Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL TESIS

TANGGUNGJAWAB RS TERHADAP
TENKES YANG MELAKUKAN
KELALAIAN DALAM OPERASI
BEDAH

By DODDY SETYA ADI PUTRA, S.Ked


M
AL
P RA
KT
EK
RUMUSAN MASALAH
• Hak dan tanggung jawab dokter dalam kasus kelalaian tindakan bedah
di Rumah Sakit

• Apakah Rumah Sakit dapat dipertanggungjawabkan terhadap kelalaian dokter


dalam melakukan tindakan bedah di Rumah Sakit.
TUJUAN PENELITIAN
• Untuk menganalisa hak dan tanggung jawab dokter yang melakukan kelalaian
tindakan bedah di Rumah Sakit

• Untuk menganalisa tanggung jawab Rumah Sakit terhadap dokter yang


melakukan kelalaian tindakan bedah
MANFAAT PENELITIAN
• Manfaat teoritis
• Kontribusi penelitian ini secara teoritis diharapkan memberi sumbangan
ilmiah bagi ilmu pengetahuan hukum kesehatan serta secara lebih mendalam
melakukan pengkajian terhadap perangkat peraturan perundangan saat ini
khususnya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

• Manfaat praktis
• Secara praktis, hasil penelitian yang berfokus pada kebijakan kesehatan dalam
menyelenggarakan Rumah Sakit yang dalam kegiatannya berhubungan
dengan tangggungjawab secara institusi.
TINJAUAN PUSTAKA
PELAYANAN KESEHATAN
• Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. (UU No. 36 Tahun
2009)
• Tenaga Kesehatan :
• Tenaga medis;
• Tenaga psikologi klinis;
• Tenaga keperawatan;
• Tenaga kebidanan;
• Tenaga kefarmasian;
• Tenaga kesehatan masyarakat;
• Tenaga kesehatan lingkungan;
• Tenaga gizi;
• Tenaga keterapian fisik;
• Tenaga keteknisian medis;
• Tenaga teknik biomedika;
• Tenaga kesehatan tradisional; dan
• Tenaga kesehatan lain.
INFORMED CONSENT
• persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut. (Permenkes 585/1989 )
• Secara tegas : lisan / tertulis
• Diam-diam : anggukan kepala
• Syarat sah perjanjian terapeutik
RUMAH SAKIT
• Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
• Mengenai bentuk hukum rumah sakit dimuat dalam Pasal 58 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan bahwa sarana
kesehatan harus berbentuk badan hukum
TEORI KELALAIAN
• Treub mengatakan bahwa : “Baru dapat dikatakan ada culpa apabila ia tidak
tahu, tidak memeriksa, melakukan atau tidak melakukan yang dokter-
dokter lain yang baik bahkan pada umumnya dan di dalam keadaan yang
sama, akan mengetahui, memeriksa, melakukan, atau tidak melakukan.”
• Lamintang mengutip pendapat Van Bemmelen yang mengatakan bahwa
culpa meliputi tiga hal, yaitu :
• 1.Tindakan-tindakan, baik itu merupakan tindakan untuk melakukan sesuatu
maupun tindakan untuk tidak melakukan sesuatu;
• 2.Suatu akibat yang dilarang oleh undang-undang atau suatu constitutief gevolg;
dan
• 3.Unsur-unsur selebihnya dari delik
• Jonkers, yang dikutip J. Guwandi, menyebut adanya unsur-unsur
kesalahan (kelalaian) sebagai tolok ukur di dalam hukum pidana :
• 1.Bertentangan dengan hukum (wederrechtelijkeheid)
• 2.Akibatnya dapat dibayangkan (voorzienbaarheid)
• 3. Akibatnya dapat dihindarkan (vermijdbaarheid)
• 4.Perbuatannya dapat dipersalahkan kepadanya (verwijtbaarheid).

• Seseorang dikatakan lalai apabila ia bertindak acuh, tak peduli, tidak
memperhatikan kepentingan orang lain sebagaimana lazimnya di
dalam tata-pergaulan hidup di masyarakat. Selama akibat dari
kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada
orang lain, atau karena menyangkut hal-hal yang sepele, maka tidak
ada akibat hukum apa-apa. Prinsip ini berdasarkan adagium De
minimis not curat lex. Hukum tidak mencampuri hal-hal yang
dianggap sepele. Namun apabila kelalaian itu sudah mencapai tingkat
tertentu dan tidak mempedulikan benda atau keselamatan jiwa orang
lain, maka sifat kelalaian itu bisa berubah menjadi delik
MODEL TANGGUNGJAWAB /
TANGGUNGGUGAT
• tanggungjawab adalah : “Keadaan cakap menurut hukum baik orang
atau badan hukum, serta mampu menanggung kewajiban terhadap
segala sesuatu yang dilakukan”.
• doctrine of strict liability
• doctrine of vicarious liability
• doctrin of delegation
• doctrine of identification
• doctrine of aggregation
• reactive corporate fault
METODE PENELITIAN
Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif yaitu suatu
cara meneliti penelitian hukum yang dilakukan dengan menggunakan metode berpikir
deduktif dan kebenaran koheran yang difokuskan untuk mengkaji kaidah atau norma
dalam hukum positif.

Pendekatan Masalah
Penelitian ini menggunakan pendekatan peraturan perundang-undang (statute
approach), konseptual dan case approach. Pendekatan undang-undang yang
berhubungan dengan ketentuan-ketentuan hubungan Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan
(dokter) dan pasien, yang berkaitan dengan kelalaian dalam melakukan tindakan medis
di Rumah Sakit serta tanggungjawabnya dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Sumber Bahan Hukum
Adapun bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder

Metode Pengumpulan Bahan Hukum


Kegiatan yang akan dilakukan dalam Pengumpulan Bahan Hukum dalam
penelitian ini yaitu Studi Pustaka dengan cara identifikasi isi. Alat pengumpulannya
dengan mengidentifikasi isi diperoleh dengan cara membaca, mengkaji, dan
mempelajari bahan pustaka baik berupa peraturan perundang-undangan, artikel
dari internet, makalah seminar nasionar, jurnal, dokumen, dan data-data lain yang
mempunyai kaitan dengan bahan hukum penelitian ini.
Analisis Bahan Hukum
Metode analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode normative
deskriptif karena penelitian ini tidak menggunakan konsep-konsep yang diukur/dinyatakan dengan
angka atau rumusan statistic, maka analisis terhadap bahan hukum dilakukan dengan cara
berpedoman atau berdasarkan norma/kaidah hukum (dalam arti luas, yaitu yang terdiri dari nilai
hukum, alas hukum, kaidah hukum dalam arti yang sempit dan teks otoritatif atau aturan hukum),
konsep hukum ataupun doktrin hukum yang terdapat pada kerangka pemikiran atau tinjauan
pustaka adalah yang dipergunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
• Pertanggungjawaban Sistematika
• Bab I :
• Pendahuluan
• Latar belakang
• Rumusan masalah
• Tujuan penelitian
• Manfaat penelitian
• Kerangka pemikiran
• Metode penelitian
• Sistematika penelitian
• Bab II :
• Hak dan Tanggungjawab TenKes terhadap Pasien dalam kasus kelalaian dalam
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit berisi uraian :
• Hubungan hukum antara dokter dengan pasien
• Pola hubungan hukum antara dokter dengan pasien
• Sahnya transaksi terapeutik
• Informed consent
• Terori pertanggungjawaban hukum
• Malpraktik
• Tanggungjawab TenKes (Dokter) terhadap pasien : pidana, perdata, administrasi
• Sanksi hukum TenKes (Dokter) yang melakukan tindakan malpraktek : Menurut UU
pidana, Menurut UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
• Bab III :
• Tanggungjawab RS terhadap TenKes (dokter) yang melakukan kelalaian
tindakan dalam pelayanan pasien bedah :
• RS : Definisi, klasifikasi, Manajemen pelayanan kesehatan tanggungjawab RS
• Bab IV
• Penutup : kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai