Anda di halaman 1dari 31

Evani Doana Nababan (8196176001)

Nursanti Situmorang (8196176002

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Pengertian Integral
Integral adalah kebalikan dari turunan (diferensial). Oleh karena itu integral disebut juga anti
diferensial. Ada 2 macam integral, yaitu
1. integral tentu yaitu integral yang nilainya tertentu, Pada integral tentu ada batas
bawah dan batas atas yang nanti berguna untuk menentukan nilai integral tersebut.
2
Contohnya  3x dx
x 0

2. integral tak tentu, yaitu integral yang nilainya tak tentu. Contohnya  3x dx  3  c
1. Integral Tak Tentu
Karena integral merupakan kebalikan (invers) dari turunan, maka untuk menemukan
rumus integral kita beranjak dari turunan. Turunan suatu fungsi y = f(x) adalah y ‘ = f ‘ (x)
dy
atau
dx
, sedangkan notasi integral dari suatu fungsi y = f(x) adalah  y dx   f ( x) dx yang

dibaca “ integral y terhadap x ”.


Turunan suatu fungsi konstan adalah 0 atau integral 0 adalah suatu fungsi konstan,
biasanya diwakili oleh notasi c.
a n 1
Rumus umum integral dari y  ax n adalah x  c atau ditulis :
n 1
a n 1
 ax dx  n  1 x  c
n
untuk n  1
1. Pemakaian Integral Tak Tentu
Pada integral tak tentu terdapat nilai konstanta c yang tidak tentu nilainya.
Untuk menentukan fungsi f dari suatu fungsi turunan, maka harus ada data yang lain
sehingga harga c dapat diketahui.
Contoh 1 : Diketahui f ‘(x) = 5x – 3 dan f(2) = 18. Tentukan f(x) !
Penyelesaian :
5 2
f ( x)   (5 x  3)dx  x  3x  c
2
5 2
f (2)  18  (2)  3.2  c  18
2
 10  6  c  18
 16  c  18
c2
5 2
Jadi f ( x)  x  3x  2
2
1. Integral Tentu
3

 (3x  x  1) dx
2
Contoh 1 : Hitunglah
1

Penyelesaian:

 (3x  4x  1) dx   x  x  3  2.3  3  1  2.1  1  12


3
3
2 3
 2x 2
1
3 2 3 2

1
1. Integral Fungsi Trigonometri

Kita telah mempelajari turunan fungsi trigonometri yang secara ringkas dapat
digambarkan sebagai berikut :
sin x  cos x   sin x   cos x  sin x

tan x  sec 2 x
cot x   cos ec 2 x
 artinya turunan.
Karena integral adalah invers dari turunan maka :
1. Integral Dengan Substitusi

Cara menentukan integral dengan menggunakan cara substitusi-1 yaitu dengan


mengubah bentuk integral tersebut ke bentuk lain dengan notasi lain yang lebih sederhana
sehingga mudah menyelesaikannya. Cara ini digunakan jika bagian yang satu ada kaitan
turunan dari bagian yang lain.

Contoh 1 : Tentukan integral dari :

 2 x(4 x  1) dx
2 10
a.

 2 sin x cos x dx
5
b.

Penyelesaian :

a. Misal :u  4x 2  1
Maka:
du
 8x
dx
du
 dx 
8x
Sehingga :
du 1 10 1 1
 2 x(4 x  1) dx   2 x.u .   u du  u 11  c  ( 4 x 2  1) 11  c
2 10 10

8x 4 4.11 44
b. Misal u = sin x
du
 cos x
dx
du
 dx 
cos x
Sehingga :

du 2 6 1 6
 2 sin x cos x dx   2u . cos x cos x   2u du  6 u  c  3 sin x  c
5 5 5
1. Integral Parsial
Bagaimana jika dua bagian pada suatu integral tidak ada kaitan turunan antara bagian
yang satu dengan bagian lainnya ? Untuk itu perlu ada cara lain untuk menyelesaikannya
yaitu dengan integral parsial.
Seperti telah kita ketahui pada turunan jika y = uv maka y ‘ =u ’ v + uv ’. Jika kita
integralkan kedua rua, maka akan didapat :

 y ' dx   u ' v dx   uv ' dx   uv ' dx  y   u ' v dx  uv   u ' v dx

Rumus di atas sering disingkat dengan :

 u dv  uv   v du
Integral Lipat Dua
Sesuai dengan definisi integral tertentu, jika kita ingin mengetahui luas suatu daerah di bawah

kurva, misalnya kurva y = x , maka yang kita lakukan adalah mengintegrasikan fungsi

tersebut dalam batas-batas yang diberikan:

dengan A menyatakan luas yang dimaksud. Bentuk integral pada persamaan (26) dapat kita

tuliskan kembali dalam bentuk berikut:


Bentuk integral pada persamaan (27) dinamakan sebagai integral lipat, karena dalam

mengintegrasikannya kita melakukan lebih dari satu kali integrasi. Mirip dengan turunan

parsial, ketika kita mengintegrasikan terhadap variabel y , maka variabel x dianggap sebagai

sebuah konstanta. Untuk mendapatkan kembali persamaan (26) dari persamaan (27) langkah

yang dilakukan adlah dengan terlebih dahulu mengintegralkan terhadap y , baru kemudian

terhadap x sebagai berikut:

Harus dicatat bahwa integral lipat bukanlah anti-turunan parsial.


Integral Lipat Tiga

Perluasan dari integral lipat dua ke integral lipat tiga yang melibatkan, secara umum, fungsi

integran dengan tiga variabel f ( x, y, z) diberikan oleh:

dimana dalam melakukannya, perlu diperhatikan bahwa fungsi pada batas integrasi harus

sesuai dengan urutan pengintegralan terhadap variabel x, y, z. Elemen dxdydz dalam

menyatakan elemen volume. Serupa dengan mengenai integral luas, maka integral lipat tiga

berikut:
Aplikasi Integral Dalam Menentukan Momen Dan Pusat Massa
Sebuah kawat yang diletakkan pada garis bilangan real sehingga menutupi selang
[a,b]. Apabila diketahui rapat massa kawat tersebut di titik X adalah   x  . Maka, massa
potongan kawat yang lebarnya X kurang lebih akan sama dengan m    x  x
Kemudian dijumlahkan dan di ambil limitnya, maka diperoleh massa kawat adalah :
b
m     x dx
a

Momennya dapat juga dihitung terhadap titik nol.

(Momen = jarak x massa)


Pertama, moment tiap potongan kawat dengan lebar X terhadap 0 adalah
m  x  x  x , kemudian jumlahkan dan diambil limitnya, maka diperoleh momen kawat
tersebut terhadap nol.
b
M   x  x dx
a
Dengan mengetahui massa kawat dan momennya terhadap 0 sehingga dapat
ditentukan pusat massanya yaitu sebagai berikut :
b

M  x  x  dx
x  a
b
m
   x  dx
a
Aplikasi Integral Dalam Menentukan Kerja (Usaha)
Jika sebuah benda bergerak pada sumbu x dari x = a dipengaruhi gaya tidak tetap

sebesar y = f(x) dengan f (kontinu pada [a,b], maka dihitung besarnya kerja untuk

memindahkan benda dari a ke b. Secara fisis pengertian kerja adalah;

Kerja (Usaha) adalah hasil kali gaya dengan jarak


tempuhnya.
Jika benda bergerak pada sumbu x dari x = a ke x = b dengan pengaruh gaya tetap

sebesar F sepanjang arah geraknya, maka besarnya kerja adalah :

W = F (b – a)
Kerja Untuk Memompa Zat Cair Dari Tangki

Penggunaan lain dari konsep kerja adalah untuk memompa suatu zat cair dari dalam

tangki. Untuk mengangkat suatu benda, maka harus dilawan gaya beratnya(gaya gravitasi)

sehingga kerja yang dilakukan untuk mengangkat benda adalah hasil kali berat benda dengan

jarak terangkatnya.

Pada gambar diperlihatkan sebuah tangki yang tingginya h meter. Buatlah sistem

koordinat dengan alas tangki sebagai sumbu x. Tangki ini berisi zat cair homogen yang berat

jenisnya wkg/m3 sampai kedalamannya y = b meter dari alasnya. Akan ditentukan besarnya

kerja untuk memompa zat cair keluar tangki dari y = a sampai y = b. Untuk setiap y   a, b ,

misalkan luas bidang irisan sejajar alas tangki adalah A(y), A kontinu pada [a,b]. Buatlah

partisipasi

 
P   a  y 0 , x1 ,..... x n  b, yang membagi [a,b] atas n bagian dan pilihlah D j  y j 1, y j .
Pada kedalaman y = Dj , misalkan luas bidang irisan sejajar. A(Dj) dan tingginya Ayj .

akibatnya volume zat cairnya A(Dj) ∆yj. Kerja untuk memompa zat cair pada selang y j 1, y j 
sejauh h-d adalah

WJ   h  d j  wA d j  y j
W j  w h  d j  A d j  y j
Akibatnya kerja untuk memompa zat cair pada selang [a,b] sejauh (h-d) adalah

  w h  d j  A d j  y j
n n

 W
j 1
j
j 1

Karena fungsi A kontinu pada [a,b] maka jumlah Riemann ini mempunyai limit sehingga

besarnya kerja untuk memompa zat cair keluar tangki dari y = a sampai y = b adalah :

W   w h  d j  A d j  y y
n

j 1

W  w   h  y  A y  dy
b

a
Aplikasi Integral Dalam Tekanan Zat Cair

Pengertian fisis tekanan zat cair adalah besarnya gaya persatuan luas dari zat cair

terhadap sebuah plat yang dicelupkan kedalamnya. Pada kedalaman h meter dibawah

permukaan zat cair yang beratnya w kg/m3 tekanan zat cairnya adalah

p  whkg / m 2

Jika luas plat yang dicelupkan horisontal kedalam plat air adalah A m2 , maka besarnya gaya

tekanan zat cair pada plat adalah :

F  pA  whAkg

Plat datar yang berbentuk daerah :

D    x, y  ; a  y  b, g  y   x  f  y  
Aplikasi Integral Dalam Gerak Dengan Kecepatan Konstan

Bila kecepatan partikel konstan ~v, maka percepatannya nol. Untuk kasus

ini posisi partikel pada waktu t dapat diketahui melalui integrasi persamaan

berikut ini :

d r  vdt
yang bila diintegralkan dari saat awal t0 dengan posisi r  0 ke saat akhir t

dengan posisi : r  t 
r t t
dt
 d r  v
r  0 0

r  t   r  0  v  t  0

Atau r  t   r  0   vt

Grafik hubungan posisi dan waktu membentuk garis lurus dengan nilai gradien grafik

(kemiringan grafik) sama dengan nilai kecepatan yang konstan


Aplikasi Integral Dalam Gabungan Gerak Translasi Dan Rotasi

Tinjau sebuah benda dengan posisi pusat massa ~rpm yang bergerak dengan kecepatan

v pm . Misalkan benda ini selain bertranslasi, juga berotasi. Kecepatan suatu bagian dari benda

tadi dapat dituliskan v  v pm  v ,

dengan v adalah kecepatan relatif terhadap pusat massa. Sehingga energi

kinetik benda tadi adalah :

Ek 
1
2
v 2
dm 
1
2
  
v pm  v . v pm  v dm

suku terakhir lenyap (karena merupakan kecepatan pusat massa dilihat dari kerangka pusat

massa). Sehingga

1 2
Ek  MV pm  E kpm
2
Dengan E kpm adalah energi kinetik benda karena gerak relatifnya terhadap pusat massa. Bila

bendanya benda tegar, maka suku terakhir ini adalah energi kinetik rotasi terhadap pusat massa

1 1
MV pm  I pm 2
2
Ek 
2 2
Perubahan Variabel dalam integral; Jacobians

Di bidang, koordinat polar r, θ terkait dengan persegi panjang koordinat x, y oleh


persamaan

x  r cos 
y  r sin 
Mengamati bahwa sisi elemen daerah tidak dr dan dθ, tapi dr
dan r dθ, dan wilayahnya kemudian

dA  dr  r d  rdr d

ds elemen panjang busur diberikan oleh


ds 2  dr 2  r 2 d 2
2 2
 dr  2  d 
ds     r 2
d   1  r   dr
 d   dr  CONTOH
Koordinat Silinder

x  r cos 
y  r sin 
zz
dV  r dr d dz
ds 2  dr 2  r 2 d 2  dz 2
Menarik grid kurva r = konstan., = const. Dalam silinder
koordinat permukaan ini adalah silinder r = konstan., Setengah-
bidang θ = const. (Melalui sumbu z), dan bidang z = konstan.
[Sejajar dengan (x, y) bidang].
Dari geometri kita melihat bahwa tiga tepi elemen yang dr, r
dθ, dan dz, memberikan elemen volume

dV  r dr d dz (Koordinat Silinder)
Koordinat Bola

x  r sin  cos 
y  r sin  sin 
z  r cos 
dV  r 2sin dr d d
ds 2  dr 2  r 2 d 2  r 2 sin 2  d 2
Unsur-unsur Volume dibentuk oleh Gambar di atas
memiliki tepi dr, r dθ, dan r sin dθ dφ; dengan demikian kita
mendapatkan
dV  r 2 sin dr d d (Koordinat Bola)

Jika r adalah konstan, maka elemen luas permukaan dari


bola r = memiliki tepi a dθ dan a dφ sin θ, sehingga dA = a2 sin θ dθ

Jacobians

Pertama dalam dua dimensi, x dan y diberikan sebagai


fungsi dari dua variabel yang baru dan t. Jacobian dari x, y,
sehubungan dengan s, t, adalah penentu. Sehingga
x x
 x, y   ( x, y ) s t
J  J  
 s, t   ( s, t ) y y
s t

Kemudian daerah elemen dy dx diganti dalam s, sistem t oleh


elemen daerah

dA  J ds dt
Dengan koordinat polar r, θ, dan untuk elemen koordinat daerah
kutub kita mempunyai
x x
 ( x, y ) r  cos   r sin 
  r
 (r ,  ) y y sin  r cos
r 
Penggunaan Jacobians meluas menjadi lebih variabel. Juga, tidak
perlu untuk memulai dengan koordinat persegi panjang; tetapi
menggunakan teorema yang lebih umum.
Misalkan kita memiliki tiga kali lipat bagian integral

 f (u, v, w) du dv dw
dalam beberapa set variabel u, v, w. Dengan r, s, t menjadi satu
set variabel, terkait dengan u, v, w oleh persamaan yang
diberikan

u  u (r , s, t ) v  v(r , s, t ) w  w(r , s, t )
Jika determinan
u u u
r s t
 (u , v, w) v v v
J 
 ( r , s, t ) r s t
w w w
r s t

adalah Jacobian dari u, v, w sehubungan dengan r, s, t, maka


bagian integral lipat tiga dalam variabel baru adalah

 f . J .dr ds dt,


Perhitungan untuk koordinat bola

x x x
r   sin  cos  r cos cos  r sin sin 
 ( x, y, z ) y y y
  sin  sin r cos sin  r sin cos  r 2 sin 
 ( r ,  ,  ) r  
z z z cos  - r sin 0
r  

Dengan demikian koordinat bola elemen volume adalah dV


= r2 sin θ dr dθ dφ

CONTOH

Anda mungkin juga menyukai