan ini merupakan salah
satu keadaan darurat yang paling umum di dunia
Otorhinolaryngology yang sering membutuhkan perawatan di
rumah sakit. Insiden sulit untuk dinilai namun diperkirankan
bahwa sekitar 60% dari populasi akan mengalami epistaksis
dalam hidup mereka, dengan 6% membutuhkan perhatian medis.
Epistaksis dapat diklasifikasikan sebagai anterior dan
epistaksis posterior berdasarkan lokasi Anterior epistaksis
lebih umum daripada epistaksis posterior. Biasanya timbul dari
pleksus kiesselbach, area vaskular terkaya beraanastomosis
yang dibentuk oleh arteri akhir, atau dari vena (retrocolumellar
vena). Sebagai lokasi perdarahan yang mudah terjadi, anterior
epistaksis yang terjadi lebih sering pada anak-anak dan
dewasa muda jarang mengakibatkan permasalahan serius. Di
epistaksis posterior sisi lain muncul dari daerah yang disuplai
oleh arteri sphenopalatina (SPA) di bagian posterior dari rongga
hidung, yang lebih sering terjadi pada orang dengan usia
lanjut.
Deksripsi Konten
Epistaksis dapat disebabkan diantara faktor sistemik dan
lokal. Penyebab lokal termasuk inflamasi, infeksi, trauma,
anatomi (deviasi nasal septum, septum spur), kimia, atau
perubahan iklim, neoplasma, dan benda asing. Demikian pula,
penyebab sistemik epistaksis adalah penyakit hematologi
menyebabkan koagulopati, penyakit kardiovaskuler seperti
hipertensi dan penyakit pembuluh darah jantung, penyakit
hati, penyakit ginjal, dan obat-obatan antikoagulan.
Manajemen pasien dengan epistaksis pada semua kelompok
umur dimulai dengan resusitasi pasien, menghentikan
pendarahan, dan pengobatan penyebab yang mendasarinya.
Tidak ada protokol yang pasti untuk pengelolaan epistaksis,
meskipun berbagai metode perawatan tersedia
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian pada jurnal ini adalah
untuk menganalisis pasien dengan epistaksis dalam hal faktor
etiologi dan metode pengobatan yang membutuhkan rawat inap.
BAB 3
Telaah
Jurnal
Telaah Jurnal
Fokus Penelitian
Gaya dan Sistematika
Fokus utama dalam jurnal ini Penulisan
adalah mengevaluasi etiologi Sistematika penulisan
dan metode perawatan pada disusun dengan rapi.
pasien epistaksis yang Komponen jurnal ini sudah
membutuhkan perawatan terdiri dari abstrak,
Online Doctor
dirumah sakit. pendahuluan, metode,
pembahasan (hasil) dan
kesimpulan. Tata bahasa
dalam literatur cukup
mudah dipahami dan
sesuai dengan kaidah
bahasa.
Telaah Jurnal
Penulis
Judul
Afiliasi penulis :
Ramesh Parajuli “Evaluation of Etiology
and Treatment Methods
for Epistaxis: A Review
Tertiary Care Hospital in
Online Doctor Central Nepal.” Judul
tersebut sudah cukup
jelas dan tidak ambigu.
Telaah Jurnal
Abstrak Masalah dan Tujuan
Kelebihan: Pada jurnal ini tidak
Abstrak dalam jurnal ini sudah dicantumkan poin khusus
mencakup masalah utama yang membahas tentang
yang diteliti serta tujuan dan rumusan masalah, namun
berfokus pada penelitian yang permasalahan atau arah
dilakukan dengan melihat ke Online Doctor penulisan sudah tampak
belakang yang artinya pada bagian abstrak
menganalisa etiologi maupun pendahuluan.
permasalahan. Oleh karena Sementara itu, tujuan
jurnal ini bersifat analitik penulisan jurnal ini sudah
retrospektif, abstrak dari jurnal jelas yaitu untuk
ini sudah memaparkan isi menganalisis etiologi dan
jurnal secara umum. metode perawatan untuk
pasien dengan epistaksis.
Telaah Jurnal
Populasi dan Sampel

Pasien yang dirawat dengan epistaksis yang dikelola di


Departemen Otorhinolaryngology di Chitwan Medical College
Teaching Hospital dari Mei 2014 hingga April 2015. Pasien
diterima dari ruang gawat darurat (UGD), dari departemen
rawat jalan (OPD), atau sebagai rujukan dari departemen lain.
Pasien dari segala usia dimasukkan. Semua pasien menjalani
penyelidikan rutin seperti hitung darah lengkap, kadar
hemoglobin, jumlah trombosit, gula darah acak, elektrolit
serum, urea, kreatinin, pemeriksaan rutin urin, dan
pengelompokan darah. Profil koagulasi seperti waktu
protrombin, waktu tromboplastin plasma aktif, dan waktu
perdarahan dan pembekuan juga dilakukan serta Computed
tomography (CT).
Telaah Studi :

Retrospektif

Jurnal Tempat :
Department of Otorhinolaryngology at Chitwan
Medical College Teaching Hospital
Metode
Waktu :
Mei 2014 – April 2015
Telaah Melakukan beberapa pemeriksaan

Jurnal Pertama
menjalani pemeriksaan rutin seperti hitung darah lengkap,
elektrolit serum, ureum, kreatinin, pemeriksaan rutin urin, dan
pengelompokan darah. profil pembekuan darahdan
Metode Computed tomography (CT)

Kedua

Pemeriksaan tambahan dilakukan berdasarkan riwayat dan


pemeriksaan klinis tentang etiologi dan komorbiditas pada
pasien . sampel darah juga dikirim untuk crossmatch jika
diperlukan. penyelidikan lain seperti X-ray, elektrokardiogram
(EKG),
Telaah
Manajemen pasien dimulai dengan pemeriksaan dan
pengobatan yang berdampingan.

Jurnal Awalnya pasien dievaluasi dengan rhinoskopi anterior untuk


mengidentifikasi lokasi perdarahan. Pasien yang dibawa ke
ER dengan keluhan dari episode berulang perdarahan yang
berlebihan, jika tidak ada perdarahan aktif pada saat

Metode kedatangan ke rumah sakit maka pasien menjalani


pemeriksaan hidung endokapilar scopic untuk mencari lokasi
perdarahan diposterior

Pengobatan pasien dengan epistaksis termasuk pengobatan


konservatif atau non-bedah dan pengobatan bedah atau
intervensi. Metode non bedah salah satunya termasuk
vasokonstriktor topikal seperti oksimetazol dan tetes hidung
xylometazoline, dan tampon hidung anterior dan posterior
Telaah
Metode pengobatan bedah adalah SPA ligasi endoskopi.
Semua pasien awalnya dirawat secara konservatif dan
pembedahan dilakukan jika metode konservatif gagal untuk
mengontrol epistaksis.

Jurnal
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan

Metode menggunakan SPSS versi 16.


Telaah Jurnal
Hasil
Telaah Jurnal
Hasil
Kesimpulan
Epistaksis adalah kondisi darurat umum di
Otolaryngology. Meskipun kebanyakan pasien
epistaksis memiliki etiologi yang idiopatik, namun
Hipertensi, trauma, dan koagulopati adalah faktor
etiologis / risiko yang paling sering terjadipada pasien
epistaksis.
Metode konservatif atau non-bedah yang efektif
untuk menghentikan perdarahan akibat epistaksis
pada sebagian besar pasien. Pembedahan atau
intervensi hanya diperlukan ketika epistaksis tidak
bisa dikendalikan setelah metode pengobatan tanpa
pembedahan

Anda mungkin juga menyukai