Anda di halaman 1dari 43

Om swastyastu

Anggota kelompok
1981611051_20
01 Ni Komang Cahyani Purnaningsih.

1981611055_24
02 Ni Made Fikiyaya Anjani Dewantari

1981611058_27
03 Ni Putu Wina Purnama Dewi

1981611059_28
04 A.A. Sagung Nur Andiani

1981611062_31
05 Ni Wayan Lia Apriani
Fungsi Etika dalam
Audit
Etika Akuntansi Publik
Sebagaimana pernyataan Justin
E.Burger mengenai fungsi dan Mereka yang harus membuat
tanggung jawab auditor pada Untuk memastikan
keputusan berdasarkan
kasus Arthur Young tahun 1984, keakuratan data yang
kebenaran dan keakuratan
bahwa tanggung jawab auditor telah disajikan, penting
informasi haruslah dapat
yaitu untuk mengeluarkan opini bahwa integritas dan
mempercayai gambaran
sejelas-jelasnya mengenai kejujuran auditor tidak
akuntan agar pasar berfungsi
apakah laporan keuangan sudah dibahayakan oleh
secara efektif. Kepercayaan
dengan jujur menggambarkan kehadiran pengaruh
dapat terkikis bila terdapat
posisi keuangan perusahaan. yang tidak semestinya.
konflik kepentingan.

Kinerja peranan ini, yaitu Untuk menunjang


membuktikan bahwa integritas dan kejujuran,
posisi keuangan dan auditor harus memiliki
operasional perusahaan independensi setinggi
tergambarkan dengan mungkin
jujur, mensyaratkan
auditor untuk memiliki
integitras dan kejujuran.
Kepercayaa Apa yang mungkin bisa terjadi bila perilaku diuniversalisasikan yaitu bila, semua individu salah
menggambarkan kesehatan keuangan perusahaan mereka ketika mereka diuntungkan dengan

n
bertindak tidak jujur?
Dua hal bisa tejadi yaitu :

Pertama, kepercayaan dalam bisnis terkait dengan informasi yang


dibutuhkan mengenai status keuangan akan terkikis. Kekisruhan
akan terjadi, karena pasar keuangan tidak dapat berjalan tanpa
kepercayaan. Jika kesalahan representasi menjadi sebuah praktik
universal, kepercayaan, dan pada akhirnya kerja sama tidak akan
mungkin ada. Option

Kedua, menguniversalkan kesalahan representasi, selain


menyebabkan ketidakpercayaan dan ketidakefisiensian dalam pasar,
akan membuat melakukan tindakan kesalahan representasi menjadi
tidak memungkinkan. Karena tidak seorangpun akan mempercayai
orang lain, dan kesalahan representasi hanya dapat terjadi jika
seseorang yang dibohongi mempercayai orang yang
membohonginya. Meuniversalisasikan kebohongan membuat
kebohongan menjadi tidak memungkinkan. Sehingga anomali bahwa
bila kesalahan representasi menjadi universal dalam situasi tertentu,
maka akan tidak mungkin untuk salah menggambarkan dalam situasi
tersebut, karena tidak seorangpun akan mempercayai apa yang
digambarkan.
Tanggung jawab auditor terhadap publik

Tugas auditor untuk membuktikan kebenaran laporan


keuangan memberikan akuntan tanggung jawab
khusus terhadap publik. Tanggung jawab ini
memberikan sebuah hubungan dengan klien yang
berbeda dengan profesi lainnya. Auditor independen
tidak hanya bertindak sebagai pencatat, namun juga
sebagai evaluator bagi catatan akuntan lainnya. Disini,
auditor memenuhi fungsi pengawas publik atau apa
yang disebut oleh Justice Burger sebagai public
watchdog function.
Tanggung
Cohen Report mendefinisikan peranan utama auditor independen sebagai perantara laporan
keuangan klien dengan pengguna laporan tersebut, yang auditor bertanggungjawab kepadanya.
Auditor bertanggung jawab untuk membentuk sebuah opini pada apakah laporan keuangan

jawab
tersaji dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dipergunakan dengan tepat.

4.1 evaluasi pengendalian auditing internal

dasar Cohen Report juga membahas hukum dan akuntabilitas perusahaan, dan memeriksa tugas
auditor terkait dengan pengendalian auditing internal. Selain membuktikan ketepatan laporan
keuangan, auditor juga bertanggung jawab untuk menentukan apakah pengendalian dan sistem

auditor auditing internal telah memadai. Secara singkat, auditor bertanggung jawab untuk mengevalyasi
apakah akuntan manajemen memenuhi kewajibannya, dan untuk memastikan kecukupan dan
ketaatan terhadap pengendalian auditing internal.

4.2 tanggung jawab untuk mendeteksi dan melaporkan kesalahan dan penyimpangan
Tanggung jawab untuk melaporkan kesalahan dan penyimpangan merupakan salah satu hal
yang paling serius dan membingungkan bagi auditor. John E.Beach memberikan dua contoh
mengenai bagaimana tanggung jawab akuntan terhadap publik dapat mengarah pada tuntutan
hukum bila berkonflik dengan tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan klien:
a. Bulan Oktober 1981, seorang juri di Ohio menetapkan bahwa seorang akuntan bersalah
dalam mengabaikan kontrak untuk melanggar kewajiban kerahasiaan yang dimandatkan dalam
kode etik akuntan, dan memberikan ganti rugi sebesar kira-kira 1 juta Dolar AS bagi penggugat

b. Di waktu yang bersamaan, seorang juri di New York memberikan hukuman denda 80
juta Dolar AS bagi penggugat untuk kegagalan akuntan dalam mengungkapkan informasi
rahasia.
Mengenai apakah diperbolehkan bagi auditor untuk melaporkan ketidaktepatan aktivitas
kliennya, bisa dikatakan bahwa terdapat opini hukum bahwa tugas kerahasiaan tidaklah aboslut,
dan “mengutamakan kepentingan publik dapat terjadi dimana kerahasiaan harus mengalah”.
Sasaran independensi adalah untuk
mendukung kepercayaan pengguna pada

Indepedensi
proses pelaporan keuangan dan untuk
meningkatkan efisiensi manajemen.
Sehingga disini independensi merupakan
instrumen, sedangkan tujuannya adalah
efisiensi manajemen. ISB menjabarkan
empat prinsip dasar dan empat konsep Ancaman terhadap independensi auditor
sebagai pedoman dalam menentukan didefinisikan sebagai “sumber kebiasan
independensi pembantu: potensial yang mungkin membahayakan,
Code of Professional Conduct AICPA a. Threats/Ancaman atau secara beralasan dapat
mengakui dua jenis independensi, yaitu: b. Safeguards/Jaminan keamanan membahayakan, kemampuan auditor untuk
c. Risiko independensi membuat keputusan audit yang tidak bias,
a. Independensi dalam fakta dan d. Signifikansi ancaman/keefektifan yaitu:
penampilan. Independensi dalam fakta jaminan keamanan Self-interest threats
dapat diterapkan oleh semua akuntan. Self-review threats
b. Independensi penampilan, beberapa Advocacy threats
berpendapat bahwa hanya dapat Familiarity threats
diterapkan untuk auditor independen. Intimidation threats
Independence Standard Board (ISB)
menerbitkan “Pernyataan Konsep Menurut Gordon Chon, terdapat faktor-
Independensi: Sebuah Kerangka Kerja faktor lain yang bisa membahayakan
Konseptual untuk Independensi Auditor” independensi auditor. Salah satunya
ISB diberikan tanggung jawab untuk adalah dampak hubungan keluarga dan
mengeluarkan standar indepedensi yang finansial pada independensi. Tentu saja bila
dapat diterapkan untuk audit entitas auditor adalah sanak keluarga klien atau
publik, dalam rangka melayani memiliki kepentingan finansial dengan
kepentingan publik dan untuk melindungi klien, hal ini bisa menciptakan konflik
dan mendorong kepercayaan diri investor kepentingan yang mempengaruhi
di pasar sekuritas. independensi auditor.
RESIKO
INDEPENDENSI

Pengendalian yang mengurangi ancaman


terhadap independensi auditor.
6. Praktik
1. Larangan
7. Standar
2. Batasan
8. Aturan
3. Pengungkapan
9. Aransemen
4. Kebijakan
institusional
5. Prosedur
10. kondisi lingkungan
RESIKO
INDEPENDENSI

Perdapat empat prinsip yang


digunakan untuk menentukan
independensi auditor.

PRINSIP 2 PRINSIP 4

menentukan mempertimbangkan
akseptabilitas tingkat pandangan pihak yang
risiko independensi. berkepentingan dalam
permasalahan
independensi auditor.
PRINSIP 1 PRINSIP 3

menilai tingkat risiko


independensi, dengan mempertimbangkan
mempertimbangkan jenis dan manfaat dan biaya.
signifikansi ancaman dan
jenis keefektifan jaminan
perlindungan.
Standar Auditing no.82 ini
juga mengklarifikasi
Due professional care
kewajiban auditor.
diterapkan dalam perencanaan
dan kinerja audit serta
persiapan laporan

Standar Auditing
AICPA No.82
Due professional care membebankan
sebuah tanggung jawab kepada setiap
profesional dalam organisasi auditor
independen untuk meneliti standar
kerja lapangan dan pelaporan.
SKEPTISISME
PROFESIONAL
SKEPTISISME
PROFESIONAL

Due professional care mensyaratkan auditor untuk


menerapkan sebuah perilaku yang meliputi pemikiran
bertanya dan penilaian kritis atas bukti audit.

Seorang auditor harus mempertimbangkan faktor-


faktor yang mempengaruhi risiko audit, khususnya
struktur pengendalian internal, karena pemahaman
auditor pemahaman tersebut dapat menambah atau
mengurangi kekhawatiran auditor mengenai risiko
kesalahan pelaporan yang material.
KEPASTIAN BERALASAN

Penerapan due professional care memberikan


kesempatan kepada auditor untuk mendapatkan
kepastian beralasan mengenai :

Apakah disebabkan oleh kesalahan Apakah kelemahan material ada


Apakah laporan keuangan bebas atau kecurangan? sejak tanggal penilaian
dari kesalahan pelaporan material? manajemen?

Tujuan auditor independen adalah untuk meraih


Kepastian absolut tidak dapat dicapai karena sifat bukti
bukti kompeten yang cukup untuk memberikannya
audit dan karakteristik kecurangan. Meskipun demikian,
sebuah dasar yang beralasan untuk membentuk
kepastian beralasan adalah kepastian tingkat tinggi.
opini.
ETIKA DALAM PRAKTIK AUDITING

ETIKA PROFESI
Merupakan cabang filsafat yang Merupakan pekerjaan yang
mempelajari penerapan prinsip-prinsip membutuhkan pelatihan dan
moral dasar atau norma-norma etis umum penguasaan terhadap suatu
pada bidang-bidang khusus (profesi) pengetahuan khusus.
kehidupan manusia.

Auditing ekternal
AUDIT
Auditing internal suatu proses sistematis untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti-
bukti secara obyektif mengenai asersi-
Auditing sektor publik asersi tentang berbagai tindakan dan
kejadian ekonomi
STANDAR
PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK
DALAM SPAP ADA ENAM TIPE STANDAR YANG DIKODIFIKASIKAN

STANDAR AUDITING

Standar auditing terdiri dari tiga bagian, yaitu:


Standar Umum, yaitu bagian yang mengatur tentang mutu profesional auditor independen atau persyaratan pribadi
auditor.
Standar Pekerjaan Lapangan, yaitu bagian yang mengatur mengenai pertimbanganpertimbangan yang harus digunakan
dalam pelaksanaan audit.
Standar Pelaporan, yaitu bagian yang mengatur tentang pertimbangan pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan
laporan audit.

STANDAR ATESTASI

Standar atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat
keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan
keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
Standar ini memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa
akuntansi dan review.

STANDAR JASA KONSULTASI

Standar dalam jasa konsultasi memberikan panduan bagi praktisi yang memberikan jasa konsultasi bagi
kliennya melalui kantor akuntan publik.

STANDAR PENGENDALIAN MUTU

Standar dalam jasa konsultasi memberikan panduan bagi praktisi yang memberikan jasa konsultasi bagi
kliennya melalui kantor akuntan publik.
KODE ETIK PROFESI
AKUNTAN PUBLIK
KODE ETIK PROFESI DIPERLUKAN KARENA
ALASAN-ALASAN BERIKUT

- Kebutuhan akan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa yang


diberikan.

- Masyarakat tidak dapat diharapkan mampu menilai kualitas jasa yang


diberikan oleh profesi.

- Meningkatnya kompetisi di antara anggota profesi.


KODE ETIK IAPI MENEGASKAN LIMA PRINSIP
DASAR
AKUNTAN PUBLIK
PRINSIP INTEGRITAS

PRINSIP ONJEKTIVITAS

PRINSIP KOMPETENSI SERTA SIKAP KECERMATAN DAN KEHATI-


HATIAN PROFESIONAL

PRINSIP KERAHASIAAN

PRINSIP PERILAKU PROFESIONAL


KODE ETIK IAI MENEGASKAN TIGA KERANGKA
SEBAGAI BERIKUT:
PRINSIP ETIKA

Dalam Kode Etik IAI, terdapat delapan prinsip etika yaitu:


- Tanggung jawab profesi, yaitu harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
- Kepentingan publik, yaitu senantiasa bertindak dalam rerangka pelayananan kepada publik, menghormati kepercayaan
publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
- Integritas,
- Objektivitas,
- Kompentensi dan kehati-hatian profesional,
- Kerahasiaan,
- Perilaku profesional,
- Standar teknis, yaitu setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan.
ATURAN ETIKA

Aturan etika merupakan aturan yang harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan staf profesional (baik
yang anggota maupun bukan anggota IAI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik. Rekan pimpinan KAP
bertanggung jawab atas ditaatinya aturan etika oleh anggota KAP.

INTERPRETASI ATURAN ETIKA

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen didalam
memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan
oleh IAI. Sikap mental independen tersebut meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in
appearance) serta mempertahankan integritas dan obyektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.
AKUNTAN PUBLIK JUGA MEMILIKI TANGGUNG JAWAB
MENURUT PASAL 44 PMK 17 TAHUN 2008, YAITU:

a. Akuntan Publik bertanggung jawab atas seluruh jasa yang diberikan.


b. Akuntan Publik bertanggung jawab atas Laporan Auditor Independen, Kertas Kerja dari Akuntan Publik yang
bersangkutan, dan dokumen pendukung lainnya yang berkaitan dengan pemberian jasa selama 10 (sepuluh ) tahun.
c. Akuntan Publik dan/atau KAP wajib memelihara Laporan Auditor Independen, Kertas Kerja dari Akuntan Publik
yang bersangkutan, dan dokumen pendukung lainnya yang berkaitan dengan pemberian jasa selama 10 (sepuluh)
tahun. Akuntan Publik dan/atau KAP dilarang mencantumkan namanya pada dokumen atau komunikasi tertulis
yang memuat laporan keuangan atau bagian-bagian dari suatu laporan keuangan, kecuali Akuntan Publik dan/atau
KAP yang bersangkutan telah melakukan audit atau kompilasi atau review atas laporan keuangan atau bagian-
bagian dari laporan keuangan dimaksud.
Pengaruh Personalitas Auditor Dan Etika Profesi Terhadap
Penerimaan Perilaku Audit Disfungsional
(Studi Empris Bpk Ri Perwakilan Provinsi Riau)

Wulan Oktaviani
JOM Fekon, Vol 4(1), Pp 1960 – 1970
FENOMENA / LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara terkorup di Asia menimbulkan pertanyaan besar


mengenai pengawasan dan pertanggungjawaban di Lembaga Pemerintah.
Penyebab utama yang mungkin adalah karena kelemahan dalam audit
pemerintah di Indonesia

AUDITOR AUDITOR
EKSTERNAL INTERNAL
AUDITOR AUDITOR
EKSTERNAL INTERNAL

BPK BPKP BAWASDA IRJEN

Dapat dikatakan bahwa dalam kenyataan di lapangan, auditor banyak melakukan penyimpangan-
penyimpangan terhadap standar audit (dysfunctional audit behaviour) dan kode etik. Selain itu
Etika Profesi juga merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi perilaku auditor terhadap
penerimaan perilaku audit disfungsional.
RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Personalitas Auditor berpengaruh terhadap Perilaku


Audit Disfungsional?
2. Apakah Etika Profesi berpengaruh terhadap Perilaku Audit
Disfungsional?

TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk menguji secara empiris pengaruh Personalitas


Auditor terhadap Perilaku Audit Disfungsional.
2. Untuk menguji secara empiris pengaruh Etika Profesi
terhadap Perilaku Audit Disfungsional
HIPOTESIS PENELITIAN

Personalitas Auditor berpengaruh terhadap Perilaku


01 Audit Disfungsional

Etika Profesi berpengaruh terhadap Perilaku Audit


02 Disfungsional
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) RI Perwakilan Provinsi Riau. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel Pada Penelitian ini Jumlah auditor yang bertugas di BPK
RI Perwakilan Provinsi Riau sebanyak 55 orang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh (metode sensus).
Jenis data yang digunakan adalah data primer. Dalam penelitian ini data primer berupa persepsi
para responden atas berbagai pertanyaan dalam kuesioner mengenai variabel terkait.

Penelitian ini diuji oleh beberapa pengujian yaitu statistic deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji
Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, serta Uji Autokorelasi.
HASIL DAN KESIMPULAN

Etika Profesi berpengaruh terhada


Personalitas Auditor berpengaruh Perilaku Audit Disfungsional
terhadap Perilaku Audit Disfungsional
Pada Hasil Hipotesis kedua dikatakan
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa Etika Profesi berpengaruh
Personal Auditor berpengaruh signifikan signifikan terhadap Perilaku Audit
terhadap Perilaku Audit Disfungsional. Disfungsional. Dengan demikian
Dengan demikian hipotesis pertama yang hipotesis kedua yang menunjukkan
menunjukkan bahwa Personal Auditor bahwa Etika Profesi berpengaruh
berpengaruh terhadap Perilaku Audit terhadap Perilaku Audit Disfungsional
Disfungsional diterima. diterima.
KETERBATASAN PENELITIAN
Salah satu Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu masih menggunakan Rujukan dengan Tahun lebih dari 5
Tahun sehingga pembahasan teori – teori yang ada kurang terupdate. Dalam penelitian ini juga kurang diberikan Teori
pendukung yaitu Teori Atribusi Karena Dalam konteks audit, teori atribusi banyak digunakan peneliti untuk
menjelaskan mengenai penilaian (judgment) auditor, penilaian kinerja, dan pembuatan keputusan oleh auditor.
Atribusi berhubungan dengan penilaian dan menjelaskan bagaimana seorang auditor berperilaku. Kemampuan
auditor dalam mendeteksi kecurangan banyak ditentukan oleh atribusi internal, dimana faktor- faktor yang
menentukan kemampuan lebih banyak berasal dari dalam diri auditor.
The Influence of Auditors Professionalism on Ethical Judgement: Differences
Among Practitioners and Postgraduate Students
ITSASO BARRAINKUA, MARCELA ESPINOSA-PIKE
REVISTA DE CONTABILIDAD – SPANISH ACCOUNTING REVIEW 21 (2) (2018)
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pembahasan Artikel

A Fenomena / Latar Belakang Masalah

B Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Hipotesis Penelitian dan Metodologi


C Penelitian

D Hasil dan Kesimpulan Penelitian

E Keterbatasan dan Pengembangan


Penelitian
Latar Belakang
Kegagalan audit terkait dengan
skandal perusahaan dari awal abad
ini, serta krisis keuangan global yang
parah baru-baru ini, telah merusak
citra publik profesi auditing dan
keyakinan pada fungsinya. Akibatnya,
audit mengalami kegagalan dikaitkan
dengan kurangnya identitas
profesional dan dedikasi yang tidak
memadai dedikasi terhadap cita-cita
profesional di pihak auditor.
Studi ini menekankan karakteristik sikap
profesionalisme yang mempengaruhi
perilaku profesional akuntan Penelitian ini
berfokus pada isu-isu kunci yang terkait
dengan profesionalisme dalam audit
lingkungan, seperti komitmen kepentingan
umum dan kebebasan komitmen penegakan
hukum
Your Picture Here

Rumusan Apakah nilai profesional mahasiswa pascasarjana berbeda


dengan auditor berpengalaman dan antara auditor di

Masalah
berbagai level karir.
Your Picture Here

Tujuan Menganalisis komitmen auditor terhadap profesionalisme melalui dua nilai


profesional utama, kepentingan publik dan penegakan kemerdekaan.
Penelitian Menganalisis nilai profesional mahasiswa berbeda dari yang dialami
auditor, dan diantara auditor pada tahapan akhir yang berbeda.
Mempelajari pengaruh kepentingan publik komitmen dan penegakan
independensi atas penilaian etis auditor.
Hipotesis Penelitian
 Komitmen kepentingan publlik berbeda secara statistik
antara mahasiswa pascasarjana dan auditor

 Ada hubungan yang signifikan antara auditor peringkat


dan komitmen kepentingan publik mereka.
 Ada hubungan negatif antara auditor dan komitmen
siswa untuk kepentingan umum dan pertimbangan
etika.
 Komitmen penegakan kemerdekaan berbeda secara
statistik antara mahasiswa pascasarjana dan auditor

 Ada hubungan yang signifikan antara pangkat auditor


dan komitmen mereka untk pengeakan kemerdekaan.

 Ada hubungan antara sikap auditor dan siswa terhadap


penegakan kemandirian dan penilaian etis.

 Pertimbangan etis secara statistik berbeda antara


mahasiswa pascasarjana dan auditor.

 Ada hubungan yang signifikan antara pangkat auditor


dan penilaian etis mereka.
Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan survei


Komitmen kepentingan umum
yang didistribusikan di antara
diukur dengan skala likert untuk
auditor juga seperti di antara siswa
menunjukkan sejauh mana
yang terdaftar di gelar pascasarjana
persetujuan mereka terhadap
dalam bidang audit.
pernyataan kuisioner. Penegakan
Survei ini didistribusikan pada Untuk menguji hipotesis
kemerdekaan diukur dengan skala
Oktober 2012 di antara anggota
dari salah satu badan auditor
likert untuk menunjukkan sejauh dilakukan uji ANOVA dan
mana persetujuan mereka terhadap analisis regresi berganda.
profesional Spanyol, terdiri auditor
pernyataan kuisioner. Penegakan
dari perusahaan audit kecil dan
kemerdekaan diukur dengan skala
menengah. 122 tanggapan dari
likert untuk menunjukkan sejauh
auditor Spanyol dan 55 tanggapan
mana persetujuan mereka terhadap
dari siswa dalam kursus audit
pernyataan kuisioner.
pascasarjana didapatkan.
Hasil dan Kesimpulan

Mahasiswa dalam program audit pascasarjana telah


Hasil penelitian mengungkapkan bahwa komitmen siswa
mengadopsi keyakinan dan sikap profesi. 
dalam melayani kepentingan publik secara signifikan lebih
tinggi daripada kepentingan auditor.
Hasil menarik lainnya adalah bahwa auditor
menunjukkan penilaian etika lebih daripada
Selain itu, komitmen kepentingan publik ini menurun saat
mahasiswa pascasarjana. 
auditors memperoleh pengalaman.
Auditor dan siswa yang menunjukkan komitmen
Sehubungan dengan nilai profesional dan penegakan
kepentingan publik yang kuat juga mengungkapkan
kemandirian, hasil mengungkapkan bahwa siswa
komitmen tinggi untuk penegakan kemerdekaan.
menunjukkan komitmen yang lebih tinggi untuk penegakan
kemerdekaan daripada auditor melakukannya. 
Auditor dan siswa yang menunjukkan komitmen minat
masyarakat yang tinggi dan komitmen tinggi
Selanjutnya, komitmen untuk menegakkan kemerdekaan
penegakan kemerdekaan, juga menunjukkan penilaian
penurunannya saat auditor memperoleh pengalaman. 
etis lebih tinggi.
Keterbatasan Penelitian
Meskipun ada beberapa ukuran diambil untuk
mengurangi masalah keinginan sosial (yaitu
memastikan anonimitas dan survei online yang
ditujukan langsung kepada penulis), auditor
mungkin telah menjawab dengan cara yang
diinginkan secara sosial dan hasil mungkin
dipengaruhi oleh bias ini.
Penelitian ini telah dilakukan di Spanyol. Karena
itu mungkin ada batasan geografi. Sikap
profesional dan persepsi auditor Spanyol mungkin
berbeda dari persepsi auditor yang bekerja dalam
konteks budaya lain.

rancangan penelitian cross-sectional. Perbandingan antara auditor dalam peringkat yang


berbeda dalam perusahaan dan siswa diambil sebagai proxy dari evolusi sikap auditor. 
Kuesioner dikirim hanya kepada anggota auditor dari salah satu badan auditor profesional
Spanyol mengesampingkan auditor dari badan profesional lainnya di Spanyol.
Pengembangan Penelitian
Menarik untuk menyelidiki gerbang
pengaruh variabel yang terkait dengan
karakteristik audit perusahaan (seperti
ukuran, iklim etika atau kebangsaan)
pada nilai-nilai profesional auditor.
Menarik juga memajukan studi tentang
pengaruh profesional auditor dan
komitmen organisasii pada komitmen
kepentingan publik auditor penegakan
hukum dan kemerdekaan. Ada
kebutuhan akan lebih banyak studi yang
menganalisis bagaimana nilai-nilai
profesional ini mempengaruhi hasil
perilaku.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai