Anda di halaman 1dari 14

PSIKOFARMAKA

TOTOK WAHYUDI
Kenapa kita harus mempelajari
Psikofarmaka?
BRANDSTORMING
Konsep Psikofarmaka dalam keperawatan jiwa

Salah satu peran perawat dalam proses pemberian layanan kesehatan dalam keperawatan jiwa
adalah dengan kolaborasi dalam pemberian obat.
Oleh karena itu perawat harus mampu mengetahui dan memahami golongan obat dan
pemberian obat pada pasien, efek samping, dan gejala akibat penggunaan obat psikofarmaka.
Pengertian Psikofarmaka

Obat psikofarmaka disebut juga sebagai obat psikotropika, atau obat psikoaktif atau obat
psikoterapeutik. Penggolongan obat ini didasarkan atas adanya kesamaan efek obat terhadap
penurunan atau berkurangnya gejala. Kesamaan dalam susunan kimiawi obat dan kesamaan
dalam mekanisme kerja obat.
Obat psikofarmaka adalah obat yang bekerja pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai
efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku (mind and behavior altering drugs),
digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik (psychotherapeutic medication.
Jenis Obat Psikofarmaka

 Obat anti-psikosis
 Obat anti-depresi
 Obat anti-ansietas
 Obat anti-obsesif kompulsif
Obat anti-psikosis

Obat anti-psikosis merupakan sinonim dari neuroleptics, majortransqualizer, ataractics,


antipsychotic, antipsychotic drugs.
Obat anti-psikosis merupakan antagonis dopamine yang bekerja menghambat reseptor
dopamine di dalam otak. Sediaan obat anti-psikosis yang ada di indonesia adalah
chlorphomazine, haloperidol, perphenazine, fluphenazine, fluphenazine deconate,
levomephromazine, trifluoperazine, thioridhazine, sulpiride, pinozide, risperidone.
Indikasi

 Sindrom psikosis ditandai dengan gangguan berat dalam kemampuan menilai realitas,
fungsi mental,dan fungsi kehidupan sehari-hari.
 Sindrom psikosis, dapat terjadi pada sindrom psikosis fungsional seperti ; skizophrenia,
psikosis paranoid, psikosis afektif, dan psikosis reaktif singkat.
 Sindrom psikosis organic, seperti sindrom delirium, dementia, intoksikasi alkohol, dan
lain-lain.
Obat anti-depresi

• Obat anti-depresi sinonim dari thymoleptic, psychigenergizer, dan anti depresan. Sediaan
obat anti depresi di Indonesia adalah amitriptyline, amoxapine, amineptine,
clomipramine, imipramine, moclobemide, maprotiline, mianserine, opipramol, sertraline,
trazodone, paroxetine, fluvoxamine, fluoxetine.
• Jenis obat anti-depresi atipikal, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), dan
inhibitor monoamine okside (MAOI).
Indikasi

Indikasi klinik primer penggunaan obat-obat anti depresi adalah sindrom depresi yang dapat
terjadi pada :
 Sindrom depresi panic, gangguan afektif bipolar dan unipolar. Gangguan distimik dan
gangguan siklotimik.
 Sindrom depresi organic, seperti hypothyroid induced depression, brain injury depression
dan reserpine.
 Sindrom depresi situasional seperti gangguan penyesuaian dengan depresi, grief reaction,
dll; dan sindrom depresi penyerta seperti gangguan jiwa dengan depresi (gangguan obsesi
kompulsi, gangguan panic, dimensia), gangguan fisik dengan depresi (stroke, MCI,
kanker, dan lain-lain).
Obat anti-ansietas

 Obat anti-ansietas merupakan sinonim psycholeptics, minor tranqualizers, anviolytics,


antianxiety drugs, ansiolitika. Obat anti-ansietas terdiri atas golongan benzodiazepine dan
nonbenzodiazepine. Sediaan obat anti-ansietas jenis benzodiazepine adalah
diazepam,chlordiazepoxide, lorazepam, clobazam, bromazepam, oxasolam, clorazepate,
alprazolam, prazepam. Sedangkan jenis non benzodiazepine adalah sulpiride dan
buspirone.
Indikasi

Indikasi penggunaan obat ini adalah sindrom ansietas seperti :


 Sindrom ansietas psikik, seperti gangguan ansietas umum, gangguan panic, gangguan
fobik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stress pasca trauma.
 Sindrom ansietas organic, seperti hyperthyroid, pheochromosytosis, dll; sindrom ansietas
situasional seperti gangguan penyesuaian dengan ansietas dan gangguan cemas
perpisahan.
 Sindrom ansietas penyerta seperti gangguan jiwa dengan ansietas (skizophrenia,
gangguan paranoid, dan sebagainya)
 Penyakit fisik dengan ansietas seperti pada klien stroke, myocard cardio infarc (MCI),
kanker dan lain-lain..
Obat anti-obsesif kompulsif

Obat anti-obsesif kompulsif merupakan persamaan dari drugs used in obsessive-compulsive


disorders. Sediaan obat anti-obsesif kompulsif di indonesia adalah clomipramine,
fluvoxamine, sertraline, fluoxetine, paroxetine. Indikasi penggunaan obat ini adalah sindrom
obsesif kompulsif. Diagnostik obsesif kompulsif dapat diketahui bila individu sedikitnya dua
minggu dan hamper setiap hari mengalami gejala obsesif kompulsif, dan gejala tersebut
merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas sehari-hari (disability).
Efek Samping

 Efek samping yang harus diperhatikan adalah sindrom ekstrapiramidal (EPS), baik akut maupun
kronis. Efek samping yang bersifat umum meliputi neurologis, behavioral, autoimun,
autonomic.
 Sindrom Parkinson’s
 Reaksi behavioral
 Reaksi autoimun
 Reaksi autonomic
 Reaksi alergi
 Efek samping jangka panjang
Peran perawat

 Pengkajian
 Koordinasi terapi modalitas
 Pemberian terapi psikofarmakologik
 Pendidik klien
 Program rumatan obat
 Penelitian klinik

Anda mungkin juga menyukai