0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kejang demam, perkembangan anak balita, dan stimulasi untuk perkembangan optimal anak. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang prognosis baik kejang demam pada anak, faktor-faktor risiko epilepsi, dan pentingnya stimulasi lingkungan untuk mendukung perkembangan fisik, bahasa, kognitif, dan sosial anak.
Dokumen tersebut membahas tentang kejang demam, perkembangan anak balita, dan stimulasi untuk perkembangan optimal anak. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang prognosis baik kejang demam pada anak, faktor-faktor risiko epilepsi, dan pentingnya stimulasi lingkungan untuk mendukung perkembangan fisik, bahasa, kognitif, dan sosial anak.
Dokumen tersebut membahas tentang kejang demam, perkembangan anak balita, dan stimulasi untuk perkembangan optimal anak. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang prognosis baik kejang demam pada anak, faktor-faktor risiko epilepsi, dan pentingnya stimulasi lingkungan untuk mendukung perkembangan fisik, bahasa, kognitif, dan sosial anak.
Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua.
Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara yang diantaranya: 1. Menyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik. 2. Memberitahukan cara penanganan kejang 3. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali 4. Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek samping Prognosis kejang demam Prognosis baik, tidak menganggu kognitif, sebagian besar tidak berkembang menjadi epilepsi. Faktor risiko epilepsi 1. Kelainan neurologi 2. Riwayat keluarga epilepsi 3. Manifestasi KD pertama Lama, fokal , berulang
• Faktor risiko menjadi epilepsi
– Tanpa faktor risiko : 2,4% – 1 faktor risiko : 6-8% – 2 faktor risiko: 17-22% Faktor risiko berulangnya KD • Risiko berulangnya KD : – Secara keseluruhan 30-35% – 50-65% awitan kejang I usia < 12 bulan, – < 20% awitan kejang I usia > 12 bulan • Mayoritas (50-75%) rekurensi terjadi pada 1 tahun pertama setelah awitan kejang I
Risiko gangguan kognitif
– Kelainan neurologi atau perkembangan – Kejang tanpa demam setelah episode KD PERKEMBANGAN ANAK Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini kemampuan berbahasa, kreativitas, sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar- dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak adalah: 1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh). 2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll). 3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan). 4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya). Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya.
Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang
datang dari lingkungan anak.
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi
perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anak prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin, dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik (kegiatan-kegiatan yang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak), aspek bahasa (dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek kecerdasan (dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dll.), dan aspek sosial (khususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat). Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan yang distimuli: 1. Pertumbuhan fisik/motorik kasar: Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik atau didorong 2. Motorik halus: pensil, bola, balok. 3. Kecerdasan/kognitif: Buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna. 4. Bahasa: Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV 5. Menolong diri sendiri: Gelas/piring plastik, sendok, baju, kaos kaki 6. Tingkah laku social: Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya congklak, kotak pasir, bola, tali.