Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK PADA LANSIA

Diana Pefbrianti
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA (Wahjudi
Nugroho, 2008)

Komunikasi dengan lansia adalah proses penyampaian pesan atau gagasan dari petugas atau
perawat kepada lanjut usia dan diperoleh tanggapan dari lanjut usia sehingga diperoleh
kesepakatan tentang isi pesan komunikasi

Komunikasi yang baik pesannya singkat, jelas, lengkap dan sederhana. Sarana komunikasi
meliputi panca indra manusia (mata, mulut, tangandan jari) dan buatan manusia (TV, Radio,
surat kabar).

Sikap penyampaian pesan harus dalam jarak dekat, suara jelas, tidak terlalu cepat,
menggunakan kalimat pendek, wajah berseri-seri, sambil menatap lansia, sabar, telaten, tidak
terburu-buru, dada sedikit membungkuk dan jempol tangan bersikap mempersilahkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi berjalan lancar adalah menguasai bahan atau
pesan yang akan disampaikan, menguasai bahasa setempat, tidak terburu-buru, memiliki
keyakinan, bersuara lembut, percaya diri, ramah, dan sopan.

Lingkungan yang mendukung komunikasi adalah suasana terbuka, akrab, santai, menjaga
tetap ramah, posisi menghormati, dan memahai keadaan lanjut usia.
KETERAMPILAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA (Lilik
Ma’arifatul Azizah (2011))
Perawat harus
Perawat membuka
memperhatikan respon Lingkungan harus dibuat
wawancara dengan
pasien dengan nyaman, kursi dan temapt
memerkenalkan diri dan
mendengarkan dengan tidur harus dibuat senyaman
menjelaskan tujuan dan
cermat dan tetap mungkin
lama wawancara
mengobservasi

Lingkungan harus
Berikan waktu yang cukup
Perawat tidak boleh dimodifikasi sesuai dengan
kepada pasien untuk
berasumsi bahwa pasien kondisi lansia yang
menjawab berkaitan dengan
memahami tujuan dari sensitive, suara berfrekuensi
pemunduran kemampuan
komunikasi dan tindakan tinggi atau perubahan
untuk merespon verbal
kemampuan penglihatan

Gunakan kata-kata yang Perawat harus cermat dalam Perawat harus


tidak asing bagi klien sesuai mengidentifikasi tanda- mengkonsultasi hasil
dengan latar belakang tanda kepribadian pasien komunikasi kepada keluarga
sosikulturalnya dan distres yang ada pasien

memperlihatkan dukungan
dan perhatian dengan
Gunakan pertanyaan yang
memberikan respon Memperhatikan kondisi fisik
pendek dan jelas karena
nonverbal seperti kontak pasien pada waktu
pasien lansia kesulitan
mata secara langsung, wawancara
dalam berfikir abstrak
duduk dan menyentuh
Menurut Wahjudi Nugroho (2008) Lanjut usia yang mengalami penurunan daya ingat
mengalami kesulitan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain. Hal ini sangat
mengecewakan dan membingungkan lansia dan perawat oleh karen itu, perlu diciptakan
komunikasi yang mudah antara lain :

Beri pilihan Buat


Berucap
yang keputusan
yang akrab
sederhana yang tepat

Pakailah
kalimat yang Pakailah Kurangi
pendek& etiket gangguan
sederhana

Ulangi Pakai isyarat


Berkata yang
kalimat bukan kata-
tepat
secara tepat kata
KARAKTERISTI KOMTER PADA LANSIA (Arwani,
2003)

Ikhlas (genuiness) Empati (emphaty)

Semua perasaan negatif


yang dimiliki oleh pasien Merupakan sikap
harus bisa diterima dan jujur dalam
pendekatan individu menerima kondisi
dengan verbal maupun klien. Objektif
non verbal akan
memberikan bantuan
dalam memberikan
kepada pasien untuk penilaian terhadap
mengkonsumsikan kondisi pasien dan
kondisi secara tepat tidak berlebihan

Hangat (warmth)

Kehangatan dan sikap


permisif yang diberikan
diharapkan pasien dapat
memberikan dan
mewujudkan ide-idenya
tanpa rasa takut,
sehingga pasien bisa
mengekspresikan
persaannya lebih
mendalam.
Pendekatan Perawatan Lansia Dalam Konteks Komunikasi
Menurut Lilik Ma’rifatul Azizah (2011)

Pendekatan spiritual

Pendekatan sosial
Pendekatan fisik

Pendekatan psikologis
Teknik Klarifikasi
asertif responsif

Fokus
Supportif
Sabar
dan
ikhlas

TEKNIK KOMUNIKASI
PADA LANSIA
Pasien
dengan
defisit
sensorik

Non Pasien
Hambatan dengan
aserti Demensi
f Komunikas a
i
Terapeutik
pada
Lansia

Pasien
yang
Ditemani
Agresi
oleh f
Caregiver
tips-tips tertentu yang perlu di perhatikan agar komunikasi berjalan dengan efektif antara lain :
1. Selalu mulai komunikasi dengan mengecek pendengaran klien
2. Keraskan suara anda jika perlu
3. Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia agar dia dapat melihat mulut anda.
4. Atur lingkungan sehinggga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik. Kurangi gangguan
visual dan auditory. Pastikan adanya pencahayaan yang cukup.
5. Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat kelemahannya. Jangan
menganggap kemacetan komunikasi merupakan hasil bahwa klien tidak kooperatif.
6. Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang yang tidak
mengalami gangguan. Sebaliknya bertindaklah sebagai partner yang tugasnya memfasilitasi klien
untuk mengungkapkan perasaan dan pemahamannya.
7. Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya gunakan kalimat pendek dengan
bahasa yang sederhana.
8. Bantulah kata-kata anda dengan isyarat visual.
9. Serasikan bahasa tubuh anda denagn pembicaraan anda, misalnya ketika melaporkan hasil tes
yang di inginkan, pesan yang menyatakan bahwa berita tersebut adalah bagus seharusnya di
buktikan dengan ekspresi, postur dan nada suara anda yang menggembirakan (misalnya denagn
senyum, ceria atau tertawa secukupnya).
10. Ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut.
11. Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan anda.
12. Biarkan ia membuat kesalahan jangan menegurnya secara langsung, tahan keinginan anda
menyelesaikan kalimat.
13. Jadilah pendengar yang baik walaupun keinginan sulit mendengarkanya.
14. Arahkan ke suatu topic pada suatu saat.
15. Jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat ruangan bersama anda. Orang ini biasanya
paling akrab dengan pola komunikasi klien dan dapat membantu proses komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai