Anda di halaman 1dari 18

5B

Gangguan Makan, Obesitas, dan


Tidur
Kelompok 6:

Edy Rianto (11736074)


Arthiara Aslamaya Passya (11836056)
Siti Daffa Azzahra (11836057)
Definisi Gangguan
01
Materi
Makan, Obesitas, dan
Tidur
Klasifikasi Gangguan
02 Makan, Obesitas, dan
Tidur
Faktor Penyebab
03 Gangguan
Makan,Obesitas, dan
Tidur
Gejala Gangguan
04 Makan, Obesitas, dan
Tidur
Upaya Pencegahan
05 dan Penanganan
Gangguan Makan,
Obesitas, dan Tidur
Gangguan
Makan
 Gangguan Makan Gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi
kadar makanan dengan ekstrem atau makan terlalu banyak yang
ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang
berat atau bentuk tubuh yang ekstrem
Klasifikasinya :

1. Anoreksia 2. Bulimia Nervosa 3. Binge-eating disorder


Berulang kali makan Kurangnya control diri selama
Anoreksia
dalam jumlah besar, episode makan berlebihan, dan
memiliki arti
diikuti dengan merasa tertekan karena makan
“tidak
penggunaan cara-cara berlebihan, serta berbagai
memiliki
yang tidak tepat untuk karakteristik lain misalnya
hasrat untuk
mencegah makan dengan cepat dan makan
(makanan)”.
pertambahan berat diam-diam
badan
Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Makan

 Faktor Biologis  Faktor Sosiokultural


 Faktor Psikososial
Terdapat ketidaknormalan dalam mekanisme Tekanan sosial dan harapan dari
otak pada bagian hipotalamus yang mengatur Ketidakpuasan terhadap tubuh dapat masyarakat pada wanita muda.
rasa lapar dan kenyang pada penderita, menghasilkan usah-usaha yang maladaptif Tekanan untuk mencapai standar
kemungkinan besar terkait dengan serotonin untuk mencapai berat badan atau bentuk kurus yang tidak realistis,
pada otak. yang berperan dalam pengaturan tubuh yang diinginkan. Faktor kognitif dikombinasikan dengan pentingnya
mood dan nafsu makan. disfungsional yang dapat menghasilkan faktor penampilan sehubungan dengan
keyakinan berlebihan mengenai konsekuensi peran wanita dalam masyarakat, dapat
 Faktor Keluarga negatif dari pertambahan berat badan. menyebabkan wanita muda menjadi
tidak puas dengan tubuh mereka
Gangguan makan sering kali berkembang dari sendiri
adanya konflik dalam keluarga. Beberapa
remaja menggunakan penolakan untuk makan
sebagai cara menghukum orang tua mereka
karena perasaan kesepian dan keterasingan
yang mereka rasakan di rumah
Gejala Gangguan Makan
Anorexia Bulimia
1. Mengonsumsi makanan secara berlebihan
dalam waktu 2 jam
2. Terjadi berulang
3. Tidak bisa mengontrol banyaknya makanan
1. Tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan yang dimakan,
berturut-turut (untuk wanita) 4. Ada perilaku kompensatori untuk mencegah
2. Tidak mau dan menolak makan di depan umum kenaikan berat badan
3. Sering merasa gelisah 5. Terjadi paling tidak sekali seminggu selama 3
4. Lemah bulan.
5. Kulit kusam 6. Sedangkan gejala lain hampir sama dengan
6. Nafas pendek-pendek penderita anoreksia.
7. Khawatir berlebih terhadap asupan kalori
8. Berat berat badan yang tidak stabil dan tidak
seimbang dengan umur, postur, serta tinggi tubuh
(biasanya mencapai 15% di bawah berat normal).
Lanjutan
Upaya Pencegahan Upaya Penanganan
1. Pendekatan edukasi psikologis. 1. Program terapi perilaku pengkondisian operan
2. Menekankan pengaruh sosial (misalnya memperkuat menaikkan berat badan)
budaya: menolak tekanan sosial cukup berhasil dalam mencapai berat badan
budaya menjadi kurus. dalam jangka pendek.
3. Faktor pendekatan resiko : 2. Terapi Perilaku Kognitif. Terapi berpusat pada
mengidentifikasi orang dengan perubahan pola pikir kemudian dirubah cara
faktor risiko yang diketahui bertingkah laku.
untuk membangun gangguan dan 3. Terapi Keluarga adalah bentuk utama dari
intervensi untuk mengubah pengobatan psikologis yang didasarkan pada
faktor -faktor ini. gagasan bahwa interaksi antara anggota keluarga
pasien dapat memainkan peran dalam gangguan
yang dialaminya.
Obesitas
 Obesitas Obesitas adalah suatu keadaan ketika terjadi penumpukan lemak tubuh
yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal dan
dapat membahayakan kesehatan

Klasifikasi :
Derajat obesitas dapat digolongkan sebagai berikut: Berdasarkan penyebaran lemak didalam tubuh, ada
dua tipe obesitas yaitu:
1. Berat badan tidak melebihi 20% diatas berat badan ideal
1. Tipe buah apel (Adroid), pertumbuhan lemak
2. Mild Obesity : antara 20-30% diatas berat badan ideal
yang berlebih dibagian tubuh sebelah atas yaitu
3. Moderate Obesity: antara 30-60% diatas berat badan ideal
sekitar dada, pundak, leher, dan muka.
4. Morbid Obesity: 60% atau lebih diatas berat badan ideal.
2. Tipe buah pear (Genoid), timbunan lemak pada
bagian tubuh bawah, yaitu sekitar perut,
Berdasarkan kondisi selnya, kegemukan dapat digolongkan dalam
pinggul, paha, dan pantat.
beberapa tipe:
 Tipe Hiperplastik:
 Tipe Hipertropik:
 Tipe Hiperplastik dan Hipertropik
Faktor Penyebab
 Faktor Masalah kesehatan Obesitas  Faktor Gaya hidup
Pada beberapa orang, sindrom Prader Willi Tidak aktif bergerak, pola makan yang tidak
dan sindrom Cushing bisa memicu obesitas. baik yang membuat pemenambahan berat
Sementara itu, artritis membatasi aktivitas  Faktor Psikis badan tidak dapat dihindari jika masih
penderitanya, yang akhirnya menyebabkan Penelitian yang dilakukan oleh memiliki kebiasaan mengonsumsi banyak
peningkatan berat badan. Department of Epidemiology and Public kalori, dibandingkan yang dibakar.
Health dari University College London
(UCL) menemukan bahwa individu yang  Beberapa faktor lain seperti Usia,
 Faktor Genetik memiliki kadar kortisol “hormon stres” kehamilan, dalam masa
Gen dapat memengaruhi lemak tubuh yang tinggi secara terus-menerus dalam pengobatan tertentu, Kurang atau
yang tersimpan dan distribusi lemak. jangka waktu yang lama dapat kelebihan tidur serta
Genetik juga berpengaruh terhadap mengalami obesitas. Stres dapat memicu sosioekonomi.
efisiensi tubuh dalam mengubah obesitas karena stres telah dikaitkan
makanan menjadi energi, dan dengan "kenyamanan makan," di mana
kemampuan tubuh membakar kalori seseorang bisa beralih ke mengonsumsi
saat beraktivitas makanan tinggi lemak dan gula dalam
upaya membuat perasaan lebih baik.
Gejala Obesitas Upaya Penanganan
1. Sesak napas, penimbunan lemak yang
Lanjutan
berlebihan di bawah diafragma dan di 1. Perubahan gaya hidup dan perilaku
dalam dinding dada bisa menekan paru- 2. Pemberian obat-obatan: diresepkan
paru, sehingga timbul gangguan pada pasien obesitas yang memiliki
pernafasan dan sesak nafas. angka BMI 27 ke atas dan metode
2. Sering merasa ngantuk dan lelah penurunan berat badan lainnya
Upaya tidak berhasil. Terdapat dua
3. Nyeri pada persendian lutut, dikarenakan
faktor kelebihan berat badan yang dapat Pencegahan golongan obat untuk menangani
1. Pengaturan nutrisi dan pola makan:
menambah beban atau tekanan pada lutut obesitas. Obat penekan nafsu
2. Perbanyak aktivitas fisik (misalnya
dan pergelangan kaki. makan dan obat yang bekerja
olahraga teratur)
4. Ruam atau infeksi pada lipatan kulit. penghambat lipase, mengurangi
3. Modifikasi pola hidup dan perilaku:
5. Berkeringat secara berlebihan absorpsi asupan lemak
termasuk memodifikasi pola makan dan
3. Pembedahan/operasi: Operasi
aktivitas fisik, diharapkan upaya ini
untuk menangani obesitas disebut
dapat mengatasi hambatan-hambatan
sebagai operasi bariatrik. Jenis
terhadap kepatuhan individu pada pola
operasi ini bekerja dengan
makan sehat dan olahraga,
membatasi berapa banyak makanan
yang dapat dimakan atau dengan
mencegah tubuh menyerap kalori
dari makanan
Gangguan Tidur
Masalah yang berhubungan dengan tidur yang menyebabkan stress pribadi
Gangguan Tidur
yang signifikan atau daya untuk berfungsi dengan baik.

Lima tipe khusus disomnia yaitu:


Klasifikasinya  Insomnia: ditandai dengan kesulitan untuk tertidur, tetap tidur, atau
mencapai tidur yang restorative.
 Hipersomnia: rasa kantuk yang berlebihan sepanjang hari yang
1. Dissomnia: berlangsung sampai sebulan atau lebih. Dapat berbentuk kesulitan
Gangguan tidur untuk bangun setelah priode tidur yang panjang ( biasanya 8 sampai
yang memiliki 12 jam).
karakteristik  Narkolepsi: episode tidur yang tidak dapat dielakkan dan terjadi
terganggunanya secara tiba-tiba. Diagnosis diberikan ketika serangan tidur muncul
jumlah, kualitas, setiap hari selama periode 3 bulan atau lebih.
atau waktu tidur  Gangguan tidur yang terkait dengan pernafasan: Obstructive
sleep apnea merupakan tipe yang paling umum, yang melibatkan
episode berulang dari gangguan pernafasan menyeluruh atau
sebagian selama tidur.
 Gangguan tidur irama sirkadia: terganggunya Irama tidur karena
ketidakcocokan antara tuntutan jadwal tidur yang ditetapkan oleh
seseorang dengan siklus internal tidur-bangun orang tersebut.
2. Parasomnia:
Ada 3 macam tipe parasomnia:
Gangguan yang terjadi  Gangguan mimpi buruk (nightmare disorder): proses
baik saat tidur maupun terjaga dari tidur secara berulang karena mimpi yang
saat ambang batas menakutkan.
antara tidur dan terjaga.
 Gangguan teror dalam tidur (sleep teror disorder):
melibatkan episode teror dalam tidur yang berulang yang
menghasilkan proses terjaga secara tiba-tiba dan dimulai
dengan teriakan panik. Kebanyakan orang yang
menggalami teror dalam tidur akan kembali tertidur dan
tidak menggigat apapun yang terjadi pada pagi harinya.

 Gangguan berjalan sambil tidur (sleepwalking disorder):


melibatkan episode berulang di mana orang yang sedang
tidur bangkit dari tempat tidur dan berjalan disekitar
rumah sambil tetap tidur.
Penyebab Gangguan
Tidur

Penyebab sesungguhnya dari gangguan tidur mungkin sulit ditemukan, namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pola tidur, yaitu:
 Rasa sakit dan gangguan  Faktor lingkungan (waktu  Usia , salah satunya ternyata
pada tubuh (mis. nyeri kerja yang tidak tetap, berkaitan dengan penurunan fungsi
pada organ dalam dapat lingkungan yang bising, otak. Pada orang yang sudah lanjut
membangunkan seseorang dingin, ataupun terlalu usia, terjadi perubahan pada kinerja
dan menyebabkannya sulit panas) organ tersebut. Otak bertugas
tidur kembali), lalu ada untuk mengirim sinyal rasa lelah
gangguan pernapasan  Penggunaan obat seperti dan mengantuk pada tubuh. Hal itu
akibat asma dapat dekongestan, koritokosteroid, yang bisa membuat seseorang bisa
mengganggu tidur dan bronkodilator, obat- tidur dengan nyenyak di malam
obatan jenis antidepresan, hari. Pada lansia, kinerja neuron
 Faktor psikologis (depresi otak mulai melemah, dan
atau kegelisahan akan atau stimulan.
menyebabkan sinyal tersebut tidak
mempengaruhi pola tidur) bekerja dengan baik. 
Gejala Gangguan
Tidur
• Bangun dan tidur pada waktu yang tidak teratur.
• Kesulitan tidur pada malam hari.
• Tungkai yang bergerak tanpa perintah pada saat ingin tertidur.
• Bernapas dengan irama yang tidak normal saat tidur.
• Mengalami mimpi buruk, ketakutan, berteriak, atau berjalan
ketika tidur.
• Mendengkur, tersedak, mengertakkan gigi, atau berhenti
bernapas selama sesaat, ketika sedang tidur.
• Sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit untuk tidur
kembali.
• Merasa tidak dapat menggerakkan badan ketika bangun tidur.
• Sering mengantuk pada siang hari, sehingga dapat tiba-tiba
tertidur pada waktu yang tidak wajar, misalnya saat mengemudi,
berbicara dengan orang lain.
Upaya Pencegahan Gangguan Tidur Upaya Penanganan

Menjaga sleep hygiene atau pola tidur yang sehat akan


sangat membantu mencegah gangguan tidur. Beberapa
hal yang dapat dilakukan, adalah:  Pendekatan Biologis
1. Menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur • Obat-obatan anti kecemasan untuk insomnia
(hindari bekerja, belajar, menonton TV di tempat • Obat penenang minor yang disebut benzodiazepine untuk gangguan tidur
tidur). lelap-teror dalam tidur dan berjalan sambil tidur.
2. Hindari konsumsi kafein dari sore hari hingga • Obat-obatan psikoatif seperti stimulun, untuk narkolepsi dan untuk
menjelang tidur. mengatasi rasa mengantuk disiang hari pada orang dengan hipersomnia.
3. Lakukan rutinitas relaksasi sebelum tidur. Obat-obatan yang bekerja pada pusat otak yang menstimulasi pernafasan
4. Berolahraga secara tepat dan teratur. untuk tidur apnea.
5. Buat jadwal tidur dan bangun yang sama setiap  Pendekatan Psikologis
hari. Hindari bangun tidur terlalu siang pada saat Menggunakan terapi kognitif behavioral ( CBT ), yang dapat digunakan
akhir pekan. untuk mengubah kebiasaan tidur yang madatif dan pemikiran atau keyakinan
6. Buat kondisi senyaman mungkin untuk tidur, yang difungsionalkan mengenai tidur
seperti penggunaan lampu tidur, penutup mata, Terapi kognitif-behavorial biasanya menggunakan kombinasi dari beberapa
menghindari suara bising, televisi, dan tehnik termasuk kontrol stimulus, pemantapan siklus tidur-bangun yang
sebagainya. Tidur di ruangan gelap lebih baik teratur, latihan relaksasi dan restrukturisasi rasional.
daripada ruangan terang.
7. Hindari penggunaan obat tidur, terutama tanpa
anjuran dokter.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai