Materi Ke 8 Diksi Dalam Bahasa Indonesia
Materi Ke 8 Diksi Dalam Bahasa Indonesia
Kaidah
Kaidah sintaksis Kaidah makna Kaidah karang-
hubungaan
bahasa bahasa mengarang
sosial bahasa
seksama: artiya makna kata harus benar dan sesuai dengan apa
yang hendak disampaikan.
Contoh:
Kata besar, agung, raya tinggi, dikatakan sinonim, biasa dikatakan hari raya dan hari
besar (tepat dan lazim).
DIKSI SESUAI DENGAN KAIDAH
MAKNA BAHASA
Diksi pada bagian ini harus memperhatikan makna dasar kata yang bersangkutan.
Diksi menurut kaidah makna bahasa harus diperhatikan dari sudut makna kata itu sendiri, antara
lain:
1. Makna Denotatif, adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi yang dibrei batasan.
2. Makna Asosiatif, adalah makna yang berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi,
perasaan, nilai-nilai masyarakat dan perkembangan pemakai bahasa yang sesuai.
Makna asosiatif terbagi atas:
Makna Konotatif, adalah makna subjektif yang timbul karena tambahan-tambahan sikap sosial,
sikap pribadi, dan kriteria.
Makna Stalistik/ Stilistik makna yang berhubungan dengan gaya pemilihan kata dalam karang-
karangan (pidato). Dibedaakan atas: profesi, status, modalitas, dan pribadi.
Makna Afektif, makna yang berhubungandengan perasaan pembicara secara pribadi baik terhadap
lawan bicara.
Makna Reflektif, makna reflektif ini lebih cenderung kepada sesuatu yang bersifat sakral atau
kurang sopan/haram.
Makna Kolotatif, berhubungan dengan makna frasa sebuah bahasa.
Makna Interpreatif, berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan dari pendengar atau
pembaca.
DIKSI SESUAI DENGAN KAIDAH
HUBUNGAN SOSIAL BAHASA
Dalam Diksi ini harus selalu diperhatikan lingkungan pemakaian kata-
kata yang dipergunakan, dengan membedakan lingkungan itu berdasarkan
tingkatan sosial, daerah geografis, lingkungan bersifat umum, profesi dan
sebagainya.
Diksi berdasarkan profesi merupakan pilihan kata yang telah dilazimkan
jika orang berbicara masalah tertentu. Contoh: dibuat—dirakit ; pembantu—
asisten d.l.l.
Kata tertuduh, tersangka, terdakwa, berbeda maknyanya menurut
hukum.
DIKSI SESUAI DENGAN KAIDAH
KARANG-MENGARANG
Dalam diksi ini pilihan kata haruslah tepat, pilihan kata haruslah yang dapat mewakili apa
yang dimaksudkan.
Diksi menurut kaidah karang-mengarang harus memperhatikan:
1. Pilihan frasa dengan berbagai Alternatif
contoh: 1. terdiri dari, terdiri atas.
2. ditemani oleh, ditemani dengan.
3. terdiri dalam, terjadi dalam.
2. Pilihan kata yang Langsung
menggunakan kata-kata yang langsung dan tidak dipergunakan kalimat,frasa, bentuk yang
bersifat uraian yang panjang.
3. Pilihan kata yang dekat dengan pembaca.
pilihan kata yang harus sesuai dengan tingkat sosial, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan
lawan bicara, sehingga pembicara dekat pada lawan bicara
Kata–kata yang memiliki persamaan dibeberapa
bagian
a. Sinonim : persamaan arti
b. Antonim : lawan arti
c. Homonim : persamaan bentuk lafal dan ejaan, beda arti
- rapat (pertemuan atau tidak renggang)
d. Homofon : persamaan bunyi, beda arti
- rok dan rock, - bank dan bang
e. Homograf : persamaan bentuk, beda lafal, beda arti
- apel (buah) dan apel (upacara)
contoh :
1. Gadis itu bunga di desanya.
2. Penata bunga itu sedang bekerja.
3. Banyak kupu-kupu berterbangan di
malam hari di atas kebun bunga
nenek.
4. Kupu–kupu malam itu ditangkap
petugas keamanan.
Konkret
3. Kebaikan Anda tidak mungkin terlupakan
4. Kesempurnaan lukisan ini mengagumkan banyak
pengunjung
BI/ diksi 11 11/21/2020
IV. UMUM DAN KHUSUS
Contoh :
Umum : Melihat
Khusus : Menengok, menyaksikan, memandang.
Umum : Mendatangi
Khusus : Mampir, singgah, berkunjung
1. Bermakna 1. Signifikansi
2. Tahap 2. Stadium
3. Isi 3. Volume
4. Berbahaya 4. Kritis
5. Besar 5. Makro
6. Wajar 6. Natural
7. Tetap 7. Konsisten
8. Arang 8. Karbon