BENZENE-TOLUENE
Kelompok A Kelas 3KIB
1. Aprilia Nanda Utami
2. Deswi Fransiska
3. Fadia Nurul Fitri
4. Meidini Suci Anjarwati
5. M. Nanda Rizki Nurrohmat
6. Nandi Tri Saputra
7. Putri Aprilia Yusana
8. Ryu Indah Pratiwi
9. Sintya Ningsih
PENDAHULU
AN
Nandi tri saputra
Signal to
processor
Sample
detector
injection
HPLC tube
waste
Nandi tri saputra
WAKTU RETENSI
Waktu retensi akan sangat bervariasi dan
Waktu Retensi adalah waktu yang bergantung pada:
dibutuhkan oleh senyawa untuk Tekanan yang digunakan (karena itu
bergerak melalui kolom menuju akan berpengaruh pada laju alir dari
detektor .Waktu retensi diukur pelarut)
berdasarkan waktu dimana sampel Kondisi dari fase diam (tidak hanya
diinjeksikan sampai sampel terbuat dari material apa, tetapi juga
menunjukkan ketinggian puncak pada ukuran partikel)
Komposisi yang tepat dari pelarut
yang maksimum dari senyawa itu. Temperatur pada kolom.
PERBEDAAN
HPLC DAN
GC
HPLC
HPLC GC
● Fasa diam berupa suatu cairan
● Fasa diam berupa adsorben yang
bertitik didih tinggi
tidak boleh larut dalam fasa gerak
● fasa gerak adalah gas
● Fasa gerak merupakan suatu cairan seperti helium,hidrogen, atau nitroge
n
Dua tipe kolom : kolom analitik dan
● Dua tipe kolom : tube panjang tipis
kolom preparative
dan tube lebih tipis dengan fasa diam
HPLC GC
• Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk
menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel,
konstan, dan bebas dari gangguan.
• Ada 2 jenis pompa dalam HPLC yaitu: pompa dengan tekanan konstan, dan pompa
dengan aliran fase gerak yang konstan.
• Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih umum
dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan konstan
5. Detektor
● Alat ini berfungsi untuk mendeteksi
keberadaan komponen yang telah
melewati kolom dan memberikan sinyal
elektronik pada pengolah data. Terdapat
beberapa jenis detektor HPLC tergantung
dari karakteristik yang hendak dibaca.
Misalnya pada detektor jenis UV-vis,
maka karakteristik yang dibaca oleh
detektor adalah absorbansinya. Detektor
jenis lain yang bisa digunakan adalah
detektor indeks bias, fluoresensi, serta
detektor elektrokimia.
Deswi Fransiska
6. Pengolah Data
PREPARASI FASA
GERAK
● Fasa gerak (eluen) yang digunakan harus
dalam kualitas p.a ataupun grade HPLC.
PREPARASI SAMPEL Untuk air, digunakan akuabidest.
• Sampel harus dalam bentuk larutan.
● Sebelum digunakan, eluen harus disaring
• Untuk skala analisis sampel dalam μL, dengan millipore kemudian diawagaskan
konsentrasi sampel yang diinjeksikan tidak (didigest) dengan sonikator sekitar 30 menit
boleh terlalu pekat karena dapat untuk menghilangkan udara terlarut.
menyumbat kolom. Konsentrasi maksimal ● Eluen harus dimasukkan ke dalam tabung
adalah sekitar 40 ppm. eluen sebelum alat dinyalakan, untuk
menghindari adanya gelembung pada selang
penghubung.
● Tabung eluen yang sudah diisi harus diberi
label sesuai dengan eluen yang digunakan.
JENIS-JENIS
HPLC
APRILIA NANDA
UTAMI
Fase Normal
Jika fase diamnya
lebih polar
dibandingkan
dengan fase
geraknya. Fase Terbalik
Jika fase diamnya
kurang polar
dibandingkan
dengan fase
geraknya.
APRILIA NANDA
UTAMI
Prinsipnya sama seperti Digunakan untuk memisahkan senyawa dengan Pemisahannya menggunakan fase
Kromatografi Kolom dan berat molekul > 2000 dalton. Fase diamnya terbalik dengan kebanyakan fase
Kromatografi Lapis Tipis. berupa silika atau polimer yang bersifat porus. diamnya adalah silika yang
Pemisahannya menggunakan fase Dalam pemisahan eksklusi ukuran ini tidak dimodifikasi secara kimiawi. Biasanya
normal dengan fase diamnya terjadi interaksi kimia antara solut dan fase dimodifikasi dari hidrokarbon non-
berupa silika gel atau alumina diam seperti kromatografi yang lain. polar seperti Oktadesilsilana,
Oktasilana, atau fenil.
APRILIA NANDA
UTAMI
Pemisahannya terjadi karena Menggunakan fase diam yang dapat Kromatografi jenis ini dapat
interaksi biokimiawi yang sangat menukar kation atau anion dengan suatu digunakan untuk pemisahan
spesifik. Kromatografi jenis ini fase gerak, biasanya yang paling luas sampel-sampel ionik dan dapat
dapat digunakan untuk penggunaannya adalah polistiren resin. digunakan untuk mengatasi masalah
mengisolasi protein dari Pemisahannya dilakukan dengan yang melekat pada metode penukar
campuran yang sangat kompleks. menggunakan media air karena sifat ion.
ionisasinya.
PERAWATAN
HPLC
APRILIA NANDA
UTAMI
Stabilitas pH Eluen
Kolom HPLC stabil dalam Usahakan untuk
rentang pH 2 sampai 8. menggunakan pelarut murni
Untuk mengukur nilai pH, khusus HPLC. Penggunaan
pengukuran harus dilakukan pelarut murni non HPLC
dalam media air sebelum bisa menyebabkan adsorpsi
mencampur eluen dengan ireversibel dari kotoran pada
pelarut organik. kolom.
APRILIA NANDA
UTAMI
Penyimpanan
Teknik Stabilitas Kolom
Untuk penyimpanan jangka pendek,
Umumnya kolom tidak kolom dapat disimpan dalam eluen yang
menunjukkan adanya batas digunakan dalam analisa terakhir.
tekanan (beberapa diantaranya
dapat digunakan pada tekanan Untuk penyimpanan jangka menengah,
lebih dari 40 Mpa). Namun kolom harus dibilas dengan air murni.
tekanan ini bisa menyebabkan
guncangan penyaluran dalam Untuk penyimpanan jangka panjang,
kolom yang menghasilkan Silika yang ada dalam kolom harus
puncak membelah pada disimpan dalam pelarut aprotik
kromatogram.
KEGUNAAN
HPLC
RYU INDAH PRATIWI
KEGUNAAN HPLC
● Dapat memisahkan vitamin-
vitamin yang larut dalam air
● Digunakan untuk menentukan
berat molekul polimer dan
masalah-masalah biokimia
STRENGTHS WEAKNESSES
BENZENA
Benzena merupakan senyawa organik dengan Sifat- sifat kimia yang diperlihatkan oleh
rumus molekul C6H6 tersusun atas 6 buah atom benzena memberikan petunjuk bahwa senyawa
karbon yang bergabung membentuk sebuah benzena memang tidak segolong dengan alkena
cincin, dengan satu atom hidrogen yang terikat atupun sikloalkena. Digolongkannya benzena
pada masing-masing atom, karena hanya terdiri dan jumlah turunannya dalam senyawa aromatic
dari atom karbon dan hidrogen. Senyawa semata-mata karena dilandasi atas aroma yang
benzena dapat dikategorikan ke dalam dimiliki sebagian dari senyawa-senyawa
hidrokarbon. tersebut.
MEIDINI SUCI A (061940420271)
TOLUENA
Toluena, dikenal juga sebagai
metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah
cairan bening tak berwarna yang tak larut
dalam air dengan aroma seperti
pengencer cat dan berbau harum seperti
benzena. Toluena adalah hidrokarbon
aromatik yang digunakan secara luas
dalam stok umpan industri dan juga
sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut
lainnya, toluena juga digunakan sebagai
obat inhalan oleh karena sifatnya yang
memabukkan
MEIDINI SUCI A (061940420271)
SIFAT-SIFAT TOLUENA
MEIDINI SUCI A (061940420271)
KEGUNAAN TOLUENA
Toluena digunakan sebagai pelarut dan
sebagai bahan dasar untuk membuat
TNT (trinitotoluena), senyawa yang
digunakan sebagai bahan peledak
(dinamit).
MEIDINI SUCI A (061940420271)
BAHAYA TOLUENA
Bersifat racun dan Paparan konstan dengan senyawa ini bisa
bisa membahayakan menimbulkan risiko kesehatan yang lebih
kesehatan serius yang dapat menyebabkan kematian.
Gambar. Kromatogram dari asam fenil merkapturat dan asam benzyl merkapturat (A) Kalibrasi larutan (PMA = 20
µg/L, BMA = 15 µg/L). (B) Urin seorang perokok (PMA = 4,6 g/L, BMA = 8,1 µg/L. (C) Urin dari pekerja
pengeboran minyak yang terpapar toluene (BMA = 30,3 µg/L).
FADIA NURUL FITRI
Pemisahan dilakukan dengan sistem elusi gradien pada suhu 35 derajat Celcius dengan kolom fase
terbalik. Eluen yang sesuai untuk kedua senyawa ini adalah:
• Larutan A (air Tetrahidrofuran-asam trifluoroasetat, 85;15;0,1)
• Larutan B (acetonitril-airasam trifluoroasetat, 60; 40; 0,1).
Elusi diuntuk urin dengan konsentrasi PMA 20 µg/L , dan BMA 15 µg/L, Gambar (B) urine dari
seorang perokok, dan gambar (C) kromatogram dari pekerja pengeboran minyak yang terpapar toluene
(konsentrasi toluene diudara=35 mg/m 3 ).
PMA dan BMA terelusi dengan puncak yang tajam dan simetri terpisah dari kontaminannya dan
senyawa dervat MB yang lainnya. Waktu retensi dari PMA dan BMA masingmasing 11,8 dan 12,8
menit.
Waktu yang diperlukan untuk elusi sampel dari injeksi sampel ke sampel selanjutnya adalah 20 menit
dilakukan melalui HPLC dengan detektor fluoresens setelah urine di ekstraksi menggunakan SPE C18 dan
dihidrolisis kemudian diderivatisasi dengan monobrombimane. Untuk memperoleh hasil yang spesifik
dilanjutkan mensintesis s
FADIA NURUL FITRI
Penelitian yang dilaporkan menunjukkan hasil yang baik dengan recovery PMA dan BMA dari urin yang
dispike tercapai > 90% dengan rentang 10-500 µg/L, LOQ = 1 dan 0,5 µg/L, presisi antar hari mencapai 42
µg/L dengan c.v. < 7%. Kesesuaian prosedur ini dapat diterima untuk monitoring biologi terhadapap paparan
benzena dan toluen di udara dalam konsentrasi rendah.
Sebuah metode analisis penetapan sPMA dalam urin sebagai metabolit benzena yang spesifik telah
dilaporkan juga oleh T.Einig dan W. Dehnen (1995). Menurutnya penetapan kadar analit dapat
Asetil-4-metiltiofenol dengan mereaksikan 0,5 g 4-metiltiofenol dalam 20 mL asetonitril dengan 1
mL asam asetat anhidrid dan 1 mL N,N-dimetil-4- aminopiridin dalam asetonitril (0,5 mol/L)
ditambahkan sebagai katalis.
Tujuan dari sintesis ini sebagai standar internal s-PMA untuk memperoleh suatu
metode analisis sPMA dengan sensitivitas yang tinggi ( LOD 1µg/L) sehingga dapat
mengukur dengan tepat konsentrasi s-PMA pada urin yang tidak terpapar
FADIA NURUL FITRI
Sampel urin dioptimasi, dengan SPE Obligasi Elut C-18, pencucian aliquot dengan aseton. Analisis
kromatografi terdiri dari sistem gradien fase terbalik menggunakan ionisasi electrospray dalam mode
ion-negatif dengan triplequadrupole (sebuah detector spektro massa). Akurasi dan presisi dari metode ini
ditunjukkan melalui penelitian terhadap urin dan urin sintesis. Pada urin yang di spike dengan 1, 2, 6, 8
dan 30 ng/mL menunjukkan recovery akurasi dari 99-110 %. Pengukuran presisi terhadap 9 sampel
mencapai RSD 5,3% dan kurang baik untuk analit dalam urin. LOD yang dicapai sekitar 0,2 ng/mL
untuk s-PMA dan s-BMA.
ANALISA
TOLUENE
DALAM
SAMPEL
MINYAK
M. NANDA RIZKI NURROHMAT
ANALISIS
TOLUEN DALAM
MINYAK
Toluena adalah senyawa tidak
berwarna, berbau aromatic yang
khas. Digunakan sebagai campuran
yang ditambahkan kedalam bensin
untuk meningkatkan angka oktan.
Dan sebagai pelarut cat, pelapis,
pengharum sinstetis, lem dan tinta
M. NANDA RIZKI NURROHMAT
ANALISIS
TOLUEN DALAM
MINYAK
Analisis toluene dengan
menggunakan metode HPLC
menggunakan detector fluoresensi
dengan fasa diamnya berupa β-
siklodekstrin dan sampel (bensin)
dipreparasi dengan cara ekstraksi cair
menggunakan pelarut metilen klorida
THANK YOU !