Anda di halaman 1dari 13

BAB III Mempertahankan

Kejujuran Sebagai Cermin


Kepriadian

Nama : Najwa Aulia Nur Syafitri


Kelas : X MIPA 2
Absen : 29

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
A.Memaknai Makna Jujur
1. Pengertian Jujur

 Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna dengan “aś-śidqu” atau “śiddiq” yang
berarti benar, nyata, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam
bahasa Arab ”al-kazibu”.

 Secara istilah, jujur atau aś-śidqu bermakna :


(1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;
(2) kesesuaian antara informasi dan kenyataan;
(3) ketegasan dan kemantapan hati;
(4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.
2. Pembagian Sifat Jujur

Imam al-Ghazali membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut :

1. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam
segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah SWT.
2. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang
disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia tidak
berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan cara
selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia
termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis ini.
3. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh sehingga
perbuatan żahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan
menjadi tabiat bagi dirinya.
 Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran, karena jujur
identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:
ً ‫امنُو ۟ا ٱتَّ ُقو ۟ا ٱلل ّ َ َه َوقُول ُو ۟ا َق ْول ًا َس ِد‬
‫يدا‬ َ ‫يَٰٓأَيُّ َها ٱل ّ َ ِذ‬
َ ‫ين َء‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan
ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzāb/33:70)

 Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya karena sangat
berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan perkataannya
dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa yang diperbuat. Allah
SWT. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu
mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. aś-Śaff/61 : 2 - 3).
 Perilaku jujur dapat mengantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat.
Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik
berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanat disebut al-
Amin, yakni orang yang terpercya, jujur dan setia.
 Diantara factor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW berhasil dalam
membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang
sangat terpuji. Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa
kecil sampai akhir hayat.
 Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridhaan
Allah SWT. Sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang merupakan
factor terkuat yang mendorong seseorang untuk berbuat kemunkaran dan
menjerumuskannya ke jurang neraka.
 Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagiaan, serta ketentraman, harus
dimiliki oleh setiap muslim. Sedangkan kebohongan adalah muara dari segala
keburukan dan sumber dari segala kecaman karena akibat yang ditimbulkannya
a.dalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian.Akibat yang ditimbulkan oleh
kebohongan adalah Namimah (mengadu domba), sedangkan namimah dapat melahirkan
kebencian.
B. Ayat-Ayat Al-Qur’an
B. dan Hadis
tentang Perintah Berlaku Jujur
1. Q.S. al-Māidah/5:8

‫َى أَلَّا تَ ْع ِدل ُو ۟ا‬


ٓ ٰ ‫عل‬َ ‫ان َق ْو ٍم‬ ُ ‫َشنَٔـ ََٔـ‬ ‫ج ِر َمنَّك ُْم‬ ْ َ‫ٓاء ِبٱل ْ ِق ْس ِط ۖ َول َا ي‬ ‫د‬‫ه‬ ‫ش‬ ُ ِ
‫ه‬ َ ّ ‫ل‬ِ ‫ل‬ ‫ين‬
َ ِ
‫م‬ ‫و‬
َ ‫ق‬
َ ۟ ‫ا‬‫و‬ُ ‫ن‬ ‫ُو‬ ‫ك‬ ‫ا‬
۟ ‫و‬ُ ‫ن‬ ‫ام‬‫ء‬ ‫ين‬
َ ِ
‫ذ‬ َ ّ ‫ل‬‫ٱ‬ ‫ا‬‫ه‬ َ
َ ّ ‫يَٰٓأ‬
ُ ‫ي‬
َ َ َ ّٰ َ َ
‫ُون‬
َ ‫يرۢ ِب َما تَ ْع َمل‬ ٌ ‫ِإ َّن ٱلل ّ َ َه َخ ِب‬ ۚ ‫بلِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َوٱتَّ ُقو ۟ا ٱلل ّ َ َه‬ ‫ر‬ ‫ق‬
ْ َ ‫ٱع ِدل ُوا۟ ُه َو أ‬ ْ ۚ
ُ َ
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan
karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu
terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah.
Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh,
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Kandungan dari surat al-maidah ayat 8 :

1. Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin agar jika melaksanakan ibadah


itu yang ikhlas karena Allah semata,
2. Dalam memberikan penyaksian kita diperintahkan agar berlaku yg adil  tanpa
memikirkan itu menguntungkan lawan dan merugikan sahabat , kita harus berkata
yg sebenarnya
3. Perintah menegakkan kebenaran tanpa pandang bulu, tanpa pandang kawan atau
lawan, jika memang lawan yang benar kita akui kebenerannya, dan sebaliknya
4. Jangan berlaku berat sebelah hanya karena rasa kebencian kita
5. Adil dapat mendekatkan ketaqwaan.
2. Q.S. at-Taubah/9:119

‫ين‬ َّٰ ‫امنُوا۟ ٱتَّ ُقو ۟ا ٱلل ّ َ َه َوك ُونُو ۟ا َم َع‬


َ ‫ٱلص ِد ِق‬ ‫ء‬ ‫ين‬
َ ِ
‫ذ‬ َ ّ ‫ل‬‫ٱ‬ ‫ا‬‫ه‬َ ُ ‫ي‬َ ‫يَٰٓأ‬
َ َ ّ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah Swt., dan
bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”

Kandungan dari surah at-Taubah ayat 119 :


1. Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bertaqwa. Yakni senantiasa
berusaha menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk jujur baik dalam perkataan
maupun perbuatan.
3. Jujur adalah tanda keimanan dan bukti ketaqwaan. Sebaliknya, dusta adalah tanda
kemunafikan dan bertentangan dengan taqwa.
4. Allah memerintahkan orang-orang yang beriman berada di pihak kebenaran dan
kejujuran.
5. Surat At Taubah ayat 119 ini juga mengisyaratkan pentingnya berjamaah bersama
dengan orang-orang yang berpegang pada kebenaran dan kejujuran.
Hadis dari Abdullah bin Mas’ud ra

‫الص ْد َقيَ ْه ِدي‬ ِّ ‫الص ْد ِق َف ِإ َّن‬ِّ ‫عل َيْك ُْم ِب‬ َ : ‫ولالل ّ َ ِه َصلَّى الل ّ َ ُه َعل َيْ ِه َو َسل ّ َ َم‬ ُ ‫ال َقال َر ُس‬ َ ‫ع ْن َعبْ ِد الل ّ َ ِه َق‬ َ
‫ب ِعن ْ َد‬ َ َ‫الص ْد َق َحتَّى يُكْت‬ ِّ ‫ح َّرى‬ َ َ‫الر ُج ُل يَ ْص ُد ُق َويَت‬ َّ ‫ِإل َى ال ْ ِب ِ ّر َو ِإ َّن ال ْ ِب َّر يَ ْه ِدي ِإل َى ال َْجن َّ ِة َو َما يَ َز ُال‬
‫ور يَ ْه ِدي ِإل َى الن ّ َِار َو َما‬ َ ‫ج‬ ُ ‫ور َو ِإ َّن ال ْ ُف‬ِ ‫ج‬ ُ ‫بيَ ْه ِدي ِإل َى ال ْ ُف‬ َ ‫ب َف ِإ َّن الْك َ ِذ‬َ ‫الل ّ َ ِه ِص ِ ّديقًا َو ِإيَّاك ُْم َوالْك َ ِذ‬
‫ب ِعن ْ َد الل ّ َ ِه ك َ َّذابًا‬
َ َ‫ب َحتَّى يُكْت‬ َ ‫ح َّرى الْك َ ِذ‬ َ َ‫ب َويَت‬ ُ ‫الر ُج ُل يَك ْ ِذ‬
َّ ‫يَ َز ُال‬

Artinya : Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah saw. bersabda,
“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan
kebenaran menuntunmu ke surga. Dan sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu
jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah
olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan
menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta
sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai pendusta.” (H.R. Muslim)
Manfaat yang Didapat Jika Terbiasa Berkata Jujur :

1. Mudah mendapatkan kepercayaan orang lain.


2. Hidup terasa lebih damai dan bahagia.
3. Lebih percaya diri.
4. Terhindar dari tuduhan yang merugikan.
5. Memiliki banyak teman.
6. Mendapatkan banyak pahala dan lebih mudah dikabulkan doanya.

Akibat perilaku tidak jujur:

1. Dijauhi oleh teman.


2. Tidak dipercaya oleh orang.
3. Dikucilkan oleh teman atau orang sekitar.
4. Dapat menimbulkan perpecahan antar sesama manusia karena kesalahpahaman.
5. Menimbulkan ketidakberaturannnya hubungan sosial antar masyarakat.
6. Akan mendapat dosa.
Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat misalnya seperti berikut :
1. Meminta izin atau berpamitan kepada orang tua ketika akan pergi ke mana pun.
2. Tidak meminta sesuatu di luar kemampuan kedua orang tua.
3. Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak
mengetahuinya.
4. Melaporkan prestasi hasil belajar kepada orang tua meskipun dengan nilai yang
kurang memuaskan.
5. Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau
ujian sekolah.
6. Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran
ke sekolah.
7. Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain,
meskipun barang tersebut tampak tidak begitu berharga.
8. Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang dapat menghalanginya.
9. Tidak menjanjikan sesuatu yang kita tidak dapat memenuhi janji tersebut.
10. Mengembalikan barang yang ditemukan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang
bertanggung jawab.
11. Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai