• Judul:
When Trauma, Spirituality, and Mental Illness
Intersect: A Qualitative Case Study
• Author: Vincent R. Starnino
• Tahun: 2016
Pembahasan Artikel
• Mayoritas dari penderita gangguan kejiwaan adalah pengidap trauma
(Substance Abuse and Mental HealthServices Administration, 2014).
James adalah seorang pria berusia 28 tahun dan berkewarganegaraan Amerika. Selama masa kecilnya james rajin
menghadiri untuk beribadah di Gereja Kristen bersama kakek neneknya. Selama masa sekolah saat anak anak, James
terlibat masalah dengan teman-temannya. James mulai mengkonsumsi alkohol saat remaja. Pada saat usia 20 tahun
james menjadi pengasuh neneknya yang menderita kanker. Setelah satu tahun dirawat james, nenek James meninggal
dunai, disusul ayahnya meninggal setelah satu minggu kepergian neneknya. Akibat kejadian tersebut hal itu membuat
James menajdi pecandu alkohol berat dan menjadi tunawisma. Semenjak itu james sering mendengarkan suara-suara
dan berhalusinasi dan dipenjara. Pada saat dipenjara James mendengarkan suara-suara yang mengatakan semua
keluarganya sudah meninggal, dunia akan berakhir melalui api penyucian, mendengar suara orang disiksa, James seperti
berada diantara keduanya . James sepenuhya percaya terhadap kejadian tersebut.. James dipenjaara kurang lebih satu
bulan sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit jiwa dan di diagnosa Skizofrenia, saat ini James hidup dalam sebuah
kelompok dan mendapatkan pengobatan. Namun James masih mendengar suara-suara walau tidak sekuat dimasa lalu.
Trauma yang dialami James meliputi kematian dua anggota dekat yang terjadi secara berturut-turut, dan dipenjara.
• Koping Spiritual James
Kegaiatan dan sumber koping psiritual James berasal dari gereja Kristen
di Amerika melalui doa, meditasi, drumming, karya seni, upacara
minum teh, musik seruling dll
pendendam. Pada masa awal remajanya helen mengalami masalah pelecehan seksual oleh anggota keluarganya, dan
menganggap pelecehan tersebut adalah hukuman dari Tuhan untuknya karena telah melakukan beberapa dosa. Ketika
helen lulus dimasa sekolah dimasa awal usia 20 tahun. Helen mulai mengingat kembali tuduhan dan pelecehan seksual yang
dialaminya. Helen menjelaskan jika mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa dia adalah orang yang terpilih, dan
layak menerima apa yang telah terjadi terhadapnya. Sampai akhirnya helen mencoba bunuh diri untuk pertama kalinya dan
pengalaman pertamanya mendapatkan perawatan dirumah sakit jiwa. Hal tersebut membuat helen menjadi seorang
Sepuluh tahun yang lalu helen sudah membahas tentang pelecehan seksual yang dialaminya dengan seorang terapis, dan
hasilnya dia bisa terlepas dari banyaknya pemikiran negatif tentang agamanya dan membahas kerangka kerja yang lebih
adaptif. Untuk saat ini helen memiliki pekerjaan dan dukungan sosial yang kuat, terlibat dalam sebuah advokasipekerjaan
dan tidak mendapatkan perawatan dalam beberapa tahun. Helen saat ini di diagnosa Gangguan Skizoafektif ( Diagnosis
sebelum PTSD). Adapun pengalaman trauma yang dialami helen adalah pelecehan seksual saat remaja, rawat inap berulang,