Anggota kelompok
1981611051_20
01 Ni Komang Cahyani Purnaningsih.
1981611055_24
02 Ni Made Fikiyaya Anjani Dewantari
1981611058_27
03 Ni Putu Wina Purnama Dewi
1981611059_28
04 A.A. Sagung Nur Andiani
1981611062_31
05 Ni Wayan Lia Apriani
Fungsi Etika dalam
Audit
Etika Akuntansi Publik
Sebagaimana pernyataan Justin
E.Burger mengenai fungsi dan Mereka yang harus membuat
tanggung jawab auditor pada Untuk memastikan
keputusan berdasarkan
kasus Arthur Young tahun 1984, keakuratan data yang
kebenaran dan keakuratan
bahwa tanggung jawab auditor telah disajikan, penting
informasi haruslah dapat
yaitu untuk mengeluarkan opini bahwa integritas dan
mempercayai gambaran
sejelas-jelasnya mengenai kejujuran auditor tidak
akuntan agar pasar berfungsi
apakah laporan keuangan sudah dibahayakan oleh
secara efektif. Kepercayaan
dengan jujur menggambarkan kehadiran pengaruh
dapat terkikis bila terdapat
posisi keuangan perusahaan. yang tidak semestinya.
konflik kepentingan.
n
bertindak tidak jujur?
Dua hal bisa tejadi yaitu :
jawab
tersaji dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dipergunakan dengan tepat.
dasar Cohen Report juga membahas hukum dan akuntabilitas perusahaan, dan memeriksa tugas
auditor terkait dengan pengendalian auditing internal. Selain membuktikan ketepatan laporan
keuangan, auditor juga bertanggung jawab untuk menentukan apakah pengendalian dan sistem
auditor auditing internal telah memadai. Secara singkat, auditor bertanggung jawab untuk mengevalyasi
apakah akuntan manajemen memenuhi kewajibannya, dan untuk memastikan kecukupan dan
ketaatan terhadap pengendalian auditing internal.
4.2 tanggung jawab untuk mendeteksi dan melaporkan kesalahan dan penyimpangan
Tanggung jawab untuk melaporkan kesalahan dan penyimpangan merupakan salah satu hal
yang paling serius dan membingungkan bagi auditor. John E.Beach memberikan dua contoh
mengenai bagaimana tanggung jawab akuntan terhadap publik dapat mengarah pada tuntutan
hukum bila berkonflik dengan tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan klien:
a. Bulan Oktober 1981, seorang juri di Ohio menetapkan bahwa seorang akuntan bersalah
dalam mengabaikan kontrak untuk melanggar kewajiban kerahasiaan yang dimandatkan dalam
kode etik akuntan, dan memberikan ganti rugi sebesar kira-kira 1 juta Dolar AS bagi penggugat
b. Di waktu yang bersamaan, seorang juri di New York memberikan hukuman denda 80
juta Dolar AS bagi penggugat untuk kegagalan akuntan dalam mengungkapkan informasi
rahasia.
Mengenai apakah diperbolehkan bagi auditor untuk melaporkan ketidaktepatan aktivitas
kliennya, bisa dikatakan bahwa terdapat opini hukum bahwa tugas kerahasiaan tidaklah aboslut,
dan “mengutamakan kepentingan publik dapat terjadi dimana kerahasiaan harus mengalah”.
Sasaran independensi adalah untuk
mendukung kepercayaan pengguna pada
Indepedensi
proses pelaporan keuangan dan untuk
meningkatkan efisiensi manajemen.
Sehingga disini independensi merupakan
instrumen, sedangkan tujuannya adalah
efisiensi manajemen. ISB menjabarkan
empat prinsip dasar dan empat konsep Ancaman terhadap independensi auditor
sebagai pedoman dalam menentukan didefinisikan sebagai “sumber kebiasan
independensi pembantu: potensial yang mungkin membahayakan,
Code of Professional Conduct AICPA a. Threats/Ancaman atau secara beralasan dapat
mengakui dua jenis independensi, yaitu: b. Safeguards/Jaminan keamanan membahayakan, kemampuan auditor untuk
c. Risiko independensi membuat keputusan audit yang tidak bias,
a. Independensi dalam fakta dan d. Signifikansi ancaman/keefektifan yaitu:
penampilan. Independensi dalam fakta jaminan keamanan Self-interest threats
dapat diterapkan oleh semua akuntan. Self-review threats
b. Independensi penampilan, beberapa Advocacy threats
berpendapat bahwa hanya dapat Familiarity threats
diterapkan untuk auditor independen. Intimidation threats
Independence Standard Board (ISB)
menerbitkan “Pernyataan Konsep Menurut Gordon Chon, terdapat faktor-
Independensi: Sebuah Kerangka Kerja faktor lain yang bisa membahayakan
Konseptual untuk Independensi Auditor” independensi auditor. Salah satunya
ISB diberikan tanggung jawab untuk adalah dampak hubungan keluarga dan
mengeluarkan standar indepedensi yang finansial pada independensi. Tentu saja bila
dapat diterapkan untuk audit entitas auditor adalah sanak keluarga klien atau
publik, dalam rangka melayani memiliki kepentingan finansial dengan
kepentingan publik dan untuk melindungi klien, hal ini bisa menciptakan konflik
dan mendorong kepercayaan diri investor kepentingan yang mempengaruhi
di pasar sekuritas. independensi auditor.
RESIKO
INDEPENDENSI
PRINSIP 2 PRINSIP 4
menentukan mempertimbangkan
akseptabilitas tingkat pandangan pihak yang
risiko independensi. berkepentingan dalam
permasalahan
independensi auditor.
PRINSIP 1 PRINSIP 3
Standar Auditing
AICPA No.82
Due professional care membebankan
sebuah tanggung jawab kepada setiap
profesional dalam organisasi auditor
independen untuk meneliti standar
kerja lapangan dan pelaporan.
SKEPTISISME
PROFESIONAL
SKEPTISISME
PROFESIONAL
ETIKA PROFESI
Merupakan cabang filsafat yang Merupakan pekerjaan yang
mempelajari penerapan prinsip-prinsip membutuhkan pelatihan dan
moral dasar atau norma-norma etis umum penguasaan terhadap suatu
pada bidang-bidang khusus (profesi) pengetahuan khusus.
kehidupan manusia.
Auditing ekternal
AUDIT
Auditing internal suatu proses sistematis untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti-
bukti secara obyektif mengenai asersi-
Auditing sektor publik asersi tentang berbagai tindakan dan
kejadian ekonomi
STANDAR
PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK
DALAM SPAP ADA ENAM TIPE STANDAR YANG DIKODIFIKASIKAN
STANDAR AUDITING
STANDAR ATESTASI
Standar atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat
keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan
keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
Standar ini memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa
akuntansi dan review.
Standar dalam jasa konsultasi memberikan panduan bagi praktisi yang memberikan jasa konsultasi bagi
kliennya melalui kantor akuntan publik.
Standar dalam jasa konsultasi memberikan panduan bagi praktisi yang memberikan jasa konsultasi bagi
kliennya melalui kantor akuntan publik.
KODE ETIK PROFESI
AKUNTAN PUBLIK
KODE ETIK PROFESI DIPERLUKAN KARENA
ALASAN-ALASAN BERIKUT
PRINSIP ONJEKTIVITAS
PRINSIP KERAHASIAAN
Aturan etika merupakan aturan yang harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan staf profesional (baik
yang anggota maupun bukan anggota IAI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik. Rekan pimpinan KAP
bertanggung jawab atas ditaatinya aturan etika oleh anggota KAP.
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen didalam
memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan
oleh IAI. Sikap mental independen tersebut meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in
appearance) serta mempertahankan integritas dan obyektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.
AKUNTAN PUBLIK JUGA MEMILIKI TANGGUNG JAWAB
MENURUT PASAL 44 PMK 17 TAHUN 2008, YAITU:
Wulan Oktaviani
JOM Fekon, Vol 4(1), Pp 1960 – 1970
FENOMENA / LATAR BELAKANG
AUDITOR AUDITOR
EKSTERNAL INTERNAL
AUDITOR AUDITOR
EKSTERNAL INTERNAL
Dapat dikatakan bahwa dalam kenyataan di lapangan, auditor banyak melakukan penyimpangan-
penyimpangan terhadap standar audit (dysfunctional audit behaviour) dan kode etik. Selain itu
Etika Profesi juga merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi perilaku auditor terhadap
penerimaan perilaku audit disfungsional.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh (metode sensus).
Jenis data yang digunakan adalah data primer. Dalam penelitian ini data primer berupa persepsi
para responden atas berbagai pertanyaan dalam kuesioner mengenai variabel terkait.
Penelitian ini diuji oleh beberapa pengujian yaitu statistic deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji
Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, serta Uji Autokorelasi.
HASIL DAN KESIMPULAN
Masalah
berbagai level karir.
Your Picture Here