Anda di halaman 1dari 33

INISIASI II

Materi Tutorial On Line


Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II (EKMA4313)

AKTIVA SUMBER DAYA ALAM


dan AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN


UNIVERSITAS TERBUKA

Oleh Dr. Rofiqoh Ferawati,


SE, M.EI
Kompetensi Khusus
Setelah mengikuti Tuton ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan:

• Pengertian Aktiva Sumber Alam


1
• Arti Penting Deplesi terhadap Aktiva Sumber Alam
2
• Membedakan Deplesi dengan Depresiasi

• Pengertian Dasar dan Kriteria Aktiva Tetap Tak Berwujud


3
• Arti Penting dari Amortisasi dan atau Pemberhentian Aktiva Tetap Tak Berwujud

• Melaksanakan Praktik Akuntansi Aktiva Sumber Alam dan Aktiva Tetap Tak
4 Berwujud
AKTIVA SUMBER ALAM
PENGERTIAN

• Aktiva Sumber Alam : istilah aktiva yang belum dimanfaatkan, aktiva yang akan
terbuang (Wating Assets), misalnya tambang minyak, tambang emas, cadangan
mineral

• Aktiva sumber alam bersifat:

1. Semakin berkurang atau habis karena pengemnagan atau pengambilan secara


langsung

2. Penggantiannya hanya bisa terjadi melalui proses alam yang memerlukan waktu
sangat lama
AKTIVA SUMBER ALAM
PENENTUAN HARGA PEROLEHAN

Dalam usaha memperoleh aktiva sumber alam, biaya-biaya dikelompokkan sbb:

• Biaya perolehan pemilikan/hak penambangan atau pengambilan sumber alam

• Biaya eksplorasi (pencarian)

• Biaya pembangunan fasilitas (development costs)


AKTIVA SUMBER ALAM
BIAYA PEROLEHAN PEMILIKAN

Biaya perolehan suatu aktiva sumber alam suatu perusahaan ekstraktif dari cara perolehan
aktiva sumber alam tersebut.

Dua (2) cara perolehan:

• Pembelian atas dasar fee interest

• Hak sewa atau Lease Hold Interest


AKTIVA SUMBER ALAM
BIAYA EKSPLORASI

Biaya eksplorasi merupakan biaya yang cukup pelik perlakuannya, disebabkan kegiatan
eksplorasi belum tentu membawa hasil atau eksplorasi mungkin saja gagal.

Dua (2) pendekatan penentuan harga perolehan:

1. Konsep Full Costing ( a full-cost approach)


Seluruh biaya yang terjadi untuk eksplorasi dan pengembangan aktiva sumber alam merupakan beban
dari seluruh sumber yang ada. Biaya eksplorasi sumber-sumber yang tidak menghasilkan dianggap dan
dibebankan sebagai bagian dari harga perolehan Aktiva Sumber Alam lain yang ditemukan.

2. Konsep successful effort (successful efforts approach)


Hanya biaya eksplorasi yang berhasil saja yang dikapitalisasi dengan harga perolehan aktiva sumber
alam yang bersangkutan. Biaya eksplorasi yang tidak menghaislkan dibebankan sebagai biaya periodik.
AKTIVA SUMBER ALAM
BIAYA PEMBANGUNAN FASILITAS (DEVELOPMENT COST)

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan dan pembuatan sarana sebelum eksploitasi
dimulai.

Dua kelompok biaya pembangunan:


1. Tangible equioment cost

Berbagai mesin dan peralatan yang diperlukan dalam mengolah sumber alam yang dimiliki sampai siap diproduksi dan
dikirim atau dijual

2. Intangible development cost

Biaya pengeboran, pembuatan terowongan, sumur, dan sebagainya yang tidak mempunyai karakteristik atau tidak dapa
digolongkan sebagai tangible equipment cost, namun diperlukan dalam memproses sumber alam yang dimiliki.
AKTIVA SUMBER ALAM
HARGA PEROLEHAN AKTIVA SUMBER ALAM

Harga perolehan akiva sumber alam terdiri dari:


1. Biaya perolehan pemilikan

2. Biaya eksplorasi

3. Intangible Development costs


DEPLESI

• Deplesi : Istilah penyusutan untuk aktiva sumber alam.

• Deplesi : Proses alokasi dari harga perolehan aktiva sumber alam ke periode-periode
akuntansi yang menikmati hasil aktiva sumber alam tersebut.

• Deplesi : Pengurangan harga perolehan secara berkala (harga perolehan sumber alam
akan semakin berkurang nilainya yang dalam hal ini terutama disebabkan karena
penolahan mis. Ditambang) dibebankan sebagai biaya.
DEPLESI
FAKTOR PENENTU BESAR TARIF DEPLESI

• Harga perolehan aktiva sumber alam yang bersangkutan

• Taksiran nilai residu tanah di mana sumber itu berada, bila sumber alam sudah habis
dieksploitasi

• Taksiran kandungan sumber alam yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.


DEPLESI
PERHITUNGAN TARIF DEPLESI

Harga Perolehan – Taksiran nilai residu


Tarif deplesi/satuan output =

Taksiran kandungan
eplesi = Tarif deplesi/satuan output x kandungan sumber alam yang diekploitasi
ntuk periode yang bersankutan
DEPLESI
PERHITUNGAN DEPLESI DENGAN TARIF TUNGGAL
Yakni tariff yang dihasilkan dari hadil bagi seluruh harga perolehan aktiva sumber alam (biaya perolehan
pemilikan, biaya eksplorasi, dan intangible development costs) dengan taksiran kandungan aktiva
sumber alam yang bersangkutan.

CONTOH 1

PT. Tambang jaya mendapat hak eksplorasi minyak bumi seluas 100 ha di daerah Kalimantan Timur. Hak eksplorasi
diperoleh dengan biaya seluruhnya sebesar Rp. 55.000.000,00. Biaya yang telah dikeluarkan untuk eksplorasi adalah sebesar
Rp. 100.000.000,00. Intangible development costs yang terjadi untuk eksplorasi sampai siap dieksploitasi adalah sebesar Rp.
850.000.000,00. Tanah bekas eksploitasi bila tambang telah habis diperkirakan bernilai Rp. 5.000.000,00. Kandungan
minyak mentah diperkirakan sebanyak 1.000.000 barel. Minyak ditaksir akan ditambang selama 5 tahun dengan rencana
tahun I ditambang 10% adalah berikut ini.

Tarif Per barrel = 55.000.000,00 + 100.000.000,00 + 850.000.000,00 – 5.000.000,00

1.000.000

= Rp. 1.000.000.000,00

1.000.000

= Rp. 1.000,00
DEPLESI
TARIF DEPLESI YANG BERBEDA

Tarif deplesi yang berbeda-beda untuk setiap komponen harga perolehan aktiva sumber
alam.
CONTOH 2

PT. Tambang Emas memperoleh sebidang tanah pertambangan emas dengan biaya
perolehan Rp. 3.000.000.000,00 yang diperkirakan mempunyai kandungan semas
sebanyak 300 kg emas. Nilai tanah bila tambang habis dieksploitasi ditaksir Rp.
300.000.000,00. Untuk tahap pertama telah disiapkan untuk ditambang 80% dari
kandungan yang diperkirakan. Intangible development costs yang dikeluarkan Rp.
1.200.000.000,00. Penambangan tahap pertama akan memakan waktu 3 tahun atau 3
periode akuntansi. Tahun pertama ditambang sebanyak 100 kg emas.

Ditanya: Berapakah deplesi untuk tahun pertama penambangan?


DEPLESI

Jawab:

• 
DEPLESI
PENCATATAN DEPLESI

• Pencatatan Deplesi : untuk mempertemukan antara biaya dengan penghasilan yang


setepat mungkin.

• Berdasarkan contoh 2 maka pencatatan atau jurnalnya:

Biaya deplesi sumber alam ……………..Rp. 1.400.000.000,00

Akumulasi deplesi sumber alam…………………..Rp. 1.400.000.000,00


DEPLESI
PERUBAHAN TARIF DEPLESI

• Dua alternative perlakuan:

• Revisi hanya diperlakukan untuk periode yang akan dtang

• Revisi diperlakukan sejak permulaan atau berlaku surut.


DEPLESI
PERUBAHAN TARIF DEPLESI
1. Dua alternative perlakuan:

2. Revisi hanya diperlakukan untuk periode yang akan dtang

3. Revisi diperlakukan sejak permulaan atau berlaku surut.

Contoh 3

Berdasarkan contoh 2, misalnya pada permulaan tahun kedua diketahui bahwa setelah
tahun pertama ditambang 100 kg emas, diperkirakan sisanya masih 350 kg. Pada tahun
kedua ditambang 150 kg emas. Dari persoalan tersebut jika revisi hanya untuk periode
yang akan datang (mulai tahun kedua) maka tariff deplesi untuk biaya
perolehan/pemilikan adalah:

(Rp 3000.000.000,00) – Rp 1.400.000.000,00 – Rp 300.000.000,00 x Rp 1,00

350 kg

= Rp. 3.714.286,00/kg
DEPLESI
PERUBAHAN TARIF DEPLESI

Sehingga pada tahun kedua, beban deplesi adalah:

150 x Rp 3.714.286,00 = Rp 557.142.900,00

Bila revisi berlaku surut sejak awal tahun pertama, maka tariff deplesi untuk biaya
perolehan/pemilikan adalah:

(Rp 3.000.000.000,00 – Rp 300.000.000,00) = Rp 6.000.000,00/kg

(100 + 350)kg

Dengan demikian beban deplesi untuk tahun:

Pertama = 100 x Rp 6.000.000,00 = Rp 600.000.000,00

Kedua = 150 x Rp 6.000.000,00 = Rp 900.000.000,00


DEPLESI
PERUBAHAN TARIF DEPLESI

Untuk tahun pertama, berarti beban deplesi biaya pemilikan terlalu besar Rp.
300.000.000,00 yakni berasal dari (Rp 900.000.000,00 – Rp 600.000.000,00).

Jurnal

Akumulasi deplesi………………Rp 300.000.000,00

Koreksi laba tahun lalu……………………..Rp 300.000.000,00

(mencatat koreksi tahun lalu/tahun pertama)

Deplesi………………………..…Rp 900.000.000,00

Akumulasi deplesi…………………………..Rp 900.000.000,00

(mencatat deplesi tahun sekarang/tahun kedua)


DEPLESI
PERUBAHAN TARIF DEPLESI

Untuk tahun pertama, berarti beban deplesi biaya pemilikan terlalu besar Rp.
300.000.000,00 yakni berasal dari (Rp 900.000.000,00 – Rp 600.000.000,00).

Jurnal

Akumulasi deplesi………………Rp 300.000.000,00

Koreksi laba tahun lalu……………………..Rp 300.000.000,00

(mencatat koreksi tahun lalu/tahun pertama)

Deplesi………………………..…Rp 900.000.000,00

Akumulasi deplesi…………………………..Rp 900.000.000,00

(mencatat deplesi tahun sekarang/tahun kedua)


DEPLESI
PERBEDAAN DEPLESI DAN DEPRESIASI

DEPLESI DEPRESIASI
Perwujudan berkurangnya kuantitas kandungan Pengakuan atas berkurangnya manfaat potensial
aktiva sumber alam dari aktiva tetap

Diakui sebagai harga pokok bahan yang secara Alokasi harga perolehan aktiva tetap yang
langsung akan membentuk produk jadi pada dialokasikan ke produk jadi dengan tiadanya bagian
industry pengolahan sumber alam aktiva tetap (secara fisik) yang membentuk produk
jadi tersebut

Digunakan untuk aktiva sumber alam yang tidak Menyangkut aktiva tetap yang pada umumnya
dapat diganti bila ia habis dapat diganti bila habis umur pemakainya
AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
PENGERTIAN

• Aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan tetapi tidak mempunyai fisik dan
mempunyai umur lebih dari 1 tahun

• Aktiva yang tidak mempunyai wujud fisik yang dilaporkan di neraca sebesar porsi
dari harga perolehan yang mempunyai kegunaan di masa yang akan dating.

• Aktiva tak berwujud adalah aktiva yang dimiliki oleh suatu unit organisasi atau
perusahaan yang tidak mempunyai bentuk fisik.
AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
KRITERIA

• Immateriality : ketidakberwujudan

• Interependence : Saling ketergantungan

• Nontransferability : Tidak dapat ditransfer


AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
KLASIFIKASI
• Tipe A : Aktiva tetap tak berwujud yang adanya (umurnya) dibatasi oleh undang-
undang, peraturan, perjanjian, atau oleh sifat aktiva itu sendiri. Contoh; hak paten,
hak cipta, lisensi, franchise, dll

• Tipe B : Aktiva tetap tak berwujud yang tidak terbatas waktunya. Aktiva ini pada
waktu diperoleh tidak ada petunjuk mengenai umurnya. Contoh;
goodwill, nama dan merek dagang, proses dan ramuan rahasia, dll

• Tipe C : Kelebihan nilai investasi dalam saham untuk perusahaan induk pada
perusahaan anak di atas nilai kepentingannya pada kekayaan bersih di perusahaan
anak. Kelebihan ini dianggap sebagai aktiva tetap tak berwujud dalam laporan
konsolidasi.
AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
KLASIFIKASI KHUSUS

• Dapat tidaknya diidentifikasi (Identifiably)

• Cara perolehan aktiva tetap tak berwujud (Manner of acquisition)

• Periode keuntungan yang diharapkan (expected period of benefit)

• Dapat tidaknya dipisahkan dari eksistensi perusahaan (reparability from entire


enterprise)
AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
HARGA PEROLEHAN

Berdasarkan cara perolehan:

• Dikembangkan sendiri oleh perusahaan, semua pengeluaran yang terjadi dalam


rangka pengembangan aktiva yang bersangkutan.

• Pembelian ;
1. Harga yang dibayar kepada penjual
2. Biaya-biaya tambahan untuk mendapatkannya, seperti biaya notaris dan biaya administrasi
3. Biaya percobaan dan pengembangan
4. Biaya untuk penyerahan hak (misalnya royalty dan lisensi)
AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
AMORTISASI (ALOKASI HARGA PEROLEHAN)

• Aktiva tetap tidak berwujud yang umurnya terbatas, harga perolehannya harus
diamortisasi selama penggunaannya.

• Aktiva tetap tidak bwerwujud yang umurnya tidak terbatas, harga perolehannya
diamortisasi dengan menaksir umurnya yang biasanya dalam periode yang pendek.

• Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan umur antara lain:

 Undang-undang, peraturan-peraturan, dan kontrak atau ketentuan-ketentuan yang daitur dalam


perjanjian.

 Ketentuan dan sayrat-syarat untuk memperbarui atau memperpanjang penggunaan aktiva yan
diatur dalam kontrak perjanjian

 Pengaruh persaingan, permintaan, ketinggalan zaman dan factor ekonomis lainnya.


AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
PEMBERHENTIAN

• Pemberhentian melalui transaksi:

a. Penjualan

b. Penukaran (ditukarkan) dengan aktiva lain

c. Penghapusan karena sebab-sebab tertentu


AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
HARGA PEROLEHAN DAN UMUR EKONOMIS
• Tipe A (Terbatas Umurnya)

Hak paten : Paten adalah suatu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pihak yang menemukan
sesuatu hal baru untuk membuat, menjual atau mengawasi penemuannya sekana 17 tahun.

Hak Cipta : Hak yang diberikan atau dijamin oleh pemerintah/undang-undang kepada pengarang atau
pemain (artis) untuk menerbitkan, menjual atau mengawasi karangannya, music, pekerjaan pementasan,
gambar peta dan hasil kesenian lainnya.

Lisensi atau konsensi : Hak yang diberikan kepada suatu perusahaan (swasta) sementara untuk
menjalankan usahanya pada suatu lokasi tertentudimana tidak setiap orang mendapatkannya secara bebas
atau mudah.

Hak monopoli : suatu kontrak yang sering terjadi antara unit pemerintah dengan swasta di mana penjamin
memberikan izin kepada yang dijamin untuk mempergunakan atau mengoperasikan atau menjual barang
tertentu dalam jangka waktu terbatas atau terus menerus dengan disertai hak pencabutan kembali atau
tidak,
AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
HARGA PEROLEHAN DAN UMUR EKONOMIS

CONTOH : Perusahaan RAISA yang bergerak di bidang elektronika pada awal tahun 2005 berhasil menemukan inovasi
terbaru untuk salah satu produknya yang berupa televise. Kemudian, Perusahaan RAISA mematenkan produknya tersebut
Untuk mendapatkan hak paten, perusahaan RAISA harus mengeluarkan biaya-biaya sebagai berikut.

Ongkos-ongkos pendaftaran Rp 5.000.000,00

Biaya pembuatan protorype Rp 100.000.000,00

Model-model dan gambar-gambar Rp 10.000.000,00

Percobaan dan pengembangan Rp 25.000.000,00

Total Rp 140.000.000,00

Jurnal untuk mencatat perolehan

Paten ……………………Rp 140.000.000,00

Kas ……………………………………Rp 140.000.000,00


AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
HARGA PEROLEHAN DAN UMUR EKONOMIS

• Tipe B (Tidak Terbatas Umurnya)

Hak merek dagang dan nama dagang : Pengakuan tanda symbol, model dan cap sebagai suatu identifikasi
atas produk sehingga mudah dikenal oleh pembeli.

Ramuan dan proses rahasia : Penelitian atau percobaan untuk memeprbaiki proses ataupun produkyang
berkembang dan mempunyai nilai besar bagi pemiliknya.

Goodwill : semua kelebihan yang terdapat dalam suatu usaha, seperti letak perusahaan yang baik, nama
yang terkenal, pimpinan yang ahli, dll.
Daftar Pustaka

 Halim, Abdul. (2010). Akuntansi Keuangan Menengah II. Jakarta:


Universitas Terbuka
 Harnanto. (1992). Akuntansi Keuangan Intermediate, liberty,
Yogyakarta.
 Kieso, Donal E. dan Jerry J. Weygandt. (1987). Intermediate
Accounting, Edisi 5, John Wiley & Sons, New York
 Ikatan akuntan Indonesia. (1999). Standar Akuntansi Keuangan-
Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar Akuntansi Keuangan.
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai