Anda di halaman 1dari 22

Om swastyastu

Nama kelompok 5
1.Ni Kadek Dwi Nita Purnamayanti
2.Ni Ketut Nopia Antari
3.Ni Luh Ayu Listyawati
4.Ni Luh Desy Purwaningsih
5.Ni Luh Juliantari
6.Ni Luh Putu Widhi Astiti Rahayu
7.Ni Putu Hepina Tresnayanti
8.Ni Wayan Ayu Febriyani
9.Putu Kola Indriani
Pokok Pembahasan

Jelaskan karakteristik dan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh gunung berapi?

Sumber daya apa saja yang kalian butuhkan saat melakukan pertolongan? (sumber daya tidak hanya
logistik, tuliskan secara rinci apa saja yang sesuai dengan kondisi bencana)

Hal hal apa saja yang perlu kalian ketahui sebelum melakukan pertolongan pada korban/wilayah
terdampak bencana?

Hal hal apa saja yang perlu kalian persiapkan dalam melakukan pertolongan pada korban/wilayah
terdampak bencana?

Pendidikan kesehatan seperti apa yang akan kalian rencanakan untuk warga yang selamat selama gunung
merapi masih aktif?
Jelaskan karakteristik dan potensi bahaya yang ditimbulkan ol
gunung berapi?

• Gejala awal sebelum erupsi yang sangat  kuat, baik seismic, deformasi maupun gas vulkanik,
tetapi kubah lava tidak muncul sebagaimana terjadi pada erupsi-erupsi sebelumnya. Kemudian
terjadi letusan eksplosif. Setelah itu terjadi letusan beruntun hingga puncaknya, Pasca erupsi 2010,
terjadi paling tidak enam kali erupsi minor (nonmagmatis), tanpa didahului gejala awal yang jelas.
Pola erupsi seperti ini tidak dijumpai dalam sejarah modern pengamatan Gunung Merapi, sehingga
mengubah persepsi publik watak Merapi berubah, Bila kita pelajari lebih jauh mengenai sejarah
erupsi Merapi, erupsi besar mirip 2010 pernah terjadi pada tahun 1872.Kemiripannya meliputi
magnitude, gejala awal maupun aktivitas pasca erupsinya. Pasca erupsi 1872 juga terjadi beberapa
kali erupsi minor (Voight, 2000), sebelum terjadi erupsi magmatis 1883.Kedua erupsi besar
tersebut disebabkan magma yang kaya gas vulkanik. Berdasarkan catatan sejarah erupsinya,
sebetulnya watak Merapi tidak bersifat tunggal, tetapi mempunyai varian erupsi yang beragam
seperti erupsi freatik, vulkanian, pembentukan kubah lava, Sub-Plinian dsb. Dalam era Merapi
Muda (> 2000 th yll) pernah terjadi erupsi besar, sector collaps, mirip erupsi Mount StHelens,
USA, 1980, dengan menimbulkan awan panas mencapai 25 km dari puncak, dan meninggalkan
bekas kawah Pasar Bubar saat ini.
\
Sumber daya apa saja yang kalian butuhkan saat melakukan pertolongan? (sumber daya tidak hanya logistik, tuliskan secara rinci apa saja yang sesuai dengan kondisi
bencana)

a. Bantuan Relokasi Sementara


Bagi yang kehilangan tempat tinggal atau yang tidak memungkinkan tinggal di rumahnya,
maka perlu diberi tempat tinggal sementara yang layak. Misalkan saja di setiap kota dan
kabupaten dibuat suatu apartemen atau mess khusus untuk tempat mengungsi bagi korban
bencana. Tentu saja di tempat asal korban tetap dibuat tempat pengungsian layak bagi kepala
rumah tangga dan laki-laki yang ingin menjaga aset yang di lokasi bencana.
b. Bantuan Kebutuhan Pokok
Kebutuhan pokok sehari-hari harus dapat dipenuhi dengan baik seperti makan minum, mandi
cuci kakus (mck), sandang pakaian, dan tempat tinggal. Kegagalan memenuhi kebutuhan
pokok ini akan membawa dampak buruk seperti penyebaran penyakit berbahaya,
perkelahian, kerusuhan, perampasan, penjarahan, bahkan kematian.
c. Bantuan Peralatan Darurat
• Banyak sekali peralatan dan perlengkaan yang dibutuhkan korban bencana untuk dapat
bertahan hidup seperti tenda darurat, peralatan masak, genset listrik, lampu darurat, alat-
alat berat untuk evakuasi korban, pompa air darurat, peralatan medis, selimut, peralatan
d. Bantuan Perbaikan Fisik
• Segala kerusakan aset pribadi (rumah) dan fasilitas umum (jalan, jembatan, jaringan listrik, jaringan
telepon, saluran air, dan lain sebagainya harus kita bantu semaksimal mungkin untuk mendapatkan
perbaikan yang cepat, terutama fasilitas umum dan fasilitas sosial. Dengan kembalinya fasum, fasos
dan rumah warga maka kehidupan dapat kembali normal.
e. Bantuan Bimbingan Konseling, Rohani dan Moral
• Dengan adanya bencana bisa menyebabkan orang menjadi stres, depresi dan juga gila. Yang tidak
stress pun juga harus kita berikan dukungan moril agar dapat membantu meningkatkan semangat para
korban bencana agar kuat menghadapi cobaan dan siap kembali hidup seperti sedia kala.
f. Bantuan Transportasi
• Untuk menyalurkan bantuan untuk korban bencana, untuk memindahkan korban bencana dari satu
tempat ke tempat lain, untuk membawa peralatan serta perlengkapan bencana dibutuhkan para korban,
dan lain sebagainya butuh alat transportasi yang efektif. Jika jalan darat dan air rusak dan tertutup,
maka harus bisa melewati jalur udara.
g. Bantuan Tim Penolong
• Untuk menyelamatkan para korban bencana yang masih terperangkap di dalam reruntuhan,
dibutuhkan tim khusus seperti tim sar beserta tim medis. Tim penolong akan membantu korban-
korban yang butuh bantuan segera dengan bermodalkan keterampilan yang telah dikuasai.
h. Bantuan Pengamanan
• Polisi harus datang dan sigap membatu mengamankan aset-aset para korban bencana alam dan juga
aset-aset milik pemerintah yang ada di wilayah bencana. Tidak menutup kemungkinan akan
terjadinya penjarahan masal, perampokan, pencurian, pengrusakan, dan lain-lain. Akan percuma bila
tidak ada yang menjaga ketertiban para korban bencana karena bisa merusak kegiatan bantuan
korban bencana yang telah ada.
i. Bantuan Kesehatan
• Setelah bencana alam terjadi biasanya akan muncul orang-orang yang terluka baisecara fisik maupun
mental. Mereka butuh pertolongan medis yang memadai. Jika tidak mampu, maka perlu dirujuk ke
rumah sakit. Kondisi kesehatan lingkungan yang biasanya buruk di tempat pengungsian juga perlu
ditanggulangi agar tidak menyebabkan penyebaran penyakit yang berbahaya.
J. Bantuan Modal
• Untuk kembali bisa memulai hidup yang baru pasca bencana alam/ tragedi kemanusiaan, para
korban bencana perlu diberikan suatu bantuan finansial agar bisa mencukupi kebutuhan hidup
pokok dan kebutuhan lainnya seperti dulu sebelum terjadinya bencana. Para korban yang kehilangan
mata pencaharian pun juga perlu dimodali atau diberi pekerjaan agar bisa bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
Hal hal apa saja yang perlu kalian ketahui sebelum melakukan pertolongan pada korban/wilayah
terdampak bencana?

