Anda di halaman 1dari 16

MASALAH &

KEBIJAKAN
EKONOMI
PENGANGGURAN
DAN INFLASI 1
NAMA ANGGOTA:

1. ITA NUR FITRI


2. KHUSNATUL FAUZIYYAH
3. NAUFAL FADLI WIBOWO

MM.DD.20XX
2
ADD A FOOTER
MASALAH EKONOMI
MAKRO
Ada beberapa masalah makro ekonomi yang
lazim dihadapi oleh suatu negara, antara lain:
 Masalah Pertumbuhan Ekonomi
 Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi
 Masalah Pengangguran
 Masalah Kenaikan Harga (Inflasi)
 Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
 Keterlambatan Waktu Menyangkut Kebijakan Fiskal dan
Moneter

3
TUJUAN KEBIJAKAN MAKRO
EKONOMI

 Menstabilkan kegiatan ekonomi / price level stability.


 Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa
inflasi / high employment level.
 Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh / long-term
economic growth.
 Kestabilan nilai tukar / exchange rate stability. Nilai tukar
merupakan nilai uang secara eksternal, yang tinggi
rendahnya berdampak pada berbagai aspek ekonomi dan
sosial lainnya.

4
BENTUK-BENTUK
KEBIJAKAN MAKRO
EKONOMI

Kebijakan Fiskal yaitu kebijakan pemerintah yang


dilakukan dengan cara mengubah penerimaan
dan pengeluaran negara.

Kebijakan Moneter yaitu kebijakan yang diambil oleh


Bank Sentral untuk menambah atau mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat

5
KEBIJAKAN FISKAL

Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiscal adalah sangat


penting untuk mengatasi pengangguran. Prosesnya adalah :
 Pengurangan pajak penghasilan → akan menambah daya beli
masyarakat dan akan meningkatkan pengeluaran agregat.
 Peningkatan pengeluaran agregat dengan cara menaikkan
pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa maupun
untuk menambah investasi.
 Selanjutnya dalam masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah
full employment, langkah sebaliknya harus dilakukan yaitu ; pajak
dinaikkan dan pengeluaran pemerintah akan dikurangi.
 Langkah ini akan menurunkan pengeluaran/permintaan agregat
dan mengurangi tekanan Inflasi.
MM.DD.20XX
6
ADD A FOOTER
KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu:
 Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy.
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang
yang beredar.
 Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang
yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy).

MM.DD.20XX
7
ADD A FOOTER
KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan


menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu
antara lain :
 Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation).
 Fasilitas Diskonto (Discount Rate).
 Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio).
 Himbauan Moral (Moral Persuasion).

MM.DD.20XX
8
ADD A FOOTER
AKIBAT-AKIBAT BURUK
PENGANGGURAN

 Pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat


memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dapat dicapainya.
 Pengangguran menyebabkan pendapatan negara yang berasal
dari sektor pajak khususnya pajak penghasilan akan
berkurang.
 Pengangguran tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
 Pengangguran menambah beban pengeluaran negara.
 Penganguran akan menimbulkan ketidak stabilan politik.

MM.DD.20XX
9
ADD A FOOTER
FAKTOR-FAKTOR YANG
MENIMBULKAN INFLASI

 Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi


kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang
dan jasa.
 Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
 Kenaikan harga barang impor.
 Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak
uang baru.
 Kekacauan politik dan ekonomi.

MM.DD.20XX
10
ADD A FOOTER
DAMPAK DARI INFLASI

DAMPAK NEGATIF :
 Perekonomian tidak berjalan normal
 Menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang
 Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga
untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan
harga di pasaran.
 Distribusi barang relative tidak adil
 Produsen bangkrut
 Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin
nyata
MM.DD.20XX
11
ADD A FOOTER
DAMPAK DARI INFLASI

DAMPAK POSITIF :
 Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi,
produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan
konsumtifme dapat ditekan.
 Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri
kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
 Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena
masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi
dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

MM.DD.20XX
12
ADD A FOOTER
CONTOH KASUS

INFLASI

BI: Inflasi Pekan Ketiga November 2019 di Angka 0,18 Persen


Liputan6.com, Jakarta - Hasil Survei Pantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia
(BI) minggu ketiga November menunjukan angka inflasi sebesar 0,18 persen. Sementara secara
tahunan telah mencapai 3,04 persen. Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan penyumbang inflasi
terbesar adalah bawang merah. Disusul oleh beberapa komoditi lainnya. “Penyumbang inflasi
bawang merah 0,08 persen, daging ayam ras 0,05 persen dan beberapa komoditi lain” kata dia saat
ditemui di Mesjid BI, Jakarta, Jumat (22/11/2019).

MM.DD.20XX
13
ADD A FOOTER
CONTOH KASUS

PENGANGGURAN

Lulusan SMK Sumbang Angka Pengangguran Tertinggi di Sumsel


Liputan6.com, Palembang - Angka pengangguran di Provinsi Sumatera Selatan dalam tiga tahun terakhir
mengalami peningkatan. Meskipun tidak terlalu signifikan, ternyata ada salah satu faktor yang mendongkrak
tingginya angka pengangguran. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel tercatat hingga Agustus 2019
mencapai 185 ribu orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 0,25 persen dibandingkan periode serupa
tahun sebelumnya. Salah satu penyumbang tingginya angka pengangguran yaitu dari lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), yang belum mendapatkan pekerjaan usai tamat sekolah. Kepala BPS Sumsel
Timbul Parulian Silitonga mengatakan dari total jumlah penduduk di Sumsel 8,5 juta jiwa. Namun sekitar 185
ribu orang kini masih menganggur atau belum memiliki pekerjaan.

MM.DD.20XX
14
ADD A FOOTER
HUBUNGAN ANTARA
INFLASI &
PENGANGGURAN

Prof. A. W Phillips dari London School of Economic, inggris meneliti data dari berbagai negara mengenai tingkat
pengangguran dan inflasi. Secara empiris tanpa didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan
yang terbalik antara tingkat inflasi dan pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik, maka pengangguran
turun,sebaliknya apabila inflasi turun, maka pengangguran naik.
Lipsey menerangkan hubungan antara tingkat inflasi dengan pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja.
Menurutnya, upah tenaga kerja akan cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat
pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila
tingkat pengangguran relatif rendah, karena adanya kelebihan permintaan tenaga kerja.

MM.DD.20XX
15
ADD A FOOTER
“KELOMPOK 10”

THANK
YOU!

16

Anda mungkin juga menyukai