Responsi Ortho
Responsi Ortho
SPONDYLITIS
TB
FILIANIE LIMANTO
2015.04.2.0054
KU : nyeri punggung
RPK :
Riwayat DM (-) HT (-) Asthma (-)
Riwayat keluarga dgn TB (-)
PENATALAKSANAAN :
Mobilisasi miring kanan kiri
Inf NS 500 cc / 24jam
Alpentin 2 x 30mg
Na diclofenac 2 x 50mg
Inj lapibal 1 amp/8jam
INH 0 – 0 – 350 mg
Rifampicin 0 – 0 – 450
Ethambutol 0 – 0 – 2 tab
Pyrazinamid 0 – 0 – 3 tab
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
SPONDYLITIS TB / POTT
DEFINISI :
Radang granulomatosa yang bersifat kronik
destruktif oleh Mycobacterium tuberculosis
yang menyerang tulang belakang
(merup. Infeksi sekunder dari fokus di tempat
lain dalam tubuh)
EPIDEMIOLOGI
(WHO) kasus baru TB lebih dari 8jt per tahun di dunia
Indonesia = negara terbesar ke-3 (583.000 kasus baru per thn)
Spondylitis TB = 50% dari seluruh TB tulang dan sendi
Di Ujung Pandang ditemukan sebanyak 70%
Ditemukan pada kelompok umur 2 – 10 tahun
Wanita dan pria berbanding sama
ETIOLOGI
merupakan Infeksi sekunder TB di tempat lain
90 – 95% M.tuberkulosa tipik
5 – 10% M.tuberkulosa atipik
(Mycobacterium tuberculosa)
- bentuk basil, tahan asam, non motile
Infeksi Hiperemi dan eksudasi osteoporosis
dan perlunakan korpus kerusakan pada kortex
epifisis, diskus intervertebralis dan vertebra sekitar
(Kerusakan pd bagian ant corpus menyebabkan
kifosis)
Eksudat (serum, leukosit, kaseosa, tulang yang
fibrosis, basil TB) menyebar ke depan, di bag bawah
Lig. Longitudinal ant menembus ligamen dan
menyebar ke sekitar
(daerah cervial) eksudat terkumpul di belakang fascia paravertebralis
dan menyebar ke lateral di belakang m.sternocleidomastoideus
DERAJAT PARAPLEGI :
I : Kelemahan anggota gerak bawah terjadi setelah aktivitas / berjalan
jauh (belum terjadi gg sensoris)
II : Kelemahan anggota gerak bawah tpmasih dpt melakukan aktivitas
III : Kelemahan anggota gerak bawah yang membatasi aktivitas serta
hipoastesia/anestesia
IV : Gangguan sensoris, motoris, defekasi, dan miksi
GAMBARAN KLINIS
Gejala hampir sama dgn gejala TB (badan lemah, nafsu makan
berkurang, BB menurun, suhu subfebril t.u malam, sakit
punggung)
TB cervical = nyeri di belakang kepala, gangguan menelan,
gangguan pernapasan akibat abses retrofaring
Gejala lain :
◦ Abses pada paravertebral, abdominal, inguinal, poplitea, dll
◦ Gejala paraparesis, paraplegia
◦ Ganguan pergerakan tulang belakang akibat spasm / gibus
Pembentukan gibbus di
daerah thorakolumbal
pada pasien dengan
Spondilitis TB.
Hasil MRI :
Spondilitis TB di T10 – 12
(kerusakan, kolaps, dan
angulasi tulang belakang)
DIAGNOSA
ANAMNESA :
◦ Nyeri punggung (tidak spesifik)
◦ Riwayat TB paru atau gejala klasik (demam lama, batuk lama, penurunan BB)
◦ Paraparesis
◦ Gejala neurologis lain (rasa kebas, gangguan defekasi dan miksi)
Indikasi Operasi :
Bila dgn terapi konservatif tidak terjadi perbaikan paraplegia atau
malah semakin berat. (3mgg sblm operasi, setiap spondilitis
tuberkulosa diberikan OAT)
Adanya abses yang besar sehingga diperlukan drainase abses secara
terbuka dan sekaligus debrideman serta bone graft
Pada pemeriksaan radiologis baik dengan foto polos, mielografi
ataupun pemeriksaan CT dan MRI ditemukan adanya penekanan
langsung pada medula spinalis
Cold Abses
◦ Tidak perlu bila ukuran kecil (dpt resorpsi spontan oleh OAT)
◦ Drainase bedah :
Debridemen fokal, Kosto-transveresektomi,
Debridemen fokal radikal yg disertai bone graft di bagian anterior
Paraplegia
◦ Laminektomi
◦ Kosto-transveresektomi
◦ Operasi Radikal
◦ Osteotomi pada tulang baji secara tertutup dari belakang
Kifosis
◦ Bila ada deformitas yang hebat (dilakukan operasi fusi posterior)