Anda di halaman 1dari 27

PEMERIKSAAAN

MIKROSKOPIS SPERMA

BADRA ADNAN ANUGRAH


201913014
Pemeriksaan yang pertama kali dilakukan untuk
menilai adanya masalah pada kesuburan pria  adalah
dengan melakukan analisis sperma.

Pemeriksaan sperma dilakukan melalui bahan


sperma yang dikeluarkan melalui jalan masturbasi
ataupun melalui sanggama terputus. Pemeriksaan
sebaiknya dilakukan segera (paling lambat 1 jam
setelah sperma dikeluarkan).
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS

Syarat pemeriksaan sperma analisis:

Keadaan pria hari pemeriksaan hendaknya cukup sehat,


tidak dalam keadaan lelah, lapar dan cukup beristirahat
sebelumnya.
S perma dikeluarkan setelah didahului oleh abstinensia
seksual (tidak ejakulasi dengan cara apapun) selama 3 – 4 hari
(rekomendasi WHO abstinensia 2 sampai 7 hari).
Sperma dikeluarkan secara mastrurbasi di Laboratorium,
dan harus di tampung secara utuh.
– makroskopis antara lain meliputi :

a. Pengukuran Volume
Dilakukan setelah sperma mencair, cara kerja :
Sperma ditampung seluruhnya dalam botol
penampung yang bermulut lebar untuk sekali ejakulasi
Volume diukur dengan gelas ukur yang mempunyai
skala volume 0,1 ml.
Kemudian baca hasil.
Volume normal sperma belum jelas sampai sekarang,
disebabkan lain bangsa lain volume. Bagi orang indonesia
volume yang normal 2 – 3 ml. Volume yang lebih dari 8 ml
disebut Hyperspermia, Sedangkan yang kurang dari 1 ml
disebut Hypospermia.
• b. PH
Sperma yang normal tidak banyak berbeda dengan pH
darah, untuk mengukur pH cukup dengan
menggunakan kertas pH 
• Sperma yang normal pH menunjukan sifat yang agak
basa yaitu 7,2 – 7,8. pengukuran sperma harus segera
dilakukan segera setelah sperma mencair karena akan
mempengaruhi pH sperma. 
• c. Bau Sperma
Spermatozoa yang baru keluar mempunyai
bau yang khas atau spesifik, untuk mengenal
bau sperma, seseorang harus telah
mempunyai pengalaman untuk membaui
sperma. Sekali seorang telah mempunai
engalaman, maka ia tidak akan lupa akan bau
sperma yang khas tersebut. 
• d. Warna sperma
Memeriksa warna sperma sekaligus memeriksa
kekeruhan, sperma yang normal biasanya berwarna putih
keruh seperti air kanji kadang-kadang agak keabu-abuan.
• Cara kerja :
Sperma yang ada dalam tabung reaksi diamati dengan
menggunakan latar belakang warna putih menggunakan
penerangan yang cukup.
• e. Liquefection 
Liquefaction dicheck 20 menit setelah ejakulasi
(setelah dikeluarkan). Bila sperma yang baru
diterima langsung encer mungkin : 
Tak mempunyai coagulum oleh karena saluran
pada kelenjar vesica seminalis buntu atau
memang tak mempunyai vesika seminalis.
• f. Viskositas (Kekentalan)
• G.Fruktosa Kualitatif
 
Cara pemeriksaan fruktosa : 
- 0.05 ml sperma + 2 ml larutan resolsinol ( 0.5 % dalam alkohol
96% ) campur sampai rata.
- Panaskan dalam air mendidih 5 menit.
- Bila sperma mengandung fruktosa maka campuran diatas
menjadi merah coklat atau merah jingga.
- Bila tidak ada fruktosa maka tidak menjadi perubahan warna.
Pemeriksaan fruktosa kualitatif ini harus merupakan
pemeriksaan rutin pada sperma azoospermia
Analisa Sperma Secara
Mikroskopik
• Analisa Sperma Secara Mikroskopik
Sebelum pemeriksaan mikroskopik, sperma
tersebut harus diaduk dengan baik, untuk
pemeriksaan mikroskopik maka 1 tetes
sperma, diameter sekitar 2 – 3 mm, diletakan
diatas gelas objek yang bersih dan kemudian
ditutup dengan gelas penutup, Setelah itu siap
di periksa dibawah pembesaran 100 X atau
400-600 X.
Cara Pemeriksaanya :
• . Jumlah Sperma Perlapang Pandang / Perkiraan densitas sperma
- Diaduk sperma hingga homogen 
- Diambil 1 – 3 tetes cairan sperma ditaruh diatas obyek glass lalu
ditutup dengan cover glass(ukuran standar)
- Kemudian dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 X
- Dihitung berapa banyak spermatozoa pada beberapa lapang
pandang
Misalnya dihitung berturut-turut : lapang pandang
I = 10 Spermatozoa
II = 5 Spermatozoa
III = 7 Spermatozoa
IV = 8 Spermatozoa
• Disini dalam laporan dituliskan terdapat 5 – 10
spermatozoa perlapang pandang. Perkiraan
konsentrasi spermatozoa dikalikan dengan 106
berarti perkiraan konsentrasi spermatozoa
adalah 5 – 10 juta/ml
Kalau spermatozoanya banyak dihitung
perkwadran (1/4 lapang pandang)
Misalnya ¼ Lapang pandang = 50 spermatozoa,
jadi perlapang pandang 200 spermatozoa.
• Perkiraan konsentrasi spermatozoa dikalikan
dengan 106 berarti perkiraan konsentrasi
spermatozoa adalah 200 juta/ml
Kalau dilihat perlapang pandang didapatkan
nol spermatozoa maka tidak usah dilakukan
pemeriksaan konsentrasi, jadi disini
menghemat tenaga dan reagensia, bila
didapatkan nol spermatozoa disebut
Azoospermia.
• 2. Pergerakan Sperma
Pada pemeriksaan perlapang pandang
sekaligus kita memeriksa pergerakan
spermatozoa dalam memeriksa pergerakan
spermatozoa sebaiknya diperiksa setelah 20
menit karena dalam waktu 20 menit sperma
tidak kental sehingga spermatozoa mudah
bergerak akan tetapi jangan lebih dari 60
menit setelah ejakulasi sebab dengan
bertambahnya waktu maka :
• - spermatozoa akan memburuk pergerakannya. 
- pH dan bau mungkin akan berubah .
spermatozoa yang bergerak baik adalah gerak
kedepan dan arahnya lurus, gerak yang kurang
baik adalah gerak zig-zag, berputar-putar dan
lain-lain 
- Jangan sekali-kali menyebut spermatozoa itu
mati yang betul adalah spermatozoa tidak
bergerak 
- Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada suhu
kamar (20OC - 25 OC).
• Perhitungan :
Dihitung dulu spermatozoa yang tidak
bergerak kemudian dihitung yang bergerak
kurang baik, lalu yang bargerak baik misal :
- yang tidak bergerak = 25% 
- yang bergerak kurang baik = 50%
- yang bergerak baik = 100% - 25% - 50% =
25%
• Prosentase pergerakan cukup ditulis
dengan angka bulat (umumnya kelipatan 5
misalnya : 10%,15%, 20%)
Kalau sperma yang tidak bergerak > 50%
maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut guna mengetahui viabilitas sperma
(banyaknya sperma yang hidup) sebab
sprermatozoa yang tidak bergerakpun
kemungkinan masih hidup.
3. Perhitungan Jumlah Sperma
Sperma yang telah diaduk dengan baik
diencerkan 1 :10, 1:20,1:50,atau 1:100
tergantung pada perkiraan jumlah
spermatozoa yang telah dilakukan
sebelumnya. Sebagai pengencer berisi 50 gr
NaHCO3, 10 ml 35% formalin, 5 ml cairan
gentian violet pekat dan aquadestilita
sampai 1000 ml. 
• dipergunakan pipet mikro modern (10, 50, 100 atau 200ul).

Sperma yang diencerkan harus diaduk lebih dahulu dan

segera dipindahkan ke hemositometer (kamar hitung

Neubauer) yang telah ditutup dengan gelas penutup.

hemositometer ini diletakan kamar lembab selama 15 menit

sampai 20 menit agar semua sel mengendap kemudian

dihitung dibawah mikroskop cahaya atau mikroskop fase

kontras dan pembesaran 100 atau 100X spermatozoa (sel

benih yang matang yang mempunyai ekor yang dihitung). 


• Perbedaan antara jumlah sperma dari kedua
pengenceran tadi tidak boleh lebih dari 10 %
pada sperma yang mempunyai densitas rendah
atau 20% pada sperma yang mempunyai
densitas tinggi (> 60 juta/ml).
Perlu dipahami bahwa yang disebut konsentrasi
sperma adalah jumlah spermatozoa/ml sperma.
Sedangkan jumlah spermatozoa total ialah
jumlah spermatozoa dalam ejakulat.
Prosedur perhitungan spermatozoa
dengan menggunakan hemositometer (kamar
hitung Neubauer) adalah sebagai berikut :
Hitung jumlah sperma dengan objek 40 x pada
daerah leukosit, cukup satu bidang saja (tidak
perlu 4 bidang)
• Kamar hitung Neubeur untuk menghitung spermatozoa

Perhitungan :
Luas = 1 mm2 
Tinggi = 0,1 mm 
Vol = 0,1 mm3
Jumlah sperma dalam 1 mm3 = 1/0,1 X pengenceran X N 
= 10 X N X pengenceran
= 10 N X Pengenceran /mm3
Jumlah spermatozoa / cc = 10 N X Pengenceran x 1000

N = Jumlah sperma yang dihitung dalam kotak W 


• 4. Morfologi
Pemeriksaan morfologi berdasarkan kepala
dari spematozoa dapat dilakukan dengan cara :
Membuat preparat hapusan diatas obyek glass
keringkan selama 5 menit, lalu di fixasi dengan
larutan metilalkohol selama 5 menit, kemudian
selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan
larutan giemsa, wright, atau zat warna yang
lain menurut kesukaan sendiri. 
Bentuk Normal : Bentuk oval

Bentuk spermatozoa abnormal :

 Bentuk Piri ( Seperti buah pir )

 Brntuk terato ( tidak beraturan dan berukuran besar )

 Bentuk lepto ( ceking )

 Bentuk Mikro ( Kepala seperti jarum pentul )

 Bentuk Strongyle ( seperti larva stongyloides )

 Bentuk Lose Hezel ( Tanpa kepala )

 Bentuk Immature ( spermatozoa belum dewasa, terdapat cytoplasmic )


Cytoplasmic droplet
• 5. Lekosit
Leukosit di laporkan per lapang pandang
seperti halnya dalam sedimen urin, misalnya 3
– 8 perlapang pandang. Jumlah lekosit yang
besar erat hubunganya dengan infeksi organ –
organ spermiogenesis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai