HIGIENE
MULYADI TKS. HERMAN
STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA
PRODI S1 KESMAS
TAHUN 2019
* Masalah utama yang umumnya terjadi dalam keadaan darurat
bencana diantaranya kelangkaan air bersih, rusaknya sumber
air bersih, rusaknya sarana dan prasarana sanitasi, dll. Ketika
terjadi status keadaan darurat bencana, maka perlu dilakukan
analisis kaji cepat mengenai situasi yang terjadi untuk dapat
menentukan kebutuhan.
* Jikakebutuhan air bersih yang mendesak, maka yang perlu
diperhatikan adalah:
* Jumlah kebutuhan air bersih
* Sumber air baku
* Kualitas air baku
* Distribusi dan pemeliharaan
Area Prioritas
Intervensi Kesehatan Lingkungan
* Pertimbangan pertama harus diberikan kepada layanan
esensial untuk melindungi dan menjamin kesejahteraan
penduduk di daerah yang berisiko tinggi, dengan penekanan
pada upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
Upaya kesehatan lingkungan pascabencana dapat dibagi
dalam dua prioritas, yaitu:
* Memastikan bahwa terdapat kecukupan jumlah air minum yang
aman; kecukupan fasilitas sanitasi dasar; pembuangan ekskreta,
limbah cair, dan limbah padat; dan penampungan yang cukup
* Melaksanakan upaya perlindungan makanan, membentuk atau
melanjutkan upaya pengendalian vektor dan mempromosikan
personal hygiene
Layanan Kesehatan
Lingkungan Prioritas
* Berikut tindakan yang direkomendasikan untuk mempercepat pembangunan kembali layanan dan
kondisi kesehatan lingkungan:
* Peroleh informasi tentang pergerakan penduduk di dalam atau di dekat daerah serangan dan buat lokasi
kamp untuk pengungsi dan orang berpindah, daerah yang sebagian dan/atau seluruhnya dievakuasi,
penampungan tenaga bantuan, dan RS serta fasilitas medis lain. Informasi ini akan membantu
penentuan lokasi yang membutuhkan perhatian utama.
* Lakukan pengkajian cepat untuk menentukan tingkat kerusakan sistem persediaan air masyarakat dan
SPAL serta produksi, tempat penyimpanan, dan jaringan distribusi makanan
* Tentukan kapasitas operasional yang tersisa untuk melaksanakan layanan dasar kesehatan lingkungan ini
* Lakukan inventarisasi sumber daya yang masih tersedia, termasuk persediaan makanan yang tidak
rusak, SDM, serta peralatan, materi, dan persediaan siap pakai
* Tentukan kebutuhan penduduk akan air, sanitasi dasar, perumahan dan makanan
* Penuhi kebutuhan fasilitas esensial secepat mungkin setelah kebutuhan konsumsi dasar manusia
terpenuhi. RS dan fasilitas kesehatan lain mungkin membutuhkan peningkatan pasokan air jika jumlah
korban bencana sangat banyak
* Pastikan bahwa pengungsi dan orang berpindah telah mendapat penampungan yang tepat dan bahwa
penampungan sementara itu dan daerah berisiko tinggi lainnya memiliki layanan kesehatan lingkungan
dasar
Layanan Kesehatan
Lingkungan Prioritas
* Tujuan utama program-program sanitasi dalam
situasi bencana adalah untuk memberikan martabat
bagi penduduk dan mengurangi risiko terkait
terhadap penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
jalur tinja-mulut (fekal-oral). Sanitasi bukan hanya
melulu jamban. Konstruksi saja tidak akan
memecahkan semua permasalahan sanitasi. Pastikan
bahwa penduduk yang terkena dampak bencana
memiliki informasi, pengetahuan dan pemahaman
yang diperlukan untuk mencegah penyakit karena
sanitasi yg buruk.
Penampungan
* Survei terhadap semua persediaan air masyarakat harus dilaksanakan,
dimulai pada sistem distribusi dan berlanjut pada sumber air. Sangat
penting untuk menentukan keutuhan fisik komponen sistem, kapasitas
yg tersisa, mutu bakteriologi serta kimia dari air yang disediakan.
* Aspek keamanan umum yang utama dari mutu air adalah kontaminasi
bakeri. Prioritas pertama untuk memastikan mutu air dalam situasi
darurat adalah dengan metode klorinasi. Rekomendasi yang diberikan
dalam aktivitas pemulihan adalah peningkatan kadar residu klorin dan
peningkatan tekanan. Tekanan air yang rendah akan memperbesar
kemungkinan masuknya polutan dalam pipa air. Pipa, reservoir, dan
unit lainnya yang telah diperbaiki memerlukan pembersihan dan
desinfeksi. Kadar minimum yang direkomendasikan dalam situasi
darurat untuk kadar residu klorin bebas adalah 0,7 mg/l. Kontaminasi
kimia dan toksisitas merupakan prioritas kedua dalam mutu air dan
kontaminan kimia potensial harus diidentifikasi dan dianalisis
Persediaan Air
* Berdasarkan urutan pilihan yang umum, pertimbangan harus diberikan pada sumber air
alternatif berikut
* air tanah dalam
* air tanah dangkal/mata air
* air hujan
* air permukaan
* Sumber air yang ada dan yang baru memerlukan langkah-langkah perlindungan
berikut:
* Batasi akses untuk manusia dan hewan
* Pastikan sumber pencemaran Jaraknya cukup aman dari sumber air
* Tetapkan larangan mandi, mencuci, dll di daerah hulu sebelum lokasi pengambilan sediaan air baik
di sungai maupun anak sungai
* Perbaiki konstruksi sumur untuk memastikan keterlindungannya dari kontaminasi
* Estimasi volume maksimum air sumur
* Dalam situasi darurat, air diangkut dengan truk ke daerah atau kamp yang terkena bencana. Semua
truk harus menjalani inspeksi untuk memastikan kekuatannya dan harus dibersihkan dan didesinfeksi
sebelum digunakan untuk mengangkut air.
*Keamanan Makanan
* Banyak penyakit menular menyebar melalui air
minum dan makanan yang terkontaminasi
feses. Dengan demikian, harus dilakukan upaya
untuk memastikan pembuangan ekskreta yang
saniter. Jamban darurat harus disediakan bagi
mereka yang dipindahkan, pengungsi, tenaga
relawan, dan penduduk sekitar yang fasilitas
toiletnya hancur.
Jamban
* Pengelolaan limbah padat kerap menimbulkan satu
masalah khusus dalam situasi darurat. Selama periode
pascabencana masalah yang sering muncul adalah puing-
puing bangunan, pohon, bangkai dan sampah lainnya.
Pembersihan awal reruntuhan secara cepat sangat
penting untuk upaya rehabilitasi. Pembuangan barang
bekas dll yang saniter merupakan cara yang paling efektif
untuk mengendalikan penyakit bawaan vector.
Pengumpulan sampah harus sesegera mungkin
dilaksanakan kembali di daerah yang terserang bencana.
Hindari pembuangan sampah di tempat terbuka. Cermati
pembuangan limbah B3.
Pengendalian Vektor
SEKIAN DAN TERIMA KASIH