a. Sebelum erupsi.
• Sadar jarak dan level kerawanan lokasi rumahmu dengan gunung berapi.
• Tetap memantau berita tentang status gunung berapi yang berada di dekat tempat
tinggalmu.
• Mempelajari tahapan proses gunung berapi ketika akan meletus sehingga kamu
lebih siaga dan tahu kapan harus mengevakuasi diri.
• Simak dan ikuti arahan dari petugas berwenang tentang status dan radius aman
dari puncak gunung berapi.
• Hapalkan jalur-jalur evakuasi dan tempat perlindungan yang biasanya sudah
ditentukan oleh pihak berwenang, jika sewaktu-waktu gunung meletus kamu tidak
panik dan kebingungan karena sudah tahu kemana harus menyelamatkan diri.
• Jika status gunung berapi meningkat, ajak keluargamu
untuk menyiapkan segala keperluan penting sebelum
terjadi letusan. Makanan, minuman, uang tunai, obat-
obatan P3K, senter dan radio yang menggunakan
baterai, baterai ekstra, pakaian hangat/selimut, masker,
kantung tidur, dan kemas dalam satu tas ransel agar bisa
langsung dibawa saat proses evakuasi.
• Gunakan masker sekali pakai, pilih yang kerapatannya
tinggi seperti N95 yang mampu menghalangi 95%
partikel yang masuk ke hidung. Siapkan juga kacamata
pelindung.
• Diskusikan dengan orang-orang di rumahmu rencana
untuk tetap berkomunikasi selama evakuasi saat erupsi
terjadi.
b. Saat gunung berapi meletus.
• Patuhi perintah evakuasi dari pihak berwenang, tinggalkan tempat
yang tak aman, segera menuju ke titik kumpul, jangan bandel untuk
tidak mengikuti petunjuk yang justru dapat merugikan diri sendiri.
• Hindari arah angin yang searah dengan abu vulkanik agar tidak
terkena hujan abu.
• Hindari daerah lereng gunung, sungai, aliran lahar dan lembah yang
dapat berisiko terkena material dari gunung berapi.
• Pakailah masker, pakaian tertutup, topi, kacamata pelindung. Jika
kondisi mendesak tak ada masker, pakai kain (basah) untuk menutupi
mulut dan hidung agar terhindar dari menghirup debu vulkanik.
• Hindari menggunakan lensa kontak.
• Tetap berlindung di tempat aman, jangan beraktivitas di luar dalam
waktu lama.
c. Setelah erupsi.
• Pantau perkembangan kondisi terkini lewat radio.
• Hindari tempat yang terkena hujan abu karena partikel-partikel dari abu
tersebut dapat merusak paru-paru.
• Hindari aliran sungai saat baru selesai erupsi gunung berapi.
• Saat kondisi telah aman, mulailah membersihkan atap rumah dari abu
vulkanik karena jika tertimbun di atap, dapat menjadi beban tambahan
yang berisiko merubuhkan rumah. Lakukan dengan hati-hati.
• Hindari menyalakan AC jika ruangan rumah belum bersih dari abu
vulkanik.
Mesin mobil dapat rusak jika terkena paparan abu vulkanik, sebisa
mungkin menggunakan kendaraan lain saat keluar rumah.
• Tetaplah waspada, pentingkan keselamatan diri dan keluarga, siapkan
fisik dan mental, lakukan segala persiapan dengan matang sebelum
bencana datang.
• Terutama yang tinggal di wilayah sekitar, tetap waspada akan terjadinya
gempa serta hujan abu. 
d. Lakukan dalam keadaan darurat selama letusan gunung terjadi.
• Tetap Waspada
• Dengarkan stasiun lokal di radio atau televisi untuk mendapatkan informasi dan petunjuk darurat
terbaru. Petugas akan memberikan saran untuk situasi tersebut.
• Cari Tempat aman
• Ikuti perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Meskipun terlihat aman untuk
tetap di rumah, namun jika daerah tersebut adalah zona bahaya tentu tidak ada gunanya menetap.
• Cegah Abu Masuk
• Jika berada dalam ruangan, tutup semua jendela, pintu, dan lubang untuk mencegah abu
vulkanik masuk.
• Lindungi Benda Bermesin
• Masukkan semua mesin dalam garasi untuk melindunginya dari abu. Jika tidak memiliki tempat
perlindungan, tutup semua barang-barang bermesin dengan terpal.
• Lindungi Hewan
• Jika memiliki hewan ternak atau peliharaan, bawa mereka ke tempat perlindungan yang tertutup
agar tidak menghirup abu vulkanik yang mungkin timbul dari letusan gunung merapi.
e. Jika berada di luar ruangan
• Masuk Dalam ruangan
• Carilah tempat berlindung di dalam ruangan jika memungkinkan.
• Jauhi Zona Bahaya
• Jauhi zona bahaya gunung berapi. Dampak letusan bisa terjadi selama beberapa kilometer dari
pusatnya.
• Hindari Abu dan Angin
• Hindari dataran rendah, daerah dengan arah angin dari gunung berapi, serta lembah sungai di hilir
gunung berapi. Puing dan abu akan terbawa oleh angin dan gravitasi.
• Tetaplah berada di area yang tidak terekspos letusan gunung berapi. Jika tidak memiliki kepentingan,
menonton letusan dari jarak dekat bisa berbahaya.
• Apabila hujan abu sudah terjadi, kenakan masker yang dirancang untuk melindungi dari debu, serta
mencegah iritasi paru-paru.Anda juga harus melindungi mata dengan kacamata, bukan lensa
kontak.Selain itu, tutuplah kulit agar terhindar dari bahaya abu vulkanik.
Hal hal apa saja yang perlu kalian persiapkan dalam melakukan
pertolongan pada korban/wilayah terdampak bencana?

• Hal pertama yang perlu dilakukan dalam pertolongan pertama


adalah mengamati adanya bahaya di sekitar korban. Pertama
pastikan kita sebagai penolong aman, kemudian orang di sekitar,
lalu baru korban,
1. "Kita harus pastikan bahwa diri kita aman terlebih dahulu,
kemudian orang di sekitar, lalu korban. Kenapa korban jadi
perioritas ketiga? Karena korban belum tentu masih hidup,
sedangkan kita dan orang di sekitar masih sadar dan hidup.
Kalau keadaan sudah dirasa aman, maka baru lakukan
pertolongan pertama bagi korban,
Lanjutan…
2) Langkah kedua dalam prosedur pertolongan pertama adalah memeriksa
kesadaran korban. Pengecekan kesadaran bisa dilakukan dengan mengecek
indra penglihatan, suara, serta perasa.
a. "Jika mata korban tertutup, maka lakukan pengecekan indra suara dengan
memanggil korban misalnya 'Pak, Pak, atau Ibu, Ibu' sambil menepuk
pinggul korban,
b. Jika korban masih tidak merespons rangsangan indra yang diberikan, maka
langkah selanjutnya adalah menekan tulang dada korban.
c. "Menekan tulang dada dengan ruas jari tengah yang dibengkokan
Lanjutan…
3. Periksa Nadi dan Napas
• Jika upaya di atas tidak membuat si korban sadar, maka periksa napas dan nadi
korban. Memeriksa napas dan nadi berguna untuk memastikan apakah korban
masih hidup atau sudah meninggal.
• "Memeriksa nadi dengan menempelkan permukaan dua jari kita, yaitu jari telunjuk
dan jari tengah ke leher yang sejajar dengan kita
• Sebaikknya jangan pernah memeriksa nadi leher korban yang tidak sejajar dengan
tempat kita berada. Hal itu itu dikhawatirkan dapat menimbulkan persepsi seakan-
akan kita mencekik korban.
• "Periksa nadi selama lima sampai 10 detik,
• Selanjutnya periksa napas korban dengan mengangkat dagu korban dan menekan
dahinya. "Lalu dekatkan pipi kita ke hidung dan mulut korban, rasakan adakah
embusan napas yang terasa," jika sudah tidak ada nadi dan napas, maka bisa
segera hubungi pihak yang berwenang.
Lanjutan…
4. Pertolongan Pertama pada Korban Luka
• Jika di suatu tempat bencana menemukan korban terluka, maka pertolongan yang mesti
pertama dilakukan adalah menutup luka korban untuk menghentikan pendarahan.
• "Langkahnya masih sama, pertama pastikan bahwa lingkungan sekitar aman terlebih dahulu.
Kalau sudah aman, lakulan penutupan luka dengan menggunakan bahan yang memiliki daya
serap cukup baik," terangnya.
• Bahan tersebut bisa kain atau baju kita yang masih bersih. "Kita tidak bicara seteril ya.
Karena kondisi seperti itu kurang memungkinkan, yang penting bersih,"
• Setelah itu ikat dengan tali atau kain kasa kalau ada. "Ikatannya jangan terlalu kendor dan
kencang ya. Supaya tidak lepas dan tidak menghalangi peredaran darah," tuturnya.
• Setelah itu angkat bagian tubuh korban yang terluka hingga lebih tinggi dari jantung.
"Lakukan elevasi bagian luka hingga lebih tinggi dari jantung untuk menghentikan
pendarahan,"
• Bila pertolongan pertama sudah berhasil dilakukan, langkah terakhir adalah memanggil
pihak yang bisa menangani korban lebih jauh lagi jika memang
lukanya cukup serius.
Lanjutan…
5. Kesiapan Sarana Dan Prasarana Kesehatan
Fasilitas pelyanan kesehatan yang disiagakan untuk wilayah yang
terdampak bencana yaitu, fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit. Sarana dan logistic yang disiapkan seperti, transportasi berupa
ambulance, kendaraan bermotor, obat-obatan, tenda posko, serta alat
komunikasi seperti HT.
6. Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang perlu disiapkan meliputi, dokter, perawat,
bidan, dll.
Pendidikan kesehatan seperti apa yang akan kalian rencanakan untuk
warga yang selamat selama gunung merapi masih aktif?

• Pemasangan media promosi kesehatan berupa spanduk, poster, stiker


• Pemutaran film kesehatan, religi, pendidikan, hiburan dan diselingi pesan kesehatan,
• Senam bersama (masyarakat umum)termasuk senam lansia
• Konseling, penyuluhan kelompok, keluarga dan lingkungan dengan berbagai pesan
kesehatan (PHBS di pengungsian)
• Penyelenggaraan Posyandu (darurat) integrasi termasuk Posyandu Lansia di
pengungsian atau di tempat hunian sementara.
• Advokasi pelaksanaan gerakan hidup sehat kepada pemerintah setempat.
• Pendekatan kepada tokoh agama/tokoh masyarakatuntuk menyebarluaskan informasi
kesehatan.
• Penguatan kapasitas tenaga promkes daerah melalui kegiatan orientasi promosi
kesehatan paska bencana.
• Kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha melalui program CSR,
LSM kesehatan, kelompok peduli kesehatan, donor agency
• Monitoring dan evaluasi program
• Sasaran promosi kesehatan adalah:
1. Petugas kesehatan
2. Relawan
3. tokoh masyarakat, tokoh agama
4. guru
5. Lintas sektor
6. Kader
7. Elompok rentan: ibu hamil, anak-anak, lanjut usia
8. Masyarakat
9. Organisasi masyarakat
10. Dunia usaha
• Promosi kesehatan dalam kondisi darurat untuk meningkatkan
pemahaman keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS di
pengungsian , yaitu:
1. ASI terus diberikan pada bayi
2. Biasakan cuci tangan pakai sabun
3. Menggunakan air bersih
4. Buang air besar dan kecil di jamban
5. Buang sampah pada tempatnya
6. Makan makanan bergizi
7. Tidak merokok
8. Memanfaatkan layanan kesehatan
9. Mengelola strees
10. Melindungi anak
11. Bermain sambil belajar

Anda mungkin juga menyukai