Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan

HIV/AIDS
Kelompok 2
Aldira liza septiani
Fadhly Hidayat
Fifi Rahmadita
Muharatil Aprinalita
Rezi Aulia Busman
Definisi HIV/AIDS
• Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian
menimbulkan AIDS.
Etiologi

• Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human


immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan
pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada
tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang
diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang
pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV.
Patofisiologi

Tubuh mempunyai suatu mekanisme untuk membasmi suatu


infeksi dari benda asing, misalnya : virus, bakteri, bahan kimia,
dan jaringan asing dari binatang maupun manusia lain.
Mekanisme ini disebut sebagai tanggap kebal (immune response)
yang terdiri dari 2 proses yang kompleks yaitu : Kekebalan
humoral dan kekebalan cell-mediated. Virus AIDS (HIV) masuk
ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas atau berada di
dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama
menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4
Manifestasi Klinis

Menurut WHO:
1.      Gejala mayor
-        Penurunan BB ≥ 10%
-        Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
-        Diare kronis
-        Tuberkulosis
2.      Gejala minor
-        Koordinasi orofaringeal
-        Batuk menetap lebih dari 1 bulan
-        Kelemahan tubuh
-        Berkeringat malam
-        Hilang nafsu makan
-        Infeksi kulit generalisata
-        Limfodenopati
-        Herpes zoster
-        Infeksi herpes simplek kronis
-        Pneumonia
-        Sarkoma kaposi
Komplikasi

1.      Oral Lesi


2.      Neurologik
3.      Gastrointestinal
4.      Respirasi
5.      Dermatologik
6.      Sensorik
Pemeriksaan Diagnostik

1.      Tes untuk diagnosa infeksi HIV :


-          ELISA
-          Western blot
-          P24 antigen test
-          Kultur HIV
2.      Tes untuk deteksi gangguan system imun.
-          Hematokrit.
-          LED
-          CD4 limfosit
-          Rasio CD4/CD limfosit
-          Serum mikroglobulin B2
-          Hemoglobulin 
Penatalaksanaan
1.    Respon biologis / aspek fisik
a.       Universal precaution
1)      Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh
2)      Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3)      Dekontaminasi cairan tubuh pasien
4)      Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua alat kedokteran yang dipakai
5)      Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan
6)      Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara benar dan aman
 
b.      Peran perawat dalam pemberian ARV
Tujuan terapi ARV:
1)      Menghentikan replikasi HIV
2)      Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi opurtunistik
3)      Memperbaiki kualitas hidup
4)      Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV
• c. Pemberian nutrisi
• d.      Aktivitas dan istirahat
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur, tempat dan tanggal lahir
b. Riwayat
Test HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi,
menggunakan obat-obatan
c. Keadaan Umum
Pucat, kelaparan
d. Gejala Subjektif
Demam kronik dengan atau tanpa mengigil, keringat malam
hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia
e. Psikososial
Kehilangan pekerjaaan dan penghasilan, perubahan pola hidup
f. Status Mental
Marah atau pasrah, depresi , ide bunuh diri, halusinasi
g. HEENT
Nyeri perorbital, sakit kepala, edema muka, mulut kering
h. Neurologis
Gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku
kuduk, kejang, paraplegia
i. Muskoloskletal
Focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL
j. Kardiovaskular
Takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness
2.Diagnosa Keperawatan
• Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
• Diare b/d inflamasi gastrointestinal
• Resiko tinggi infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (imunosupresi)
• Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
Intervensi keperawatan
Diagnosa SLKI SIKI
Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan asuhan Manajemen nutrisi
ketidakmampuan keperawatan selama 3x24 Observasi
mengabsorbsi jam diharapkan status 1. Identifikasi status nutrisi
nutrient nutrisi membaik dengan 2. Identifikasi kebutuhan kalori
kriteria hasil: dan jenis nutrient
1. Porsi makanan yang 3. Identifikasi perlunya
dihabiskan meningkat penggunaan selang NGT
2. Serum albumin 4. Monitor asupan makanan
meningkat 5. Monitor BB
3. Nyeri abdomen 6. Monitor hasil pemeriksaan
menurun laboratorium
4. Sariawan menurun Terapeutik
5. Rambut rontok 7. Berikan makanan tinggi kalori
menurun tinggi protein
6. Diare menurun Kolaborasi
7. BB membaik 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
8. IMT membaik untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu
Diagnosa SLKI SIKI
Diare b/d Setelah dilakukan Manajemen diare
inflamasi asuhan Observasi
gastrointestina keperawatan 1. Identifikasi penyebab diare (infeksi GI)
l selama 3x24 jam 2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
diharapkan 3. Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi
eliminasi fekal tinja
membaik dengan 4. Monitor tanda dan gejala hypovolemia(takikardi,dll)
kriteria hasil: 5. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal
1. Kontrol 6. Monitor jumlah pengaluaran diare
pengeluaran Terapeutik
feses 7. Berikan asupan cairan oral (oralit,dll)
meningkat 8. Pasang jalur IV
2. Nyeri abdomen 9. Berikan cairan IV (RL,dll)
menurun 10. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap
3. Konsistensi 11. Ambil sempel feses untuk kultur
feses membaik Edukasi
4. Frekuensi BAB 12. Anjurkan menghidari makanan pembentuk gas, pedas,
membaik dan mengandung laktosa
5. Peristaltik usus Kolaborasi
membaik 1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
(loperamide,dll)

Anda mungkin juga menyukai