Anda di halaman 1dari 50

PERENCANAAN

dan evaluasi
KEPERAWATAN
GERONTIK
BY
MASADAH
Pendahuluan
• Diagnosa keperawatan gangguan pemeliharaan
kesehatan sangat sesuai untuk lansia

• Mereka menyesuaikan diri dengan perubahan


normal yang berkaitan dengan prses penuaan
normal yang berkaitan dengan proses penuaan
dan dengan harapan pribadi serta harapan sosial
• Kemampuan lansia untuk mempertahankan
kesehatan secara mandiri sangat bergantung pada
kemampuan melakukan perawatan diri dan
memelihara rumah secara efektif.
Batasan pengkajian dalam
menentukan intervensi lansia
• Persepsi sehat pola manajemen kesehatan
• Pola metabolik – Nutrisi
• Pola eliminasi
• Pola aktivitas dan latihan
• Pola tidur istirahat
• Pola kognitif persepsi
• Pola persepsi diri-konsep diri
• Pola hubungan – peran
• Seksualitas – reproduksi
• Pola toleransi koping stress
• Pola nilai-keyakinan
• Diagnosa keperawatan 1

Gangguan Pemeliharaan
Kesehatan
Batasan karakteristik

Riwayat kurang Menarik diri dari


perilaku sehat masyarakat

Menunjukkan Mengungkapkan
hambatan sistem keinginan untuk
dukungan personal meningkatkan perilaku
sehat
Batasan karakteristik cont

Mendemonstrasikan Mendemonstrasikan

Batasan karakteristik
kurang pengetahuan kurang perilaku
tentang praktek adaptif terhadap
perubahan
kesehatan dasar. lingkungan internal
dan eksterna
Faktor yang berhubungan

- Kurang atau hambatan signifikan pada kemampuan


komunikasi
- Kurang kemampuan untuk membuat panilaian yang hati-hati
dan bijaksana
- Ketidakefektifan koping individu
- Dukacita maladaptif
- Ketidakefektifan kping keluarga
- Kurang sumber sumber material
- Distress spiritual yang melumpuhkan
Hasil yang diharapkan

Orientasi sehat

Peningkatan Perilaku
kesadaran diri
sehat
Hasil yang diharapkan
• Orientasi sehat
• Indikator
- Fokus pada kesejahteraan
- Fokus pada pencegahan dan manajemen penyakit
- Fokus pada mempertahankan kemampuan fungsional
- Fokus pada penyesuaian terhadap situasi kehidupan
- Persepsi bahwa kesehatan merupakan prioritas utama dalam
membuat pilihan gaya hidup
- Persepsi bahwa kesehatan merupakan prioritas utama dalam
membuat pilihan gaya hidup.
intervensi
• Peningkatan kesadaran diri
1) Menganjurkan klien untuk mengenali dan mendiskusikan
perasaan dan pikiran
2) Membantu klien mengidentifikasi nilai-nilai yang membentuk
konsep diri
3) Membantu klien mengidentifikasi sumber motivasi
4) Membantu pasien mengidentifikasi karakteristik positif diri
sendiri
Hasil yang diharapkan
• Perilaku sehat, indikator
- Deskripsi tentang paraktik nutrisi yang sehat
- Deskripsi tentang manfaat aktivitas dan olahraga
- Deskripsi tentang pla tidur –bangun tidur yang efektif
- Deskripsi tentang dampak penggunaan zat (tembakau,
alkohol) pada kesehatan.
- Deskripsi layanan promosi dan proteksi kesehatan
Intervensi
• Penyuluhan individual
1) Evaluasi tingkat pengetahuan dan
pemahaman klien saat ini.
2) Tentukan kemampuan klien mempelajari
informasi tertentu
3) Buat tujuan pembelajaran yang realistik
bersama klien
4) Tentukan urutan dalam memberikan
informasi
2. Diagnosa resiko jatuh
• Faktor resiko
- Internal
1) Biokimia, gangguan pertukaran gas akibat kerusakan fungsi paru
2) Fisik, urgensi berkemih dan kerusakan penglihatan
3) Psiklogis, bangun dari tempat tidur tanpa bantuan.

- Eksternal
1) Penggunaan obat-obatan (diuretik, antihipertensi)
2) Perubahan dalam lingkungan karena masuk RS.
K. HASIL DAN INTERVENSI
RESIKo JATUH
• KH
1) Perilaku keamanan individu
- Keseimbangan antara tidur dan istirahat dengan aktivitas
- Penggunaan alat bantu secara tepat
2) Perilaku keamanan lingkungan fisik rumah
- Pengaturan pencahayaan
- Pengaturan letak alat bantu yang mudah dijangkau.
- Pengaturan furnitur untuk mengurangi resiko
Intervensi
• Pencegahan jatuh, tindakan
1) Pantau gaya berjalan
2) Bantu eliminasi secara berkala
3) Sediakan lampu malam disamping tempat tidur
4) Bantu lansia saat ambulasi
• Manajemen lingkungan
1) Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
2) Identifikikasi kebutuhan keamanan berdasarakan tingkat
fungsi kognitif dan fisik
3) Letakkan benda-benda yang sering digunakan dalam
jangkauan lansia.
Gangguan manajemen
pemeliharan rumah
• Batasan karakteristik
- Peralatan masak, pakaian atau sprei yang tidak dicuci
- Tumpukan kotoran, sampah berserakan
- Bau tidak sedap
- Adanya binatang pengerat
- Anggota RT memperlihatkan kesulitan dalam
mempertahankan suasan rumah yang nyaman
- Anggota RT meminta bantuan pemeliharaan rumah
- Gangguan higiene, atau infeksi berulang
Hasil dan Intervensi
• Perawatan diri = aktivitas kehidupan sehari-hari aktif (IADL)
1) Bantuan pemeliharaan kesehatan
2) Pendidikan individual
• Performa peran
1) Peningkatan peran
2) Promosi keterlibatan keluarga
3) Mobilisasi keluarga
4) Terapi keluarga
Diagnosa Keperawatan 3.
Kerusakan integritas kulit ulkus dekubitus

• Perawatan ulkus dekubitus


• Manajemen tekanan
• Irirgasi luka
• Penyuluhan individu
• Penyuluhan prosedur terapi
• Penyuluhan ketrampilan
• Psikomotor
• Manajemen nutrisi, terapi dan konseling nutrisi
PENANGANAN DEKUBITUS
• TUJUAN
- Mendukung proses biologis normal penyembuhan luka
- Mencegah trauma lanjut pada jaringan
• Melakukan debridement dan membersihkan luka
• Menciptakan lingkungan luka yang lembap
• Mengendalikan jumlah bakteri
• Menyuplai substrat penting
• Mencegah cedera lebih lanjut
DIAGNOSA KEPERAWATAN 4. Kerusakan
membran mukosa oral
• Faktor yang berhubungan
- Produksi saliva sedikit atau penurunan produksi saliva
- Tidak adanya asupan oral
- Bernapas melalui mulut
- Kesulitan mengunyah
- Mulut kering (xerostomia)
- Lidah bersalut
Hasil yang diharapkan
• Kesehatan mulut
• Indikator
- Mengunyah tanpa nyeri
Intervensi
- Pemeliharaan kesehatan mulut = beri diet kental
- Pengembalian kesehatan mulut = rencanakan pemberian
makan dlaam jumlah sedikit tetapi sering, makanan lunak dan
didinginkan
• Indikator
- Kelembapan lidah dan mukosa mulut
- Kebersihan lidah
Intervensi
- Pemeliharaan kesehatan mulut
1) Dorong dan bantu pasien untuk berkumur
2) Lakukan rutinitas perawatan mulut
3) Anjurkan pasien untuk mengunyah permen karet tanpa gula
4) Konsultasi dkter jika mulut kering, iritasi
- Pengembalian kesehatan mulut
1) Anjurkan klien menghindari penggunaan obat kumur yang dijual
bebas
2) Tingkatkan jumlah cairan dalam hidangan makanan
Pemantauan mulut dan higiene
mulut
1) Pantau mukosa mulut secara teratur
2) Pantau bibir, lidah, kelembapan, warna
3) Pantau gigi, warna, kilau debris
4) Instruksikan pasien melakukan rutinitas perawatan mulut
sehari- hari
5) Fasilitasi pasien untuk menyikat gigi dan menggunakan
benang gigi
6) Doorng klien untuk sering berkumur
7) Dorong klien untuk berhenti merokok dan berhenti
mengunyah tembakau
8) Lepas gigi palsu jika pasien mengalami stomatitis
5. Ketidakefektifan Program
Terapeutik
• Batasan karakteristik
1) Mengungkapkan keinginan untuk dapat mengatur perawatan
dan baha ia merasa kewalahan
2) Mengatakan kesulita mematuhi pola diet
3) Mendemonstrasikan kurang pengetahuan mengenai
pemberian obat
4) Berupaya mematuhi program (yaitu = meninggikan kaki,
tetapi tidak dengan ketinggian yang sesuai)
5) Kehilangan yang baru dialami dan proses dukacita yang tidak
komplet
3 prioritas keperawatan menurut Doegoes dan Moorhouse
(1997) dalam menentukan diagnosis ketidakefektifan
program terapeutik

1) Tentukan alasan ketidakpatuhan


2) Bantu lansia dalam mengembangkan strategi yang memfasilitasi
manajemen yang sukses
3) Promosi kesehatan
Intervensi ketidakefektifan
1) Penyuluhan obat resep
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Manajemen nutrisi
4) Bantuan pemeliharaan rumah
5) Mendengar aktif
6) Dukungan emosi
7) Manajemen perilaku
6. Inkontinensia urine
Batasan diagnosa keperawatan
- Urgensi berkemih
- Sering berkemih dengan interval kurang dari 2 jam
- Nokturia
- Ketidakmampuan mencapai toilet tepat pada waktunya
Faktor yang berhubungan
- Overdistensi
- Asupan kafein/alkohol
- Efek obat
- Iritasi kandung kemih
Hasil yang diharapkan
1) Kontinensia urine
• Indikator………..waktu cukup untuk mencapai toilet antara
urgensi dan urinasi.
2) Pengetahuan = prosedur terapi
• Indikator………deskripsi prosedur terapi pelaksanaan prosedur
terapi
3) Pengetahuan = medikasi
• Deskripsi efek samping obat
• Deskripsi tehnik pemantauan mandiri
intervensi
• Pelatihan kandung kemih
1) Tentukan kemampuan mengenali urgensi
2) Tentukan pola berkemih
3) Tetapkan jadwal eliminasi berdasarkan pola berkemih
• Pelatihan kebiasaan berkemih
1) Bantu ke toilet dan dorong untuk berkemih pada interval
yang diprogramkan
2) Validasi ketidakmampuan kognitif untuk mengenali dan
bertindak terhadap urgensi
intervensi
• latihan otot panggul
1) Anjurkan klien untuk mengencangkan
kemudian merelaksasikan cincin otot disekitar
uretra dan anus
2) Beri instruksi tertulis yang menjelaskan
intervensi dan jumlah pengulangan yang
dianjurkan
3) Informasikan kepada klien bahwa efektifitas
latihan baru terlihat setelah 6-12 minggu
intervensi
• Managemen cairan
1) Tingkatkan asupan cairan
2) Buatkan catatan asupan dan haluaran
yang akurat
3) Hindari kafein/alkohol
7. Inkontinensia alvi
• Faktor yang berhubungan
1) Gangguan kognisi
2) Gangguan saluran cerna
3) Penurunan kendali sfingter rektum
4) Faktor lingkungan
5) Gangguan neurmuskular
intervensi
- Perawatan inkontinensia alvi
1) Tentukan sasaran program manajemen defekasi bersama
klien/keluarga
2) Implementasikan program pelatihan sesuai kebutuhan
- Pelatihan defekasi
1) Pastikan asupan cairan yang adekuat
2) Pastikan latihan fisik yang adekuat
3) Beri makanan padat
4) Evaluasi status usus secara teratur
8. KETIDAKBERDAYAAN
• Pemberdayaan adalah proses yang memungkinkan seseorang
untuk dapat menggunakan kekuatan atau memberikan
kekuatan kepada orang lain.
• Berdasar kajian NIC (Iowa intervention project, 2000),
intervensi yang berguna untuk mengatasi ketidakberdayaan
a. Latihan asertif
b. Modifikasi perilaku
c. Ketrampilan sosial
d. Penetapan tujuan
Batasan karakteristik
• Mengungkapkan tidak memiliki kendali dalam melakukan
perawatan diri
• Kebencian, marah, rasa bersalah
• Menarik diri
• Depresi
• Kehilangan
• Berduka
• Menolak atau ragu-ragu dalam untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan mengenai layanan kesehatan
• Verbalisasi yang minim
Hasil yang diharapkan
• Kualitas hidup, indikator
a. Kepuasan akan status kesehatan
b. Kepuasan akan situasi sosial
c. Kepuasan akan knsep diri
• Kesejahteraan, indikator
a. Kepuasan terhadap kemampuan mengatasi situasi

• Pembuatan keputusan, indikator


a. Mengidentifikasi alternatif
b. Menimbang altrnatif
c. Memilih alternatif
intervensi

• Dorng pasien untuk mengembangkan hubungan


• Beritahu pasien cara yang berbeda untuk bertindak asertif
• Mengidentifikasi gaya pemikiran disfungsional
• Bantu pasien untuk mengidentifikasi respons psitif dari orang
lain
• Berikan informasi yang dibutuhkan
• Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari
masing-masing alternatif
9. Ketegangan pemberi
asuhan
• Batasan karakteristik
- Laporan adanya perasaan terbebani
- Laporan perlunya bantuan untuk menyelesaikan tugas
- Laporan tidak merasa kompeten
- Lapran adanya perasaan cemas
Hasil yang diharapkan
• Kesehatan emosional pemberi pesan
- Menyatakan bebas dari rasa marah, depresi
- Menyatakan kemapuan mengendalikan diri
• Performa pemberi asuhan perawatan langsung
- Memiliki pengetahuan tentang proses penyakit
- Membantu melakukan aktivitas harian
- Memiliki kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas
• Koping
- Mengungkapkan kenutuhan akan bantuan
- Melaporkan penurunan stres
• Pengambilan keputusan
- Memilih diantara alternatif
- Mengidentifikasi sumber yang dibutuhkan
intervensi
• Mendengar aktif
1) Dorong ekspresi perasaan
2) Dengarkan pesan dan perasaan yang tidak diungkapkan
• Konseling
1) Bantu identifikasi masalah
2) Bantu identifikasi kekuatan
• Dukungan pemberi asuhan
1) Beri penyuluah tentang proses berduka
2) Ajarkan tehnik manajemen stres
3) Informasikan layanan di komunitas
Perubahan persepsi sensori
• Nyeri
Batasan karakteristik
- Adanya bukti yang jelas terlihat (Faces Pain Scale)
- Perilaku melindungi
- Posisi tubuh menahan nyeri
- Wajah topeng
- Perubahan napsu makan dan pola makan
- Perilaku ekspresif seperti menghela napas, merintih, gelisah,
menangis.
Hasil yang diharapkan
• Tingkat nyeri
1) Keluhan nyeri
2) Lamanya episode nyeri
3) Ketegangan otot
4) Perubahan Tanda –tanda vital
5) Persentase tubuh yang terkena
• Pengendalian nyeri
1) Mengenali awitan nyeri
2) Mengenali faktor penyebab
3) Melaporkan terkendalinya rasa nyeri
intervensi
• Manajemen nyeri

1) Minta pasien dan keluarag untuk mencari dan memberi


dukungan
2) Kurangi faktor-faktr pemicu neyri misal rasa tajkut,
keletihan)
3) Pilih dan impelementasikan berbagai tindakan (misalnya
farmakologik, nonfarmako dan interpersonal untuk
memfasilitasi nyeri
4) Ajarkan tehnik non farmako seperti relaksasi, bimbingan
imajinasi,hipnosis, terapi musik, akuprresur, masase, aplikasi
panas/dingin. Sebelum, setelah atau selama aktivitas yang
menimbulkan nyeri
5) Berikan pereda nyeri optimal
SOAL ROLE PLAY
KETEGANGAN PEMBERI ASUHAN
Ny. Misnah mengalami status mental dan fisik yang memburuk,
klien mempunyai 3 orang anak yang 2 orang bekerja dari pagi
sampai sore, sementara anak ke 3 tidak bekerja. Namun dalam
perjalanan merawat ibunya mereka merasa tidak sanggup untuk
merawat karena menganggap ibunya menjadi lebih banyak
menuntut, rewel dan mudah tersinggung. Keluarga
membutuhkan pertolongan dalam merawat Ny. Misnah.
ketidakberdayaan

KASUS
Perawat Ny. Zd membuat diagnosa ketidakberdayan
berhubungan dengan penyakit kronis, kurangnya kendali
terhadap berat badan dan kadar gula. Pada awalnya Ny. Zd
menolak untuk berpartisipasi dengan rencana baru yang akan
dibuat, namun pada akhirnya setelah melalui pendekatan oleh
perawat akhirnya klien setuju . Tindakan apa saja yang perlu
direncanakan bersama dengan klien
inkontinensia
• Perawat mendiskusikan diagnosis inkontinensia urgensi dan
fungsional kepada Tn. Am karena keluarga klien mengeluh
bahwa klien sudah 3 bulan tidak mampu menahan kencing,
Klien setiap pagi minum kopi dan kurang minum air putih.
Perawat akan memberikan intervensi kepada klien untuk
mengatasi inkontinensia urgensi dengan bersama –sama
menyusun strategi pelaksanaan dengan klien dan kelluarga.
nyeri
• Kasus
• Tn. Al usia 65 tahun seorang petani, menderita osteoartritis
pinggang dan neyri punggung. Ia menggambarkan nyerinya
sering dan sangat tidka enak “dalam, menggergoti dan dakit
sekali˝ dan menyatakan nyeri nya semakin bertambah parah
saat beraktivitas . Lakukan intervensi dan impelementasi yang
tepat pada kasus Tn. Al

Anda mungkin juga menyukai