Anda di halaman 1dari 57

HPLC DAN ANALISA

BENZENE-TOLUENE
Kelompok A Kelas 3KIB
1. Aprilia Nanda Utami
2. Deswi Fransiska
3. Fadia Nurul Fitri
4. Meidini Suci Anjarwati
5. M. Nanda Rizki Nurrohmat
6. Nandi Tri Saputra
7. Putri Aprilia Yusana
8. Ryu Indah Pratiwi
9. Sintya Ningsih
PENDAHULU
AN
Nandi tri saputra

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)

● HPLC merupakan salah satu teknik


kromatografi untuk zat cair yang biasanya
disertai dengan tekanan tinggi.
● HPLC berupaya untuk memisahkan
molekul berdasarkan perbedaan
afinitasnya terhadap zat padat tertentu.

Fasa stationer Fasa Gerak


Padat Cair
Nandi tri saputra

Metode Pemisahan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)


Secara Umum
Fase Terbalik (RP-
Fase Normal HPLC)

• Fase diam : polar • Fase diam : non polar


• Fase Gerak : non polar • Fase Gerak : polar
Nandi tri saputra

Fase normal HPLC


• Kolom diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut
non polar misalnya heksan. Sebuah kolom sederhana memiliki
diameter internal 4.6 mm (dan mungkin kurang dari nilai ini)
dengan panjang 150 sampai 250 mm.
• Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan
melekat lebih lama pada silika yang polar dibanding degan
senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non
polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom.
Nandi tri saputra

Fase balik HPLC


• Ukuran kolom sama, tetapi silika dimodifikasi menjadi non polar
melalui pelekatan rantai-rantai hidrokarbon panjang pada
permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau
18.
• Pelarut polar digunakan berupa campuran air dan alkohol seperti
metanol.
• Air mengandung buffer atau garam untuk membantu dalam
pemisahan komponen analit.
• Fase balik HPLC adalah bentuk yang biasa digunakan dalam
HPLC.
Nandi tri saputra

Diagram alir HPLC


Solvent
reservoir
Processing unit and
display
Pump to produce
high pressure

Signal to
processor
Sample
detector
injection
HPLC tube

waste
Nandi tri saputra

WAKTU RETENSI
Waktu retensi akan sangat bervariasi dan
Waktu Retensi adalah waktu yang bergantung pada:
dibutuhkan oleh senyawa untuk  Tekanan yang digunakan (karena itu
bergerak melalui kolom menuju akan berpengaruh pada laju alir dari
detektor .Waktu retensi diukur pelarut)
berdasarkan waktu dimana sampel  Kondisi dari fase diam (tidak hanya
diinjeksikan sampai sampel terbuat dari material apa, tetapi juga
menunjukkan ketinggian puncak pada ukuran partikel)
 Komposisi yang tepat dari pelarut
yang maksimum dari senyawa itu.  Temperatur pada kolom.
PERBEDAAN
HPLC DAN
GC
HPLC

HPLC adalah sebuah instrumen yang


menggunakan prinsip kromatografi
(pemisahan) dengan menggunakan fase gerak
cair yang dialirkan melalui kolom yang
merupakan fase diam menuju ke detektor
dengan bantuan pompa. Sampel dimasukkan
ke dalam aliran fase gerak dengan cara
penyuntikan.

SINTYA NINGSIH 3 KIB


GC
Kromatografi gas (GC) adalah jenis umum
dari kromatografi yang  digunakan dalam kimia
analitik untuk memisahkan dan menganalisis
senyawa yang dapat menguap tanpa
dekomposisi.

Kromatografi gas, berdasarkan fasa gerak dan


fasa diamnya merupakan kromatografi gas-cair.
Dimana fasa geraknya berupa gas yang bersifat
inert, sedangkan fasa diamnya  berupa cairan
yang inert pula, dapat berupa polimer ataupun
larutan.

SINTYA NINGSIH 3 KIB


PERBEDAAN HPLC DAN GC

HPLC GC
● Fasa diam berupa suatu cairan
● Fasa diam berupa adsorben yang
bertitik didih tinggi
tidak boleh larut dalam fasa gerak
● fasa gerak adalah gas
● Fasa gerak merupakan suatu cairan seperti helium,hidrogen, atau nitroge
n
Dua tipe kolom : kolom analitik dan
● Dua tipe kolom : tube panjang tipis
kolom preparative
dan tube lebih tipis dengan fasa diam

SINTYA NINGSIH 3 KIB


PERBEDAAN HPLC DAN GC

HPLC GC

● Detektor : Metode umumyang mudah ● Detektor : Detektor ionisasi nyala


dipakai untuk menjelaskan yaitu merupakan detektor yang umum dan
penggunaan serapan ultra-violet lebih mudah untukdijelaskan

● Jumlah sampel : Sampel cuplikan ● Jumlah sampel : Sample harus mudah


harus dimasukkan ke dalam kolom menguap dan memiliki kestabilan
sebagai lapisan setipis mungkin termal pada suhu pengoperasian

SINTYA NINGSIH 3 KIB


KOMPONEN
HPLC
1. Fase Gerak dan Reservoir Pelarut
● Fase gerak pada HPLC harus menggunakan
pelarut dengan kemurnian sangat tinggi.

● Fase gerak yang paling sering digunakan


untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah
campuran larutan bufer dengan metanol atau
campuran air dengan asetonitril.

● Reservoir pelarut merupakan wadah


penyimpanan fase gerak, biasanya berbentuk
botol kaca dengan selang penghubung.

PUTRI APRILIA YUSANA


2. Pompa
● Pompa yang digunakan dalam HPLC
haruslah pompa bertekanan tinggi agar
dapat mendorong fase gerak dalam
reservoir menuju kolom fase diam dan
melewati detektor.

● Tekanan yang digunakan beragam


tergantung dari dimensi kolom, ukuran
partikel fase diam, serta laju alir dan
komposisi dari fase gerak yang akan
dipakai.

PUTRI APRILIA YUSANA


2. Pompa

• Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk
menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel,
konstan, dan bebas dari gangguan.
• Ada 2 jenis pompa dalam HPLC yaitu: pompa dengan tekanan konstan, dan pompa
dengan aliran fase gerak yang konstan.
• Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih umum
dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan konstan

PUTRI APRILIA YUSANA


3. Tempat penyuntikan sampel

Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan


secara langsung ke dalam fase gerak yang
mengalir di bawah tekanan menuju kolom
menggunakan alat penyuntik yang terbuat dari
tembaga tahan karat dan katup teflon yang
dilengkapi dengan keluk sampel (sample loop)
internal atau eksternal.

PUTRI APRILIA YUSANA


4. Kolom

● Aktivitas utama dalam HPLC terjadi di


dalam kolom sebagai fase diam.
● Di dalam kolom akan terjadi pemisahan
komponen sampel yang kemudian dapat
dihitung waktu retensi masing-masing
komponennya oleh detektor.
● Waktu retensi adalah waktu yang
dibutuhkan oleh senyawa komponen
sampel untuk melewati kolom menuju
detektor.

PUTRI APRILIA YUSANA


4. Kolom
• Waktu retensi dihitung dari saat sampel diinjeksikan hingga puncak pembacaan
maksimum pada detektor.
• Senyawa yang berbeda akan memiliki waktu yang berbeda sehingga masing-masing
konsentrasinya dapat dihitung.
• Kolom HPLC tersedia dalam panjang serta packing material yang berbeda-beda
tergantung dari jenis HPLC yang hendak digunakan.
• Packing material merupakan material yang diisikan ke dalam kolom sebagai fase
diam.
• Packing material yang sering digunakan biasanya yang berbasis silika, baik silika
yang tidak dimodifikasi maupun yang telah termodifikasi seperti oktadesil silika
(ODS) yang memiliki lapisan C18.

PUTRI APRILIA YUSANA


Deswi Fransiska

5. Detektor
● Alat ini berfungsi untuk mendeteksi
keberadaan komponen yang telah
melewati kolom dan memberikan sinyal
elektronik pada pengolah data. Terdapat
beberapa jenis detektor HPLC tergantung
dari karakteristik yang hendak dibaca.
Misalnya pada detektor jenis UV-vis,
maka karakteristik yang dibaca oleh
detektor adalah absorbansinya. Detektor
jenis lain yang bisa digunakan adalah
detektor indeks bias, fluoresensi, serta
detektor elektrokimia.
Deswi Fransiska

6. Pengolah Data

● Pengolah data menampilkan output


visual hasil analisis yang terbaca oleh
detektor dalam bentuk kromatogram.
Kromatogram menggambarkan jumlah
komponen pada sampel dilihat dari
jumlah puncak (peak) yang dihasilkan.
Konsentrasi komponen yang hendak
dianalisis dapat dihitung dengan
membandingkan luas
area peak komponen dengan luas
area peak serta konsentrasi standar.
PRINSIP
HPLC
Deswi Fransiska

Prinsip Dasar HPLC


Sesuai namanya, prinsip HPLC menggunakan prinsip kromatografi untuk mengukur sampel. Dalam
kromatografi, analisis dilakukan dengan cara memisahkan molekul berdasarkan perbedaan struktur
ataupun komposisinya. Pemisahan tersebut terjadi saat sampel bergerak melewati fase diam (dapat
berupa zat padat atau cair) karena terbawa oleh fase gerak (dapat berupa zat cair atau gas).
Deswi Fransiska

PRINSIP KERJA HPLC


Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai
fasa diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah
pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran analit akan terpisah berdasarkan
kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada
spektrum yang puncak-puncaknya terpisah.
HPLC dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Pada proses kualitatif cara yang paling umum untuk
mengidentifikasi adalah dengan melihat Retention time (RT). Peak yang mempunyai RT yang sama dengan standard
umumnya adalah sebagai peak milik analat. Selain melihat RT hal lain yang perlu dilihat adalah spektrum 3D dari signal
kromatogram. Zat yang sama akan mempunyai spektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika spektrum 3D antara dua zat
berbeda, maka kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat yang berlainan, meskipun memiliki RT yang sama. Kemudian
melalui analisa kuantitatif dapat diketahui kadar komponen yang dianalisis di dalam sampel.  Yang berperan dalam proses
separasi pada system HPLC adalah kolom. Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis analisa. Setelah komponen
dalam sample berhasil dipisahkan, tahap selanjutnya adalah proses identifikasi. Hasil analisa HPLC diperoleh dalam bentuk
signal kromatogram. Dalam kromatogram akan terdapat peak-peak yang menggambarkan banyaknya jenis komponen dalam
sampleMSample yang mengandung banyak komponen didalamnya akan mempunyai kromatogram dengan banyak peak.
Bahkan tak jarang antar peak saling bertumpuk (overlap). Hal ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan perhitungan
konsentrasi. Oleh karena itu biasanya untuk sample jenis ini dilakukan tahapan preparasi sample yang lebih rumit agar
sample yang siap diinjeksikan ke HPLC sudah cukup bersih dari impuritis. Sample farmasi biasanya jauh lebih mudah
karena sedikit mengandung komponen selain zat aktif. Sample ini umumnya hanya melalui proses pelarutan saja.
Deswi Fransiska

PREPARASI FASA
GERAK
● Fasa gerak (eluen) yang digunakan harus
dalam kualitas p.a ataupun grade HPLC.
PREPARASI SAMPEL Untuk air, digunakan akuabidest.
• Sampel harus dalam bentuk larutan.
● Sebelum digunakan, eluen harus disaring
• Untuk skala analisis sampel dalam μL, dengan millipore kemudian diawagaskan
konsentrasi sampel yang diinjeksikan tidak (didigest) dengan sonikator sekitar 30 menit
boleh terlalu pekat karena dapat untuk menghilangkan udara terlarut.
menyumbat kolom. Konsentrasi maksimal ● Eluen harus dimasukkan ke dalam tabung
adalah sekitar 40 ppm. eluen sebelum alat dinyalakan, untuk
menghindari adanya gelembung pada selang
penghubung.
● Tabung eluen yang sudah diisi harus diberi
label sesuai dengan eluen yang digunakan.
JENIS-JENIS
HPLC
APRILIA NANDA
UTAMI

PEMISAHAN HPLC SECARA UMUM

Fase Normal
Jika fase diamnya
lebih polar
dibandingkan
dengan fase
geraknya. Fase Terbalik
Jika fase diamnya
kurang polar
dibandingkan
dengan fase
geraknya.
APRILIA NANDA
UTAMI

BERDASARKAN PADA SIFAT FASE DIAM DAN MEKANISME


SORPSI SOLUT
KROMATOGRAFI
KROMATOGRAFI EKSKLUSI KROMATOGRAFI
ADSORBSI UKURAN FASE TERIKAT

Prinsipnya sama seperti Digunakan untuk memisahkan senyawa dengan Pemisahannya menggunakan fase
Kromatografi Kolom dan berat molekul > 2000 dalton. Fase diamnya terbalik dengan kebanyakan fase
Kromatografi Lapis Tipis. berupa silika atau polimer yang bersifat porus. diamnya adalah silika yang
Pemisahannya menggunakan fase Dalam pemisahan eksklusi ukuran ini tidak dimodifikasi secara kimiawi. Biasanya
normal dengan fase diamnya terjadi interaksi kimia antara solut dan fase dimodifikasi dari hidrokarbon non-
berupa silika gel atau alumina diam seperti kromatografi yang lain. polar seperti Oktadesilsilana,
Oktasilana, atau fenil.
APRILIA NANDA
UTAMI

KROMATOGRAFI KROMATOGRAFI KROMATOGRAFI


AFINITAS PENUKAR ION PASANGAN ION

Pemisahannya terjadi karena Menggunakan fase diam yang dapat Kromatografi jenis ini dapat
interaksi biokimiawi yang sangat menukar kation atau anion dengan suatu digunakan untuk pemisahan
spesifik. Kromatografi jenis ini fase gerak, biasanya yang paling luas sampel-sampel ionik dan dapat
dapat digunakan untuk penggunaannya adalah polistiren resin. digunakan untuk mengatasi masalah
mengisolasi protein dari Pemisahannya dilakukan dengan yang melekat pada metode penukar
campuran yang sangat kompleks. menggunakan media air karena sifat ion.
ionisasinya.
PERAWATAN
HPLC
APRILIA NANDA
UTAMI

Stabilitas pH Eluen
Kolom HPLC stabil dalam Usahakan untuk
rentang pH 2 sampai 8. menggunakan pelarut murni
Untuk mengukur nilai pH, khusus HPLC. Penggunaan
pengukuran harus dilakukan pelarut murni non HPLC
dalam media air sebelum bisa menyebabkan adsorpsi
mencampur eluen dengan ireversibel dari kotoran pada
pelarut organik. kolom.
APRILIA NANDA
UTAMI

Penyimpanan
Teknik Stabilitas Kolom
Untuk penyimpanan jangka pendek,
Umumnya kolom tidak kolom dapat disimpan dalam eluen yang
menunjukkan adanya batas digunakan dalam analisa terakhir.
tekanan (beberapa diantaranya
dapat digunakan pada tekanan Untuk penyimpanan jangka menengah,
lebih dari 40 Mpa). Namun kolom harus dibilas dengan air murni.
tekanan ini bisa menyebabkan
guncangan penyaluran dalam Untuk penyimpanan jangka panjang,
kolom yang menghasilkan Silika yang ada dalam kolom harus
puncak membelah pada disimpan dalam pelarut aprotik
kromatogram.
KEGUNAAN
HPLC
RYU INDAH PRATIWI

KEGUNAAN HPLC
● Dapat memisahkan vitamin-
vitamin yang larut dalam air
● Digunakan untuk menentukan
berat molekul polimer dan
masalah-masalah biokimia

● Dapat digunakan untuk


memurnikan dan
mengidentifikasi suatu senyawa
KELEMAHAN
DAN
KELEBIHAN
HPLC
RYU INDAH PRATIWI

STRENGTHS WEAKNESSES

● Mampu memisahkan molekul –molekul dari


campuran dengan daya pemisah yang tinggi ● Harga sebuah HPLC cukup mahal
● Dapat dihindari terjadinya dekomposisi/ ● Sering ada larutan standar yang
kerusakan bahan analisis
tertinggal di injektor
● Dapat digunakan bermacam-macam detektor
dengan kepekaan yang tinggi ,Kolom dapat ● Pada kolom dengan diameter rata-rata
digunakan kembali dan waktu analisis cukup partikel fase diam dengan ukuran 5
singkat
dan c mikrometer sela-sela partikel
● Dapat diginakan untuk analisis zat yang mudah lebih mudah tertutup oleh kotoran
menguap dan tidak stabil &menganalisis sampel ,jadi harus seringkali di cuci agar
yang kecil kuantitasnya
kemurnian larutan tetap terjaga
● Teknik hplc dapat di lakukan pada suhu kamar
APA ITU
BENZENE ?
MEIDINI SUCI A (061940420271)

BENZENA

Benzena merupakan senyawa organik dengan Sifat- sifat kimia yang diperlihatkan oleh
rumus molekul C6H6 tersusun atas 6 buah atom benzena memberikan petunjuk bahwa senyawa
karbon yang bergabung membentuk sebuah benzena memang tidak segolong dengan alkena
cincin, dengan satu atom hidrogen yang terikat atupun sikloalkena. Digolongkannya benzena
pada masing-masing atom, karena hanya terdiri dan jumlah turunannya dalam senyawa aromatic
dari atom karbon dan hidrogen. Senyawa semata-mata karena dilandasi atas aroma yang
benzena dapat dikategorikan ke dalam dimiliki sebagian dari senyawa-senyawa
hidrokarbon. tersebut.
MEIDINI SUCI A (061940420271)

SIFAT FISIKA BENZENA

Tidak berwarna Berwujud cair pada suhu Titik didih benzena :


ruang 27 derajat Celsius 80,1 derajat Celsius, titik
leleh benzena : 5.5
derajat Celsius.

Densitas 0,88 Mudah menguap Tidak larut dalam pelarut


polar seperti air, tetapi
larut dalam pelarut yang
kurang polar atau
nonpolar, seperti eter dan
tetraklorometana
MEIDINI SUCI A (061940420271)

SIFAT KIMIA BENZENA

Bersifat kasinogenik (racun) Tidak begitu reaktif, tapi


mudah terbakar

Merupakan senyawa Lebih mudah mengalami


nonpolar reaksi substitusi dari pada
adisi.
MEIDINI SUCI A (061940420271)

KEGUNAAN DAN BAHAYA BENZENA


KEGUNAAN BAHAYA
Kegunaan benzena yang terpenting Telah dijelaskan bahwa benzena
adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan memiliki sifat racun atau kasinogenik,
baku pembuatan senyawa-senyawa yaitu zat yang dapat membentuk
aromatik lainnya yang merupakan kanker dalam tubuh manusia jika
senyawa turunan benzena. Masing- kadarnya dalam tubuh manusia
masing dari senyawa turunan benzena berlebih. Beberapa penelitian
tersebut memiliki kegunaan yang menunjukan bahwa benzena
beragam bagi kehidupan manusia. merupakan salah satu penyebab
leukemia, penyakit kanker darah yang
telah banyak menyebabkan kematian.
APA ITU
TOLUENE ?
MEIDINI SUCI A (061940420271)

TOLUENA
Toluena, dikenal juga sebagai
metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah
cairan bening tak berwarna yang tak larut
dalam air dengan aroma seperti
pengencer cat dan berbau harum seperti
benzena. Toluena adalah hidrokarbon
aromatik yang digunakan secara luas
dalam stok umpan industri dan juga
sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut
lainnya, toluena juga digunakan sebagai
obat inhalan oleh karena sifatnya yang
memabukkan
MEIDINI SUCI A (061940420271)

SIFAT-SIFAT TOLUENA
MEIDINI SUCI A (061940420271)

KEGUNAAN TOLUENA
Toluena digunakan sebagai pelarut dan
sebagai bahan dasar untuk membuat
TNT (trinitotoluena), senyawa yang
digunakan sebagai bahan peledak
(dinamit).
MEIDINI SUCI A (061940420271)

BAHAYA TOLUENA
Bersifat racun dan Paparan konstan dengan senyawa ini bisa
bisa membahayakan menimbulkan risiko kesehatan yang lebih
kesehatan serius yang dapat menyebabkan kematian.

Bila terhirup, dapat mempengaruhi Toluena sering disalahgunakan sebagai


sistem saraf, mempengaruhi inhalan yang dapat memicu perubahan
koordinasi tubuh dan menyebabkan permanen pada otak melalui paparan
sakit kepala, kebingungan serta berulang dan dalam konsentrasi tinggi.
pusing.
ANALISA
BENZENE
DALAM
SAMPEL
MINYAK
FADIA NURUL FITRI
ANALISIS S-PHENYL MERCAPTURIC ACID (S-PMA) DALAM URIN
SEBAGAI BIOMARKER PAPARAN BENZENA

Gambar. Kromatogram dari asam fenil merkapturat dan asam benzyl merkapturat (A) Kalibrasi larutan (PMA = 20
µg/L, BMA = 15 µg/L). (B) Urin seorang perokok (PMA = 4,6 g/L, BMA = 8,1 µg/L. (C) Urin dari pekerja
pengeboran minyak yang terpapar toluene (BMA = 30,3 µg/L).
FADIA NURUL FITRI

Pemisahan dilakukan dengan sistem elusi gradien pada suhu 35 derajat Celcius dengan kolom fase
terbalik. Eluen yang sesuai untuk kedua senyawa ini adalah:
• Larutan A (air Tetrahidrofuran-asam trifluoroasetat, 85;15;0,1)
• Larutan B (acetonitril-airasam trifluoroasetat, 60; 40; 0,1).

Elusi diuntuk urin dengan konsentrasi PMA 20 µg/L , dan BMA 15 µg/L, Gambar (B) urine dari
seorang perokok, dan gambar (C) kromatogram dari pekerja pengeboran minyak yang terpapar toluene
(konsentrasi toluene diudara=35 mg/m 3 ).

PMA dan BMA terelusi dengan puncak yang tajam dan simetri terpisah dari kontaminannya dan
senyawa dervat MB yang lainnya. Waktu retensi dari PMA dan BMA masingmasing 11,8 dan 12,8
menit.

Waktu yang diperlukan untuk elusi sampel dari injeksi sampel ke sampel selanjutnya adalah 20 menit
dilakukan melalui HPLC dengan detektor fluoresens setelah urine di ekstraksi menggunakan SPE C18 dan
dihidrolisis kemudian diderivatisasi dengan monobrombimane. Untuk memperoleh hasil yang spesifik
dilanjutkan mensintesis s
FADIA NURUL FITRI

Penelitian yang dilaporkan menunjukkan hasil yang baik dengan recovery PMA dan BMA dari urin yang
dispike tercapai > 90% dengan rentang 10-500 µg/L, LOQ = 1 dan 0,5 µg/L, presisi antar hari mencapai 42
µg/L dengan c.v. < 7%. Kesesuaian prosedur ini dapat diterima untuk monitoring biologi terhadapap paparan
benzena dan toluen di udara dalam konsentrasi rendah.

Sebuah metode analisis penetapan sPMA dalam urin sebagai metabolit benzena yang spesifik telah
dilaporkan juga oleh T.Einig dan W. Dehnen (1995). Menurutnya penetapan kadar analit dapat
Asetil-4-metiltiofenol dengan mereaksikan 0,5 g 4-metiltiofenol dalam 20 mL asetonitril dengan 1
mL asam asetat anhidrid dan 1 mL N,N-dimetil-4- aminopiridin dalam asetonitril (0,5 mol/L)
ditambahkan sebagai katalis.

Tujuan dari sintesis ini sebagai standar internal s-PMA untuk memperoleh suatu
metode analisis sPMA dengan sensitivitas yang tinggi ( LOD 1µg/L) sehingga dapat
mengukur dengan tepat konsentrasi s-PMA pada urin yang tidak terpapar
FADIA NURUL FITRI

Metode analisis s-PMA dengan HPLC-MS-MS

Gambar. Kromatogram sampel urin yang tidak


terpapar benzena Keterangan :
● Peak 1= s-PMA,
● Peak 2 = standar internal, garis tegas =
kromatogram dari urin tanpa sPMA,
● garis putus-putus = kromatogram sampel urin
setelah di tambah 40 ng s-PMA dalam 2 mL
sampel urin.
FADIA NURUL FITRI

High Performance Liquid Chromatographytandem Mass Spectrometric (HPLC-MSMS) ditujukan dan


dievaluasi untuk penentuan s-PMA dan s-BMA dalam urin manusia. Kedua senyawa ini merupakan
biomarker dari paparan Benzena dan Toluen, yang sangat penting dan merupakan indikator kesehatan bagi
pekerja yang terlibat langsung dengan kedua senyawa tersebut.

Sampel urin dioptimasi, dengan SPE Obligasi Elut C-18, pencucian aliquot dengan aseton. Analisis
kromatografi terdiri dari sistem gradien fase terbalik menggunakan ionisasi electrospray dalam mode
ion-negatif dengan triplequadrupole (sebuah detector spektro massa). Akurasi dan presisi dari metode ini
ditunjukkan melalui penelitian terhadap urin dan urin sintesis. Pada urin yang di spike dengan 1, 2, 6, 8
dan 30 ng/mL menunjukkan recovery akurasi dari 99-110 %. Pengukuran presisi terhadap 9 sampel
mencapai RSD 5,3% dan kurang baik untuk analit dalam urin. LOD yang dicapai sekitar 0,2 ng/mL
untuk s-PMA dan s-BMA.
ANALISA
TOLUENE
DALAM
SAMPEL
MINYAK
M. NANDA RIZKI NURROHMAT

ANALISIS
TOLUEN DALAM
MINYAK
Toluena adalah senyawa tidak
berwarna, berbau aromatic yang
khas. Digunakan sebagai campuran
yang ditambahkan kedalam bensin
untuk meningkatkan angka oktan.
Dan sebagai pelarut cat, pelapis,
pengharum sinstetis, lem dan tinta
M. NANDA RIZKI NURROHMAT

ANALISIS
TOLUEN DALAM
MINYAK
Analisis toluene dengan
menggunakan metode HPLC
menggunakan detector fluoresensi
dengan fasa diamnya berupa β-
siklodekstrin dan sampel (bensin)
dipreparasi dengan cara ekstraksi cair
menggunakan pelarut metilen klorida
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai