menghilangkan (terutama) rasa nyeri yang berasal dari daerah visceral dan
yang dapat menimbulkan efek stupor (bengong, masih sadar tetapi harus
dalam Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa “Narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
Dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-undang No. 35 Tahun 2009, Narkotika digolongkan
1) Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
Ganja, etc.)
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
Nikotin Tar
DAMPAK NEGATIF ROKOK
Berdasarkan penelitian, dapat dipastikan bahwa merokok
dapat menyebabkan:
1) Kanker saluran pernapasan, dan paru-paru,
2) Penyempitan pembuluh darah,
3) Penyakit jantung koroner,
4) Naiknya kadar gula (sakit diabetes),
5) Kerusakan sel reproduksi pria dan wanita sehingga
menyebabkan impotensi dan kemandulan,
6) Naiknya kadar lemak, dan
7) Meningkatkan jumlah bayi yang lahir prematur.
• Alkohol dan Minuman keras
Alkohol digunakan dalam pembiusan secara luas dan
tertua di dunia. Salah satu penggunaan alkohol
lainnya adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan
dalam bidang kedokteran.
Jika dikonsumsi berlebihan, akan muncul efek seperti
merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa
ada perasaa terhambat, dan menjadi lebih emosional.
Akibat dari gejala ini muncul gangguan pada fungsi
fisik hingga motorik, yaitu bicara cadel, pandangan
menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik,
dan bias sampai tidak sadarkan diri.
Kelembagaan Yang
Menangani Tindak
Pidana Narkotika
Badan Narkotika Nasional (BNN)
a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama
4 (empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun;dan
c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama
1 (satu) tahun.
2) Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hakim wajib
memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55, dan
Pasal 103.
(3) Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan
atau terbukti sebagai korban penyalahgunaan Narkotika, Penyalah Guna tersebut
wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Rehab ilita si
Pasal 54
Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib
menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Pasal 55
1) Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup
umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masy.arakat,
rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan
diri atau dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan
masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis
dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2011
2. Stimulan
Jantung / otak bekerja lebih cepat dari
kerja yang biasanya, lebih bertenaga
untuk sementara waktu, lebih senang
dan gembira sementara waktu.
3. Depresan
Menekan sistem syaraf dan
mengurangi aktifitas fungsi
tubuh.
4. Adiktif
Keinginan yang terus
menerus menggunakan dan
dapat memutuskan syaraf
dalam otak.
EFEK MEDIS DARI PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Saat pecandu
mengkonsumsi bahan-
bahan berbahaya
tersebut, maka otak
akan mulai rusak dan
sifatnya adalah
permanen.
2. Kerusakan seluruh tubuh
Kerusakan yang
ditimbulkan pada bagian ini
adalah kerusakan
terhadap bagian tubuh
seperti rusaknya
pendengaran, penglihatan,
keseimbangan tubuh dan
rusaknya hati. Seluruh
pembuluh darah dan otot-
otot akan rusak.
B. Bahaya yang bersifat keluarga
1. Tidak lagi segan untuk mencuri uang dan bahkan
menjual barang barang dirumah untuk mendapatkan
uang secara cepat.
2. Tidak lagi menjaga sopan santun dirumah bahkan
melawan kepada orang tua.
3. Kurang menghargai harta milik yang ada seperti
mengendarai kendaraan tanpa perhitungan rusak atau
menjadi hancur sama sekali.
4. Mencemarkan nama keluarga
C. Bahaya yang bersifat sosial
1. Berbuat yang tidak senonoh ( cabul/mesum ) secara
bebas, berakibat buruk dan mendapat hukuman
masyarakat.
2. Mencuri milik orang lain demi memperoleh uang.
3. Mengganggu ketertiban umum, seperti ngebut di
jalanan dll.
4. Menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan
keselamatan umum antara lain karena kurangnya
rasa sosial manakala berbuat kesalahan.
5. Timbulnya keresahan masyarakat karena gangguan
keamanan dan penyakit kelamin lain yang ditimbulkan
oleh sex bebas.
D. Bahaya bagi Bangsa dan Negara
1. Rusaknya pewaris bangsa yang seyogyanya siap
untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan
bangsa.
2. Hilangnya rasa patriotisme atau rasa cinta bangsa
yang pada gilirannya mudah untuk dikuasai oleh
bangsa asing.
3. Penyulundupan akan meningkat padahal
penyelundupan dalam bentuk apapun adalah
merugikan negara.
4. Pada akhirnya bangsa dan negara kehilangan
identitas yang disebabkan karena perubahan nilai
budaya
Upaya Penanggulangan
1. Upaya pre-emtif
Merupakan upaya pencegahan tidak
langsung agar mendorong timbulnya
kesadaran, kepedulian, kewaspadaan,
dan daya tangkal terhadap narkoba
melalui kegiatan bimbingan dan
penyuluhan terhadap masyarakat
( pelajar, mahasiswa, pekerja ) akan
bahaya narkoba.
2. Upaya preventif
Merupakan bentuk kegiatan pencegahan :
- Pencegahan Primer
Penyuluhan ditujukan kepada masyarakat
(anak-anak, remaja dan dewasa ) yang
belum menyalahgunakan narkoba.
- Pencegahan Sekunder
Ditujukan kepada masyarakat ( anak-anak,
remaja dan dewasa ) yang mulai coba-coba
pakai dengan bimbingan dan tes urine.
- Pencegahan Tersier
Pencegahan yang dilakukan untuk
membantu korban Narkoba ( Teratur
Pakai, Pecandu ) dengan konseling dan
rehabilitasi agar kembali ke masyarakat.
3. Tindakan Hukum
Merupakan kegiatan penindakan aparat
penegak hukum terhadap jaringan dan
penyalahgunaan narkotika, Pengawasan yang
ketat terhadap Prekursor dan masuknya bahan
narkotika melalui perbatasan darat, laut dan
udara.
Tindak pidana penyalahgunaan narkotika bagi diri sendiri diatur
dalam Pasal 127 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, yang bunyinya:
a. . Setiap Penyalah Guna:
1. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana 4 (empat) tahun
2. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahunan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun
3. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) TAHUN
b. Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
hakim wajib memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 54, Pasal 55, dan Pasal 103. (2) Dalam hal Penyalah
Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan atau
terbukti sebagai korban penyalahgunaan Narkotika, Penyalah Guna
tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
• Sanksi pidana berupa pidana penjara yang dapat dijatuhkan oleh hakim. Namun,
hakim juga diberikan kemungkinan untuk tidak menjatuhkan pidana penjara,
karena dalam pasal-pasal yang berkaitan dengan Pasal 127, terdapat pula
kemungkinan penjatuhan sanksi tindakan rehabilitasi oleh hakim. Pasal yang
dimaksud, yaitu pada Pasal 54 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, yang
menyatakan, "Pecandu narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial di pusat rehabilitasi ketergantungan narkotika. Selanjutnya Pasal 103
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 menyebutkan Hakim yang memeriksa perkara
Pecandu Narkotika dapat:
• memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan
dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut terbukti
bersalah melakukan tindak pidana Narkotika.
• menetapkan untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan
dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut tidak
terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika.
• Masa menjalani pengobatan dan/atau perawatan bagi Pecandu Narkotika
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diperhitungkan sebagai masa
menjalani hukuman. Selalu yang menjadi perhatian dalam upaya, penerapan
hukum, adalah tentang penegakan hukum, yang sangat mendapatkan perhatian,
terutama peran Negara, dalam ikut serta bertanggungjawab, untuk memerangi
kejahatan narkotika