Anda di halaman 1dari 15

Meliadina Salsabila (kelompok 1)

Pertanyaan :
Apa fungsi komite audit yang secara langsung
mempengaruhi auditor independen ?
Fungsi komite audit yang secara langsung mempengaruhi auditor
independen :
• Mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit
• Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
• Mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan
masalah masalah besar yang dijumpai dalam pelaksanaan audit
• Me-review laporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor
pada saat penyelesaian penugasan
Farras Ewaldo (Kelompok 2)
Pertanyaan :
Apakah sama tugas komite audit dengan audit internal ?
Kalau beda jelaskan tugas masing masingnya.
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan
tugas dan fungsi Dewan Komisaris.
Internal Auditing adalah proses pemeriksaan internal atas pengendalian
yang dilakukan manajemen apakah berjalan dengan baik serta efektif,
hingga unit unit yang menjalankan sudah sesuai dengan prosedur
prosedur yang telah ditetapkan.
Pihak yang memeriksa adalah auditor internal, artinya yang memeriksa itu
adalah "karyawan" perusahaan itu sendiri, untuk tujuan pihak
manajemen, tujuan internal perusahaan, tidak untuk pihak eksternal.
Tugas Komite audit
 melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Emiten atau Perusahaan
Publik kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan
laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Emiten atau Perusahaan Publik;
 melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik;
 memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan
Akuntan atas jasa yang diberikannya;
 melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi
pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal;
 melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh
Direksi, jika Emiten atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko di bawah
Dewan Komisaris;
 menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik;
 menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi
benturan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik; dan
 menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik.
Tugas Audit Internal
 Membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan menjabarkan secara
operasional perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan atas hasil audit.
 Auditor Internal mewakili pandangan dan kepentingan profesinya dengan
membuat analisis dan penelitian di bidang keuangan, akuntansi, operasional
dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan secara on-site dan pemantauan
secara off-site serta memberi saran perbaikan dan informasi yang objektif
tentang kegiatan yang di-review kepada semua tingkatan manajemen.
 SKAI (Satuan Kerja Audit Intern) harus mampu mengidentifikasikan segala
kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya dan dana.

Dewan Komisaris harus menjamin agar SKAI dapat melaksanakan tugas secara
Independen. Dalam hal ini Dewan Komisaris wajib melakukan review atas
perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit
dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses
pelaporan keuangan. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat Dewan Komisaris
berperan sebagai wakil dari Pemegang Saham.
Winda Muslimah (Kelompok 4)
Pertanyaan :
Apakah ada kendala dari implementasi prinsip-prinsip
komite audit? Jika ada jelaskan contoh dan cara
mengatasinya
Dalam praktiknya peran dari Komite audit belum berjalan efektif.
Ketidakefektifan peran komite audit sebagai komite yang melakukan
evaluasi terhadap kinerja bank dapat terlihat dengan adanya kasus-
kasus seperti kasus yang menimpa Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
dengan terdakwa Ikhsan Lubis (Direktur BPR) yang dinyatakan telah
membantu Istiarsih (Direktur Utama) dalam memalsukan,
menghilangkan, dan mengaburkan catatan transaksi pembukuan
bank serta laporan kepada Bank Indonesia.
Cara Mengatasi
 Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999, tanggal 20 September 1999
mengenai Penunjukan Direktur Kepatuhan dan Standar Praktik Divisi
Auditor Internal. Dalam Pasal 8 Ayat (1) menyebutkan bank wajib
menerapkan fungsi Audit Internal sebagaimana ditetapkan dalam Standar
Pelaksanaan Fungsi Auditor Internal Bank yang merupakan lampiran tidak
terpisahkan dari Peraturan Bank Indonesia ini. Berdasarkan Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank, bank wajib menyusun, Piagam
Audit Internal, Satuan Kerja Audit Internal, Panduan Audit Internal.
 Peraturan BI No. 8/4/PBI/2006, tanggal 30 Januari 2006 tentang
Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) bagi Bank Umum.
Dalam Pasal 12 Ayat (1) menyebutkan bahwa dalam rangka mendukung
efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, dewan komisaris
wajib membentuk paling kurang: komite audit, komite pemantau risiko,
komite remunerasi dan nominasi.
Hana Noviatna (kelompok 5)
Pertanyaan: apakah komite audit di Indonesia sudah melaksanakan
prinsip-prinsip GCG dengan baik?

Jawaban:
Sudah.
Komite Audit pada umumnya memiliki akses langsung dengan setiap unsur
pengendalian dalam perusahaan. Sehingga diperlukan suatu mekanisme komunikasi antara
Komite Audit dengan berbagai pihak, dengan kata lain semakin lancar komunikasi akan
semakin meningkat kinerja dari pengendalian perusahaan.
Selain itu peran dan tanggung jawab Komite Audit dalam segi Corporate
Governance adalah berupa pengawasan terhadap proses corporate governance di
perusahaan, memastikan bahwa manajemen puncak mempromosikan budaya yang kondusif
bagi tercapainya good corporate governance, memonitor kepatuhan terhadap code of
conduct perusahaan, memahami semua permasalahan yang dapat mempengaruhi baik
kinerja keuangan maupun non-keuangan perusahaan
Dalam konteks perusahaan, Komite Audit adalah sebuah komite yang dibentuk oleh
Dewan Komisaris. Dalam hal ini Komite Audit membantu Dewan Komisaris untuk
memenuhi tanggung jawab pengawasannya, yang meliputi penelaahan atas laporan tahunan
auditan dan laporan keuangan, penelahaan terhadap proses pelaporan keuangan dan sistem
pengendalian internal, serta pengawasan atas proses audit.
Disamping membantu Dewan Komisaris, Komite Audit membantu Direksi yang memiliki
tanggung jawab dalam hal pengawasan. Auditing and Assurance Standards Boards pada
bukunya yang berjudul Audit Committees: A Guide to Good Practice menyebutkan bahwa
Direksi memiliki tanggung jawab dalam mengawasi perusahaan yang diatasnamakan oleh
pemegang saham dan para pemangku kepentingan
Komite juga membuat rekomendasi  untuk suatu tindakan kepada keseluruhan
direksi, dengan kata lain menyimpan sejumlah tanggung jawab untuk pengambilan
keputusan.selain membantu dalam hal pengawasan perusahaan, Komite Audit memiliki
peran penting untuk membantu direksi dalam hal pemenuhan GCG. Direksi sendiri
dibutuhkan untuk menyatakan laporan keuangan dan catatan-catatan yang mengikuti
standar akuntansi serta memberikan pandangan yang benar dan adil terhadap posisi dan
performa keuangan dari sebuah perusahaan.
 
 
Iqsan Bifadli (kelompok 6)
Pertanyaan: tujuan dari pemilihan setidaknya satu dari
perwakilan pihak-pihak tingkat manajemen

Setiap perusahaan menghadapi ketidakpastian dan risiko yang menjadi kendala bagi
mereka dalam usaha mencapai visi dan misi mereka. oleh karena itulah dalam keanggotaan
komite pemantau risiko paling kurang terdiri dari 1 ketua, 1 ahli dibidang keuangan, 1
dibidang manajemen resiko, tujuannya yaitu supaya kendala kendala yang terjadi bisa
diatasi dengan cepat oleh pihak pihak yg berhubungan sesuai dengan bidangnya.
Nova Desmayanti (kelompok 7)
Pertanyaan : sebutkan dan jelaskan faktor yang menentukan dalam
pembentukan komite audit yang efektif

jawaban:
Independensi merupakan landasan dari efektivitas komite audit (Tugiman 1995). Kinerja
komite audit menjadi efektif jika  para anggotanya memiliki kemandirian dalam
menyatakan sikap dan pendapat.
Untuk menjamin independensi, Bapepam (2004) menetapkan persyaratan bagi pihak- pihak
yang menjadi anggota komite audit yaitu:
1. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum, atau
pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa non audit dan atau jasa konsultasi lain
kepada emiten atau perusahaan publik yang  bersangkutan dalam waktu enam bulan
terakhir sebelum diangkat oleh komisaris.
2. .Bukan merupakan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung  jawab untuk
merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan emiten atau perusahaan publik
dalam waktu enam bulan terakhir sebelum diangkat oleh komisaris, kecuali komisaris
independen
3. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau
perusahaan publik. Dalam hal anggota komite audit memperoleh saham akibat suatu
peristiwa hukum maka dalam jangka waktu paling lama enam bulan setelah diperolehnya
saham tersebut wajib mengalihkan kepada  pihak lain.
4. Tidak mempunyai:
a.Hubungan keluarga karena  perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik
secara horisontal maupun secara vertikal dengan komisaris, direksi, atau pemegang
saham utama emiten atau  perusahaan publik.
 b.Tidak memiliki hubungan usaha  baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan
dengan kegiatan emiten atau perusahaan  publik.
Efektivitas Komite Audit
BRC (dalam Bryan 2004) menyebutkan karakteristik penting lain yang harus dimiliki
komite audit adalah frekuensi pertemuan, keahlian di bidang keuangan, dan komitmen
waktu.
Sintia Safitri (kelompok 8)
Pertanyaan :
Bagaimana sekretaris menghadapi tantangan masa kini
dalam perusahaan?
Jawaban :
Beberapa tantangan masa kini yang dihadapi sekretaris
perusahaan :
• Memiliki wawasan tentang perusahaan
• Memiliki wawasan tentang produk-produk perusahaan
• Mengetahui rekan bisnis serta kompetitor perusahaan
Cara yang dapat dilakukan dalam menghadapi tantangan
tersebut salah satu kunci utamanya adalah harus mempunyai
wawasan yang luas dan selalu belajar dengan teknologi
terbaru yang dapat membantu pekerjaan. Selain itu,
tantangan sekretaris dapat dihadapi dengan aksi atau
tindakan dengan dibantu oleh aspek psikologis, yaitu
kemampuan untuk mengontrol emosi, dengan cara
manajemen diri, membentuk citra diri yang positif, memiliki
keterampilan pribadi, dan harga diri. Serta dengan mengasah
keahlian dan pengetahuan sesuai dengan profesi, mempunyai
motivasi tinggi, dan membentuk rasa percaya diri yang tinggi.
Dexta Tiara (kelompok 9)
Pertanyaan :
Apakah alasan atau dasar utama diperlukannya komite audit disebuah
perusahaan? Adakah ketentuan hukum yang mengikat terkait perlunya
komite audit?
Jawaban :
Alasan diperlukannya komite audit adalah untuk mendukung efektivitas
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris.
Keberadaan komite audit di Indonesia dimulai sejak tahun 2001 untuk
perusahaan terbuka di Indonesia melalui Surat Edaran Bapepam (Badan
Pengawas Pasar Modal) No: SE-03/PM/2000 yang berisi himbauan perlunya
komite audit dimiliki oleh setiap Emiten. Dan Surat Direksi BEJ (Bursa Efek
Jakarta) No:Kep.339/BEJ/07-2001 mengenai kewajiban perusahaan tercatat
untuk memiliki komite audit serta jumlah keanggotaannya.
Tiara Anggraini (kelompok 10)
Pertanyaan :
Apakah dengan 3 orang anggota komite audit mampu menghandle
tugasnya yang cukup luas cakupannya didalam perusahaan? Lalu
apakah ada pihak lain yang mengawasi kerja dari anggota komite
audit?
Jawaban :
3 Orang komite audit sebenarnya bukan ukuran utama melainkan
ukuran minimal. Maka, apabila diperlukan tambahan komite audit
untuk menjalankan tugasnya dapat dibentuk lebih dari 3 orang.
Komite audit bukan diawasi melainkan memiliki tanggung jawab
terhadap dewan komisaris karna dewan komisaris yang membentuk
untuk membantu melaksanakan tugas dan fungsinya agar lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai