Anda di halaman 1dari 33

PEDOMAN MERAWAT JENAZAH

Oleh:
Yayuli
Apabila salah seorang di antara kamu sekalian yang
Muslim wafat, maka ucapkanlah:

ْ ُ‫اخل‬
• ‫ف لِى َخ ْي ًرا ِم ْنهَا‬ ْ ‫ص ْيبَتِى َو‬ ِ ‫ اَللَّهُ َّم أَ ِج ْرنِى‬.‫اجع ُْو َن‬
ِ ‫فى ُم‬ ِ ‫إِنَّا ِهللِ َوإِنَّا إِلَ ْي ِه َر‬
• “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan
sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah
berilah aku pahala dalam musibahku dan gantikanlah
untukku yang lebih baik dari padanya.”
‫‪Hal-hal yang segera dilakukan terhadap jenazah:‬‬
‫‪1. Dipejamkan matanya, mendoakan dan memintakan ampun atas‬‬
‫‪dosanya.‬‬

‫الله ص‪.‬م‪َ .‬عل َى أ َ ِب ْي‬ ‫َت َد َخ َل َر ُس ْو ُل ِ‬ ‫ث أ ُ ّـ ِِّم َسل ََم َة َقال ْ‪:‬‬ ‫ح ِديْ ِ‬ ‫لِ َ‬
‫الر ْو َح اِ َذا ُق ِب َضتَ ِب َع ُه‬ ‫ّ ُّ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ال‬ ‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ث‬ ‫‪،‬‬ ‫ه‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫غ‬‫ْ‬ ‫َ‬
‫َسل ََم َة َو َق ْد ُش ّ َقبَ َص َر ُه َفأ َ َ ُ َّ‬
‫م‬
‫لىاَن ْ ُف ِسك ُْم ِإال َّ‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫و‬‫ع‬ ‫د‬ ‫ت‬ ‫َ‬ ‫ال‬ ‫ال‬ ‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ف‬‫َ‬ ‫ِ‬
‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ل‬‫ه‬ ‫َ‬
‫اس ِم ْن أ ْ‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫َ‬ ‫ض‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ْب‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫َْ ُْ َ َ‬ ‫‪:‬‬ ‫ٌ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫‪.‬‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ال اَلل ّ َ ُه ّمَ ا ْغ ِف ْر‬
‫لى َما تَ ُق ْول ُْو َن‪ ،‬ث َ ّمَ َق َ‪:‬‬ ‫ّ َ َ‬ ‫ع‬ ‫ن‬
‫ُ‬ ‫ِم‬ ‫ِّ‬
‫ـ‬ ‫ؤ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ت‬ ‫ة‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ك‬ ‫ِ‬
‫ئ‬ ‫َ‬ ‫ال‬ ‫ْم‬‫َ‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫َ‬
‫ن‬ ‫ّ‬ ‫ِ‬ ‫خيْ ٍر‪َ ،‬فا‬ ‫ِب َ‬
‫فى َقبْ ِر ِه‬ ‫فى ال َْم ْه ِد ِييْ َن َوا ْف َس ْح ل َُه ِ‬ ‫لِأ َ ِب ْي َسل ََم َة َو ْار َف ْع َد َر َجتَ ُه ِ‬
‫فى َع ِق ِب ِه (رواه مسلم)‬ ‫اخل ُ َف ُه ِ‬ ‫َون َ ِّ ّـِو ْرل َُه ِفيْ ِه َو ْ‬
• “Karena hadis Umi Salamah katanya: Rasulullah saw datang
kepada Abi Salamah (di waktu sampai pada ajalnya) padahal
matanya celik, maka beliau memejamkannya”. Kemudian Nabi
SAW bersabda: “Sesungguhnya ruh itu kalau dicabut, diikuti
oleh mata”, maka bergemuruhlah manusia dari ahlinya, maka
beliau bersabda: “Janganlah mendoakan atas dirimu kecuali
kebaikan, karena sesungguhnya malaikat itu mengamini atas
apa yang kamu katakana.” Kemudian sabdanya: “Ya Allah,
ampunilah Abu Salamah, junjunglah derajatnya setinggi derajat
orang-orang yang shalih, lapangkanlah dan beri gantinya pada
sepeninggalnya.” (HR. Muslim).
2. Dilemaskan tangannya untuk disedekapkan di dada dan kakinya diluruskan.
3. Dikatupkan mulutnya dengan mengikatkan kain melingkari dagu, pelipis sampai
ubun-ubun, bila jenazah menganga mulutnya.
4. Jenazah diletakkan membujur kea rah utara dan badannya diselubungi dengan
kain.
5. Menyebarluaskan berita kewafatannya kepada sanak kerabat dan handai taulan.
6. Boleh mencium dan menangisi jenazah, sepanjang tidak meratapinya.
7. Menyegerakan pelunasan hutang-hutang jenazah.
8. Menyegerakan perawatan jenazah. Adapun perawatan jenazah terdiri dari:
a. Memandikan jenazah.
b. Mengafani jenazah
c. Mensholatkan jenazah.
d. Mengubur jenazah.
I. MEMANDIKAN JENAZAH ‫ميت‬
( ‫)غسل ال‬

• Persiapan
Menyediakan air yang suci dan menyucikan (air mutlak), secukupnya dan
mempersiapkan perlengkapan mandi seperti handuk, sabun, wangi-wangian,
kapur barus dan lain-lain.
Mengupayakan tempat untuk memandikan jenazah yang tertutup sehingga hanya
orang yang berkepentingan saja yang ada di tempat itu.
Usahakanlah orang-orang yang akan memandikan jenazah itu adalah keluarga
dekat atau orang yang bisa menjaga rahasia. Jika jenazahnya laki-laki maka yang
memandikan harus laki-laki, begitu pula sebaliknya jenazah perempuan, kecuali
suami kepada istrinya atau istri kepada suaminya. Dalam hal ini tidak ada kias
seorang anak memandikan orang tuanya yang lain jenis.
Cara Memandikan Jenazah ‫ميت‬
( ‫) كيفية غسل ال‬

• Niat karena Allah SWT


 Membalut jenazah dengan kain tebal (tidak transparan) untuk menutup aurat, kemudian seluruh
pakaian yang sebelumnya melekat di badannya dilepaskan serta perhiasannya.
 Membersihkan rongga mulutnya, kuku-kukunya dan seluruh tubuhnya dari kotoran dan najis.
 Memulai memandikan dengan membersihkan anggota wudhunya dengan mendahulukan yang
kanan dan menyiram hingga rata tiga, lima, tujuh kali atau sesuai dengan kebutuhan.
 Pada waktu memandikan hendaknya dengan hati-hati, lembut dan sopan.
 Pada bagian akhir siraman hendaklah dicampurkan dengan wangi-wangian seperti kapur barus
atau daun bidara.
 Mengeringkan badan jenazah dengan handuk dan berilah wangi-wangian.
 Bagi jenazah yang berambut panjang hendaklah dikepang rambutnya bila memungkinkan.
Catatan:

•Orang yang syahid dalam peperangan membela agama Allah, cukup dimakamkan
dengan pakaian yang melekat di tubuhnya.
•Orang yang wafat dalam keadaan berihram dirawat seperti biasa tanpa diberi
wewangian.
•Orang yang syahid selain dalam peperangan membela agama Allah seperti
melahirkan, tenggelan, terpendam tanah longsor dan terbakar dirawat seperti biasa.
•Jenazah janin yang telah berumur 4 bulan dirawat seperti biasa.
•Jika mendapatkan halangan untuk memandikan jenazah, maka cukup diganti dengan
tayamum.
•Bagi orang yang memandikan jenazah disunahkan untuk mandi.
 
Adapun hadis-hadis yang menjelaskan tata cara memandikan jenazah antara
lain:

•‫ فِى ُغ ْس ِل ا ْبنَتِ ِه اِ ْب َد ْأ َن‬.‫م‬.‫ قَا َل َرس ُْو ُل هللاِ ص‬:‫ث اُ ِّم َع ِطيَّةَ قَالَ ْت‬
ِ ‫لِ َح ِد ْي‬
)‫اض ِع ْال ُوض ُْو ِء ِم ْنهَا (رواه البخارى ومسلم‬
ِ ‫بِ َميَا ِمنِهَا َو َم َو‬
• “Menilik hadis Ummu ‘Athiyah bahwa Rasulullah
SAW bersabda, ketika anak perempuan beliau
dimandikan mulailah dengan anggota kanannya
dan anggota wudhunya”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
‫ت‬ ‫ت‪َ :‬د َخ َل َعلَ ْينَا َرس ُْو ُل هللاِ ص‪.‬م‪ِ .‬ح ْي َن تُ ُوفِّيَ ْ‬ ‫ث اُ ِّم َع ِطيَّة قَالَ ْ‬ ‫لِ َح ِد ْي ِ‬
‫ك اِ ْن َرأَ ْيتُ َّن‬ ‫اِ ْبنَتُهُ فَقَا َل‪ :‬اِ ْغ ِس ْلنَهَا ثَالَثًا اَ ْو َخ ْم ًسا اَ ْو اَ ْكثَ َر ِم ْن َذلِ َ‬
‫فى اآْل ِخ َر ِة َكافُ ْو ًرا اَ ْو َش ْيئًا ِم ْن َكافُ ْو ٍر‬ ‫ِ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫ع‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫اج‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ر‬
‫ٍ‬ ‫د‬‫ْ‬ ‫ْ‬
‫س‬ ‫و‬‫َ‬ ‫ء‬
‫ٍ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ل‬ ‫َ‬
‫ذ‬
‫فَاِ َذا فَ َر ْغتُ َّن فَآ ِذنَّنِى‪ ،‬فَلَ َّما فَ َر ْغنَا آ َذنَّاه فَأ َ ْعطَانَا ِح ْق َوهُ فَقَا َل‪:‬‬
‫ي‬ ‫ار ِّ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬
‫خ‬ ‫ُ‬ ‫ب‬‫ل‬‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫ل‬ ‫ظ‬
‫ٍ‬ ‫ْ‬
‫ف‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫فى‬
‫ِ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫)‬ ‫الجماعة‬ ‫رواه‬ ‫(‬ ‫‪.‬‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫ز‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ِ‬ ‫ن‬ ‫ْ‬
‫ع‬ ‫َ‬ ‫ي‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫َّا‬ ‫ي‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫ن‬ ‫ْ‬
‫ر‬ ‫ع‬
‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ش‬ ‫َ‬ ‫أ‬
‫َو ُم ْسلِ ٍم َواَبِى َدا ُو َد‪ :‬اِ ْغ ِس ْلنَهَا ِو ْت ًرا ثَالَثًا اَ ْو َخ ْم ًسا اَ ْو َس ْب ًعا اَ ْو أَ ْكثَ َر‬
‫ض‪Ž‬فَ ْرنَا َش ْع َرهَا ثَالَثَةَ قُر ُْو ٍن‬ ‫ك‪ .‬فَ َ‬ ‫ك إِ ْن َرأَ ْيتُ َّن َذلِ َ‬ ‫ِم ْن َذلِ َ‬
• “Mengingat hadis Ummu ‘Athiyyah bahwa Rasulullah SAW bersabda
ketika kematian anak perempuannya: Mandikanlah ia tiga atau lima kali
atau lebih dari pada itu menurut pendapatmu, dengan air dan daun bidara
dan pada akhirnya taruhlah kapur barus atau sedikit kapur barus. Maka
bilamana sudah selesai beritahukanlah kepadaku”. Maka setelah kami
selesai, kami memberitahukannya kepada kalian, maka beliau memberi
kepada kami kainnya seraya bersabda: “Kenakanlah ini, yakni kainnya”.
(HR. Jamaah). Dan menurut hadis Bukhari, Muslim dan Abu Dawud:
“Mandikanlah dalam jumlah gasal, tiga atau lima atau tujuh kali atau
lebih dari pada itu menurut pendapatmu, lalu kami menjalin rambutnya
tiga jalinan.
II. MENGAFANI JENAZAH
• Perlengkapan dan Persiapan
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam mengafani jenazah adalah sebagai berikut:
 Kain untuk mengafani secukupnya, diutamakan yang berwarna putih.
 Kain kafan untuk jenazah laki-laki terdiri dari 3 (tiga) lembar, sedangkan kain
kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima) lembar kain yang meliputi:
 Kain basahan
 Baju kurung
 Kerudung
 Dua lembar kain penutup
lanjutan

Sebaiknya dipersiapkan perlengkapan sebagai berikut:


 Tali sejumlah 3,5,7 atau 9, digunakan untuk:
 Ujung kepala
 Leher
 Pinggang/pada lengan tangan
 Perut
 Lutut
 Pergelangan kaki
 Ujung kaki
Kapas secukupnya
Kapur barus atau pewangi secukupnya.
lanjutan
Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya, di atas tali-tali
yang telah disediakan.
Untuk jenazah perempuan, aturlah mukena, baju dan kain
basahan sesuai dengan letaknya.
(ِ ِّ‫) َ ت ْكفِ ْي ُن ْال َمي‬
Pelaksanaan Mengafani Jenazah ‫ت‬

Setelah semua perlengkapan disiapkan, maka dimulailah mengafani jenazah


dengan urutan sebagai berikut:
Jenazah diletakkan membujur di atas kain kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain.
Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup.
Jika diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang-lubang yang mengeluarkan cairan.
Bagi jenazah laki-laki, ditutup dengan 3 (tiga) lapis kain secara rapih dan diikat dengan tali di sebelah
kiri.
Bagi jenazah yang berambut panjang (perempuan) hendaklah rambutnya dikepang, bila
memungkinkan.
Bagi jenazah perempuan, kenakan (pakaikan) 5 (lima) lapis kain, yang meliputi: kerudung untuk
kepala, baju kurung, kain basahan penutup aurat dan 2 (dua) lembar kain penutup secara rapih, serta
diikat dengan tali di sebelah kiri.
Bila diperlukan, ruangan di sekitar jenazah diberi wewangian (diukup).
Hadis yang menjelaskan tata cara mengafani jenazah antara lain adalah:

‫ض‬ ٍ ‫فى ثَالَثَ ِة اَ ْث َوا‬


ٍ ‫ب بِ ْي‬ ِ ِ ‫هللا‬ ‫ل‬
ُ ‫و‬
ْ ‫س‬
ُ ‫ر‬َ ‫ن‬
َ ِّ ‫ف‬ ُ
‫ك‬ : : ْ‫ت‬َ ‫ل‬‫ا‬َ ‫ق‬ ‫رض‬ َ ‫شة‬
َ ِ‫ث َعائ‬ ِ ‫لِ َح ِد ْي‬
)‫ص َوالَ ِع َما َمةُ (متفق عليه‬ ٌ ‫س فِ ْي َها قَ ِم ْي‬ َ ‫ف لَ ْي‬ ُ ‫س ُع ْولِيَّ ٍة ِمنْ ُك ْر‬
ٍ ‫س‬ ُ

“Mengingat hadis ‘Aisyah bahwa Rasulullah SAW dikafani


dalam tiga pakaian putih bersih yang terbuat dari kapas,
tanpa baju kurung dan sorban”. (HR. Bukhari dan Muslim)
‫ت فِ ْي َم ْن َغ َس َل اُ َّم ُك ْلثُ ْو ٍم‬ ُ ‫ ُك ْن‬:‫ت‬ ْ َ‫ف الثَّقَفِيَّ ِة قَال‬ ٍ ِ‫ت قَان‬ ِ ‫ث لَ ْيلَى بِ ْن‬ ٍ ‫لِ َح ِد ْي‬
‫طَانَا‬Ž‫ان اَ َّو ُل َما اَ ْع‬ َ ‫ ِع ْن َد َوفَاتِهَا َو َك‬.‫ت َرس ُْو ُل هللاِ صلعم‬ َ ‫بِ ْن‬
‫لعم ْال ِحقَا ثُ َّم ال ِّد ْر َع ثُ َّم ْال ِخ َما َر ثُ َّم ْال ِم ْل َحفَةَ ثُ َّم‬Ž‫َرس ُْو ُل هللاِ ص‬
‫لعم‬Ž‫ َو َرس ُْو ُل هللاِ ص‬:‫ت‬ ْ َ‫ قَال‬،‫ب اآْل َ َخ ِر‬ ٍ ‫فى الثَّ ْو‬ ِ ‫ك‬َ ِ ‫ل‬ َ
‫ذ‬ ‫د‬
َ ْ
‫ع‬ َ ‫ب‬ ْ
‫ت‬ ‫ج‬ َ ‫ر‬ِ ‫ا‬ ْ
‫د‬ ُ
)‫اولُهُ ثَ ْوبًا ثَ ْوبًا (رواه احمد وأبو داود‬ ِ َ ‫ن‬ُ ‫ي‬ ‫ا‬َ ‫ه‬ ُ ‫ن‬َ ‫ف‬ َ
‫ك‬ ُ ‫ه‬ ‫ع‬
َ ‫م‬
َ ‫و‬ َ ‫ب‬
ِ ‫ا‬ َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ِع ْن َد‬
“Menurut hadis Laila binti Qanif Tsaqafiah, katanya, Aku turut memandikan Ummu Kultsum binti Rasulullah
SAW waktu wafatnya, maka adalah mula-mula barang yang diberikan kepadaku oleh Rasulullah SAW ialah
kain, lalu baju kurung, lalu kerudung, lalu selubung, kemudian sesudah itu dimasukkan dalam pakaian lain.
Kata Laila Selanjutnya: Selama itu Rasulullah SAW di tengah pintu membawa kafannya dan menerimakannya
kepada kami satu persatu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
III. MENSHOLATKAN JENAZAH
A. Hukum Shalat Jenazah Fardhu Kifayah

ِ ‫َع ْن َز ْي ِدب ِْن َخالِ ٍد ْال ُجهَنِ ِّي أَ َّن َر ُجالً ِم ْن أَصْ َحا‬
َ ِ‫ب النَّبِ ِّي صلعم تُ ُوفِّ َي يَ ْو َم َخ ْيبَ َر فَ َذ َكر ُْوا َذل‬
ِ‫ك لِ َرس ُْو ِل هللا‬
)‫احبِ ُك ْم (رواه ابو داود‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ص ُّل ْوا َعلَى‬ َ ‫صلعم فَقَا َل‬

“Hadis dari Zaid bin Khalid Al-Juhany, bahwa ada seorang muslim yang
meninggal di Khaibar, lalu diberitahukan kepada Rasulullah SAW, maka
beliau bersabda: Sholatkanlah saudaramu ini (HR. Abu Dawud).
B. Tempat Shalat Jenazah
1. Di Lapangan (Mushalla)

‫صلَّى فَ َكبَّ َر َعلَ ْي ِه أَرْ بَعًا‬


َ ‫ف بِ ِه ْم ِب ْال ُم‬
َّ ‫ص‬ َّ ‫ قَا َل إِ َّن النَّ ِب‬.‫ض‬.‫ب أَ َّن أَبَا هُ َر ْي َرةَ ر‬
َ ‫ي صلعم‬ ِ َّ‫• َع ْن َس ِع ْي ِدب ِْن ْال ُم َسي‬
)‫• (رواه البخارى‬
• “Dari Said bin Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata: “Sesungguhnya Rasulullah
SAW meluruskan shaf mereka di Mushalla lalu beliau bertakbir empat kali”. (HR.
Bukhari).
2. Di Masjid

،‫ى َرس ُْو ُل هللاِ صلعم‬


َّ ‫صل‬ ْ َ‫ قَال‬،.‫ض‬.‫• َع ْن َعائِ َشةَ ر‬
َ ‫ َوهللاِ لَقَ ْد‬:‫ت‬
)‫فى ْال َم ْس ِج ِد (رواه مسلم‬
ِ ‫ضا َء‬ َ ‫إِ ْبنَى بَ ْي‬
Hadis dari ‘Aisyah, dia berkata: Demi Allah, benar-benar Rasulullah SAW shalat
jenazah atas kedua anak Baidloi di masjid. (HR. Muslim)
3. Di Makam (bagi yang tertinggal)
‫صلَّى َعل َى قَ ْب ٍر بَ ْع َد َما ُدفِ َن فَ َكبَّ َر َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫ش ْعبِ ِّي أَ َّن َر‬
َ .‫س ْو ُل هللاِ صلعم‬ َّ ‫ش ْيبَانِ ِّي َع ِن ال‬
َّ ‫َع ِن ال‬
)‫أَ ْربَ ًعا (رواه البخارى‬
Dari Asy-Syaibani dari Asy-Sya’bi bahwa Rasulullah SAW melaksanakan shalat
jenazah di makam setelah dikubur, pada saat itu dia bertakbir empat kali (HR. Bukhari).
C. Waktu-waktu Terlarang Untuk Melaksanakan Shalat Jenazah

‫ان َرس ُْو ُل هللاِ صلعم‬ َ ‫ت َك‬ ٍ ‫ث َسا َعا‬ ُ َ‫• َع ْن ُع ْقبَةَ ْب ِن َعا ِم ٍر يَقُ ْو ُل ثَال‬
ُ‫طلُ ُع ال َّش ْمس‬ ْ َ‫صلِّ َى فِ ْي ِه َّن أَ ْو نَ ْقبَ َر فِ ْي ِه َّن َم ْوتَانَا َخ ْي َن ت‬
َ ُ‫يَ ْنهَانَا اَ ْن ن‬
‫بَا َز َغةً َحتَّى تَ ْرتَفِ َع َو ِح ْي َن يَقُ ْو ُم قَائِ ُم الظَّ ِه ْي َر ِة َحتَّى تَ ِم ْي َل َو ِح ْي َن‬
)‫ُب (رواه الجماعة إال البخارى‬ َ ‫ب َحتَّى تَ ْغر‬ ِ ‫ُّف لِ ْل ُغر ُْو‬ ُ ‫ضي‬ َ َ‫ت‬
• Hadis dari Uqbah Ibn Amir ia berkata: Tiga waktu Rasulullah SAW
melarang kita untuk melaksanakan shalat jenazah dan menguburnya,
yaitu ketika matahari terbit sehingga matahari tinggi, ketika matahari
di tengah-tengah dan ketika matahari hampir terbenam hingga benar-
benar terbenam (HR. Al-Jama’ah kecuali Bukhari).
D. Tata Cara Shalat Jenazah ‫ميت‬
( ‫) كيفية الصالة على ال‬
Shalat jenazah dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengikhlaskan niat karena Allah.
2. Membaca takbir pertama (‫كبر‬Ž‫ أ‬ŽŽŽ‫)هللا‬, seraya mengangkat kedua tangan
lalu bersedekap dilanjutkan membaca Al-Fatihah dan Shalawat.
3. Membaca takbir kedua (‫كبر‬Ž‫ أ‬ŽŽŽ‫ )هللا‬dengan mengangkat kedua tangan,
kemudian kembali ke posisi bersedekap, dilanjutkan membaca doa.
4. Membaca takbir ketiga (‫كبر‬Ž‫ أ‬ŽŽŽ‫)هللا‬, dengan mengangkat kedua tangan,
kemudian kembali ke posisi bersedekap, seraya berdoa.
5. Membaca takbir keempat (‫كبر‬Ž‫ أ‬ŽŽŽ‫)هللا‬, dengan mengangkat kedua tangan,
kemudian kembali ke posisi bersedekap, boleh membaca doa ringkas
atau langsung salam dua kali, ke kanan dan ke kiri.
‫‪E.‬‬
‫‪E. Bacaan dan Doa dalam Shalat Jenazah‬‬

‫‪1. Bacaan Al-Fatihah‬‬


‫ا‪َ ŽŽ‬ين‬ ‫َّحي ِم‪ْ )١(Ž‬لا‪َŽŽ‬ح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب ْ َلا‪َ ŽŽ‬‬
‫ع‪Ž‬ل ِم‬ ‫ب‪ŽŽŽ‬م‪ِ Ž‬هَّللا لا‪ŽŽ‬ر َّْح َم ِن لا‪ŽŽ‬ر ِ‬ ‫ِ ْسِ‬
‫َّاك َ ن ْع‪Ž‬بُ ُد‬ ‫ي‪ŽŽ‬وِم‪ Ž‬ل ِّدا‪ِ ŽŽ‬ين(‪ِ )٤‬إ‪Ž‬ي َ‬
‫َّحي ِم‪َ )٣(Ž‬م ِل ِا‪ŽŽ‬ك َ ْ‬ ‫(‪ )٢‬لا‪ŽŽ‬ر َّْح َم ِن لا‪ŽŽ‬ر ِ‬
‫ا‪ْ ŽŽ‬ستَقِي َم‪ِ )٦(Ž‬ص َ‪Ž‬را‪Ž‬طَ‬ ‫ص َرا‪Ž‬طَ ْل ُم‬ ‫َّاك َ ن ‪ْ Ž‬ستَ ِع ُين(‪ )٥‬ا‪ْ Ž‬ه ِدنَا لا‪ِّ ŽŽ‬‬ ‫َوِإ‪Ž‬ي َ‬
‫َّا‪ŽŽ‬ين(‪)٧‬‬ ‫ُوب َعلَ ْي ِه ْم‪َ Ž‬وال لا‪ŽŽ‬ض ِّل َ‬‫ِ‬ ‫ض‬ ‫ْ‬
‫غ‬ ‫ا‪ŽŽ‬‬
‫م‬ ‫ل‬ ‫ْ‬
‫ِْ ِ َ‬‫ر‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫َ‬
‫غ‬ ‫‪Ž‬‬
‫م‬ ‫ه‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫ع‬‫َ‬ ‫ت‬ ‫َ‬ ‫م‬‫ع‬
‫َْ‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫‪Ž‬‬
‫أ‬ ‫َ‬ ‫ين‬‫َ‬ ‫ا‪ŽŽ‬‬
‫ذ‬
‫ِ‬ ‫ل‬‫َّ‬
‫‪2. Bacaan Shalawat‬‬

‫ت َعلَى إِ ْب َرا ِهي َم‬ ‫صلَّ ْي َ‬


‫آل ُم َح َّم ٍد ‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫ِ‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫َ‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫‪،‬‬ ‫د‬ ‫ٍ‬ ‫م‬‫َّ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫م‬
‫ُ‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ل‬
‫ِّ‬ ‫ص‬
‫َ‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫َّ‬ ‫الل‬
‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد ‪َ ،‬و َعلَى‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ب‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫َّ‬ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫‪،‬‬ ‫د‬ ‫ٌ‬ ‫ي‬‫ج‬‫ِ‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ٌ‬
‫د‬ ‫ي‬‫م‬‫ِ‬ ‫ح‬
‫َ‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ن‬‫ِ‬ ‫إ‬ ‫‪،‬‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ي‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ب‬ ‫ِ‬ ‫إ‬ ‫آل‬
‫ِ‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫َو َعل‬
‫ك َح ِمي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َرا ِهي َم ‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ت َعلَى إِ ْب َرا ِهي َم ‪َ ،‬و َعلَى ِ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد ‪َ ،‬ك َما بَا َر ْك َ‬ ‫ِ‬
‫َم ِجي ٌد‬
‫‪• Atau secara ringkas :‬‬
‫اللَّهُ َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد ‪َ ،‬و َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد‬
3. Bacaan Doa

ُ‫ َوا ْغ ِس ْله‬،)‫ َو َو ِّس ْع َم ْد َخلَهُ (هَا‬،)‫ َوأَ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ (هَا‬،)‫ف َع ْنهُ (هَا‬ ُ ‫اَ ٰللّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ (لَهَا) َوارْ َح ْمهُ (هَا) َو َعافِ ِه (هَا) َوا ْع‬
‫ َوأَ ْب ِد ْلهُ (هَا) َدا ًرا‬،‫س‬ ِ َ‫طايَا َك َما يُنَقَّى الثَّ ْوبُ اأْل َ ْبيَضُ ِم َن ال َّدن‬ ْ ‫ب‬
َ ‫وال َخ‬ ِ ‫ َونَقِّ ِه (هَا) ِم َن ال ُّذنُو‬،‫ج َو ْالبَ َر ِد‬
ِ ‫(هَا) ِب ْال َما ِء َوالثَّ ْل‬
‫ب النَّار‬ ِ ‫ َوقِ ِه (هَا) فِ ْتنَةَ ْالقَب ِْر َو َع َذا‬،)‫ َو َز ْو ًجا َخ ْي ًرا ِم ْن َز ْو ِج ِه (هَا‬،)‫ َواَ ْهاًل َخ ْي ًرا ِم ْن اَ ْهلِ ِه (هَا‬،)‫ار ِه (هَا‬ ِ ‫َخ ْي ًرا ِم ْن َد‬
“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah dia. Berilah
kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air,
salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan
baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari
rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Dan peliharalah ia (lindungilah) dari
azab kubur dan azab neraka.”
ِ
‫صغرينَا‬ِ ‫و‬ ،‫ا‬ ‫ن‬ِ
‫ب‬ِ‫ائ‬ ‫غ‬
َ ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬‫د‬ِ ِ
‫اه‬ ‫ش‬ ‫و‬ ،‫ا‬ ‫ن‬ِ
‫ت‬ ‫ي‬
ِّ‫م‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ي‬
ِّ ‫حِل‬ ‫ر‬ ِ
‫ف‬ ‫غ‬
ْ ‫ا‬ ‫م‬
َّ ‫ه‬ َّ
‫ل‬ ‫ال‬
ََ َ َ َ َ
َ ََ َ ْ َ ُ
‫َحَيْيتَهُ ِمنَّا فَأَ ْحيِ ِه‬ ‫أ‬
ْ َْ ُ‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬
َّ ‫ه‬َّ
‫ل‬ ‫ال‬ .‫ا‬ ‫ن‬
َ ‫ا‬‫ث‬
َ ‫ن‬
ُْ‫أ‬
‫و‬ َ ‫ا‬ َ‫ن‬
‫ر‬ِ ‫ك‬َ ‫ذ‬
َ ‫و‬
َ ،‫ا‬َ‫ن‬ِ
‫ري‬‫ب‬ ‫ك‬َ‫و‬َ
ِ‫ ومن َتوَّفيتَه ِمنَّا َفَتوفَّه علَى ا ِإلميَان‬،‫علَى اإْلِ سالَِم‬
 “Ya Allah,
ََُ ُ ْ َ ْ ََ ْ
berilah ampunan kepada kami, yang hidup dan yang
َ
mati, yang hadir, yang ghaib, yang kecil, yang besar, yang laki-laki,
yang perempuan. Ya Allah, barangsiapa yang Engkau hidupkan
diantara kami, hendaklah Engkau hidupkan secara Islam, dan
barangsiapa yang Engkau matikan di antara kami, hendaklah
Engkau matikan dalam iman”.
ِ ِ ِ
،‫ َو َحْبل ج َوارَك‬، ‫ك‬ ِ
‫ت‬ ‫م‬
َّ ِ
‫ذ‬ ‫يِف‬ ‫ن‬ٍ َ ُ َ ْ َ َ ُ َّ ُ ‫الل‬
‫ال‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ف‬ َّ
‫ن‬ ِ
‫إ‬ ‫م‬ ‫ه‬ َّ
َ
ِ‫ وأَنْت أَهل الْوفَاء‬،‫اب النَّا ِر‬ ِ ‫ذ‬َ ‫ع‬ ‫و‬ ، ِ ‫ق‬
َ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ِ
‫ة‬ ‫ن‬ ‫ت‬ ِ
‫ف‬ ‫ن‬ ِ
‫م‬ ِ
‫ه‬ ‫ق‬ِ َ‫ف‬
َ ُْ َ َ َ َ ‫رْب‬ َ ْ ْ
.‫يم‬ ِ
‫ح‬ ‫الر‬
َّ ‫ور‬‫ف‬ُ ‫الغ‬ ‫ت‬ ‫ن‬
َْ‫أ‬ ‫ك‬ َّ
‫ن‬ ِ
‫إ‬ ‫ه‬ ‫ار‬
‫مَح‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬
َ ‫ر‬ ِ
‫ف‬ ‫غ‬
ْ ‫ا‬َ‫ف‬ ، ‫ق‬
ِّ ‫حْل‬ ‫ا‬
‫و‬
ُ ُ َ َ َ ُ ْ ْ َ ُ ْ َ َ
Ya Allah, sesungguhnya …. (sebut namanya) berada di bawah
kekuasaan-Mu dan pada tali di sisi-Mu, karena itu aku mohon
hindarkanlah ia dari fitnah kubur dan azab neraka. Engkaulah yang
paling berhak Maha Memenuhi Janji lagi Maha Benar, maka
ampunilah dia dan anugerahilah rahmat, sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
،‫ك‬ ِ
‫ت‬ ‫ر‬
‫مْح‬ ‫ىَل‬ِ
‫إ‬ ‫اج‬ ‫ت‬ ‫اح‬ ‫ك‬ ِ
‫ت‬ ‫م‬ َ
‫أ‬ ‫ن‬ ‫اب‬
‫و‬ ‫ك‬
َ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫م‬
َّ ‫ه‬َّ
‫ل‬ ‫ال‬
َ ََ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ ُ َْ ُ
‫ان حُمْ ِس ناً فَ ِزْد يِف‬ َ ‫ك‬َ ‫ن‬ْ ِ
‫إ‬ ، ِ
‫ه‬ ِ
‫ب‬ ‫ا‬‫ذ‬َ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ع‬
َ ْ َ ٌّ َ َ‫يِن‬ ‫غ‬
َ ‫ت‬ ‫ن‬
ْ َ
‫أ‬‫و‬
‫ه‬ ‫ن‬
ْ ‫ع‬ ‫ز‬ْ ‫او‬‫ج‬ ‫ت‬
َ ‫ف‬
َ ً‫ا‬ ‫يئ‬ ِ
‫س‬ ‫م‬ ‫ان‬
َ ‫ك‬
َ ‫ن‬ْ ِ
‫إ‬‫و‬ ، ِ
‫ه‬ ِ
‫ات‬َ‫ن‬ ‫س‬ ‫ح‬
َ َhamba-Mu
ُYa Allah, َ dan putra ُ umat-Mu sangatَ membutuhkan ََ
rahmat-Mu dan Engkau mampu untuk mengazabnya. Bila ia
termasuk orang yang baik, maka tambahkanlah kebaikannya dan
bila ia termasuk orang yang bersalah maka maafkanlah dia”.
َّ ِ
‫َجَرهُ َوالَ تُضلنَا بَ ْع َد ُه‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ن‬‫م‬ ِ
‫ر‬ ْ ‫حَت‬ ‫ال‬
َ ‫م‬
َّ ‫ه‬ َّ
‫ل‬ ‫ل‬‫ا‬
َ
ْ ْ
“Ya Allah janganlah Engkau jauhkan kami dari pahalanya dan janganlah
ُ
Engkau menyesatkan kami sesudahnya.”
Bila jenazahnya anak-anak membaca doa

‫َجًرا‬
ْ ‫أ‬
‫و‬ َ ‫ا‬ً‫ط‬‫ر‬ ‫ف‬
َ‫و‬َ ‫ا‬‫ف‬ً ‫ل‬
َ ‫س‬
َ ‫ا‬َ‫ن‬‫ل‬
َ ‫ه‬
ُ ‫ل‬
ْ ‫ع‬
َ ‫اج‬
ْ ‫م‬
َّ ‫ه‬
ُ َّ
‫ل‬ ‫ل‬‫ا‬
َ
َ
“Ya Allah jadikanlah ia pendahulu (penjemput) dan tabungan,
serta pahala bagi kami.”
4. Bacaan Salam
ِ
‫َلسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَرمْح َةُ اهلل َوبََرَكاتُ ُه‬
َّ ‫ا‬
“Semoga kedamaian tercurah untuk kamu sekalian beserta rahmat
dan berkah Allah”.
IV. MENGUBUR JENAZAH (‫)ا لدفن‬
A. Persiapan
1. Liang kubur hendaknya dibuat yang dalam, pada tanah yang kuat, sehingga tidak sampai tercium bau
jasadnya, aman dari gangguan hewan pemakan bangkai/binatang buas dan longsor atau tergusur oleh aliran
air.
2. Liang kubur dapat berupa lahad yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada arah kiblat (pinggir) untuk
meletakkan jenazah, atau syiq yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya.
3. Sebaiknya dikuburkan di kuburan khusus kaum muslimin yang terdekat, kecuali dalam keadaan darurat.
4. Jangan mengubur jenazah pada 3 (tiga) waktu:
a. Ketika terbit matahari hingga naik.
b. Ketika matahari di tengah-tengah.
c. Ketika matahari hamper terbenam hingga betul-betul terbenam.
5. Penutup lubang kubur harus kuat dengan menggunakan kayu, bambu atau batu sebagai penyangga, sehingga
tidak mudah longsor ke bawah.
6. Usungan keranda jenazah hendaklah tertutup rapat dan sederhana.
B. Cara Mengubur Jenazah (‫)ك يفية ا لدفن‬
1. Dua atau tiga orang dari keluarga terdekat jenazah dan diutamakan yang tidak
junub pada malam hari sebelumnya, masuk ke dalam liang kubur dengan berdiri
untuk menerima jenazah.
2. Jenazah dimasukkan dari arah kaki kubur dengan mendahulukan kepala, sambil
membaca:
ِ ‫اهلل وعلَى ِملَّ ِة رسوِل‬
‫اهلل‬ ِ ‫بِس ِم‬
ُْ َ ََ ْ
“Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.
3. Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan hendaklah dibentangkan kain di
atas liang kuburnya.
4. Miringkan jenazah ke sisi kanan, menghadap kiblat.
5. Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi pipi dan jari-jari
kakinya, sehingga menempel ke tanah, serta memasang bantalan (gelu, Jawa)
tidak ada tuntunan dari Nabi SAW.
6. Menutup dengan papan, bambu, atau batu lempeng, dengan memberi rongga
secukupnya.
7. Menimbun liang kubur itu dengan tanah dan boleh ditinggikan kurang lebih satu
jengkal.
8. Memasang tanda dengan sebuah batu, kayu atau bambu pada arah kepala saja
tanpa diberi identitas apapun.
9. Bagi pengiring jenazah dan yang menyaksikan penguburannya seyogianya
menaburkan tanah ke atas kuburannya tiga kali.
10. Bagi pengiring jenazah yang tiba di kuburan ketika kubur belum selesai digali
hendaklah duduk menghadap kiblat dan jangan duduk di atas kuburan.
11. Memintakan ampun dan keteguhan dalam jawaban bagi jenazah dan
mendoakannya sambal berdiri.

Anda mungkin juga menyukai