Anda di halaman 1dari 31

AKUNTANSI KEPERILAKUAN BAB 4

KONSEP KEPERILAKUAN DARI


PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL
SIKAP


Sikap: suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh
tendensi tindakan, baik menguntungkan maupun
yg kurang menguntungkan.

Komponen sikap: Pengertian, Pengaruh (affect:
segmen emosional atau perasaan dari suatu sikap)
dan Perilaku
TEORI SIKAP

 Teori perubahan sikap; Membantu


memprediksikan pendekatan yg paling efektif
 Teori penguatan dan tanggapan stimulus;
terfokus pd bagaimana org menanggapi
rangsangan tertentu
 Teori pertimbangan sosial; suatu hasil dari
perubahan mengenai bagaimana orang-orang
merasa menjadi suatu objek.
 Konsistensi dan teori perselisihan; menekankan pada pentingnya
kepercayaan dan gagasan masyarakat. Teori ini memandang
perubahan sikap. Teori konsistensi menjaga hubungan antara
sikap dan perilaku dalam ketidakstabilan walaupun tidak ada
tekanan teori dalam sistem.

 Teori disonansi; Menjelaskan hubungan antara sikap n perilaku. Mengacu


pada setiap inkonsistensi yg dipersepsikan o seseorang terhadap perilaku dg
sikapnya

 Teori persepsi diri; Menganggap org2 mengembangkan sikap berdasarkan


pd bagaimana mereka mengamati n menginterpretasikan perilaku mereka
sendiri
MOTIVASI

Motivasi merupakan sesuatu yg menggerakkan


perilaku ataudorongan yg ditujukan untuk tujuan
insentif. Motivasi jg berkaitan dengan reaksi subjektif
yg terjadi sepanjang proses. Motivasi adalah suatu
konsep penting untuk perilaku akuntan karena
efektivitas organisasional bergantung pada
orang yang membentuk sebagaimana
karyawan mengharapkan untuk dibentuk.
TEORI MOTIVASI
 Teori kebutuhan dan kepuasan (Maslow)
Maslow mengembangkan suatu bentuk teori kelas. Teorinya
menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai beraneka
ragam kebutuhan yang dapat memengaruhi perilaku mereka.
 Teori X dan Y (Douglas McGregor)
Manusia memiliki dasar negatif (X) dan yg lain positif (Y). Kondisi ini
mempengaruhi seseorang mengambil persepsi mengenai sesuatu atau
seseorang.
 Teori kebutuhan (Mc Clelland)
Teori ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang
berhubungan dengan teori kebutuhan dan kepuasan, yang
awalnya dikembangkan oleh McClelland pada awal tahun
1990-an. Teori McCleland juga mempunyai suatu faktor
hierarki yang memotivasi perilaku. Dalam kasus ini, terdapat
tiga faktor, yaitu prestasi, kekuatan, dan afiliasi. Dalam teori
prestasi, terdapat banyak kekakuan.
Teori Dua Faktor (Herzberg)
Faktor yg terkait dg kepuasan motivasi:
 Kondisi kerja intrinsik (motivator, penghasil prestasi
kerja)
 - Kondisi kerja ekstrinsik (Penyebab terjadinya
ketidakpuasan)
TEORI KONTEMPORER MOTIVASI

Teori Keadilan (Adam, 1963)

Kunci ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang


individu adalah jika orang tersebut membandingkannya dengan
lingkungan lainnya. Besarnya ketidakpuasan akan mempengaruhi
motivasi.
 Teori ERG (ClaytonAldefer)

Teori ERG (existence, relatedness, growth) menganggap


kebutuhan manusia memiliki tiga hierarki kebutuhan, yaitu
kebutuhan akan eksistensi (existence needs), kebutuhan akan
keterikatan (relatedness needs), dan kebutuhan akan
pertumbuhan (growth needs).
 Teori Harapan
Teori harapan disebut juga teori valensi atau instrumentalis. Ide dasar dari
teori ini adalah motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan
diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya.
 Teori Penguatan
Teori ini mengemukakan perilaku merupakan fungsi dari akibat yang
berkaitan dengan perilaku tersebut. Teori penguatan memiliki konsep dasar
berikut:
1. Pusat perhatian adalah pada perilaku yang dapat diukur.
2. Kontinjensi penguatan (contingencies of reinforcement) berkaitan dengan
urutan- urutan antara stimulus, tanggapan, dan konsekuensi dari perilaku yang
ditimbulkan.
3. Semakin pendek interval waktu antara tanggapan atau respons karyawan, maka
semakin besar prestasi kerja dengan pemberian penguatan (imbalan), maka
semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku
 Teori Penetapan Tujuan
Konsep dasar dari teori ini adalah karyawan yang
memahami tujuan (apa yang diharapkan organisasi
terhadapnya) akan terpengaruh perilaku kerjanya.
 Teori Atribusi
Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang
menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan, atau sebab
perilakunya. Teori ini berargumentasi bahwa perilaku
seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan
internal (internal forces) dan kekuatan eksternal (external
forces)
 Teori Agensi
Riset akuntansi keperilakuan yang menggunakan teori agensi
mendasarkan pemikirannya atas perbedaan informasi antara atasan dan
bawahan, antara kantor pusat dan kantor cabang, atau adanya asimetri
informasi yang memengaruhi penggunaan sistem akuntansi. Teori ini
didasarkan pada teori ekonomi.
 Pendekatan Dyadic
Pendekatan Dyadic menyatakan ada dua pihak, yaitu atasan (superior)
dan bawahan (Subordinate), yang berperan dalam proses evaluasi kinerja.
Pendekatan tersebut juga mengakui bahwa atasan kemungkinan tidak
memperlakukan seluruh bawahannya secara sama. Pendekatan ini tepat
untuk menganalisis hubungan antara atasan dan bawahan karena
mencerminkan proses yang menghubungkan keduanya.
PERSEPSI

Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat


atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta
manusia. Orang-orang bertindak atas dasar
persepsi mereka dengan mengabaikan apakah
persepsi itu mencerminkan kenyataan
sebenarnya. Pada kenyataannya, setiap orang
memiliki persepsinya sendiri atas suatu
kejadian.Uraian kenyataan seseorang mungkin
jauh berbeda dengan uraian orang lain.
 Rangsangan fisik vs Kecendrungan Individu
Orang-orang merasakan dunia ini dengan cara berbeda
karena persepsi bergantung pada rangsangan hsik dan
kecenderungan individu tersebut. Rangsangan isik adalah
input yang berhubungan dengan perasaan, seperti
penglihatan dan sentuhan. Kecenderungan individu
meliputi alasan, kebutuhan, sikap, pelajaran dari masa
lalu, dan harapan. Perbedaan persepsi antara orang-
orang karena perasaan individu yang menerimanya
berbeda fungsi dan hal terutama sekali disebabkan oleh
kecenderungan perbedaan.
 Pilihan, Organisasi, dan Penafsiran Rangsangan
Persepsi sebagaimana tersebut di atas, adalah
proses dalam pemilihan, pengorganisasian, dan
penginterpretasian rangsangan. Manusia hanya
mampu merasakan sesuatu yang kecil dan membagi
semua rangsangan tersebut ke arah yang diarahkan
olehnya. Dengan demikian, manusia bisa merasa
bimbang atau tidak bimbang dalam memilih
persepsinya. Oleh karena itu, manusia terkonsentrasi
pada sesuatu yang dipilih dan menolak yang lain.
 Keterkaitan Persepsi bagi Para Akuntan
Para akuntan perilaku dapat menerapkan pengetahuan
persepsi terhadap banyak aktivitas organisasi. Misalnya, dalam
evaluasi kinerja, cara penilaian atas seseorang mungkin
dipengaruhi oleh ketelitian persepsi si penyelia. Kesalahan
atau bias penilaian mungkin diakibatkan oleh sandiwara yang
mencoba menakut-nakuti sehingga karyawan tidak puas dan
pada akhirnya meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu,
para penyelia perlu mengena perasaan nmereka terhadap para
bawahannya. Bawahan tertentu dapat memengaruhi evaluasi
mereka dan mereka harus waspada terhadap sumber
penyimpangan persepsi ini.
 Persepsi Orang: Membuat Penilaian mengenai Orang Lain
Persepsi manusia terhadap orang lain berbeda dari persepsi
manusia terhadap objek mati, seperti meja, mesin, atau
gedung karena manusia menarik kesimpulan mengenai
tindakan orang lain tersebut; suatu hal yang tidak dilakukan
terhadap objek mati.
Dalam menentukan perilaku seseorang, perlu bergantung
pada faktor-faktor berikut:
1. Kekhususan
2. Konsensus
3. konsistensi
NILAI

Nilai dinyatakan sebagai suatu modus perilaku


atau keadaan akhir dari eksistensi yang khas
dan lebih disukai secara pribadi atau sosial
dibandingkan dengan suatu modus perilaku
atau keadaan akhir yang berlawanan.
 Arti Penting Nilai
Dalam mempelajari perilaku dalam organisasi, nilai dinyatakan penting
karena meletakkan dasar untuk memahami sikap serta motivasi dan
karena nilai memengaruhi persepsi manusia

 Nilai dan Dilema Etika


Secara umum, permasalahan profesi akuntan di atas dapat disimpulkan
disebabkan oleh masalah yang berhubungan dengan kemerosotan
standar etika. Dengan diketahuinya fakta ini, nilai-nilai dari profesi
akuntan hendaknya mempunyai kaitan yang berarti pada seluruh iklim
etika di dalam suatu organisasi. Lebih lanjut lagi, cara yang lebih baik dan
ideal dalam mengatasi dilema ini adalah mempertimbangkan kecukupan
dari kesempatan yang ada, selanjutnya memberikan reaksi terhadap apa
yang menjadi kekhawatiran di dalamnya.
PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah proses di mana perilaku


baru diperlukan. Pembelajaran terjadi sebagai
hasil dari motivasi, pengalaman, dan
pengulangan dalam merespons situasi.
Kombinasi dari motivasi, pengalaman, dan
pengulangan dalam merespons situasi ini
terjadi dalam tiga bentuk;
 Pengondisian Keadaan Klasik
Dapat diringkaskan bahwa pengondisian klasik pada hakikatnya
merupakan pro pembelajaran suatu respons dan suatu rangsangan yang
tidak terkondisi. Dengan menggunakan rangsangan yang berpasangan,
yang satu memaksa dan yang lain. Pengondisian klasik bersifat pasif.
Sesuatu terjadi dan orang harus bereaksi dengan cara khusus.
 Pengondisian Operant
Pengondisian operant menyatakan perilaku merupakan suatu fungsi dari
konsekuensi-konsekuensi. Orang belajar berperilaku untuk mendapatkan
sesuatu yang mereka inginkan atau menghindari sesuatu yang tidak
mereka inginkan. Perilaku operant berarti perilaku yang bersifat sukarela
atau perilaku yang dipelajari sebagai kontras terhadap perilaku semacam
itu, yang dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya penguatan yang
ditimbulkan oleh konsekuensi- konsekuensi dari perilaku tersebut.
 Pembelajaran Sosial
Pandangan bahwa manusia dapat belajar baik lewat
pengamatan maupun pengalaman langsung ini telah
disebut sebagai teori pembelajaran sosial.
Walaupun teori pembelajaran sosial merupakan
suatu perpanjangan dari pengondisian operant, di
mana teori tersebut mengandaikan perilaku sebagai
suatu fungsi dari konsekuensi- konsekuensi, teori itu
juga mengakui eksistensi pembelajaran
observasional (lewat pengamatan).
KEPERIBADIAN

Kepribadian adalah inti sari dari perbedaan


individu. Kepribadian itu penting karena
memungkinkan untuk memprediksikan
perilaku.
 Penentu Keperibadian
Terdapat 3 penentu keturunan, yaitu:
1. Keturunan
2. Lingkungan
3. Situasi
 Kepribadian dan Budaya Nasional
Terdapat kepastian bahwa tidak ada jenis kepribadian
umum untuk satu negara tertentu. Dalam beberapa
budaya, seperti di Amerika Utara, orang-orang percaya
bahwa mereka dapat mendominasi lingkungan mereka.
Perhatikan paralel internal dan eksternal lokus kontrol. Kita
berharap terdapat proporsi yang lebih besar secara internal
atas kekuatan angkata kerja torang Kanada dan Amerika
dibandingkan dengan angkatan kekuatan kerja Indonesia
atau kekuatan angkatan kerja orang-orang Malaysia,
Brunal Darussalam, Thailand., Singapura, dan Vietnam.
EMOSI

Emosi adalah perasaan intens yang diarahkan


pada seseorang atau sesuatu. Emosi berbeda
dari suasana hati (moods), yaitu merasakan
kecenderungan yang kurang intens
dibandingkan emosi dan kekurangan satu
rangsangan kontekstual.
 Memilih Emosi: Emosi Para Pekerja
Seseorang terkadang harus mengatur
emosinya. Sebagai contoh, Anda mungkin
sangat marah dengan seorang rekan kerja atau
manajer dalam hal-hal tertentu, tetapi Anda
mungkin memilih untuk menekan kemarahan
pada tingkat tertentu guna menjaga
perdamaian dan/atau pekerjaan Anda.
 Emosi Tenaga Kerja
Emosi tenaga kerja mengacu pada kebutuhan bahwa karyawan
mengungkapkan emosi tertentu di tempat kerja (sebagai contoh,
gairah atau kegembiraan) guna memaksimalkan produktivitas
organisasi.

 Kenapa Seharusnya Kita Peduli dengan Emosi di Tempat Kerja?


Terdapat sejumlah alasan terkait dengan pemahaman emosi di
tempat kerja. Orang-orang yang mengetahui emosi mereka sendiri
dan ahli membaca emosi orang lain mungkin lebih efektif dalam
pekerjaan mereka. Oleh karena itu, hal ini menjadi tema yang
mendasari penelitian terbaru berdasarkan inteligensi emosional.
 Inteligensi Emosional
Inteligensi Emosional (emotional intelligence) mengacu
pada berbagai keterampilan non-kognitif, kemampuan,
serta kompetensi yang memengaruhi kemampuan
seseorang untuk berhasil dalam tuntutan lingkungan dan
tekanan. Hal ini disusun dari lima dimensi berikut:
1. Kesadaran diri
2. Manajemen diri
3. Motivasi diri
4. Empati
5. Keterampilan sosial.
 Emosi Negatif di Tempat Kerja
Emosi negatif dapat mengarah pada sejumlah
penyimpangan perilaku di tempat kerja. Siapa pun
yang menghabiskan banyak waktu dalam suatu
organisasi akan menyadari orang-orang sering
terlibat dalam tindakan sukarela yang melanggar
norma yang telah ditetapkan serta mengancam
organisasi, anggota, atau keduanya. Tindakan-
tindakan ini disebut penyimpangan karyawan

Anda mungkin juga menyukai