Anda di halaman 1dari 29

BAGIAN NEUROLOGI

REFERAT FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

CEREBRAL PALSY
Syapitri Syamsul 11120192086
Pembimbing: dr. Erni Pancawati, Sp. S
01.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Cerebral Palsy pertama kali dijelaskan pada tahun 1862 oleh


seorang ahli bedah ortopedi bernama william James Little. Sebuah
gangguan motorik yang di sebabkan oleh kerusakan yang tidak
progresif pada perkembangan otak. Pada dasarnya cerebral palsy
akan menunjukkan berbagai macam gangguan klinis dari
kerusakan korteks serebral atau kerusakan subkortikal yang terjadi
selama awal tahun kehidupan. Cerebral palsy sangat beresiko
tinggi terjadi pada bayi premature. (1)

3
02.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi
Palsi serebral adalah sindroma klinik, ditandai adanya defisit motorik
sentral yang bersifat tidak progresif, disebabkan kerusakan otak yang belum
matur. Kelainan tersebut biasanya disertai dengan gangguan sensasi,
persepsi, kognisi, komunikasi, tingkah laku, epilepsi, dan masalah
muskuloskeletal. Cerebral berarti bahwa penyebab kesulitannya berada di
otak, bukan di otot. Palsy dapat berarti memiliki kesulitan dengan
pergerakan dan postur tubuh.

5
Epidemiologi

Prevalensi cerebral palsy


Beberapa instansi kesehatan di secara global berkisar antara 1-
Indonesia sudah mulai bisa mendata 1,5 per 1.000 kelahiran hidup
kasus cerebral palsy, antara lain yaitu dengan insiden meningkat pada
YPAC (Yayasan Pendidikan Anak kelahiran prematur.
Cacat) cabang Surakarta jumlah anak
dengan kondisi cerebral palsy pada
tahun 2001 berjumlah 313 anak,

Pada klinik tumbuh kembang


Rumah Sakit dr. Kariadi
Semarang sepanjang tahun
2005 mencatat kunjungan
pasien anak dengan diagnosis
cerebral palsy sebanyak 2,16%.

6
Etiologi
● Prenatal
● Perinatal
- Anoksia/hipoksia - Ikterus
- Perdarahan otak - Meningitis purulenta
- Prematuritas
● Pascanatal

7
Faktor Resiko
o Letak sungsang. o Malformasi SSP.
o Proses persalinan sulit. o Perdarahan maternal atau proteinuria
o Apgar score rendah berat pada saat masa akhir kehamilan.
o BBLR dan prematuritas o Hipertiroidism maternal, mental
o Kehamilan ganda. retardasi
dan kejang

8
Klasifikasi

Berdasarkan keterlibatan alat gerak atau ekstremitas, yaitu:


• Monoplegia,
• Hemiplegia,
• Triplegia,
• Diplegia,
• Quadriplegia.

9
Spastik Monoplegia Spastik Hemiplegia

10
Spastik Diplegia Spastik Quadriplegia

11
Klasifikasi
Berdasarkan karakteristik disfungsi neurologis, yaitu :
• Spastik
• Atetosis
- Distonik
- Diskinetik
• Ataksia
• Campuran

12
Klasifikasi
GMFCS terdiri dari 5 level yang
menggambarkan gerak motorik kasar
pada anak-anak dengan cerebral
palsy.

13
Patofisiologi

14
Manifestasi Klinis

Spastisitas Tonus otot yang Koreo-atetosis


• Monoplegia/monoparesis
berubah
• Hemiplegia/hemiparesis
• Diplegia/diparesis
• Tetraplegia/tetraparesis

Ataksia Gangguan
Ganggua mata
pendengaran dan
Gangguan bicara

15
Kritria Diagnostik
Anamnesis
• Riwayat kehamilan ibu, riwayat persalinan
• Riwayat periode neonatal dan masa awal kehidupan.
• Riwayat perkembangan.
• Riwayat keluarga dengan kelainan yang sama.
• Komorbiditas

16
Kritria Diagnostik

Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan perkembangan ( tes perkembangan).
• Pemeriksaan fisik umum.
• Pemeriksaan kelainan dismorfik pada wajah dan anggota tubuh lainnya,
pemeriksaan adakah kelainan kulit.
• Pemeriksaan kelainan anatomi rahang bawah atau dagu yang ke belakang
• Pemeriksaan neurologis

17
Kritria Diagnostik

Pemeriksaan Penunjang
• USG, MRI atau CT scan kepala.
• EEG.
• Pemeriksaan BERA
• Pemeriksaan visus dan VEP
• Pemeriksaan IQ

18
Penatalaksanaan
Prinsip Terapi:
● Meningkatkan kualitas hidup pada anak-anak yang terkena
cerebral palsy
● Memberikan fasilitas rehabilitasi dini
● Meningkatkan kapasitas fungsional anak
● Menurunkan komplikasi cerebral palsy

19
Penatalaksanaan

Intervensi
● Mengurangi spastisitas otot
● Mengontrol kejang
● Mencegah masalah ortopedi
● Meningkatkan kognitif, pembelajaran, dan memori

20
Farmakoterapi

● Antikonvulsan (luminal, dilantin)


● Baclofen dan benzodiazepin {diazepam, klordiazepoksid (librium),
nitrazepam (mogadon)} dapat juga digunakan botolinum toksin A.
● anti parkinson, antidopaminergik, antikonvulsan, antispastisitas dan
antidepresan.

21
Penatalaksanaan
● Fisioterapi
● Pembedahan
● Pendidikan

22
Pencegahan

● Pencegahan terhadap cedera kepala


● Penanganan ikterus neonatorum
● Cegah rubella atau campak jerman

23
Prognosis
Prognosis penderita dengan gejala motorik
yang ringan adalah baik; makin banyak gejala
penyertanya (retardasi mental, bangkitan
kejang, gangguan penglihatan dan
pendengaran) dan makin berat gejala
motoriknya, makin buruk prognosisnya.

24
03.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
• Cerebral palsy (CP) adalah suatu kelainan dari fungsi motorik (sebagai lawan
dari fungsi mental) dan nada postural yang diperoleh pada usia dini, bahkan
sebelum kelahiran.
• Tanda dan gejala cerebral palsy biasanya muncul pada tahun pertama
kehidupan.
• Bila dijumpai keterlambatan dalam perkembangan si anak maka harus dilakukan
tindakan – tindakan latihan yang diperlakukan oleh si anak.
• Pencegahan untuk beberapa etiologi penyebab cerebral palsy dapat dilakukan.
Untuk mengatasi permasalahan yang dijumpai pada anak yang mengalami
keterlambatan perkembangan mototrik, dan berikan latihan – latihan yang
tujuannya untuk mengatasi anak yang mengalami keterlambatan perkembangan
terutama pada pergerakannya.

26
References.
1. Netter, F. H. 2019. Atlas of Human Anatomy . 7th edition. Philadelphia: Saunders. 104-114
2. Wibowo, Alinda R., & Saputra, Deddy R., 2012. Prevalens dan Profil Klinis pada Anak Palsi Serebral Spastik
dengan Epilepsi. Sari Pediatri.Volume 14.
3. Merlina, M., Kusnadi, Y., & Artati. 2012. Prospek Terapi Sel Punca untuk Cerebral Palsy. Cermin Dunia Kedokteran
198. Volume 39.
4. Jan, M. M. S. 2006. Cerebral Palsy: Comprehensive Review and Update. Ann Saudi Med. Volume 26.
5. Oxford University Student Union (OUSU). Cerebral Palsy Fact Sheet. United Kingdom: University of Oxford.
6. Maimunah, S. 2014. Studi Eksploratif tentang Konsep Diri dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi pada Remaja
Cerebral Palsy. Pendidikan yang Memberdayakan. Jakarta.
7. Selina, H., Priambodo, W. S., & Sakundarno, M. 2012. Gangguan Tidur pada Anak Palsi Serebral. Medica
Hospitalia.Volume 1.

27
References.
8. Dahlan, A. & Aminullah, A. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Volume
11.
9. Poetry, R. V., Ramli, A. H. & Pratiwi, A. Resiliensi pada Mahasiswa Baru Penyandang Cerebral Palsy(CP).
Universitas Brawijaya. Malang.
10. Prue Morgan And Jennifer L. Mcginley. 2018. Cerebral Palsy. Handbook of Clinical Neurology, Vol. 159 (3rd
series). Elsevier
11. Graham, H. K. 2015. Classifying Cerebral Palsy. Asia-Pacific Childhood Disability Update.
12. Kejadian Cerebral Palsy. Semarang: Universitas Diponegoro.
13. Sankar, C. & Mundkur, N. 2015. Cerebral Palsy−Definition, Classification, Etiology and Early Diagnosis. Indian J.
Pediatric. Volume 72.
14. Kuldeep, C. R. 2014. Recent Advances in Ayuverdic Management of Cerebral Palsy Affected Children. Int. J. Res.
Ayurveda Pharm. Volume

28
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai