Klasifikasi :
Derajat obesitas dapat digolongkan sebagai berikut: Berdasarkan penyebaran lemak didalam tubuh, ada
dua tipe obesitas yaitu:
1. Berat badan tidak melebihi 20% diatas berat badan ideal
1. Tipe buah apel (Adroid), pertumbuhan lemak
2. Mild Obesity : antara 20-30% diatas berat badan ideal
yang berlebih dibagian tubuh sebelah atas yaitu
3. Moderate Obesity: antara 30-60% diatas berat badan ideal
sekitar dada, pundak, leher, dan muka.
4. Morbid Obesity: 60% atau lebih diatas berat badan ideal.
2. Tipe buah pear (Genoid), timbunan lemak pada
bagian tubuh bawah, yaitu sekitar perut,
Berdasarkan kondisi selnya, kegemukan dapat digolongkan dalam
pinggul, paha, dan pantat.
beberapa tipe:
Tipe Hiperplastik:
Tipe Hipertropik:
Tipe Hiperplastik dan Hipertropik
Faktor Penyebab
Faktor Masalah kesehatan Obesitas Faktor Gaya hidup
Pada beberapa orang, sindrom Prader Willi Tidak aktif bergerak, pola makan yang tidak
dan sindrom Cushing bisa memicu obesitas. baik yang membuat pemenambahan berat
Sementara itu, artritis membatasi aktivitas Faktor Psikis badan tidak dapat dihindari jika masih
penderitanya, yang akhirnya menyebabkan Penelitian yang dilakukan oleh memiliki kebiasaan mengonsumsi banyak
peningkatan berat badan. Department of Epidemiology and Public kalori, dibandingkan yang dibakar.
Health dari University College London
(UCL) menemukan bahwa individu yang Beberapa faktor lain seperti Usia,
Faktor Genetik memiliki kadar kortisol “hormon stres” kehamilan, dalam masa
Gen dapat memengaruhi lemak tubuh yang tinggi secara terus-menerus dalam pengobatan tertentu, Kurang atau
yang tersimpan dan distribusi lemak. jangka waktu yang lama dapat kelebihan tidur serta
Genetik juga berpengaruh terhadap mengalami obesitas. Stres dapat memicu sosioekonomi.
efisiensi tubuh dalam mengubah obesitas karena stres telah dikaitkan
makanan menjadi energi, dan dengan "kenyamanan makan," di mana
kemampuan tubuh membakar kalori seseorang bisa beralih ke mengonsumsi
saat beraktivitas makanan tinggi lemak dan gula dalam
upaya membuat perasaan lebih baik.
Gejala Obesitas Upaya Penanganan
1. Sesak napas, penimbunan lemak yang
Lanjutan
berlebihan di bawah diafragma dan di 1. Perubahan gaya hidup dan perilaku
dalam dinding dada bisa menekan paru- 2. Pemberian obat-obatan: diresepkan
paru, sehingga timbul gangguan pada pasien obesitas yang memiliki
pernafasan dan sesak nafas. angka BMI 27 ke atas dan metode
2. Sering merasa ngantuk dan lelah penurunan berat badan lainnya
Upaya tidak berhasil. Terdapat dua
3. Nyeri pada persendian lutut, dikarenakan
faktor kelebihan berat badan yang dapat Pencegahan golongan obat untuk menangani
1. Pengaturan nutrisi dan pola makan:
menambah beban atau tekanan pada lutut obesitas. Obat penekan nafsu
2. Perbanyak aktivitas fisik (misalnya
dan pergelangan kaki. makan dan obat yang bekerja
olahraga teratur)
4. Ruam atau infeksi pada lipatan kulit. penghambat lipase, mengurangi
3. Modifikasi pola hidup dan perilaku:
5. Berkeringat secara berlebihan absorpsi asupan lemak
termasuk memodifikasi pola makan dan
3. Pembedahan/operasi: Operasi
aktivitas fisik, diharapkan upaya ini
untuk menangani obesitas disebut
dapat mengatasi hambatan-hambatan
sebagai operasi bariatrik. Jenis
terhadap kepatuhan individu pada pola
operasi ini bekerja dengan
makan sehat dan olahraga,
membatasi berapa banyak makanan
yang dapat dimakan atau dengan
mencegah tubuh menyerap kalori
dari makanan
Gangguan Tidur
Masalah yang berhubungan dengan tidur yang menyebabkan stress pribadi
Gangguan Tidur
yang signifikan atau daya untuk berfungsi dengan baik.
Penyebab sesungguhnya dari gangguan tidur mungkin sulit ditemukan, namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pola tidur, yaitu:
Rasa sakit dan gangguan Faktor lingkungan (waktu Usia , salah satunya ternyata
pada tubuh (mis. nyeri kerja yang tidak tetap, berkaitan dengan penurunan fungsi
pada organ dalam dapat lingkungan yang bising, otak. Pada orang yang sudah lanjut
membangunkan seseorang dingin, ataupun terlalu usia, terjadi perubahan pada kinerja
dan menyebabkannya sulit panas) organ tersebut. Otak bertugas
tidur kembali), lalu ada untuk mengirim sinyal rasa lelah
gangguan pernapasan Penggunaan obat seperti dan mengantuk pada tubuh. Hal itu
akibat asma dapat dekongestan, koritokosteroid, yang bisa membuat seseorang bisa
mengganggu tidur dan bronkodilator, obat- tidur dengan nyenyak di malam
obatan jenis antidepresan, hari. Pada lansia, kinerja neuron
Faktor psikologis (depresi otak mulai melemah, dan
atau kegelisahan akan atau stimulan.
menyebabkan sinyal tersebut tidak
mempengaruhi pola tidur) bekerja dengan baik.
Gejala Gangguan
Tidur
• Bangun dan tidur pada waktu yang tidak teratur.
• Kesulitan tidur pada malam hari.
• Tungkai yang bergerak tanpa perintah pada saat ingin tertidur.
• Bernapas dengan irama yang tidak normal saat tidur.
• Mengalami mimpi buruk, ketakutan, berteriak, atau berjalan
ketika tidur.
• Mendengkur, tersedak, mengertakkan gigi, atau berhenti
bernapas selama sesaat, ketika sedang tidur.
• Sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit untuk tidur
kembali.
• Merasa tidak dapat menggerakkan badan ketika bangun tidur.
• Sering mengantuk pada siang hari, sehingga dapat tiba-tiba
tertidur pada waktu yang tidak wajar, misalnya saat mengemudi,
berbicara dengan orang lain.
Upaya Pencegahan Gangguan Tidur Upaya Penanganan