Dokumen Dari Susanto B. Jesika
Dokumen Dari Susanto B. Jesika
Memperbaiki ketidakseimbangan
• Membuka atelektase
• Memperbaiki compliance
• Mencegah cedera paru lebih lanjut
Kontrol eliminasi CO2
• Penderita dengan TIK meningkat
Profilaksis
• Pasca operasi bedah besar
Klasifikasi mode pada ventilasi
mekanik:
CMV (Controlled Mandatory Ventilation) Target
Volume
ACV ( Assist Control Ventilation) Gab.Target Volume
& Tekanan
SIMV (Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation)
PSV ( Pressure Support Ventilation) Tek.control
sebagian
PCV ( Pressure Controlled Ventilation) Tek.control
penuh
CPAP : Continuous Positive Airway Pressure
Penting: Inti penggunaan ventilator membantu
memenuhi kebut. TV / MV optimal dgn minimal WOB
Contoh VM Tekanan Negatif
Contoh Ventilator Tekanan Positif
PRINSIP VENTILATOR
Indikasi :
• Sering kali untuk pasien yg figthing terhadap ventilator
•Pasien tetanus/ kejang
•Pasien yg sama sekali tidak ada trigger napas (HI)
•Trauma dada dg napas paradoks
Parameter yang di setting
Assisted mode
Assisted Time Cycled
Siklus SIMV
Parameter yang di setting :
IPL / ASB / PS
PEEP
FiO2
Triger
CPAP
5
PEEP 5
0
CPAP Masker
Setting Ventilator
MV
Menit Volume sesuai TV X RR
TV
Paru – paru normal 8 – 10 cc/Kg BB
PPOK cukup dengan 5 – 8 cc/Kg BB
ARDS 4 – 6 cc/KgBB (Permissive
hipercapnea)
Respiratory Rate
Tergantung dari TV, Jenis kelainan paru dan target PaCO2
Pada pasien asma(obstruktif) RR 6 – 8 X/mnt untuk
menghindari autoPEEP
PPOK (restriktif ) RR 12 – 20 X/mnt
Pasien normal 8 – 12 X /mnt
Fraksi Oksigen ( FiO2 )
Awal 100 % tetapi turunkan secara bertahap dengan target
saturasi diatas 95%
Saat suction,bronkoskopi, chest fisiotherafi FiO2 dapat
dinaikan 100% selama 15 menit serta tambahkan 20 –
30% pressure/TV dari sebelumnya
I : E Ratio
Biasanya disetting 1 : 2 , terkadang fase
inspirasi yg sama atau lebih panjang untuk
menningkatkan PaO2, seperti ARDS , berkisar 1
: 1 sampai dengan 4 : 1
Pressure Limit / Pressure Inspirasi
Pressure yang direkomendasikan tidak melebihi
30 cmH2O.
Flow rate / Peak flow
biasanya setting antara 40 – 100 l/mnt
inspiratory flow rate merupakan fungsi RR, TV
dan I : E Ratio
Flow = liter/menit = TV/Tins X 60
Jika RR 20x/mnt = Ttotal = 60/20 = 3 detik, jika
I:E ratio 1:2 maka Tins = 1 detik, jadi untuk
menghantar TV 500 cc diperlukan Flow rate
0,5/1 X 60 = 30 liter/menit
Sensitifity/Triger
Setting dapat berupa Flow atau Pressure
Setting flow triger kisaran antara 0 – 20
L/mnt
Setting pressure triger antara 0 s/d -20
cmH2O
PEEP
Nilai PEEP mulai dari 5.
Pressure Triger
X X
Flow triger
OXYGENATION
I:E
VENTILATION
I:E
Prosedur untuk seting ventilator
Oxygen toxicity
Disebabkan penggunaan oksigen (FiO2)
tinggi dalam waktu yang lama
Pencegahan : monitor BGA dan titrasi
penggunaan FiO2 yeng optimal
Gangguan Penyapihan
Pada pasien COPD, malnutrisi, gangguan
musculosceletal.
Pasien menjadi “malas”
Komplikasi Pulmonal
Atelektasis
Kolaps parenkim paru karena
sumbatan aliran udara
Karena kurangnya periode inflasi
yang dalam
Kerusakan Trakhea
Tekanan cuff ETT yang berlebihan
dan penurunan suplay darah
Pencegahan : monitor tekanan cuff
dan mencegah manipulasi terlalu
sering.
Komplikasi Pulmonal
Hypercapnea
Hypocapnea
Terjadi karena in adekuat (berlebih atau
kurang) penggunaan ventilasi
Tindakan : setting frekuensi napas, tidal volume
dan mechanical dead space (leakage)
Prinsip Perawatan
Prinsip
Mencukupi kebutuhan oksigen
Memperbaiki pengeluaran CO2
Mencegah penyulit
Masalah Keperawatan
Gangguan komunikasi
Menggunakan metode yang tepat
Berbicara dengan jelas dan pelan
Penjelasan setiap prosedur
masalah keperawatan (lanj)